Skip to content

TEXT: Hari-Harimu bersama Rosũlullōh

18 February 2025

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Dr. Achmad Rofi’i

Edisi: 001/11081446 -10022025

JANGANLAN ENGKAU TERMASUK ORANG YANG BERPAKAIAN DI DUNIA, TETAPI TELANJANG DI AKHIRAT

عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَيْقَظَ لَيْلَةً، فَقَالَ: «سُبْحَانَ اللَّهِ مَاذَا أُنْزِلَ اللَّيْلَةَ مِنَ الفِتْنَةِ، مَاذَا أُنْزِلَ مِنَ الخَزَائِنِ، مَنْ يُوقِظُ صَوَاحِبَ الحُجُرَاتِ؟ يَا رُبَّ  كَاسِيَةٍ فِي الدُّنْيَا عَارِيَةٍ فِي الآخِرَةِ» رواه البخاري

Dari Ummu Salamah rodhiyallōhu ‘anha, bahwa Nabi shollallōhu ‘alaihi wasallam terbangun pada suatu malam, lalu beliau bersabda: “Subhãnallōh! Betapa banyak fitnah yang diturunkan malam ini, dan betapa banyak pula perbendaharaan (rahmat) yang diturunkan. Siapa yang akan membangunkan para penghuni kamar-kamar (istri-istri Nabi shollallōhu ‘alaihi wasallam untuk sholat)? Wahai, betapa banyak orang yang berpakaian di dunia, tetapi telanjang di akhirat.

(HR. Al-Bukhōry, no. 1126, 5824 dan 7096)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Dr. Achmad Rofi’i

Edisi: 002/12081446 -11022025

TERHORMAT, DENGAN QIYAMUL LAIL (BANGUN SHOLAT MALAM)

عَنِ ابْنِ عُمَرَ، وَقَالَ مَرَّةً: عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ، قَالَ: جَاءَ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: «يَا مُحَمَّدُ، عِشْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ، وَأَحْبِبْ مَنْ أَحْبَبْتَ فَإِنَّكَ مَفَارِقُهُ، وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَجْزِيٌّ بِهِ» ثُمَّ قَالَ: «يَا مُحَمَّدُ شَرَفُ الْمُؤْمِنِ قِيَامُ اللَّيْلِ وَعِزُّهُ اسْتِغْنَاؤُهُ عَنِ النَّاسِ» أخرجه الحاكم والطبراني والبيهقي وابن عساكر حسنه الألباني

Dari Ibnu Umar—dan dalam suatu riwayat, dari Sahl bin Sa’d—bahwa Jibril ‘alaihissalām datang kepada Nabi shollallōhu ‘alaihi wasallam dan berkata: “Wahai Muhammad, hiduplah sesukamu, tetapi ketahuilah bahwa engkau pasti akan mati. Cintailah siapa pun yang engkau kehendaki, tetapi ketahuilah bahwa engkau pasti akan berpisah darinya. Lakukanlah apa pun yang engkau kehendaki, tetapi ketahuilah bahwa engkau pasti akan diberi balasannya.

Kemudian Jibril ‘alaihissalām berkata: “Wahai Muhammad, kemuliaan seorang mukmin terletak pada sholat malamnya, dan kehormatannya terletak pada ketidaktergantungannya kepada manusia.

(HR. Al-Hakim, no. 7921, Ath-Thobroni dalam Al-Mu’jamul Ausath, no. 4278, Al-Baihaqi, dalam Syu’abul Iman, no. 2979 dan 10058, dan Ibnu ‘Asakir dalam Mu’jam-nya; no. 619 dinilai Hasan oleh Al-Albãny dalam Shohĩh al-Mu’jamish Shoghĩr, no. 73 dan 3710 juga dalam Silsilah Shohĩh-nya, no. 831)

MUTIARA HADITS:

1.  Sesusah apapun manusia hidup, sesukses apapun manusia hidup, toh ujungnya adalah sama yaitu MATI

Tetapi yang harus manusia persiapkan semestinya adalah: Apakah kematian yang baik (husnul khotimah), atau kematian yang buruk (su’ul khotimah).

2.  Apa yang menjadi kecintaan manusia: apapun itu dan siapapun itu, pastikanlah bahwa dia akan ditinggal dan yang tersisa adalah pertanggung jawaban kepada Allōh di Hari Kiamat kelak.

Maka, senantiasa BERHITUNGLAH

3. Amalan apapun, baik atau buruk; bahkan sekecil apapun perbuatan itu, pasti akan ada balasannya. Jika baik, maka balasannya juga baik; namun sebaliknya jika buruk, maka hendaknya jangan menyepelekan suatu saat dimana penyesalan tidak lagi akan berarti.

4. Jika manusia berangan kemuliaan, maka “qiyamullail” adalah jalannya.

5. Jika manusia ingin merasa dirinya berharga dan mulia, maka berusahalah untuk mencukupkan diri dari (menggantungkan pada) orang lain…

Allōh lah sebaik-baik Penolong dan Pencukupmu.

6. Keistimewaan hadits ini adalah bahwa: manusia harusnya tidak tenggelam dalam lalai. Jika saat ini dia hidup, maka dia harus menyadari bahwa dia suatu saat pasti akan mati. Kesempatan disaat masih hidup adalah untuk beramal seunggul mungkin, agar bahagia dia raih saat hari pembalasan tiba.

Tiga hal ini efektifitasnya bukan dipastikan oleh kekayaan, bukan oleh nasab, bukan oleh harta dan atau kedudukan dan bukan oleh kepintaran belaka.

7.  Semakin manusia erat dan dekat dengan Allōh, maka dia semakin mulia.

8.  Sikap CUKUP dan QONA’AH adalah penentu ketentraman dan kesejahteraan hidup manusia, baik sebagai pribadi, maupun disaat ia hidup dengan manusia lainnya.

9.  Manusia memiliki sikap cinta dan benci. Pergunakanlah dengan benar dan tepat, sesuai tuntunan Allōh. Dengannya, manusia dianugrahi modal untuk keberlangsungan hidupnya, bahkan untuk setelah matinya.

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Dr. Achmad Rofi’i

Edisi: 003/13081446 -12022025

MENYEGERAKAN PELAKSANAAN SHOLAT MAGHRIB

عَنْ مَرْثَدِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ: لَمَّا قَدِمَ عَلَيْنَا أَبُو أَيُّوبَ غَازِيًا وَعُقْبَةُ بْنُ عَامِر يَوْمَئِذٍ عَلَى مِصْرَ فَأَخَّرَ الْمَغْرِبَ فَقَامَ إِلَيْهِ أَبُو أَيُّوب، فَقَالَ: لَهُ مَا هَذِهِ الصَّلَاةُ يَا عُقْبَةُ، فَقَالَ: شُغِلْنَا، قَالَ: أَمَا سَمِعْتَ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ: «لَا تَزَالُ أُمَّتِي بِخَيْرٍ» – أَوْ قَالَ: عَلَى الْفِطْرَةِ – ‌مَا ‌لَمْ ‌يُؤَخِّرُوا ‌الْمَغْرِبَ إِلَى أَنْ تَشْتَبِكَ النُّجُومُ ” رواه ابو داود

Dari Marthad bin ‘Abdullōh, ia berkata: “Ketika Abu Ayyub datang kepada kami sebagai mujahid, saat itu ‘Uqbah bin ‘Amir menjadi penguasa di Mesir. Ia mengakhirkan sholat Maghrib, lalu Abu Ayyub mendatanginya dan berkata: ‘Apa ini, wahai ‘Uqbah?’ ‘Uqbah menjawab: ‘Kami sedang sibuk.’ Maka Abu Ayyub berkata: ‘Tidakkah engkau mendengar Rosululloh shollallōhu ‘alaihi wasallam bersabda: _”Umatku akan tetap dalam kebaikan” – atau beliau bersabda: “Tetap di atas fitroh” – “selama mereka tidak mengakhirkan sholat Maghrib hingga bintang-bintang mulai tampak jelas.

(HR. Abu Dawud, no. 418)

عَنِ الْعَبَّاسِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: «لَا تَزَالُ أُمَّتِي عَلَى الْفِطْرَةِ، ‌مَا ‌لَمْ ‌يُؤَخِّرُوا ‌الْمَغْرِبَ حَتَّى تَشْتَبِكَ النُّجُومُ» رواه ابن ماجة

Dari Al-‘Abbas bin ‘Abdul Muththolib, ia berkata: Rosũlullōh shollallōhu ‘alaihi wasallam bersabda: “Umatku akan tetap berada di atas fitroh, selama mereka tidak mengakhirkan sholat Maghrib hingga bintang-bintang mulai tampak jelas.

(HR. Ibnu Majah, no. 689).

عَنْ سَلَمَةَ بْنِ الأَكْوَعِ، قَالَ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يُصَلِّي المَغْرِبَ إِذَا غَرَبَتِ الشَّمْسُ وَتَوَارَتْ بِالحِجَابِ». رواه الترمذي

Dari Salamah bin Al-Akwa’, ia berkata: “Rosũlullōh shollallōhu ‘alaihi wasallam biasa melaksanakan sholat Maghrib ketika matahari telah terbenam dan hilang di balik ufuk.

(HR. At-Tirmidzi, no.164)

At-Tirmidzi berkata: “Ini adalah pendapat mayoritas ulama dari kalangan sahabat Nabi shollallōhu ‘alaihi wasallam dan para Tãbi’ĩn setelah mereka. Mereka memilih untuk menyegerakan sholat Maghrib dan tidak menyukainya ditunda. Bahkan, sebagian ulama mengatakan bahwa sholat Maghrib hanya memiliki satu waktu (yaitu: segera setelah matahari terbenam). Mereka berpegang pada Hadits Nabi shollallōhu ‘alaihi wasallam ketika Jibril mengimaminya dalam sholat. Pendapat ini juga dipegang oleh Ibnu Al-Mubãrok dan Asy-Syãfi’i.

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Dr. Achmad Rofi’i

Edisi: 004/14081446 -13022025

SHOLAT SUNNAH SEBELUM SHOLAT MAGHRIB

عن عبد الله بن مغفل الْمُزَنِيِّ؛ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم “‌بَيْنَ ‌كُلِّ ‌أَذَانَيْنِ ‌صَلَاةٌ” قَالَهَا ثلاثا. قال في الثالثة “لمن شاء”» متفق عليه واللفظ لمسلم

Dari ‘Abdullōh bin Mughoffal Al-Muzani, ia berkata: Rosũlullōh shollallōhu ‘alaihi wasallam bersabda: “Diantara setiap dua adzan (adzan dan iqomah) ada sholat.” Beliau mengucapkannya tiga kali, dan pada kali ketiga beliau menambahkan:Bagi siapa yang menghendaki.

(HR. Al-Bukhōry, no. 624 dan 627 dan HR. Muslim, no. 638, dan lafadz ini milik Muslim)

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ الْمُزَنِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: «‌صَلُّوا ‌قَبْلَ ‌الْمَغْرِبِ رَكْعَتَيْنِ»، ثُمَّ قَالَ: «‌صَلُّوا ‌قَبْلَ ‌الْمَغْرِبِ رَكْعَتَيْنِ لِمَنْ شَاءَ» رواه ابو داود

Dari ‘Abdullōh Al-Muzani, ia berkata: Rosũlullōh shollallōhu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sholatlah sebelum Maghrib dua roka’at.” Kemudian beliau bersabda lagi: “Sholatlah sebelum Maghrib dua roka’at bagi siapa yang menghendaki.

(HR. Abu Dawud, 1281)

عَنْ أَنَسٍ قَالَ: «لَقَدْ رَأَيْتُ كِبَارَ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم ‌يَبْتَدِرُونَ ‌السَّوَارِيَ ‌عِنْدَ ‌الْمَغْرِبِ» رواه البخاري

Dari Anas, ia berkata: “Sungguh, aku melihat para sahabat senior Nabi shollallōhu ‘alaihi wasallam bersegera menuju tiang-tiang masjid untuk sholat sunnah sebelum Maghrib.

(HR. Al-Bukhōry, no. 503).

عَنْ مُخْتَارِ بْنِ فُلْفُلٍ. قَالَ: سَأَلْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ عَنِ التَّطَوُّعِ بَعْدَ الْعَصْرِ؟ فَقَالَ: كَانَ عُمَرُ يَضْرِبُ الْأَيْدِي عَلَى صَلَاةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ. وَكُنَّا نُصَلِّي عَلَى عَهْدِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم رَكْعَتَيْنِ بَعْدَ غُرُوبِ الشَّمْسِ. قَبْلَ صَلَاةِ الْمَغْرِبِ. فَقُلْتُ لَهُ: أَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم صَلَّاهُمَا؟ قَالَ: كَانَ يَرَانَا نُصَلِّيهِمَا. ‌فَلَمْ ‌يَأْمُرْنَا ‌وَلَمْ ‌يَنْهَنَا» رواه مسلم

Dari Mukhtar bin Fulful, ia berkata: “Aku bertanya kepada ‘Anas bin Malik tentang sholat sunnah setelah Ashar. Maka ia menjawab: ‘Umar melarangnya dan memukul tangan orang yang sholat setelah Ashar. Namun, di masa Nabi shollallōhu ‘alaihi wasallam, kami biasa sholat dua roka’at setelah matahari terbenam, sebelum sholat Maghrib.’ Lalu aku bertanya: ‘Apakah Rosũlullōh shollallōhu ‘alaihi wasallam juga melaksanakannya? ‘Anas menjawab: ‘Beliau melihat kami mengerjakannya, tetapi tidak memerintahkan dan tidak melarang kami.’

(HR. Muslim, no. 836).

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ؛ قَالَ: كُنَّا بِالْمَدِينَةِ. فَإِذَا أَذَّنَ الْمُؤَذِّنُ لِصَلَاةِ الْمَغْرِبِ ابْتَدَرُوا السَّوَارِيَ. فَيَرْكَعُونَ رَكْعَتَيْنِ رَكْعَتَيْنِ. حَتَّى إِنَّ الرَّجُلَ الْغَرِيبَ لَيَدْخُلُ الْمَسْجِدَ فَيَحْسِبُ أَنَّ الصَّلَاةَ قَدْ صُلِّيَتْ، مِنْ كثرة من يصليهما» رواه مسلم

Dari ‘Anas bin Malik, ia berkata: “Kami berada di Madinah, dan ketika muadzdzin mengumandangkan adzan untuk sholat Maghrib, para sahabat segera menuju tiang-tiang masjid dan melaksanakan shalat dua roka’at, dua roka’at. Hingga seseorang yang baru datang ke masjid mengira bahwa sholat Maghrib telah dilaksanakan, karena begitu banyaknya orang yang mengerjakan sholat sunnah tersebut.” (HR. Muslim, no. 837)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Dr. Achmad Rofi’i

Edisi: 005/15081446 -14022025

MENUNGGU SHOLAT SETELAH SHOLAT

عَن أَنَس، عَن النَّبِيّ صلى الله عليه وسلم أَنَّهُ قَالَ: ‌ثَلاثٌ ‌كَفَّارَاتٌ وَثَلاثٌ دَرَجَاتٌ وَثَلاثٌ مُنْجِيَاتٌ وَثَلاثٌ مُهْلِكَاتٌ فَأَمَّا الْكَفَّارَاتُ: فَإِسْبَاغُ الْوُضُوءِ فِي السَّبَرَاتِ وَانْتِظَارُ الصَّلَوَاتِ بَعْدَ الصَّلَوَاتِ وَنَقْلُ الأَقْدَامِ إِلَى الْجُمُعَاتِ وَأَمَّا الدَّرَجَاتُ: فَإِطْعَامُ الطعام وإفشاء السلام والصلاة باليل وَالنَّاسُ نِيَامٌ وَأَمَّا الْمُنْجِيَاتُ: فَالْعَدْلُ فِي الْغَضَبِ وَالرِّضَا وَالْقَصْدُ فِي الْفَقْرِ وَالْغِنَى وَخَشْيَةُ اللَّهِ فِي السِّرِّ وَالْعَلانِيَةِ وَأَمَّا الْمُهْلِكَاتُ فَشُحٌّ مُطَاعٌ وَهَوًى مُتَّبَعٌ وَإِعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ.» رواه البزار حسنه المنذري قال الألباني: حسن لغيره

Dari Anas, dari Nabi shollallōhu ‘alaihi wasallam bahwa beliau bersabda: “Ada tiga perkara yang menjadi penghapus dosa (kafarat), dan ada tiga perkara yang mengangkat derajat (darojat), dan tiga perkara yang menyelamatkan (munjiyat), serta tiga perkara yang membinasakan (muhlikat).”

>>> Adapun yang menjadi penghapus dosa (kafarat):

1.  Menyempurnakan wudhu, meskipun dalam keadaan sulit (cuaca dingin, dsb.)

2.  Menunggu sholat setelah selesai melaksanakan sholat sebelumnya.

3.  Melangkahkan kaki menuju sholat Jum’at.

>>> Adapun yang mengangkat derajat (darojat):

1.  Memberi makan kepada orang lain.

2.  Menyebarkan salam.

3.  Mengerjakan sholat malam saat manusia sedang tidur.

>>> Adapun yang menyelamatkan (munjiyat):

1.  Berlaku adil, baik dalam keadaan marah maupun ridho.

2.  Bersikap sederhana, baik dalam keadaan miskin maupun kaya.

3.  Takut kepada Alloh, baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan.

>>> Adapun yang membinasakan (muhlikat):

1.  Sifat kikir yang ditaati.

2.  Hawa nafsu yang diikuti.

3.  Seseorang yang merasa bangga dengan dirinya sendiri.”

(HR. Al-Bazzar dalam Musnad-nya, no: 6491. Dihasankan oleh Al-Mundziri dan dinilai “Hasan li Ghoirihi” oleh Al-Albany. Lihat Shohih at Targhib wat Tarhib, no: 453)

عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ، قَالَ : كَانَ ‌بِلَالٌ ‌لَا ‌يُؤَخِّرُ ‌الْأَذَانَ ‌عَنِ ‌الْوَقْتِ، وَرُبَّمَا أَخَّرَ الْإِقَامَةَ شَيْئًا» رواه ابن ماجة

Dari Jabir bin Samurah, ia berkata: “Bilal tidak pernah menunda adzan dari waktunya, tetapi terkadang ia menunda iqomah sedikit.”

(Diriwayatkan oleh Ibnu Majah, no: 713).

قال ابن قدامة المقدسي (541 – 620 هـ) :ويُسْتَحَبُّ أنْ ‌يُؤَذِّنَ ‌في ‌أوَّلِ ‌الوقتِ، ‌ليَعْلَمَ ‌الناسُ، فيأخُذُوا أُهْبَتَهم للصلاةِ

Ibnu Qudamah Al-Maqdisi (541 – 620 H) berkata: “Disunnahkan untuk mengumandangkan adzan di awal waktu, agar orang-orang mengetahui waktu sholat, dan bisa bersiap-siap untuk melaksanakannya.”

(Ibnu Qudamah Al-Maqdisi (541 – 620 H), Al-Mughni, hal. (2/66))

قال أَبو هُرَيْرَةَ لَمْ يَكُنْ فِي زَمَانِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم غَزْوٌ يُرَابَطُ فِيهِ وَلَكِنِ ‌انْتِظَارُ ‌الصَّلَاةِ ‌بَعْدَ الصَّلَاةِ» رواه الحاكم

Dari Abu Hurairoh, ia berkata: “Di zaman (ketika) Nabi shollallōhu ‘alaihi wasallam  tidak ada peperangan yang dijaga secara bergiliran, yang disebut dengan ribath (menjaga agama) adalah menunggu sholat setelah sholat lainnya.

(Diriwayatkan oleh Al-Hakim, no: 3177)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Dr. Achmad Rofi’i

Edisi: 006/15081446 -15022025

SHOLAT SUNNAH BA’DA MAGHRIB

عن أُمِّ حَبِيبَةَ قالت: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ “مَنْ صَلَّى ‌اثْنَتَيْ ‌عَشْرَةَ ‌رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ، بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ”» رواه مسلم

Dari Ummu Habibah, ia berkata: “Aku mendengar Rosũlullōh shollallōhu ‘alaihi wasallam bersabda: ‘Barangsiapa yang mengerjakan dua belas roka’at sholat dalam sehari semalam, maka akan dibangunkan baginya sebuah rumah di surga

(HR. Muslim, no. 728).

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم «كَانَ يُصَلِّي ‌قَبْلَ ‌الظُّهْرِ ‌رَكْعَتَيْنِ، وَبَعْدَهَا رَكْعَتَيْنِ، وَبَعْدَ الْمَغْرِبِ رَكْعَتَيْنِ فِي بَيْتِهِ، وَبَعْدَ الْعِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ، وَكَانَ لَا يُصَلِّي بَعْدَ الْجُمُعَةِ حَتَّى يَنْصَرِفَ، فَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ» رواه البخاري

Dari ‘Abdullōh bin ‘Umar, bahwa Rosũlullōh shollallōhu ‘alaihi wasallam : “Biasa mengerjakan dua roka’at sebelum Dzuhur dan dua roka’at setelahnya, lalu dua roka’at setelah Maghrib di rumahnya, kemudian dua roka’at setelah Isya; dan beliau tidak mengerjakan sholat sunnah setelah Jum’at hingga beliau pulang, lalu beliau sholat dua roka’at.”

(HR. Al-Bukhory, no: 937).

عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: ” مَنْ ‌ثَابَرَ ‌عَلَى ‌ثِنْتَيْ ‌عَشْرَةَ رَكْعَةً مِنَ السُّنَّةِ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الجَنَّةِ: أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ المَغْرِبِ، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ العِشَاءِ، وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الفَجْرِ “» رواه الترمذي وابن ماجة

Dari ‘A’isyah, ia berkata: ” Rosũlullōh shollallōhu ‘alaihi wasallam bersabda: ‘Barangsiapa yang selalu menjaga dua belas roka’at dari sholat sunnah, maka Alloh akan membangunkan baginya sebuah rumah di surga, yaitu: empat roka’at sebelum Dzuhur, dua roka’at setelahnya, lalu dua roka’at setelah Maghrib, kemudian dua roka’at setelah Isya, dan dua roka’at sebelum Shubuh”.

(HR. At-Tirmidzi, no. 414 dan HR. Ibnu Majah, no. 1140).

عَنْ أُمِّ حَبِيبَةَ، قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: ” مَنْ صَلَّى فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً بُنِيَ لَهُ بَيْتٌ فِي الجَنَّةِ: أَرْبَعًا قَبْلَ الظُّهْرِ، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ المَغْرِبِ، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ العِشَاءِ، وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ صَلَاةِ الْفَجْرِ صَلَاةِ الْغَدَاةِ “» رواه الترمذي

Dari Ummu Habibah, ia berkata: ” Rosũlullōh shollallōhu ‘alaihi wasallam bersabda: ‘Barangsiapa yang dalam sehari semalam mengerjakan dua belas roka’at, maka akan dibangunkan baginya sebuah rumah di surga, yakni: empat roka’at sebelum Dzuhur, dua roka’at setelahnya, lalu dua roka’at setelah Maghrib, kemudian dua roka’at setelah Isya, dan dua roka’at sebelum sholat Shubuh (sholat Fajar).'”

(Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, no. 415)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Dr. Achmad Rofi’i

Edisi: 007/15081446 -15022025

KEUTAMAAN BER-TAKBIROTUL IHROM BERSAMA IMAM

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: ” مَنْ صَلَّى لِلَّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا فِي ‌جَمَاعَةٍ ‌يُدْرِكُ ‌التَّكْبِيرَةَ ‌الأُولَى كُتِبَ لَهُ بَرَاءَتَانِ: بَرَاءَةٌ مِنَ النَّارِ، وَبَرَاءَةٌ مِنَ النِّفَاقِ» رواه الترمذي

Dari Anas bin Malik, ia berkata: “Rosũlullōh shollallōhu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang sholat berjama’ah empat puluh hari dengan sempat bertakbirotul ihrom bersama Imam, maka dia berhak memperoleh dua kebebasan: bebas dari api neraka dan bebas dari kemunafikan.

(HR. At-Tirmidzi)

Takbir pertama yang dimaksud dalam Hadits diatas adalah sebagaimana disampaikan oleh Al-Imam an-Nawawi, antara lain: Menyaksikan Takbirotul Ihrom bersama Imam, sempat Ruku’ bersama Imam, sempat Berdiri bersama Imam, sempat Takbirotul Ihrom sebelum Imam membaca surat Al-Fatihah, atau sempat bersama Imam saat membaca “Aamiiin”. Walaupun yang mendekati apa yang dimaksud oleh hadits diatas adalah: Benar-benar sempat ber-Takbirotul Ihrom bersama Imam, sebagaimana didukung oleh pendapat Al-Imam Ahmad bin Hambal, Al-Imam an-Nawawy, Ibnu Rojab al-Hambali dan Ibnu Muflih.

MUTIARA HADITS:

1. Keutamaan ber-Takbirotul Ihrom bersama Imam yaitu: pelakunya berpeluang untuk terbebas dari siksa api neraka, dan juga terbebas dari sifat nifaq.

2. Agar meraih keutamaan, maka diperlukan: ilmu yang benar, keyakinan yang kuat, kemauan yang sungguh-sunggah, pembiasaan yang tak kenal kendur, dan lingkungan yang mendukung.

3.  Pelajaran disiplin dalam Islam.

4.  Pembentukan karakter melalui metode Pembiasaan (Ta’wid).

5.  Karakter nifaq, identik dengan kemalasan. 

6. Sholat berjama’ah hendaknya menjadi prioritas bagi setiap muslim.

7.  Agar sesuatu kebaikan menjadi karakter yang merekat dan menjadi suatu pembiasaan, maka hendaknya (disarankan) melakukan latihan dengan mengulang-ulangnya dengan ritme yang sama, sebanyak: 5X40= 200 kali.

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Dr. Achmad Rofi’i

Edisi: 008/15081446 -15022025

SHOLAT DIANTARA SHOLAT MAGHRIB DAN ‘ISYA

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، فِي هَذِهِ الْآيَةِ: {تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ المَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ} [السجدة: 16]، قَالَ: «‌كَانُوا ‌يَتَيَقَّظُونَ مَا بَيْنَ الْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ يُصَلُّونَ»، وَكَانَ الْحَسَنُ يَقُولُ: قِيَامُ اللَّيْلِ رواه أبو داود 

Dari ‘Anas bin Malik mengenai ayat berikut: “Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, mereka berdoa kepada Robb mereka dengan rasa takut dan harapan, serta mereka menginfaqkan sebagian dari rizqi yang Kami berikan kepada mereka.(QS. As-Sajdah: 16). Ia berkata: “Mereka biasa bangun antara waktu Maghrib dan ‘Isya untuk melaksanakan sholat.

Sedangkan Al-Hasan (Al-Basri) berkata: “Itulah sholat malam.

(HR. Abu Dawud, no. 1321).

عَنْ حُذَيْفَةَ، قَالَ: سَأَلَتْنِي أُمِّي مَتَى عَهْدُكَ تَعْنِي بِالنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَقُلْتُ مَا لِي بِهِ عَهْدٌ مُنْذُ كَذَا وَكَذَا، فَنَالَتْ مِنِّي، فَقُلْتُ لَهَا: دَعِينِي آتِي النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم فَأُصَلِّيَ مَعَهُ المَغْرِبَ، وَأَسْأَلُهُ أَنْ يَسْتَغْفِرَ لِي وَلَكِ، فَأَتَيْتُ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم ‌فَصَلَّيْتُ ‌مَعَهُ ‌المَغْرِبَ ‌فَصَلَّى حَتَّى صَلَّى العِشَاءَ، ثُمَّ انْفَتَلَ فَتَبِعْتُهُ، فَسَمِعَ صَوْتِي، فَقَالَ: «مَنْ هَذَا، حُذَيْفَةُ»؟ قُلْتُ: نَعَمْ، قَالَ: «مَا حَاجَتُكَ غَفَرَ اللَّهُ لَكَ وَلِأُمِّكَ»؟ قَالَ: «إِنَّ هَذَا مَلَكٌ لَمْ يَنْزِلِ الأَرْضَ قَطُّ قَبْلَ هَذِهِ اللَّيْلَةِ اسْتَأْذَنَ رَبَّهُ أَنْ يُسَلِّمَ عَلَيَّ وَيُبَشِّرَنِي بِأَنَّ فَاطِمَةَ سَيِّدَةُ نِسَاءِ أَهْلِ الجَنَّةِ وَأَنَّ الحَسَنَ وَالحُسَيْنَ سَيِّدَا شَبَابِ أَهْلِ الجَنَّةِ» رواه الترمذي  والنسائي في السنن الكبرى  قال المنذري في الترغيب: إسناده جيد وصححه الألباني 

Dari Hudzaifah, ia berkata: “Ibuku pernah bertanya kepadaku, “Kapan terakhir kali engkau bertemu dengan Nabi ﷺ ?” Aku menjawab, “Sudah sekian lama aku tidak bertemu dengan beliau.” Lalu ibuku menyalahkanku karena hal itu. Aku pun berkata kepadanya, “Izinkan aku pergi menemui Nabi ﷺ, agar aku dapat sholat Maghrib bersama beliau dan memintanya untuk memohonkan ampunan bagiku dan bagimu.” Maka aku pun mendatangi Nabi ﷺ dan sholat Maghrib bersama beliau. Beliau terus melanjutkan sholatnya hingga menunaikan sholat ‘Isya. Ketika beliau selesai, aku mengikutinya. Beliau mendengar suaraku, lalu bertanya, “Siapa ini? Hudzaifah?” Aku menjawab, “Ya, benar.” Beliau bersabda, “Apa keperluanmu? Semoga Alloh mengampunimu dan ibumu.” Kemudian beliau bersabda: “Malaikat ini belum pernah turun ke bumi sebelumnya. Malam ini ia meminta izin kepada Robbnya untuk memberi salam kepadaku dan menyampaikan kabar gembira bahwa Fatimah adalah penghulu wanita ahli surga, serta Hasan dan Husain adalah penghulu pemuda ahli surga.”

(Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, no. 3781 dan An-Nasã’i dalam “As-Sunan Al-Kubro”, no. 8240)

Al-Mundziri dalam “At-Targhĩb” mengatakan bahwa sanadnya baik, dan Al-Albãny men-shohihkannya (lihat “Shohĩh at Targhĩb wat Tarhĩb” no. 590).

Al-Syaukani berkata: “Ayat-ayat dan Hadits-hadits yang disebutkan dalam bab ini, menunjukkan disyariatkannya memperbanyak sholat antara Maghrib dan ‘Isya. Meskipun sebagian besar hadits tersebut lemah, namun mereka saling menguatkan satu sama lain jika digabungkan, terutama dalam hal keutamaan amal. Al-Iraqi berkata: “Diantara sohabat yang pernah sholat antara Maghrib dan ‘Isya adalah ‘Abdullōh bin Mas’ũd, ‘Abdullōh bin ‘Amr, Salman al-Farisi, Ibnu ‘Umar, dan ‘Anas bin Mãlik, bersama beberapa orang dari kalangan Anshor. Diantara Tabi’in yang melaksanakan sholat antara Maghrib dan ‘Isya adalah al-Aswad bin Yazid, Abu ‘Utsman al-Nahdi, Ibnu Abi Mulaikah, Sa’id bin Jubair, Muhammad bin al-Munkadir, Abu Hatim, ‘Abdullōh bin Sakhbaroh, Ali bin al-Husain, Abu ‘Abd al-Rahman al-Hubali, Syuraikh al-Qodhi, ‘Abdullōh bin Mughoffal, dan lainnya. Diantara para Imam, Sufyan al-Tsauri juga melakukannya.

(Al-Syaukani al-Yamani (wafat 1250 H) dalam “Nail al-Awtãr” (3/68))

Al-Munawi berkata: “Menghidupkan waktu antara kedua sholat ‘Isya (Maghrib dan ‘Isya) adalah sunnah yang sangat ditekankan. Dan beliau mendorong untuk melaksanakan sholat antara kedua sholat ‘Isya ini, karena dengan beribadah antara keduanya, seseorang dapat membersihkan hati dari kotoran yang timbul akibat melihat makhluq, berinteraksi dengan mereka, dan mendengar ucapan mereka sepanjang hari. Semua itu memberikan dampak dan bisa menodai hati. Bahkan, sekedar melihat mereka dapat meninggalkan bekas kotoran di hati, yang dapat dirasakan oleh mereka yang hati mereka bersih dan lapang. Dengan melanjutkan ibadah antara kedua sholat ‘Isya, diharapkan kotoran tersebut akan hilang.”

(Al-Munawi al-Qohiri (w. 1031 H) dalam “At-Taysĩr bi Syarh al-Jãmi’ as-Shoghĩr” (2/427))

Syihabuddin an-Nafrawi al-Maliki (wafat 1126 H) berkata: “Disunnahkan untuk melakukan sholat sunnah setelah Maghrib sebanyak dua roka’at, dan semakin banyak maka semakin baik. Jika seseorang melakukan sholat sunnah enam roka’at, itu adalah sesuatu yang baik. Sholat sunnah antara Maghrib dan ‘Isya sangat dianjurkan.”

(Syihabuddin an-Nafrawi al-Maliki (wafat 1126 H), “Al-Fawakih Ad-Dawani ‘ala Risãlah Ibn Abi Zaid Al-Qayrawani” (1/197).

Al-Mawardi رحمه الله berkata: “Orang-orang sholih dari kalangan salaf رحمهم الله biasa mengerjakan sholat ini dan mereka menamakannya Sholat al-Ghoflah (sholat kelalaian), karena manusia lalai darinya dan sibuk dengan makan malam serta tidur. Semua ini adalah amalan yang dianjurkan, dan melakukannya secara terus-menerus lebih utama.

(Al-Mawardi (w. 450 H), Al-Hawi al-Kabĩr (2/287)

عن أنس، في قوله عز وجل: {كانوا قليلا من الليل ما يهجعون} [الذاريات: 17]، قال: «‌كانوا ‌يصلون ‌فيما ‌بين ‌المغرب ‌والعشاء» رواه أبو داود 

Dari Anas رضي الله عنه mengenai firman Allōh عز وجل: “Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam.” (QS. Adz-Dzariyat: 17) Ia berkata: “Mereka mengerjakan sholat diantara Maghrib dan ‘Isya.

(Diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam “Sunan Abi Dawud” (2/35), tahqiq Muhyiddin ‘Abdul Hamid, no. 1322. Dinyatakan shohĩh oleh Al-Albãny).

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Dr. Achmad Rofi’i

Edisi: 009/24081446 -23022025

SHOLAT ‘ISYA BERJAMA’AH

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم: «لَيْسَ صَلَاةٌ أَثْقَلَ عَلَى ‌الْمُنَافِقِينَ ‌مِنَ ‌الْفَجْرِ ‌وَالْعِشَاءِ، وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا، لَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ آمُرَ الْمُؤَذِّنَ فَيُقِيمَ، ثُمَّ آمُرَ رَجُلًا يَؤُمُّ النَّاسَ، ثُمَّ آخُذَ شُعَلًا مِنْ نَارٍ، فَأُحَرِّقَ عَلَى مَنْ لَا يَخْرُجُ إِلَى الصَّلَاةِ بَعْدُ.» رواه البخاري 

Dari Abu Hurairoh, ia berkata: Rosũlullōh shollallōhu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak ada sholat yang lebih berat bagi orang-orang munafiq dari pada sholat Shubuh dan ‘Isya. Seandainya mereka mengetahui keutamaan yang ada pada keduanya, pasti mereka akan mendatanginya walaupun dengan merangkak. Sungguh, aku berniat untuk memerintahkan mu’adzdzin agar mengumandangkan iqomah, kemudian aku menyuruh seseorang untuk mengimami sholat, lalu aku pergi membawa obor api dan membakar rumah orang-orang yang tidak keluar untuk sholat berjama’ah.

(HR. Al-Bukhory, no. 657)

عن أبي هريرة؛ أن رسول الله صلى الله عليه وسلم فَقَدَ نَاسًا فِي بَعْضِ الصَّلَوَاتِ فَقَالَ: “لَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ آمُرَ رَجُلًا يُصَلِّي بِالنَّاسِ. ثُمَّ أُخَالِفَ إِلَى رِجَالٍ يَتَخَلَّفُونَ عَنْهَا. فَآمُرَ بِهِمْ فَيُحَرِّقُوا عَلَيْهِمْ، بِحُزَمِ الْحَطَبِ، بُيُوتَهُمْ. وَلَوْ عَلِمَ أَحَدُهُمْ أَنَّهُ يَجِدُ عَظْمًا ‌سَمِينًا ‌لَشَهِدَهَا” ‌يعني ‌صلاة ‌العشاء. رواه مسلم 

Dari Abu Hurairoh, bahwa Rosũlullōh shollallōhu ‘alaihi wasallam kehilangan beberapa orang dalam salah satu sholat, lalu beliau bersabda: “Sungguh, aku berniat untuk memerintahkan seseorang agar mengimami sholat, kemudian aku akan pergi kepada orang-orang yang tidak menghadirinya, lalu aku perintahkan agar rumah-rumah mereka dibakar dengan ikatan kayu bakar. Seandainya salah seorang dari mereka mengetahui bahwa ia akan mendapatkan sepotong tulang yang berlemak, pasti ia akan menghadirinya.Yang dimaksud adalah sholat ‘Isya.

(HR. Muslim, no. 651)

Dua Hadits diatas menunjukkan keutamaan sholat berjama’ah (terutama sholat Shubuh dan ‘Isya, banyak dilalaikan); dan adanya ancaman keras bagi orang yang meninggalkan sholat berjama’ah tanpa udzur.

عن عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ: “‌مَنْ ‌صَلَّى ‌الْعِشَاءَ ‌فِي ‌جَمَاعَةٍ ‌فَكَأَنَّمَا ‌قَامَ ‌نِصْفَ ‌اللَّيْلِ. وَمَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا صَلَّى اللَّيْلَ كله”.» رواه مسلم  وأبو داود  والترمذي  ولفظ الترمذي: مَنْ شَهِدَ ‌العِشَاءَ ‌فِي ‌جَمَاعَةٍ وله لأبي داود: كان كقيام نصف ليلة، ومن صلى العشاء والفجر في جماعة كان كقيام ليلة

Dari ‘Utsman bin ‘Affan, ia berkata: Aku mendengar Rosũlullōh shollallōhu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang sholat ‘Isya berjama’ah, maka seakan-akan ia telah melaksanakan qiyamul lail selama setengah malam. Dan barangsiapa yang sholat Shubuh berjama’ah, maka seakan-akan ia telah melaksanakan sholat sepanjang malam.

(HR. Muslim, no. 656, Abu Dawud, no. 555 dan At-Tirmidzi, no. 221).

Lafadz dari At-Tirmidzi: “Barangsiapa yang menghadiri sholat ‘Isya berjama’ah…” 

Lafadz dari Abu Dawud: “Ia seperti mendirikan setengah malam. Dan barangsiapa yang sholat ‘Isya dan Shubuh berjama’ah, maka ia seperti menghidupkan malam seluruhnya.

عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ، قَالَ: صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَوْمًا الصُّبْحَ، فَقَالَ: أَشَاهِدٌ فُلَانٌ، قَالُوا: لَا، قَالَ: أَشَاهِدٌ فُلَانٌ، قَالُوا: لَا، قَالَ: «إِنَّ هَاتَيْنِ الصَّلَاتَيْنِ ‌أَثْقَلُ ‌الصَّلَوَاتِ عَلَى الْمُنَافِقِينَ، وَلَوْ تَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لَأَتَيْتُمُوهُمَا، وَلَوْ حَبْوًا عَلَى الرُّكَبِ وَإِنَّ الصَّفَّ الْأَوَّلَ عَلَى مِثْلِ صَفِّ الْمَلَائِكَةِ وَلَوْ عَلِمْتُمْ مَا فَضِيلَتُهُ لَابْتَدَرْتُمُوهُ، وَإِنَّ صَلَاةَ الرَّجُلِ مَعَ الرَّجُلِ أَزْكَى مِنْ صَلَاتِهِ وَحْدَهُ، وَصَلَاتُهُ مَعَ الرَّجُلَيْنِ أَزْكَى مِنْ صَلَاتِهِ مَعَ الرَّجُلِ، وَمَا كَثُرَ فَهُوَ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى» رواه أبو داود 

Dari Ubay bin Ka‘b, ia berkata: Suatu hari, Rosũlullōh shollallōhu ‘alaihi wasallam mengimami kami sholat Shubuh, lalu beliau bersabda: “Apakah si Fulan hadir?” Mereka menjawab, “Tidak.” Beliau bertanya lagi, “Apakah si Fulan hadir?” Mereka menjawab, “Tidak.” Kemudian beliau bersabda: “Sesungguhnya dua sholat ini (yaitu sholat ‘Isya dan Shubuh) adalah sholat yang paling berat bagi orang-orang munafiq. Seandainya kalian mengetahui pahala yang ada di dalamnya, niscaya kalian akan mendatanginya, sekalipun harus merangkak di atas lutut. Dan sesungguhnya shaf pertama itu seperti shaf para malaikat. Seandainya kalian mengetahui keutamaannya, niscaya kalian akan berlomba-lomba untuk mendapatkannya. Dan sesungguhnya sholat seseorang bersama orang lain, lebih suci daripada sholatnya sendirian, dan sholatnya bersama dua orang adalah lebih suci daripada sholatnya bersama satu orang. Dan semakin banyak jumlahnya, maka itu lebih dicintai oleh Alloh Ta‘ala.

(HR. Abu Dawud, no. 554)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Dr. Achmad Rofi’i

Edisi: 010/25081446 -24022025

MAKAN SAAT SHOLAT ‘ISYA SUDAH BERLANGSUNG

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ : أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: «إِذَا ‌قُدِّمَ ‌الْعَشَاءُ فَابْدَءُوا بِهِ قَبْلَ أَنْ تُصَلُّوا صَلَاةَ الْمَغْرِبِ، وَلَا تَعْجَلُوا عَنْ عَشَائِكُمْ.» رواه البخاري 

Dari Anas bin Malik رضي الله عنه, bahwa Rosululloh ﷺ bersabda: “Apabila makan malam telah disajikan, maka dahulukanlah makan sebelum kalian melaksanakan sholat Maghrib, dan janganlah kalian tergesa-gesa dalam makan malam kalian.

(HR. Al-Bukhory, no: 672)

عن عَائِشَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم أَنَّهُ قَالَ: «‌إِذَا ‌وُضِعَ ‌الْعَشَاءُ، وَأُقِيمَتِ الصَّلَاةُ، فَابْدَءُوا بِالْعَشَاءِ.» رواه البخاري 

Dari ‘A’isyah رضي الله عنها, bahwa Nabi ﷺ bersabda: “Apabila makan malam telah dihidangkan dan iqomah sholat telah dikumandangkan, maka dahulukanlah makan malam.

(HR. Al-Bukhory, no: 671, 5463 dan 5465)

قال الحافظ ابن حجر العسقلاني (773 – 852 هـ): (فابدؤوا بالعشاء) حمل الجمهور هذا الأمر على الندب، ثم اختلفوا: فمنهم من قيده بمن كان محتاجا إلى الأكل وهو المشهور عند الشافعية، وزاد الغزالي ‌ما ‌إذا ‌خشي ‌فساد ‌المأكول، ومنهم من لم يقيده وهو قول الثوري، وأحمد، وإسحاق، وعليه يدل فعل ابن عمر الآتي، وأفرط ابن حزم فقال: تبطل الصلاة . ومنهم من اختار البداءة بالصلاة إلا إن كان الطعام خفيفا نقله ابن المنذر، عن مالك، وعند أصحابه تفصيل. قالوا: يبدأ بالصلاة إن لم يكن متعلق النفس بالأكل، أو كان متعلقا به لكن لا يعجله عن صلاته، فإن كان يعجله عن صلاته بدأ بالطعام واستحبت له الإعادة

Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqolani (773 – 852 H) berkata: “Maka mulailah dengan makan malam.”

Mayoritas ‘Ulama memahami perintah ini sebagai anjuran (bukan kewajiban), kemudian mereka berbeda pendapat:

>>> Sebagian ulama membatasi anjuran ini bagi mereka yang membutuhkan makan, dan ini adalah pendapat yang masyhur di kalangan mazhab Syafi’i. 

Al-Ghozali menambahkan bahwa hal ini juga berlaku jika dikhawatirkan makanan akan rusak.

>>> Sebagian lain tidak membatasi anjuran ini sama sekali; seperti pendapat Ats-Tsauri, Ahmad, dan Ishaq, dan hal ini diperkuat dengan tindakan Ibnu ‘Umar yang akan disebutkan kemudian.

Ibnu Hazm bersikap sangat ketat dalam hal ini dan berpendapat bahwa sholat menjadi batal jika seseorang meninggalkannya demi makan.

Sebagian ‘Ulama memilih untuk mendahulukan sholat, kecuali jika makanannya ringan, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnul Mundzir dari Imam Malik.

Mazhab Maliki memiliki rincian lebih lanjut: Jika seseorang tidak terganggu pikirannya oleh makanan, maka ia harus mendahulukan sholat, dan Jika pikirannya terpengaruh oleh makanan, tetapi tidak sampai membuatnya tergesa-gesa dalam sholat, maka tetap mendahulukan sholat; namun, jika pikirannya terganggu dan ia tergesa-gesa dalam sholat, maka ia dianjurkan untuk makan terlebih dahulu, dan disunnahkan untuk mengulang shalatnya setelah itu.

(Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqolani (773 – 852 H) berkata  dalam Fath Al-Bari (2/160, cetakan As-Salafiyyah)

عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: «إِذَا وُضِعَ عَشَاءُ أَحَدِكُمْ، وَأُقِيمَتِ الصَّلَاةُ، فَابْدَءُوا بِالْعَشَاءِ، وَلَا يَعْجَلْ حَتَّى يَفْرُغَ مِنْهُ. رواه البخاري 

Dari Ibnu ‘Umar, ia berkata: Rosululloh ﷺ bersabda: “Apabila hidangan makan malam salah seorang diantara kalian telah disajikan dan iqomah sholat telah dikumandangkan, maka mulailah dengan makan malam, dan janganlah tergesa-gesa hingga selesai.”

(HR. Al-Bukhory, no. 673).

عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم: إِذَا كَانَ أَحَدُكُمْ عَلَى الطَّعَامِ فَلَا يَعْجَلْ، حَتَّى يَقْضِيَ حَاجَتَهُ مِنْهُ، ‌وَإِنْ ‌أُقِيمَتِ ‌الصَّلَاةُ. رواه البخاري 

Dari Ibnu ‘Umar, ia berkata: Rosululloh ﷺ bersabda: “Apabila salah seorang diantara kalian sedang makan, maka janganlah ia terburu-buru hingga menyelesaikan kebutuhannya dari makanan tersebut, meskipun iqomah sholat telah dikumandangkan.

(HR. Al-Bukhory, no. 674).

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Dr. Achmad Rofi’i

Edisi: 011/26081446 -25022025

MAKAN MALAM

عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها قَالَتْ: «‌مَا ‌أَكَلَ ‌آلُ ‌مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم أَكْلَتَيْنِ فِي يَوْمٍ إِلَّا إِحْدَاهُمَا تَمْرٌ.» رواه البخاري 

Dari ‘A’isyah رضي الله عنها, ia berkata: “Keluarga Muhammadtidak pernah makan dua kali dalam sehari, kecuali salah satunya pasti berupa kurma.

(HR. Al-Bukhory, no. 6455)

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رضي الله عنهما «أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم شَرِبَ لَبَنًا فَمَضْمَضَ وَقَالَ إِنَّ لَهُ دَسَمًا» رواه البخاري 

Dari Ibnu Abbas رضي الله عنهما: “Bahwa Rosulullohminum susu, lalu beliau berkumur-kumur dan bersabda: ‘Sesungguhnya susu itu mengandung lemak (yang dapat meninggalkan bekas pada mulut).’

(HR. Al-Bukhory, no. 5609)

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: رُفِعْتُ إِلَى السِّدْرَةِ، فَإِذَا أَرْبَعَةُ أَنْهَارٍ نَهَرَانِ ظَاهِرَانِ وَنَهَرَانِ بَاطِنَانِ، فَأَمَّا الظَّاهِرَانِ النِّيلُ وَالْفُرَاتُ وَأَمَّا الْبَاطِنَانِ فَنَهَرَانِ فِي الْجَنَّةِ، فَأُتِيتُ بِثَلَاثَةِ أَقْدَاحٍ: قَدَحٌ فِيهِ لَبَنٌ، وَقَدَحٌ فِيهِ عَسَلٌ، وَقَدَحٌ فِيهِ خَمْرٌ، فَأَخَذْتُ ‌الَّذِي ‌فِيهِ ‌اللَّبَنُ ‌فَشَرِبْتُ، ‌فَقِيلَ لِي: أَصَبْتَ الْفِطْرَةَ أَنْتَ وَأُمَّتُكَ. رواه البخاري 

Dari Anas bin Malik رضي الله عنه, ia berkata: Rosululloh ﷺ bersabda: “Aku diangkat ke Sidrotul Muntaha, lalu tampak ada empat sungai; dua sungai yang tampak dan dua sungai yang tersembunyi. Adapun dua sungai yang tampak adalah Sungai Nil dan Sungai Eufrat, sedangkan dua sungai yang tersembunyi adalah dua sungai di surga. Kemudian aku diberi tiga bejana: satu bejana berisi susu, satu bejana berisi madu, dan satu bejana berisi khomr (arak). Maka aku memilih yang berisi susu lalu aku meminumnya. Lalu dikatakan kepadaku: ‘Engkau telah memilih fitroh (kesucian), begitu pula umatmu.’”

(HR. Al-Bukhory, no. 5610)

عن عائشة؛ أنها قالت: ما شبع آل محمد صلى الله عليه وسلم من ‌خبز ‌شعير، ‌يومين ‌متتابعين، حتى قُبِضَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم. رواه مسلم 

Dari ‘A’isyah رضي الله عنها, ia berkata: “Keluarga Muhammadtidak pernah kenyang dengan roti gandum kasar (sya’ir) selama dua hari berturut-turut, hingga Rosulullohwafat.”

(HR. Muslim, no. 2970)

عَنْ عُمَرَ بْنِ الخَطَّابِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: «‌كُلُوا ‌الزَّيْتَ ‌وَادَّهِنُوا ‌بِهِ فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ» رواه الترمذي 

Dari ‘Umar bin Khoththob رضي الله عنه, ia berkata: Rosululloh ﷺ bersabda: “Makanlah minyak zaitun dan gunakanlah sebagai minyak rambut, karena ia berasal dari pohon yang diberkahi.”

(HR. At-Tirmidzi, no. 1851)

عَنْ أَبِي أَسِيدٍ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم: «‌كُلُوا ‌الزَّيْتَ ‌وَادَّهِنُوا ‌بِهِ فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ» رواه الترمذي 

Dari Abu ‘Asid رضي الله عنه, ia berkata: Rosululloh ﷺ bersabda: “Makanlah minyak zaitun dan gunakanlah sebagai minyak rambut, karena ia berasal dari pohon yang diberkahi.”

(HR. At-Tirmidzi, no. 1852)

عَنْ عائش؛ إن النبي صلى الله عليه وسلم قال (‌نعم ‌الأدم، ‌أو ‌الإدام، الخل).» رواه مسلم 

Dari ‘A’isyah رضي الله عنها, bahwa Nabi ﷺ bersabda: “Sebaik-baik lauk pauk adalah cuka.”

(HR. Muslim, no. 2051)

عَنْ عَائِشَةَ. قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم (يَا عَائِشَةُ! بَيْتٌ ‌لَا ‌تَمْرَ ‌فِيهِ، ‌جِيَاعٌ ‌أَهْلُهُ. يَا عَائِشَةُ! بَيْتٌ ‌لَا ‌تَمْرَ ‌فِيهِ ‌جِيَاعٌ ‌أَهْلُهُ – أَوْ جَاعَ أَهْلُهُ -) قَالَهَا مَرَّتَيْنِ، أَوْ ثَلَاثًا.» رواه مسلم 

Dari ‘A’isyah رضي الله عنها, ia berkata: Rosululloh ﷺ bersabda: “Wahai ‘A’isyah! Rumah yang tidak ada kurma di dalamnya, penghuninya akan kelaparan. Wahai ‘A’isyah! Rumah yang tidak ada kurma di dalamnya, penghuninya akan kelaparan – atau akan merasa lapar.” Beliau mengucapkannya dua atau tiga kali.

(HR. Muslim, no. 2046)

عن سَعْدٍ قال: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يقول (من ‌تَصَبَّحَ ‌بِسَبْعِ ‌تَمَرَاتٍ، ‌عَجْوَةً، لَمْ يَضُرَّهُ ذَلِكَ اليوم سم ولا سحر).» متفق عليه  واللفظ لمسلم وعند البخاري في آخره: ذَلِكَ الْيَوْمَ إِلَى اللَّيْلِ

Dari Sa‘d رضي الله عنه, ia berkata: Aku mendengar Rosululloh ﷺ bersabda: “Barangsiapa yang makan tujuh butir kurma ‘Ajwah di pagi hari, maka pada hari itu ia tidak akan terkena bahaya racun maupun sihir.

(Muttafaqun ‘Alaih; al-Bukhory, no. 5445, 5768, 5769, dan 5779 dan HR. Muslim, no. 2047. Lafadz ini dari Muslim, dan dalam riwayat Al-Bukhory disebutkan: ‘pada hari itu hingga malam hari’)

عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها أَنَّهَا قَالَتْ لِعُرْوَةَ: «ابْنَ أُخْتِي، إِنْ كُنَّا لَنَنْظُرُ إِلَى الْهِلَالِ، ثُمَّ الْهِلَالِ، ثَلَاثَةَ أَهِلَّةٍ فِي شَهْرَيْنِ، وَمَا أُوقِدَتْ فِي أَبْيَاتِ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم نَارٌ، فَقُلْتُ: يَا خَالَةُ، مَا كَانَ يُعِيشُكُمْ؟ قَالَتِ ‌الْأَسْوَدَانِ: ‌التَّمْرُ ‌وَالْمَاءُ، إِلَّا أَنَّهُ قَدْ كَانَ لِرَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم جِيرَانٌ مِنَ الْأَنْصَارِ، كَانَتْ لَهُمْ مَنَائِحُ، وَكَانُوا يَمْنَحُونَ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم مِنْ أَلْبَانِهِمْ فَيَسْقِينَا.» متفق عليه  واللفظ للبخاري

Dari ‘A’isyah رضي الله عنها, bahwa ia berkata kepada ‘Urwah: “Wahai anak saudaraku, kami pernah menyaksikan Hilal, lalu Hilal berikutnya, kemudian Hilal lagi—tiga Hilal dalam dua bulan—dan tidak ada api yang dinyalakan di rumah Rosululloh(untuk memasak).

Aku (‘Urwah) bertanya, “Wahai bibi, lalu apa yang menjadi makanan kalian?

Ia menjawab: “Dua makanan yang hitam: kurma dan air. Hanya saja Rosulullohmemiliki tetangga dari kaum Anshor yang memiliki ternak perah. Mereka sering memberi Rosulullohsusu dari hewan-hewan mereka, lalu beliau memberikannya kepada kami untuk diminum.”

(Muttafaqun ‘Alaih; al-Bukhory, no. 2567 dan 6459 dan HR. Muslim, no. 2972, dan lafadz ini dari Al-Bukhory)

عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها قَالَتْ: «كَانَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم ‌يُحِبُّ ‌الْحَلْوَاءَ ‌وَالْعَسَلَ.» رواه البخاري 

Dari ‘A’isyah رضي الله عنها, ia berkata: “Rosulullohsangat menyukai makanan manis dan madu.

(HR. Al-Bukhory, no. 5599)

Para ahli Veera Health menyimpulkan bahwa “waktu makan malam yang cukup adalah antara pukul 6 sore hingga 8 malam, merupakan pilihan yang lebih fleksibel bagi mereka yang perlu menyeimbangkan jadwal yang padat, tanpa risiko makan terlalu larut di malam hari.”

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terlambat makan meningkatkan rasa lapar, mengurangi pembakaran energi, dan mendorong pertumbuhan lemak dalam tubuh, yang dapat meningkatkan risiko obesitas. Obesitas sendiri dikaitkan dengan banyak penyakit dan masalah kesehatan serius, seperti diabetes serta penyakit jantung dan pembuluh darah.”

Para peneliti menegaskan bahwa, sebaliknya, mengonsumsi semua makanan lebih awal—dengan makan malam pada pukul 5 sore—dapat mengurangi risiko penyakit dan membuat kita lebih sehat.

Dr. Frank Scheer, penulis utama studi ini, mengatakan:

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa makan larut malam dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas dan penumpukan lemak tubuh. Dalam studi ini, kami ingin memahami alasan di balik fenomena tersebut.”

Ia menambahkan: “Kami menemukan bahwa mengonsumsi semua makanan lebih awal, terutama dengan jeda 4 jam di antara setiap waktu makan, memberikan perbedaan besar dalam tingkat rasa lapar, cara tubuh membakar kalori setelah makan, dan bagaimana tubuh menyimpan lemak.”

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Dr. Achmad Rofi’i

Edisi: 012/27081446 -26022025

SHOLAT SUNNAH BA’DA SHOLAT ‘ISYA

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: «بِتُّ فِي بَيْتِ خَالَتِي مَيْمُونَةَ بِنْتِ الْحَارِثِ، زَوْجِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم، وَكَانَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم عِنْدَهَا فِي لَيْلَتِهَا، فَصَلَّى النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم الْعِشَاءَ، ثُمَّ جَاءَ إِلَى مَنْزِلِهِ، ‌فَصَلَّى ‌أَرْبَعَ ‌رَكَعَاتٍ، ‌ثُمَّ ‌نَامَ، ثُمَّ قَامَ، ثُمَّ قَالَ: نَامَ الْغُلَيِّمُ؟ أَوْ كَلِمَةً تُشْبِهُهَا، ثُمَّ قَامَ فَقُمْتُ عَنْ يَسَارِهِ، فَجَعَلَنِي عَنْ يَمِينِهِ، فَصَلَّى خَمْسَ رَكَعَاتٍ، ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ، ثُمَّ نَامَ حَتَّى سَمِعْتُ غَطِيطَهُ، أَوْ خَطِيطَهُ، ثُمَّ خَرَجَ إِلَى الصَّلَاةِ». رواه البخاري 

Dari Ibnu Abbas رضي الله عنه, ia berkata: “Aku pernah bermalam di rumah bibiku, Maimunah binti Al-Harith, istri Nabi. Saat itu, Nabisedang bermalam di rumahnya. Nabi melaksanakan sholat ‘Isya, kemudian beliau pulang ke rumahnya dan sholat empat rakaat, lalu tidur. Kemudian beliau bangun dan berkata, ‘Apakah anak kecil sudah tidur?’ atau ucapan yang semisal dengannya. Lalu beliau berdiri (untuk sholat), maka aku pun berdiri di sebelah kirinya. Namun, beliau menarikku ke sebelah kanannya. Beliau sholat lima roka’at, kemudian sholat dua roka’at, lalu tidur hingga aku mendengar dengkuran atau tarikan napasnya. Setelah itu, beliau keluar menuju sholat (Shubuh).

(HR. Al-Bukhory, no. 117 dan 697)

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رضي الله عنهما قَالَ: «صَلَّيْتُ مَعَ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الظُّهْرِ، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الظُّهْرِ، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْجُمُعَةِ، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ، ‌وَرَكْعَتَيْنِ ‌بَعْدَ ‌الْعِشَاءِ». رواه البخاري 

Dari Abdullah bin Umar رضي الله عنهما, ia berkata: “Aku pernah sholat bersama Rosulullohdua roka’at sebelum Dzuhur, dua roka’at setelah Dzuhur, dua roka’at setelah Jum’at, dua roka’at setelah Maghrib, dan dua roka’at setelah ‘Isya.

(HR. Al-Bukhory, no. 1165)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Dr. Achmad Rofi’i

Edisi: 013/01091446 -01032025

BERSEGERA TIDUR

Alloh berfirman:

هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ لِتَسْكُنُوا فِيهِ وَالنَّهَارَ مُبْصِرًا ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَسْمَعُونَ [يونس: 67] 

Dialah yang menjadikan malam bagimu agar kamu beristirahat padanya dan (menjadikan) siang terang benderang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Alloh) bagi kaum yang (mau) mendengar.

(QS. Yunus/10: 67)

Dan juga berfirman di ayat-ayat lainnya:

وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ لِبَاسًا وَالنَّوْمَ سُبَاتًا وَجَعَلَ النَّهَارَ نُشُورًا [الفرقان: 47] 

Dialah yang menjadikan malam untukmu (sebagai) pakaian dan tidur untuk istirahat. Dia menjadikan siang untuk bangkit berusaha.

(QS Al-Furqon/25: 47)

أَلَمْ يَرَوْا أَنَّا جَعَلْنَا اللَّيْلَ لِيَسْكُنُوا فِيهِ وَالنَّهَارَ مُبْصِرًا ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ [النمل: 86] 

Apakah mereka tidak memperhatikan bahwa Kami telah menciptakan malam agar mereka beristirahat padanya dan (menciptakan) siang yang terang-benderang? Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Alloh) bagi kaum beriman.

(QS An-Naml/27: 86)

وَمِنْ آيَاتِهِ مَنَامُكُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَابْتِغَاؤُكُمْ مِنْ فَضْلِهِ ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَسْمَعُونَ [الروم: 23] 

Diantara tanda-tanda (Kebesaran dan Kekuasaan)-Nya ialah tidurmu pada waktu malam dan siang serta usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (Kebesaran dan Kekuasaan Alloh) bagi kaum yang mendengarkan.

(QS. Ar-Rum/30: 23)

Ibnu Katsir Al-Qurasyi Ad-Dimasyqi (700 – 774 H) berkata dalam tafsirnya mengenai ayat ini: “Yaitu, diantara tanda-tanda Kebesaran-Nya adalah Dia menjadikan bagi kalian keadaan tidur pada malam dan siang hari, dimana di dalamnya terdapat istirahat, ketenangan dari pergerakan, hilangnya kelelahan dan kepayahan. Dan Dia menjadikan bagi kalian waktu untuk beraktivitas, mencari sebab-sebab (kehidupan), serta melakukan perjalanan pada siang hari, yang merupakan lawan dari tidur.”

(Ibnu Katsir al-Qurasyi ad-Dimasyqi (700 – 774 H), “Tafsir Ibnu Katsir – Tahqiq As-Salamah” (6/310).)

وَجَعَلْنَا نَوْمَكُمْ سُبَاتًا (9) وَجَعَلْنَا اللَّيْلَ لِبَاسًا (10) [النبأ: 9-10] 

Kami menjadikan tidurmu untuk beristirahat. Kami menjadikan malam sebagai pakaian.”

(QS. An-Naba/78: 9-10)

عَنْ أَبِي بَرْزَةَ، «أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَكْرَهُ النَّوْمَ قَبْلَ العِشَاءِ وَالحَدِيثَ بَعْدَهَا» رواه البخاري  والترمذي  وأحمد 

Dari Abu Barzah rodhiyallohu ‘anhu: “bahwasanya Rosulullohtidak menyukai tidur sebelum sholat ‘Isya dan berbincang-bincang setelahnya.”

(HR. Al-Bukhory, no: 568, HR At-Tirmidzi, no: 168 dan HR. Ahmad, no. 19781)

Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqolani (773 – 852 H) berkata:

Beliau (Rosululloh ﷺ) membenci tidur sebelum sholat ‘Isya dan berbincang-bincang setelahnya, karena tidur sebelum sholat ‘Isya dapat menyebabkan seseorang melewatkan sholat dari waktunya secara keseluruhan, atau dari waktu yang utama. Sedangkan berbincang-bincang setelahnya dapat menyebabkan seseorang tertidur hingga melewatkan sholat Shubuh, atau melewatkan waktunya yang utama, atau bahkan meninggalkan sholat malam.

(Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqolani, Fath Al-Bari (2/73))

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: «مَا نَامَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَبْلَ الْعِشَاءِ، ‌وَلَا ‌سَمَرَ ‌بَعْدَهَا» رواه ابن ماجة 

Dari ‘A’isyah, ia berkata: “Rosululloh tidak pernah tidur sebelum sholat ‘Isya, dan tidak pernah berbincang-bincang setelahnya.

(HR. Ibnu Majah, no. 702).

Para ‘Ulama berkata: “Percakapan yang dimakruhkan setelah sholat ‘Isya adalah yang tidak memiliki manfa’at. Namun, jika percakapan tersebut mengandung maslahat dan kebaikan, maka tidaklah makruh, seperti:

Mempelajari ilmu agama,

Menceritakan kisah orang-orang sholih,

Berbincang dengan tamu atau pengantin untuk menghibur mereka,

Berbicara dengan keluarga dan anak-anak untuk bersikap lembut serta memenuhi kebutuhan mereka,

Berbincang dengan para musafir demi menjaga barang atau keselamatan mereka,

Membahas upaya mendamaikan manusia,

Menjadi perantara dalam hal kebaikan,

Memerintahkan kepada yang ma’ruf dan mencegah kemungkaran,

Memberikan bimbingan menuju maslahat, dan hal-hal semacamnya. Semua ini tidak dimakruhkan.

(An-Nawawi (w. 676 H), Syarh An-Nawawi ‘ala Muslim (5/146)).

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 014/02091446 -02032025

CUCI TANGAN

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ نَامَ وَفِي يَدِهِ غَمَرٌ، وَلَمْ يَغْسِلْهُ فَأَصَابَهُ شَيْءٌ، فَلَا يَلُومَنَّ إِلَّا نَفْسَهُ» رواه أبو داود ، ابن ماجة ، وأحمد  وابن حبان 

Dari Abu Hurairoh رضي الله عنه, ia berkata: Rosululloh ﷺ bersabda: “Barangsiapa tidur dalam keadaan di tangannya masih terdapat sisa lemak (bekas makanan) dan ia tidak mencucinya, lalu sesuatu (gangguan atau penyakit) menimpanya, maka janganlah ia menyalahkan siapa pun selain dirinya sendiri.

(HR. Abu Dawud, no. 3852, Ibnu Majah, no. 3297, Ahmad, no. 7569 dan 10940 dan Ibnu Hibban, no. 5521)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 015/03091446 -03032025

TUTUP BEJANA, TUTUP PINTU DAN PADAMKAN LAMPU

عَنْ جَابِرٍ، عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: «غَطُّوا الْإِنَاءَ، وَأَوْكُوا السِّقَاءَ، وَأَغْلِقُوا الْبَابَ، وَأَطْفِئُوا السِّرَاجَ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لَا يَحُلُّ سِقَاءً، وَلَا يَفْتَحُ بَابًا، وَلَا يَكْشِفُ إِنَاءً، فَإِنْ لَمْ يَجِدْ أَحَدُكُمْ إِلَّا أَنْ يَعْرُضَ عَلَى إِنَائِهِ عُودًا، وَيَذْكُرَ اسْمَ اللهِ، فَلْيَفْعَلْ، فَإِنَّ الْفُوَيْسِقَةَ تُضْرِمُ عَلَى أَهْلِ الْبَيْتِ بَيْتَهُمْ» رواه مسلم 

Dari Jabir رضي الله عنه, bahwa Rosululloh ﷺ bersabda: “Tutuplah wadah-wadah, ikatlah talinya, tutuplah pintu, dan matikan lampu. Karena syaithon tidak akan membuka wadah, tidak akan membuka pintu, dan tidak akan membuka penutup wadah. Jika kalian tidak menemukan apa-apa selain hanya bisa menutup wadah dengan sebuah kayu dan menyebut nama Alloh, maka lakukanlah. Karena tikus akan membakar rumah mereka (bila mereka tidak menutupnya dengan baik).

(HR. Muslim, no. 2012)

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ: «غَطُّوا الْإِنَاءَ، وَأَوْكُوا السِّقَاءَ، فَإِنَّ فِي السَّنَةِ لَيْلَةً يَنْزِلُ فِيهَا وَبَاءٌ، لَا يَمُرُّ بِإِنَاءٍ لَيْسَ عَلَيْهِ غِطَاءٌ، أَوْ سِقَاءٍ لَيْسَ عَلَيْهِ وِكَاءٌ، إِلَّا نَزَلَ فِيهِ مِنْ ذَلِكَ الْوَبَاءِ» رواه مسلم  وأحمد  وصححه الألباني 

Dari Jabir bin ‘Abdulloh رضي الله عنه, ia berkata: Saya mendengar Rosululloh ﷺ bersabda: “Tutuplah wadah-wadah, ikatlah talinya, karena pada suatu malam dalam setahun, akan ada penyakit menular yang turun, dan tidak akan ada wadah yang terbuka atau tali yang tidak terikat, kecuali penyakit itu akan masuk ke dalamnya.

(HR. Muslim, no. 2114, Ahmad, no. 14289, dan dishohihkan oleh Al-Albani)

عَنْ جَابِرٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَطْفِئُوا ‌الْمَصَابِيحَ ‌بِاللَّيْلِ إِذَا رَقَدْتُمْ، وَغَلِّقُوا الْأَبْوَابَ، وَأَوْكُوا الْأَسْقِيَةَ، وَخَمِّرُوا الطَّعَامَ وَالشَّرَابَ قَالَ هَمَّامٌ: وَأَحْسِبُهُ قَالَ: وَلَوْ بِعُودٍ.» رواه البخاري 

Dari Jabir, ia berkata: Rosululloh ﷺ bersabda: “Padamkanlah lampu-lampu pada malam hari jika kalian hendak tidur, tutuplah pintu-pintu, ikatlah tempat air, dan tutuplah makanan serta minuman.

Hammam (perowi) berkata: “Aku kira beliau juga bersabda: ‘Meskipun hanya dengan sebatang kayu.

(HR. Al-Bukhory, no. 6296)

عن جَابِرِ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ قال: قَالَ رسول الله صلى الله عليه وسلم: (إذا جُنْحُ اللَّيْلِ – أَوْ أَمْسَيْتُمْ – فَكُفُّوا صِبْيَانَكُمْ. فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْتَشِرُ حِينَئِذٍ. فَإِذَا ذَهَبَ سَاعَةٌ مِنَ اللَّيْلِ فَخَلُّوهُمْ. وَأَغْلِقُوا الْأَبْوَابَ. وَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ. ‌فَإِنَّ ‌الشَّيْطَانَ ‌لَا ‌يَفْتَحُ ‌بَابًا مُغْلَقًا. وَأَوْكُوا قِرَبَكُمْ. وَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ. وَخَمِّرُوا آنِيَتَكُمْ. وَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ. وَلَوْ أَنْ تَعْرُضُوا عَلَيْهَا شَيْئًا. وأطفؤا مصابيحكم).» رواه البخاري 

Dari Jabir bin ‘Abdulloh, ia berkata: Rosululloh ﷺ bersabda: “Apabila malam mulai gelap atau kalian memasuki waktu sore, tahanlah anak-anak kalian (agar tidak keluar), karena saat itu syaithon sedang berkeliaran. Maka, apabila telah berlalu sesaat dari waktu malam, biarkanlah mereka keluar. Tutuplah pintu-pintu dan sebutlah nama Alloh, karena syaithon tidak dapat membuka pintu yang tertutup. Ikatlah tempat air kalian dan sebutlah nama Alloh. Tutupilah wadah-wadah makanan dan minuman kalian serta sebutlah nama Alloh, meskipun hanya dengan meletakkan sesuatu di atasnya. Dan padamkanlah lampu-lampu kalian.

(HR. Al-Bukhory, no. 2012)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 016/04091446 -04032025

MENGIBAS TEMPAT TIDUR

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: «إِذَا جَاءَ أَحَدُكُمْ فِرَاشَهُ ‌فَلْيَنْفُضْهُ ‌بِصَنِفَةِ ثَوْبِهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، وَلْيَقُلْ بِاسْمِكَ رَبِّ وَضَعْتُ جَنْبِي وَبِكَ أَرْفَعُهُ، إِنْ أَمْسَكْتَ نَفْسِي فَاغْفِرْ لَهَا، وَإِنْ أَرْسَلْتَهَا فَاحْفَظْهَا بِمَا تَحْفَظُ بِهِ عِبَادَكَ الصَّالِحِينَ» رواه البخاري 

Dari Abu Hurairoh, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda: “Apabila salah seorang diantara kalian hendak berbaring di tempat tidurnya, maka hendaklah ia mengibaskannya dengan ujung kainnya tiga kali. Kemudian hendaklah ia berdoa: ‘Bismika Robbi wada’tu janbi, wa bika arfa’uhu, in amsakta nafsi faghfir laha, wa in arsaltaha fahfazha bima tahfazu bihi ‘ibadakas-salihin.’ (Dengan Nama-Mu, wahai Robbku, aku letakkan lambungku, dan dengan-Mu aku mengangkatnya. Jika Engkau menahan jiwaku (mewafatkannya), maka ampunilah ia. Dan jika Engkau melepaskannya (memberikannya kehidupan), maka jagalah ia sebagaimana Engkau menjaga hamba-hamba-Mu yang sholih).

(HR. Al-Bukhory, no. 7393)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 017/05091446 -05032025

SAAT SESEORANG HENDAK TIDUR, AKAN TETAPI DALAM KEADAAN JUNUB

عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «إِذَا أَرَادَ أَنْ يَنَامَ، وَهُوَ جُنُبٌ، غَسَلَ فَرْجَهُ، وَتَوَضَّأَ لِلصَّلاَةِ» متفق عليه  وعند مسلم: تَوَضَّأَ وُضُوءَهُ لِلصَّلَاةِ، قَبْلَ أَنْ يَنَامَ

Dari ‘A’isyah رضي الله عنها, ia berkata: “Apabila Nabiingin tidur dalam keadaan junub, beliau mencuci kemaluannya,  kemudian berwudhu (seperti berwudhu) untuk sholat.

(HR. Al-Bukhory, no. 288 dan HR. Muslim, no. 305 dengan lafadz dari Muslim: “Beliau berwudhu untuk sholat sebelum tidur“)

عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «إِذَا وَاقَعَ بَعْضَ أَهْلِهِ، فَكَسِلَ أَنْ يَقُومَ، ضَرَبَ يَدَهُ عَلَى الْحَائِطِ، فَتَيَمَّمَ» رواه الطبراني في الأوسط  وصححه الألباني 

Dari ‘A’isyah رضي الله عنها, ia berkata: “Apabila Rosulullohmenggauli sebagian istrinya, lalu merasa malas untuk bangun, beliau meletakkan tangannya di dinding dan bertayamum.

(HR. Ath-Thobrony dalam Al-Awsath, no. 645 dan dishohihkan oleh Al-Albany dalam Shohih al-Jami’ush Shoghir, no. 4794)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 018/09091446 -09032025

BERBARING DISAMPING TUBUH SEBELAH KANAN 

عن الْبَرَاء بْن عَازِبٍ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: ” إِذَا أَخَذْتَ مَضْجَعَكَ، فَتَوَضَّأْ وُضُوءَكَ لِلصَّلَاةِ، ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى شِقِّكَ الْأَيْمَنِ، ثُمَّ قُلْ: اللهُمَّ إِنِّي أَسْلَمْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ، وَفَوَّضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ، وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ، لَا مَلْجَأَ وَلَا مَنْجَا مِنْكَ إِلَّا إِلَيْكَ، آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ، وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ، وَاجْعَلْهُنَّ مِنْ آخِرِ كَلَامِكَ، فَإِنْ مُتَّ مِنْ لَيْلَتِكَ، مُتَّ وَأَنْتَ عَلَى الْفِطْرَةِ قَالَ: فَرَدَّدْتُهُنَّ لِأَسْتَذْكِرَهُنَّ فَقُلْتُ: آمَنْتُ بِرَسُولِكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ، قَالَ: ” قُلْ: آمَنْتُ بِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ ” متفق عليه واللفظ لمسلم 

Diriwayatkan dari Al-Baro’ bin ‘Āzib, bahwa Rosululloh ﷺ bersabda: “Jika engkau hendak berbaring di tempat tidurmu, maka berwudhulah seperti wudhumu untuk sholat. Kemudian berbaringlah di sisi kananmu, lalu ucapkanlah: ‘Ya Alloh, aku menyerahkan wajahku kepada-Mu, aku menyerahkan urusanku kepada-Mu, aku sandarkan punggungku kepada-Mu, dengan penuh harapan dan ketakutan kepada-Mu. Tidak ada tempat berlindung dan tidak ada tempat selamat dari-Mu kecuali kepada-Mu. Aku beriman kepada kitab-Mu yang Engkau turunkan, dan kepada Nabi-Mu yang Engkau utus.’ Jadikanlah doa ini sebagai ucapan terakhirmu, sebab jika engkau wafat pada malam itu, maka engkau wafat dalam keadaan fitroh.

Al-Baro’ berkata: “Aku mengulangi bacaan tersebut di hadapan Rosulullohuntuk memastikan hafalanku, lalu aku berkata: ‘Aku beriman kepada Rosul-Mu yang Engkau utus.’ Maka beliau bersabda: ‘Katakanlah: Aku beriman kepada Nabi-Mu yang Engkau utus.‘”

(Muttafaqun ‘alayh, Al-Bukhory, no: 247 dan no: 2311, dan HR. Muslim, no: 2710; sedangkan lafadz ini adalah berasal dari riwayat Muslim)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 019/10091446 -10032025

BERNIAT UNTUK BANGUN MALAM

عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ، يَبْلُغُ بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنْ أَتَى فِرَاشَهُ، وَهُوَ يَنْوِي أَنْ يَقُومَ فَيُصَلِّيَ مِنَ اللَّيْلِ، فَغَلَبَتْهُ عَيْنُهُ حَتَّى يُصْبِحَ، كُتِبَ لَهُ مَا نَوَى، وَكَانَ نَوْمُهُ صَدَقَةً عَلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ» رواه ابن ماجة  والحاكم  والبيهقي  وابن حزيمة  حسنه الألباني 

Dari Abu Darda’, yang menyandarkan (riwayat ini) kepada Nabi ﷺ, beliau bersabda: “Barangsiapa yang mendatangi tempat tidurnya dengan niat untuk bangun dan melaksanakan sholat malam, lalu matanya dikalahkan oleh rasa kantuk hingga ia tertidur sampai pagi, maka tetap dicatat baginya pahala sesuai dengan apa yang ia niatkan, dan tidurnya itu menjadi shodaqoh dari Robb-nya untuknya.

(HR. Ibnu Majah, no. 1344, HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrok, no. 1170, HR. Al-Baihaqi dalam As-Sunan al-Kubro, no. 4724 dan HR. Ibnu Khuzaimah dalam shohihnya no. 1172; dinilai Hasan oleh Al-A’dzomi juga oleh Al-Albany dalam Shohih ‘al-Jami’ush Shoghir, no. 5941)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 020/11091446 -11032025

MELETAKKAN TANGAN KANAN DIBAWAH PIPI KANAN

عَنْ حَفْصَةَ، زَوْجِ النَّبِيِّ صلّى الله عليه وسلم، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَرْقُدَ وَضَعَ يَدَهُ الْيُمْنَى تَحْتَ خَدِّهِ ثُمَّ يَقُولُ: «اللَّهُمَّ قِنِي عَذَابَكَ يَوْمَ تَبْعَثُ عِبَادَكَ ثَلَاثَ مِرَارٍ» رواه أبو داود 

Diriwayatkan dari Hafshoh, istri Nabi ﷺ, bahwa Rosulullohapabila hendak tidur, beliau meletakkan tangan kanannya di bawah pipinya, lalu mengucapkan: “Ya Alloh, lindungilah aku dari adzab-Mu pada hari Engkau membangkitkan hamba-hamba-Mu.” (sebanyak tiga kali).

(HR. Abu Dawud, no. 5045)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 021-A/13091446 -13032025

TIDAK TIDUR TENGKURAP (#1)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: رَأَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلًا مُضْطَجِعًا عَلَى بَطْنِهِ فَقَالَ: «إِنَّ هَذِهِ ضِجْعَةٌ لَا يُحِبُّهَا اللَّهُ» رواه الترمذي  وأحمد  وصححه الألباني 

Diriwayatkan dari Abu Hurairoh, ia berkata: Rosulullohmelihat seorang laki-laki berbaring dalam posisi telungkup, lalu beliau bersabda: “Sesungguhnya posisi berbaring seperti ini tidak disukai oleh Alloh.”

(HR. Ibnu Majah, no. 2768 dan HR. Ahmad, no 8041; dishohihkan oleh Al-Albany)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 021-B/13091446 -13032025

TIDAK TIDUR DIATAS PERUT / TENGKURAP (#2)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: رَأَى رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‌رَجُلًا ‌مُضْطَجِعًا ‌عَلَى ‌بَطْنِهِ فَقَالَ: «إِنَّ هَذِهِ ضِجْعَةٌ لَا يُحِبُّهَا اللَّهُ» رواه الترمذي وأحمد

Dari Abu Hurairoh rodhiyallohu ‘anhu, ia berkata: “Rosululloh melihat seorang laki-laki berbaring tengkurap, lalu beliau bersabda:Sesungguhnya ini adalah cara berbaring yang tidak disukai oleh Alloh.

(HR. At-Turmudzi, dan HR. Ahmad)

عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ: مَرَّ بِيَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم ‌وَأَنَا ‌مُضْطَجِعٌ ‌عَلَى ‌بَطْنِي، فَرَكَضَنِي بِرِجْلِهِ وَقَالَ: «يَا جُنَيْدِبُ، إِنَّمَا هَذِهِ ضِجْعَةُ أَهْلِ النَّارِ» رواه ابن ماجه

Dari Abu Dzar rodhiyallohu ‘anhu, ia berkata: “Nabilewat di dekatku ketika aku sedang berbaring tengkurap, lalu beliau menyentuhku dengan kakinya dan bersabda:Wahai Junaidib, sesungguhnya ini adalah cara berbaring penghuni neraka.

(HR Ibnu Majah)

عَنْ يَعِيشَ بْنِ طِهْفَةَ الْغِفَارِيِّ، عَنْ أبيه قَالَ: ضِفْتُ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم فِيمَنْ تَضَيَّفَهُ مِنَ الْمَسَاكِينِ، فَخَرَجَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم فِي اللَّيْلِ يَتَعَاهَدُ ضَيْفَهُ، فَرَآنِي مُنْبَطِحًا عَلَى بَطْنِي فَرَكَضَنِي بِرِجْلِهِ، وَقَالَ: ” لَا تَضْطَجِعْ هَذِهِ الضِّجْعَةَ، فَإِنَّهَا ‌ضِجْعَةٌ ‌يَبْغَضُهَا ‌اللهُ ” رواه أبو داود والبخاري في الأدب المفرد وفيه: «قُمْ، هَذِهِ ‌ضَجْعَةٌ ‌يُبْغِضُهَا ‌اللَّهُ»

Dari Ya’isy bin Thihfah al-Ghifari, dari ayahnya, ia berkata: “Aku bertamu kepada Rosulullohbersama beberapa orang miskin lainnya. Rosulullohkeluar pada malam hari untuk memeriksa tamunya, lalu beliau melihatku berbaring tengkurap, maka beliau menyentuhku dengan kakinya dan bersabda: Janganlah engkau berbaring dengan cara berbaring ini, karena sesungguhnya ini adalah cara berbaring yang dibenci oleh Alloh.

Dalam riwayat “Adab al-Mufrad“: “Bangunlah, ini adalah cara berbaring yang dibenci oleh Alloh.

(HR. Abu Dawud, HR. Al-Bukhory, dan HR. Ahmad)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 022/15091446 -15032025

BERDO’A KETIKA AKAN TIDUR

BEBERAPA DO’A MENJELANG TIDUR (Bagian-1)

عَنْ أَنَسٍ؛ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم كان ‌إذا ‌أوى ‌إلى ‌فراشه قال “الحمد لله الذي أطعمنا وسقانا، وكفانا وآوانا. فكم ممن لا كافي له ولا مؤوي”.» رواه مسلم 

Dari Anas (رضي الله عنه), bahwa Rosulullohketika hendak berbaring di tempat tidurnya, beliau mengucapkan:Segala puji bagi Alloh yang telah memberi kami makan dan minum, mencukupi kami, dan memberikan tempat tinggal kepada kami. Betapa banyak orang yang tidak memiliki cukup makanan, minuman, dan tempat berlindung.”

(HR. Muslim, no. 2715)

عَنْ عَائِشَةَ : أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم «كَانَ ‌إِذَا ‌أَوَى ‌إِلَى ‌فِرَاشِهِ كُلَّ لَيْلَةٍ، جَمَعَ كَفَّيْهِ ثُمَّ نَفَثَ فِيهِمَا، فَقَرَأَ فِيهِمَا: {قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ}، وَ {قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ}، وَ {قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ}، ثُمَّ يَمْسَحُ بِهِمَا مَا اسْتَطَاعَ مِنْ جَسَدِهِ، يَبْدَأُ بِهِمَا عَلَى رَأْسِهِ وَوَجْهِهِ، وَمَا أَقْبَلَ مِنْ جَسَدِهِ، يَفْعَلُ ذَلِكَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ». رواه البخاري 

Dari ‘A’isyah (رضي الله عنها), bahwa Nabiketika hendak berbaring di tempat tidurnya setiap malam, beliau mengumpulkan kedua telapak tangannya, lalu meniup ke dalamnya, kemudian membaca:

1) Surah Al-Ikhlas (Qul Huwa Allahu Ahad)

2) Surah Al-Falaq (Qul A’udzu Birobbil-Falaq)

3.) Surah An-Nas (Qul A’udzu Birobbin-Nas)

Setelah itu, beliau mengusapkan kedua tangannya ke seluruh bagian tubuhnya yang dapat dijangkau, dimulai dari kepala, wajah, dan bagian depan tubuhnya. Beliau melakukan hal ini sebanyak tiga kali.

(HR. Al-Bukhory, no. 5748)                                

(Bersambung)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 023/16091446 -16032025

BERDO’A KETIKA AKAN TIDUR

BEBERAPA DO’A MENJELANG TIDUR (Bagian-2)

عن البراء؛ أن النبي صلى الله عليه وسلم كان، إذا أخذ مضجعه، قال “اللهم! باسمك أحيا وباسمك أموت”. وإذا استيقظ قال “الحمد لله الذي أحيانا بعدما أماتنا، وإليه النشور”.» رواه مسلم وهذا لفظه  ورواه أيضا البخاري عَنْ حُذَيْفَةَ  

Dari Al-Baro’ (رضي الله عنه), bahwa Nabiketika hendak berbaring di tempat tidurnya, beliau mengucapkan:Ya Alloh, dengan nama-Mu aku hidup, dan dengan nama-Mu aku mati.” Dan ketika beliau bangun dari tidurnya, beliau mengucapkan: “Segala puji bagi Alloh yang telah menghidupkan kami setelah Dia mematikan kami, dan kepada-Nya tempat kembali.”

(HR. Muslim, no. 2711 dengan lafadz ini. Dan Hadits ini juga diriwayatkan oleh Al-Bukhory, no. 7394 tetapi dari Hudzaifah رضي الله عنه.)

عَنِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ: «كَانَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم ‌إِذَا ‌أَوَى ‌إِلَى ‌فِرَاشِهِ نَامَ عَلَى شِقِّهِ الْأَيْمَنِ،  ثُمَّ قَالَ: اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ نَفْسِي إِلَيْكَ، وَوَجَّهْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ، وَفَوَّضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ، وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ، رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ، لَا مَلْجَأَ وَلَا مَنْجَا مِنْكَ إِلَّا إِلَيْكَ، آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ، وَنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ. وَقَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: مَنْ قَالَهُنَّ ثُمَّ مَاتَ تَحْتَ لَيْلَتِهِ، مَاتَ عَلَى الْفِطْرَةِ»  متفق عليه  واللفظ للبخاري 

Dari Al-Baro’ bin ‘Azib (رضي الله عنه) berkata: “Rosulullohketika hendak berbaring di tempat tidurnya, beliau tidur di sisi kanannya, lalu mengucapkan: ‘Ya Alloh, aku menyerahkan diriku kepada-Mu, aku menghadapkan wajahku kepada-Mu, aku menyerahkan urusanku kepada-Mu, dan aku bersandar kepada-Mu, dalam keadaan penuh harapan dan takut kepada-Mu. Tidak ada tempat berlindung dan tempat keselamatan dari-Mu kecuali kepada-Mu. Aku beriman kepada Kitab-Mu yang telah Engkau turunkan, dan kepada Nabi-Mu yang telah Engkau utus.’ Kemudian Rosululloh ﷺ bersabda: “Barangsiapa mengucapkannya lalu meninggal dunia pada malam itu, maka ia meninggal dalam keadaan fitroh (dalam keimanan yang lurus).

(Muttafaqun ‘Alaih, (HR. Al-Bukhory, no. 6315 dan HR. Muslim, no. 2710 dengan lafadz dari Al-Bukhory)

(Bersambung)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 024/18091446 -18032025

BERDO’A KETIKA AKAN TIDUR

BEBERAPA DO’A MENJELANG TIDUR (Bagian-3)

عن عبد الله بن عمر؛ أنه أمر رجلا، إذا أخذ مضجعه، قال “اللهم! خلقت نفسي وأنت توفاها. لك مماتها ومحياها. إن أحييتها فاحفظها، وإن أمتها فاغفر لها. اللهم! إني أسألك العافية”» رواه مسلم  وهذا لفظه وأحمد 

Dari ‘Abdulloh bin ‘Umar (رضي الله عنه) bahwa ia memerintahkan seseorang, ketika hendak berbaring di tempat tidurnya, untuk mengucapkan: “Ya Alloh, Engkau telah menciptakan jiwaku dan Engkau pula yang akan mewafatkannya. Kepada-Mu kematiannya dan kehidupannya. Jika Engkau menghidupkannya, maka jagalah ia. Dan jika Engkau mewafatkannya, maka ampunilah ia. Ya Alloh, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu keselamatan.

(HR. Muslim, no. 2712 dengan lafadz ini, juga diriwayatkan oleh Ahmad dalam musnadnya, no. 5502)

عَنْ سهيل. قال: كان أبو صالح يأمرنا، إذا أراد أحدنا أن ينام، أن يضطجع على شقه الأيمن. ثم يقول “اللهم! رب السماوات ورب الأرض ورب العرش العظيم. ربنا ورب كل شئ. فالق الحب والنوى. ومنزل التوراة والإنجيل والفرقان. أعوذ بك من شر كل شيء أنت آخذ بناصيته. اللهم! أنت الأول فليس قبلك شئ. وأنت الآخر فليس بعدك شئ. وأنت الظاهر فليس فوقك شئ. وأنت الباطن فليس دونك شئ. اقض عنا الدين وأغننا من الفقر”. رواه مسلم 

Dari Sahl, ia berkata: Abu Sholih biasa memerintahkan kami, jika salah seorang dari kami hendak tidur, agar berbaring di sisi kanannya, lalu mengucapkan: “Ya Alloh, Tuhan langit dan Tuhan bumi, serta Tuhan ‘Arsy yang agung. Tuhan kami dan Tuhan segala sesuatu. Yang membelah butir biji dan inti. Yang menurunkan Taurat, Injil, dan Al-Furqon (– Al-Qur’an — pent.). Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan segala sesuatu yang Engkau pegang ubun-ubunnya. Ya Alloh, Engkaulah Yang Awal, tidak ada sesuatu pun sebelum-Mu. Engkaulah Yang Akhir, tidak ada sesuatu pun setelah-Mu. Engkaulah Yang Maha Nyata, tidak ada sesuatu pun di atas-Mu. Engkaulah Yang Maha Tersembunyi, tidak ada sesuatu pun di bawah-Mu. Lunasilah hutang kami dan cukupkanlah kami dari kefakiran.”

(HR. Muslim, no. 2713)

(Bersambung)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 025/20091446 -20032025

BERDO’A KETIKA AKAN TIDUR

BEBERAPA DO’A MENJELANG TIDUR (Bagian-4)

عن أبي هريرة؛ أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال “إذا أوى أحدكم إلى فراشه، فليأخذ داخلة إزاره، فلينفض بها فراشه، وليسم الله. فإنه لا يعلم ما خلفه بعده على فراشه. فإذا أراد أن يضطجع، فليضطجع على شقه الأيمن. وليقل: سبحانك اللهم! ربي بك وضعت جنبي. وبك أرفعه. إن أمسكت نفسي، فاغفر لها. وإن أرسلتها، فاحفظها بما تحفظ به عبادك الصالحين”.» رواه مسلم 

Dari Abu Hurairoh, bahwa Rosululloh ﷺ bersabda: “Jika salah seorang di antara kalian hendak berbaring di tempat tidurnya, maka hendaklah ia mengambil bagian dalam kainnya, lalu membersihkan tempat tidurnya dengannya, dan mengucapkan Basmalah, karena ia tidak mengetahui apa yang terjadi setelahnya di tempat tidurnya. Jika ia ingin berbaring, hendaklah ia berbaring di sisi kanannya dan mengucapkan: ‘Subhanakallohumma! Robbi, bika wadha‘tu janbi, wabika arfa‘uhu. In amsakta nafsi faghfir laha, wa in arsaltaha fahfazha bima tahfazu bihi ‘ibadakas-sholihin’ (Mahasuci Engkau, ya Alloh! Tuhanku, dengan nama-Mu aku meletakkan tubuhku dan dengan nama-Mu aku mengangkatnya. Jika Engkau menahan jiwaku, maka ampunilah ia. Jika Engkau melepaskannya, maka jagalah ia sebagaimana Engkau menjaga hamba-hamba-Mu yang sholih).”

(HR. Muslim, no. 2714)

عن شَهْرٌ، قَالَ: سَمِعْتُ أُمَّ سَلَمَةَ، تُحَدِّثُ زَعَمَتْ أَنَّ فَاطِمَةَ، جَاءَتْ إِلَى نَبِيِّ اللهِ تَشْتَكِي إِلَيْهِ الْخِدْمَةَ، فَقَالَتْ: يَا رَسُولَ اللهِ، وَاللهِ لَقَدْ مَجِلَتْ يَدَايَ مِنَ الرَّحَى، أَطْحَنُ مَرَّةً، وَأَعْجِنُ مَرَّةً، فَقَالَ لَهَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” إِنْ يَرْزُقْكِ اللهُ شَيْئًا يَأْتِكِ، وَسَأَدُلُّكِ عَلَى خَيْرٍ مِنْ ذَلِكَ: إِذَا لَزِمْتِ مَضْجَعَكِ، فَسَبِّحِي اللهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ، وَكَبِّرِي ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ، وَاحْمَدِي أَرْبَعًا وَثَلَاثِينَ، فَذَلِكَ مِائَةٌ، فَهُوَ خَيْرٌ لَكِ مِنَ الْخَادِمِ، وَإِذَا صَلَّيْتِ صَلَاةَ الصُّبْحِ، فَقُولِي: لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، يُحْيِي وَيُمِيتُ، بِيَدِهِ الْخَيْرُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ. عَشْرَ مَرَّاتٍ بَعْدَ صَلَاةِ الصُّبْحِ، وَعَشْرَ مَرَّاتٍ بَعْدَ صَلَاةِ الْمَغْرِبِ، فَإِنَّ كُلَّ وَاحِدَةٍ مِنْهُنَّ تُكْتَبُ عَشْرَ حَسَنَاتٍ، وَتَحُطُّ عَشْرَ سَيِّئَاتٍ، وَكُلُّ وَاحِدَةٍ مِنْهُنَّ كَعِتْقِ رَقَبَةٍ مِنْ وَلَدِ إِسْمَاعِيلَ، وَلَا يَحِلُّ لِذَنْبٍ كُسِبَ ذَلِكَ الْيَوْمَ أَنْ يُدْرِكَهُ إِلَّا أَنْ يَكُونَ الشِّرْكُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَهُوَ حَرَسُكِ، مَا بَيْنَ أَنْ تَقُولِيهِ غُدْوَةً إِلَى أَنْ تَقُولِيهِ عَشِيَّةً، مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ، وَمِنْ كُلِّ سُوءٍ ” رواه أحمد 

Dari Syahr, ia berkata: Aku mendengar Ummu Salamah rodhiyallohu ‘anha bercerita, ia berkata bahwa Fatimah datang kepada Nabimengadukan pekerjaannya. Ia berkata: “Wahai Rosululloh, demi Alloh, tanganku telah kapalan karena sering menggiling dan menguleni adonan.” Lalu Rosululloh ﷺ bersabda: “Jika Alloh memberi rizqi kepadamu sesuatu, itu akan datang kepadamu. Namun, aku akan menunjukkan kepadamu sesuatu yang lebih baik dari itu: Jika engkau hendak tidur, bacalah Tasbih (Subhanalloh) 33 kali, Takbir (Allohu Akbar) 33 kali, dan Tahmid (Alhamdulillah) 34 kali, yang jumlahnya seratus. Itu lebih baik bagimu daripada seorang pembantu. Setelah sholat Shubuh, bacalah: “Laa ilaha illa Allohu wahdahu laa syarika lah, lahul-mulku walahul-hamdu, yuhyi wa yumiit, biyadihil-khoir, wa huwa ‘ala kulli syai’in qodir” (Tidak ada Tuhan selain Alloh, Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya segala kerajaan dan pujian, Dia yang menghidupkan dan mematikan, di tangan-Nya segala kebaikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu) sebanyak 10 kali setelah sholat Shubuh dan 10 kali setelah sholat Maghrib. Setiap bacaan itu ditulis sebagai 10 kebaikan, menghapus 10 kesalahan, dan setiap bacaan seakan membebaskan seorang budak dari keturunan Isma’il. Tidak ada dosa yang dapat menimpanya pada hari itu, kecuali jika ia melakukan syirik. Bacaan ini juga menjadi penjagamu dari segala syaithon dan keburukan, dari pagi hingga sore, dan dari sore hingga pagi.

(HR. Ahmad, no. 26551)

(Bersambung)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 026/22091446 -22032025

BERDO’A KETIKA AKAN TIDUR

BEBERAPA DO’A MENJELANG TIDUR (Bagian-5)

عَنِ الْبَرَاءِ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، كَانَ إِذَا أَخَذَ مَضْجَعَهُ قَالَ: «اللهُمَّ بِاسْمِكَ أَحْيَا، وَبِاسْمِكَ أَمُوتُ» وَإِذَا اسْتَيْقَظَ قَالَ: «الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَمَا أَمَاتَنَا، وَإِلَيْهِ النُّشُورُ» (رواه مسلم )

Dari Al-Baro’, bahwa Nabi apabila hendak tidur, beliau mengucapkan:Allohumma bismika ahya wa bismika amut” (Ya Alloh, dengan Nama-Mu aku hidup, dan dengan Nama-Mu aku mati).” Dan apabila beliau bangun, beliau mengucapkan:Alhamdulillahilladzi ahyana ba‘da ma amatana wa ilaihin-nusyur” (Segala puji bagi Alloh yang telah menghidupkan kami setelah Dia mematikan kami, dan kepada-Nya lah kami akan dibangkitkan).”

(HR. Muslim, no. 2711)

عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ اليَمَانِ، قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ، قَالَ: «بِاسْمِكَ أَمُوتُ وَأَحْيَا» وَإِذَا قَامَ قَالَ: «الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ» (رواه البخاري )

Dari Hudzaifah bin al-Yaman, ia berkata: Nabiapabila hendak tidur, beliau mengucapkan: “Bismika amutu wa ahya” (Dengan Nama-Mu aku mati dan aku hidup).” Dan apabila beliau bangun, beliau mengucapkan: “Alhamdulillahilladzi ahyana ba‘da ma amatana wa ilaihin-nusyur” (Segala puji bagi Alloh yang telah menghidupkan kami setelah Dia mematikan kami, dan kepada-Nya lah kami akan dibangkitkan).”

(HR. Al-Bukhory, no. 6312)

(Bersambung)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 027/24091446 -24032025

BERDO’A KETIKA AKAN TIDUR

BEBERAPA DO’A MENJELANG TIDUR (Bagian-6)

عَنْ حُذَيْفَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَخَذَ مَضْجَعَهُ مِنَ اللَّيْلِ، وَضَعَ يَدَهُ تَحْتَ خَدِّهِ، ثُمَّ يَقُولُ: «اللَّهُمَّ بِاسْمِكَ أَمُوتُ وَأَحْيَا» وَإِذَا اسْتَيْقَظَ قَالَ: «الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ» (رواه البخاري )

Dari Hudzaifah رضي الله عنه, ia berkata: Nabiapabila hendak berbaring di tempat tidurnya pada malam hari, beliau meletakkan tangannya di bawah pipinya, lalu mengucapkan:Allohumma bismika amutu wa ahya” (Ya Alloh, dengan Nama-Mu aku mati dan aku hidup).” Dan apabila beliau bangun, beliau mengucapkan:Alhamdulillahilladzi ahyana ba‘da ma amatana wa ilaihin-nusyur” (Segala puji bagi Alloh yang telah menghidupkan kami setelah Dia mematikan kami, dan kepada-Nya lah kami akan dibangkitkan).”

(HR. Al-Bukhory, no. 6314)

عَنْ حُذَيْفَةَ، قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَنَامَ قَالَ: «بِاسْمِكَ اللَّهُمَّ أَمُوتُ وَأَحْيَا» وَإِذَا اسْتَيْقَظَ مِنْ مَنَامِهِ قَالَ: «الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ» (رواه البخاري )

Dari Hudzaifah رضي الله عنه, ia berkata: Nabiapabila hendak tidur, beliau mengucapkan:Bismika Allohumma amutu wa ahya” (Dengan Nama-Mu, ya Alloh, aku mati dan aku hidup).” Dan apabila beliau bangun dari tidurnya, beliau mengucapkan:Alhamdulillahilladzi ahyana ba‘da ma amatana wa ilaihin-nusyur” (Segala puji bagi Alloh yang telah menghidupkan kami setelah Dia mematikan kami, dan kepada-Nya lah tempat kembali).

(HR. Al-Bukhory, no. 6324)

(Bersambung)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 028/25091446 -25032025

BERDO’A KETIKA AKAN TIDUR

BEBERAPA DO’A MENJELANG TIDUR (Bagian-7)

عَنْ أَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَخَذَ مَضْجَعَهُ مِنَ اللَّيْلِ قَالَ: «اللَّهُمَّ بِاسْمِكَ أَمُوتُ وَأَحْيَا» فَإِذَا اسْتَيْقَظَ قَالَ: «الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ» (رواه البخاري )

Dari Abu Dzar رضي الله عنه, ia berkata: Nabiapabila hendak berbaring di tempat tidurnya pada malam hari, beliau mengucapkan:Allohumma bismika amutu wa ahya” (Ya Alloh, dengan Nama-Mu aku mati dan aku hidup).Dan apabila beliau bangun dari tidurnya, beliau mengucapkan:Alhamdulillahilladzi ahyana ba‘da ma amatana wa ilaihin-nusyur” (Segala puji bagi Alloh yang telah menghidupkan kami setelah Dia mematikan kami, dan kepada-Nya lah tempat kembali).

(HR. Al-Bukhory, no. 6325)

عَنْ حُذَيْفَةَ، قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ قَالَ: «اللَّهُمَّ بِاسْمِكَ أَحْيَا وَأَمُوتُ»، وَإِذَا أَصْبَحَ قَالَ: «الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا، وَإِلَيْهِ النُّشُورُ»  (رواه البخاري )

Dari Hudzaifah رضي الله عنه, ia berkata: Nabiapabila hendak berbaring di tempat tidurnya, beliau mengucapkan:Allohumma bismika ahya wa amut” (Ya Alloh, dengan Nama-Mu aku hidup dan aku mati).” Dan apabila beliau bangun di pagi hari, beliau mengucapkan:Alhamdulillahilladzi ahyana ba‘da ma amatana wa ilaihin-nusyur” (Segala puji bagi Alloh yang telah menghidupkan kami setelah Dia mematikan kami, dan kepada-Nya lah tempat kembali).

(HR. Al-Bukhory, no. 7394)

(Bersambung)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 029/26091446 -26032025

BERDO’A KETIKA AKAN TIDUR

BEBERAPA DO’A MENJELANG TIDUR (Bagian-8)

عَنْ أَبِي ذَرٍّ، قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَخَذَ مَضْجَعَهُ مِنَ اللَّيْلِ، قَالَ: «بِاسْمِكَ نَمُوتُ وَنَحْيَا»، فَإِذَا اسْتَيْقَظَ قَالَ: «الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا، وَإِلَيْهِ النُّشُورُ» (رواه البخاري  عن أبي ذر)

Dari Abu Dzar رضي الله عنه, ia berkata: Nabiapabila hendak berbaring di tempat tidurnya pada malam hari, beliau mengucapkan: “Bismika namutu wa nahya” (Dengan Nama-Mu kami mati dan kami hidup).” Dan apabila beliau bangun, beliau mengucapkan: “Alhamdulillahilladzi ahyana ba‘da ma amatana, wa ilaihin-nusyur” (Segala puji bagi Alloh yang telah menghidupkan kami setelah Dia mematikan kami, dan kepada-Nya lah tempat kembali).”

(HR. Al-Bukhory, no. 7395)

عن الْبَرَاءُ بْنُ عَازِبٍ؛ أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قال “إذا أخذت مضجعك فتوضأ وضوءك للصلاة. ‌ثم ‌اضطجع ‌على ‌شقك ‌الأيمن. ثم قل: اللهم! إني أسلمت وجهي إليك. وفوضت أمري إليك. وألجأت ظهري إليك رغبة ورهبة إليك. لا ملجأ ولا منجا منك إلا إليك. آمنت بكتابك الذي أنزلت. وبنبيك الذي أرسلت. واجعلهن من آخر كلامك. فإن مت من ليلتك، مت وأنت على الفطرة“.قال فرددتهن لأستذكرهن فقلت: آمنت برسولك الذي أرسلت. قال “قل: آمنت بنبيك الذي أرسلت”.» متفق عليه  واللفظ لمسلم

Dari Al-Baro’ bin ‘Azib, bahwa Rosululloh ﷺ bersabda: “Jika engkau hendak berbaring (untuk tidur), maka berwudhulah sebagaimana wudhu untuk sholat. Kemudian berbaringlah di sisi kananmu, lalu ucapkan: ‘Ya Alloh! Aku serahkan wajahku kepada-Mu, aku pasrahkan urusanku kepada-Mu, dan aku sandarkan punggungku kepada-Mu, karena mengharap (pahala) dan takut kepada-Mu. Tiada tempat berlindung dan selamat dari (adzab)-Mu kecuali kepada-Mu. Aku beriman kepada Kitab-Mu yang telah Engkau turunkan, dan kepada Nabi-Mu yang telah Engkau utus.’ Jadikanlah doa ini sebagai ucapan terakhirmu. Jika engkau meninggal pada malam itu, maka engkau meninggal dalam keadaan fitroh (Islam yang murni).

Al-Baro’ berkata: “Lalu aku mengulangi bacaan itu untuk memastikan hafalanku, dan aku mengucapkan: ‘Aku beriman kepada Rosul-Mu yang telah Engkau utus.’ Maka beliau ﷺ bersabda: ‘Ucapkanlah: Aku beriman kepada Nabi-Mu yang telah Engkau utus.’”

(Hadits ini disepakati oleh Al-Bukhory dan Muslim, dan lafadz-nya berasal dari Muslim)

(Bersambung)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 030/27091446 -27032025

BERDO’A KETIKA AKAN TIDUR

BEBERAPA DO’A MENJELANG TIDUR (Bagian-9)

عَنْ أَبِي الْأَزْهَرِ الْأَنْمَارِيِّ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم كَانَ إِذَا أَخَذَ مَضْجَعَهُ مِنَ اللَّيْلِ قَالَ: «بِسْمِ اللَّهِ وَضَعْتُ جَنْبِي اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي، ‌وَأَخْسِئْ ‌شَيْطَانِي، وَفُكَّ رِهَانِي، وَاجْعَلْنِي فِي النَّدِيِّ الْأَعْلَى» رواه ابو داود 

Dari Abu al-Azhar al-Anmari rodhiyallohu ‘anhu, bahwa Rosulullohapabila hendak berbaring di tempat tidurnya pada malam hari, beliau mengucapkan: “Bismillah wada‘tu janbi, Allohummaghfir li dzanbi, wa akhsi’ syaithoni, wa fukka rihani, waj‘alni fi an-nadiyyi al-a‘la.” (Dengan nama Alloh, aku meletakkan lambungku. Ya Alloh, ampunilah dosaku, jauhkanlah syaithon dariku, bebaskanlah aku dari segala ikatan, dan tempatkanlah aku di tempat yang tertinggi).”

(HR. Abu Dawud, no. 5054)

عَنْ سهيل. قال: كان أبو صالح يأمرنا، إذا أراد أحدنا أن ينام، أن يضطجع على شقه الأيمن. ثم يقول “اللهم! رب السماوات ورب الأرض ورب العرش العظيم. ربنا ورب كل شئ. فالق الحب والنوى. ومنزل التوراة والإنجيل والفرقان. أعوذ بك من شر كل شيء أنت آخذ بناصيته. اللهم! أنت الأول فليس قبلك شئ. وأنت الآخر فليس بعدك شئ. وأنت الظاهر فليس فوقك شئ. ‌وأنت ‌الباطن ‌فليس ‌دونك ‌شئ. اقض عنا الدين وأغننا من الفقر”. وكان يروى ذلك عن أبي هريرة، عن النبي صلى الله عليه وسلم.» رواه مسلم 

Dari Suhail, ia berkata: Abu Sholih biasa memerintahkan kami, jika salah seorang dari kami hendak tidur, agar ia berbaring di sisi kanannya, lalu mengucapkan: “Ya Alloh, Robb langit dan Robb bumi, Robb ‘Arsy yang agung. Robb kami dan Robb segala sesuatu. Yang membelah biji dan inti. Yang menurunkan Taurot, Injil, dan Al-Furqon (– Al-Qur’an — pent.). Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan segala sesuatu yang Engkau pegang ubun-ubunnya. Ya Alloh, Engkaulah Yang Awal, tidak ada sesuatu pun sebelum-Mu. Engkaulah Yang Akhir, tidak ada sesuatu pun setelah-Mu. Engkaulah Yang Zhohir, tidak ada sesuatu pun di atas-Mu. Engkaulah Yang Bathin, tidak ada sesuatu pun yang lebih dekat dari-Mu. Lunasilah hutang kami, dan cukupkanlah kami dari kefakiran.” Dan ia meriwayatkannya dari Abu Hurairoh, dari Nabi ﷺ.

(HR. Muslim, no. 2713)

(Bersambung)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 031/28091446 -28032025

BERDO’A KETIKA AKAN TIDUR

BEBERAPA DO’A MENJELANG TIDUR (Bagian-10)

عن عبد الله بن عمر؛ أنه أمر رجلا، إذا أخذ مضجعه، قال “اللهم! خلقت نفسي وأنت توفاها. لك مماتها ومحياها. إن أحييتها فاحفظها، ‌وإن ‌أمتها ‌فاغفر ‌لها. اللهم! إني أسألك العافية” فقال له رجل: أسمعت هذا من عمر؟ فقال: من خير من عمر، من رسول الله صلى الله عليه وسلم. رواه مسلم 

Dari ‘Abdulloh bin ‘Umar, bahwa ia memerintahkan seseorang, ketika hendak berbaring di tempat tidurnya, untuk mengucapkan: “Ya Alloh, Engkau telah menciptakan jiwaku dan Engkau pula yang akan mewafatkannya. Kepada-Mu kematiannya dan kehidupannya. Jika Engkau menghidupkannya, maka jagalah ia, dan jika Engkau mematikannya, maka ampunilah ia. Ya Alloh, aku memohon kepada-Mu keselamatan.” Lalu seseorang bertanya kepadanya, “Apakah engkau mendengar ini dari Umar?” Ia menjawab, “Dari yang lebih baik dari ‘Umar, yaitu dari Rosululloh ﷺ.”

(HR. Muslim, no. 2712).

عَنْ أَنَسٍ؛ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم كان إذا أوى إلى فراشه قال “الحمد لله الذي أطعمنا ‌وسقانا، ‌وكفانا ‌وآوانا. فكم ممن لا كافي له ولا مؤوي”.» رواه مسلم 

Dari ‘Anas, bahwa Rosululloh ﷺ, ketika hendak berbaring di tempat tidurnya, beliau mengucapkan: “Segala puji bagi Alloh yang telah memberi kami makan, memberi kami minum, mencukupi kami, dan memberi kami tempat tinggal. Betapa banyak orang yang tidak memiliki cukup makanan, minuman, atau tempat tinggal.”

(HR. Muslim, no. 2715).

عَنْ حَفْصَةَ، زَوْجِ النَّبِيِّ صلّى الله عليه وسلم، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم كَانَ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَرْقُدَ وَضَعَ يَدَهُ الْيُمْنَى تَحْتَ خَدِّهِ ثُمَّ يَقُولُ: «‌اللَّهُمَّ ‌قِنِي ‌عَذَابَكَ يَوْمَ تَبْعَثُ عِبَادَكَ رواه أبو داود 

Dari Hafshoh, istri Nabi ﷺ, bahwa Rosululloh apabila hendak tidur, beliau meletakkan tangan kanannya di bawah pipinya, lalu mengucapkan: “Allohumma qini ‘adhabaka yawma tab‘athu ‘ibadak.” (Ya Alloh, lindungilah aku dari adzab-Mu pada hari Engkau membangkitkan hamba-hamba-Mu).

(HR. Abu Dawud, no. 5054)

(Bersambung)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 032/29091446 -29032025

BERDO’A KETIKA AKAN TIDUR

BEBERAPA DO’A MENJELANG TIDUR (Bagian-11)

عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ اليَمَانِ: أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم كَانَ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَنَامَ وَضَعَ يَدَهُ تَحْتَ رَأْسِهِ، ثُمَّ قَالَ: «‌اللَّهُمَّ ‌قِنِي ‌عَذَابَكَ يَوْمَ تَجْمَعُ – أَوْ تَبْعَثُ – عِبَادَكَ» رواه الترمذي 

‌‌Dari Hudzaifah bin al-Yaman, bahwa Nabiapabila hendak tidur, beliau meletakkan tangannya di bawah kepalanya, lalu mengucapkan: “Allohumma qini ‘adhabaka yawma tajma‘u – aw tab‘athu – ‘ibadak.” (Ya Alloh, lindungilah aku dari adzab-Mu pada hari Engkau mengumpulkan – atau membangkitkan – hamba-hamba-Mu).”

(HR. At-Tirmidzi, no. 3398)

Membaca Ayat Kursi:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ «وَكَّلَنِي رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم بِحِفْظِ زَكَاةِ رَمَضَانَ فَأَتَانِي آتٍ فَجَعَلَ يَحْثُو مِنَ الطَّعَامِ فَأَخَذْتُهُ وَقُلْتُ وَاللهِ لَأَرْفَعَنَّكَ إِلَى رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ إِنِّي مُحْتَاجٌ وَعَلَيَّ عِيَالٌ وَلِي حَاجَةٌ شَدِيدَةٌ قَالَ فَخَلَّيْتُ عَنْهُ فَأَصْبَحْتُ فَقَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم يَا أَبَا هُرَيْرَةَ مَا فَعَلَ أَسِيرُكَ الْبَارِحَةَ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللهِ شَكَا حَاجَةً شَدِيدَةً وَعِيَالًا فَرَحِمْتُهُ فَخَلَّيْتُ سَبِيلَهُ قَالَ أَمَا إِنَّهُ قَدْ كَذَبَكَ وَسَيَعُودُ فَعَرَفْتُ أَنَّهُ سَيَعُودُ لِقَوْلِ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم إِنَّهُ سَيَعُودُ فَرَصَدْتُهُ فَجَاءَ يَحْثُو مِنَ الطَّعَامِ فَأَخَذْتُهُ فَقُلْتُ لَأَرْفَعَنَّكَ إِلَى رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ دَعْنِي فَإِنِّي مُحْتَاجٌ وَعَلَيَّ عِيَالٌ لَا أَعُودُ فَرَحِمْتُهُ فَخَلَّيْتُ سَبِيلَهُ فَأَصْبَحْتُ فَقَالَ لِي رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَا أَبَا هُرَيْرَةَ مَا فَعَلَ أَسِيرُكَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللهِ شَكَا حَاجَةً شَدِيدَةً وَعِيَالًا فَرَحِمْتُهُ فَخَلَّيْتُ سَبِيلَهُ قَالَ أَمَا أَنَّهُ قَدْ كَذَبَكَ وَسَيَعُودُ فَرَصَدْتُهُ الثَّالِثَةَ فَجَاءَ يَحْثُو مِنَ الطَّعَامِ فَأَخَذْتُهُ فَقُلْتُ لَأَرْفَعَنَّكَ إِلَى رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم، وَهَذَا آخِرُ ثَلَاثِ مَرَّاتٍ أَنَّكَ تَزْعُمُ لَا تَعُودُ ثُمَّ تَعُودُ قَالَ: دَعْنِي أُعَلِّمْكَ كَلِمَاتٍ يَنْفَعُكَ اللهُ بِهَا قُلْتُ مَا هُوَ قَالَ إِذَا أَوَيْتَ إِلَى ‌فِرَاشِكَ ‌فَاقْرَأْ ‌آيَةَ ‌الْكُرْسِيِّ {اللهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ} حَتَّى تَخْتِمَ الْآيَةَ فَإِنَّكَ لَنْ يَزَالَ عَلَيْكَ مِنَ اللهِ حَافِظٌ وَلَا يَقْرَبَنَّكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ فَخَلَّيْتُ سَبِيلَهُ فَأَصْبَحْتُ فَقَالَ لِي رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم مَا فَعَلَ أَسِيرُكَ الْبَارِحَةَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللهِ زَعَمَ أَنَّهُ يُعَلِّمُنِي كَلِمَاتٍ يَنْفَعُنِي اللهُ بِهَا فَخَلَّيْتُ سَبِيلَهُ قَالَ مَا هِيَ قُلْتُ قَالَ لِي إِذَا أَوَيْتَ إِلَى ‌فِرَاشِكَ ‌فَاقْرَأْ ‌آيَةَ ‌الْكُرْسِيِّ مِنْ أَوَّلِهَا حَتَّى تَخْتِمَ {اللهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ} وَقَالَ لِي لَنْ يَزَالَ عَلَيْكَ مِنَ اللهِ حَافِظٌ وَلَا يَقْرَبَكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ وَكَانُوا أَحْرَصَ شَيْءٍ عَلَى الْخَيْرِ فَقَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم: أَمَا إِنَّهُ قَدْ صَدَقَكَ وَهُوَ كَذُوبٌ تَعْلَمُ مَنْ تُخَاطِبُ مُنْذُ ثَلَاثِ لَيَالٍ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ؟ قَالَ: لَا، قَالَ: ذَاكَ شَيْطَانٌ.» رواه البخاري 

Dari Abu Hurairoh rodhiyallohu ‘anhu, ia berkata: “Rosululloh ﷺ menugaskanku untuk menjaga zakat Romadhon. Kemudian datang seseorang yang mulai mengambil segenggam makanan, lalu aku menangkapnya dan berkata, ‘Demi Alloh, aku akan membawamu kepada Rosululloh ﷺ.’ Ia berkata, ‘Aku sangat membutuhkan, aku memiliki tanggungan keluarga, dan aku dalam keadaan sangat membutuhkan.’ Maka aku pun melepaskannya. Keesokan paginya, Rosululloh ﷺ berkata, ‘Wahai Abu Hurairoh, apa yang dilakukan oleh tawananmu tadi malam?’ Aku menjawab, ‘Ya Rosululloh, dia mengeluhkan kebutuhannya yang mendesak dan tanggungannya, sehingga aku merasa kasihan padanya dan aku melepaskannya.’ Rosululloh ﷺ bersabda, ‘Ketahuilah, dia telah berbohong kepadamu dan dia pasti akan kembali.’ Aku pun tahu bahwa dia akan kembali, karena Rosululloh ﷺ telah bersabda bahwa dia akan kembali. Maka aku mengintainya, dan benar, dia datang lagi dan mengambil makanan. Aku menangkapnya dan berkata, ‘Aku benar-benar akan membawamu kepada Rosululloh ﷺ.’ Dia pun memohon, ‘Biarkan aku pergi, aku sangat membutuhkan dan aku memiliki keluarga untuk dinafkahi. Aku tidak akan mengulangi lagi.’ Aku merasa kasihan, lalu aku melepaskannya. Keesokan harinya, Rosululloh ﷺ bertanya kepadaku, ‘Wahai Abu Hurairoh, apa yang dilakukan tawananmu?’ Aku menjawab, ‘Ya Rosululloh, dia mengeluhkan kebutuhannya yang mendesak dan keluarganya, sehingga aku merasa kasihan padanya dan aku melepaskannya.’ Rosululloh ﷺ bersabda, ‘Ketahuilah, dia telah berbohong kepadamu dan dia pasti akan kembali.’ Pada malam ketiga, aku mengintainya lagi. Dia datang dan mulai mengambil makanan, lalu aku menangkapnya dan berkata, ‘Aku pasti akan membawamu kepada Rosululloh ﷺ. Ini sudah ketiga kalinya kamu berjanji tidak akan kembali, tapi kamu tetap kembali!’ Dia pun berkata, ‘Lepaskan aku, aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat yang akan bermanfaat bagimu.’ Aku bertanya, ‘Apa itu?’ Dia menjawab, ‘Jika engkau hendak tidur, bacalah Ayat Kursi (اللَّهُ لا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ) hingga akhir ayat. Maka, engkau akan selalu berada dalam perlindungan Alloh, dan syaithon tidak akan mendekatimu hingga pagi.’ Maka aku pun melepaskannya. Keesokan paginya, Rosululloh ﷺ bertanya kepadaku, ‘Apa yang dilakukan tawananmu tadi malam?’ Aku menjawab, ‘Ya Rosululloh, dia mengatakan bahwa dia akan mengajarkan kepadaku beberapa kalimat yang akan bermanfaat bagiku, maka aku melepaskannya.’ Rosululloh ﷺ bertanya, ‘Apa itu?’ Aku menjawab, ‘Dia berkata kepadaku, jika hendak tidur, bacalah Ayat Kursi hingga akhir ayat, maka engkau akan selalu berada dalam perlindungan Alloh, dan syaithon tidak akan mendekatimu hingga pagi.’ Rosululloh ﷺ bersabda, ‘Ketahuilah, dia telah berkata benar kepadamu, meskipun dia adalah seorang pendusta. Wahai Abu Hurairoh, tahukah engkau siapa yang berbicara kepadamu selama tiga malam itu?’ Aku menjawab, ‘Tidak.’ Rosululloh ﷺ bersabda, ‘Itu adalah syaithon.’”

(HR. Al-Bukhory, no. 2311, 3275 dan 5010)

(Bersambung)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 033/04101446 -03042025

BERDO’A KETIKA AKAN TIDUR

BEBERAPA DO’A MENJELANG TIDUR (Bagian-12)

Membaca dua ayat terakhir surat Al-Baqoroh

عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم: «‌مَنْ ‌قَرَأَ ‌بِالْآيَتَيْنِ مِنْ آخِرِ سُورَةِ الْبَقَرَةِ فِي لَيْلَةٍ كَفَتَاهُ». رواه البخاري 

Dari Abu Mas’ud rodhiyallohu ‘anhu, ia berkata: Rosulullohbersabda:Barangsiapa membaca dua ayat terakhir dari Surah Al-Baqoroh pada malam hari, maka itu akan mencukupinya.”

(HR. Al-Bukhory, no. 5009)

Membaca surat Al-Ikhlash, Al-Kafirun dan An-Naas

عَنْ عَائِشَةَ : أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم «كَانَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ كُلَّ لَيْلَةٍ، جَمَعَ كَفَّيْهِ ثُمَّ نَفَثَ فِيهِمَا، فَقَرَأَ فِيهِمَا: {قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ}، وَ{قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ}، و{قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ}، ‌ثُمَّ ‌يَمْسَحُ ‌بِهِمَا ‌مَا ‌اسْتَطَاعَ ‌مِنْ ‌جَسَدِهِ، يَبْدَأُ بِهِمَا عَلَى رَأْسِهِ وَوَجْهِهِ، وَمَا أَقْبَلَ مِنْ جَسَدِهِ، يَفْعَلُ ذَلِكَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ». رواه البخاري 

Dari ‘A’isyah rodhiyallohu ‘anha: Bahwa Nabi ﷺ apabila hendak tidur setiap malam, beliau mengumpulkan kedua telapak tangannya, lalu meniup ke dalamnya dan membaca:

Qul Huwa Allohu Ahad (Surah Al-Ikhlas),

Qul A’udzu Birobbil Falaq (Surah Al-Falaq), dan

Qul A’udzu Birobbin Naas (Surah An-Naas).

Kemudian, beliau mengusap dengan kedua tangannya bagian tubuh yang bisa dijangkau, dimulai dari kepala, wajah, dan bagian depan tubuhnya. Beliau melakukan hal itu sebanyak tiga kali.”

(HR. Al-Bukhory, no. 5017)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 034/06101446 -05042025

BANGUN TIDUR

Berlepas dari buhul syaithon pada dirimu

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: ” يَعْقِدُ الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ إِذَا هُوَ نَامَ ثَلاَثَ عُقَدٍ، يَضْرِبُ كُلَّ عُقْدَةٍ مَكَانَهَا: عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيلٌ فَارْقُدْ، فَإِنِ اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللَّهَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَإِنْ تَوَضَّأَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَإِنْ صَلَّى انْحَلَّتْ عُقَدُهُ كُلُّهَا، فَأَصْبَحَ نَشِيطًا طَيِّبَ النَّفْسِ، وَإِلَّا أَصْبَحَ خَبِيثَ النَّفْسِ كَسْلاَنَ ” رواه البخاري  ومسلم 

Dari Abu Hurairoh رضي الله عنه, bahwa Rosululloh ﷺ bersabda: “Syaithon mengikat di belakang kepala salah seorang dari kalian ketika ia tidur dengan tiga ikatan. Setiap ikatan, syaithon memukul tempatnya, seraya berkata: ‘Malam masih panjang, tidurlah!’ Jika ia bangun lalu berdzikir kepada Alloh, maka satu ikatan terlepas. Jika ia berwudhu, maka satu ikatan lagi terlepas. Jika ia sholat, maka semua ikatannya terlepas, sehingga ia memasuki waktu pagi dengan semangat dan hati yang baik. Jika tidak, maka ia memasuki pagi dalam keadaan buruk dan malas.

(HR. Al-Bukhory, no. 1142 dan Muslim, no. 776)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 035/09101446 -08042025

TENGAH MALAM: AYAT TENTANG QIYAMUL LAIL (#1)

قال الله تعالى: أَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ آنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الْآخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ  [الزمر: 9]

“(Apakah orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah pada waktu malam dalam keadaan bersujud, berdiri, takut pada (adzab) akhirat, dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah (Nabi Muhammad), “Apakah sama orang-orang yang mengetahui (hak-hak Alloh) dengan orang-orang yang tidak mengetahui (hak-hak Alloh)?” Sesungguhnya hanya ulul albab (orang yang berakal sehat) yang dapat menerima pelajaran”.

(QS. Az-Zumar/39: 9)

تَتَجَافَىٰ جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ ﴿السجدة: ١٦ 

Lambung (tubuh) mereka jauh dari tempat tidur (untuk sholat malam) seraya berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut (akan siksa-Nya) dan penuh harap (akan rahmat-Nya) dan mereka menginfaqkan sebagian dari rizqi yang Kami anugerahkan kepada mereka”.

(QS. As-Sajdah/32: 16)

ﵟكَانُواْ قَلِيلٗا مِّنَ ٱلَّيۡلِ مَا يَهۡجَعُونَ 17 وَبِٱلۡأَسۡحَارِ هُمۡ يَسۡتَغۡفِرُونَﵞ [الذاريات: 17-18]  

Mereka sedikit sekali tidur pada waktu malam; dan pada akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Alloh)”.

(QS. Adz-Dzariyat/ 51: 17-18)

وَالَّذِينَ يَبِيتُونَ لِرَبِّهِمْ سُجَّدًا وَقِيَامًا ﴿الفرقان: ٦٤

Dan orang-orang yang mengisi waktu malamnya untuk beribadah kepada Tuhan mereka dengan bersujud dan berdiri”.

(QS. Al-Furqon/15: 64)

فَاصْبِرْ عَلَى مَا يَقُولُونَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا وَمِنْ آنَاءِ اللَّيْلِ فَسَبِّحْ وَأَطْرَافَ النَّهَارِ لَعَلَّكَ تَرْضَى

Maka, bersabarlah engkau (Nabi Muhammad) atas apa yang mereka katakan dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu sebelum matahari terbit dan sebelum terbenam. Bertasbihlah (pula) pada waktu tengah malam dan di ujung siang hari agar engkau merasa tenang”.

(QS. Thoha/20: 130)

{يَاأَيُّهَا الْمُزَّمِّلُ (1) قُمِ اللَّيْلَ إِلَّا قَلِيلًا (2) نِصْفَهُ أَوِ انْقُصْ مِنْهُ قَلِيلًا (3) أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا (4) إِنَّا سَنُلْقِي عَلَيْكَ قَوْلًا ثَقِيلًا (5) إِنَّ نَاشِئَةَ اللَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْئًا وَأَقْوَمُ قِيلًا (6) إِنَّ لَكَ فِي النَّهَارِ سَبْحًا طَوِيلًا (7)} [المزمل: 1 – 7]

Wahai orang yang berselimut (Nabi Muhammad), bangunlah (untuk sholat) pada malam hari, kecuali sebagian kecil (yaitu) seperduanya, kurang sedikit dari itu, atau lebih dari (seperdua) itu. Bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan. Sesungguhnya Kami akan menurunkan perkataan yang berat kepadamu. Sesungguhnya bangun malam itu lebih kuat (pengaruhnya terhadap jiwa) dan lebih mantap ucapannya”.

(QS. Al-Muzzammil/73: 1-7)

{وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا}

Pada sebagian malam lakukanlah sholat Tahajud sebagai (suatu ibadah) tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji”.

(QS. Al-Isro’/17: 79)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 036/10101446 -09042025

TENGAH MALAM: AYAT TENTANG QIYAMUL LAIL (#2)

Surga bagi mereka yang Bangun Malam (Qiyamul Lail)

عن عبد الله بن عمرو، أن رسول الله-صلي الله عليه وسلم- قال: “إن في الجنة غُرْفَة يُرى ظاهِرُها من باطنها، وباطنها من ظاهرها”، فقال أبو موسى الأشعري: لمن هي يا رسول الله؟، قال: “لمَنْ ألان الكلامَ، وأَطعم الطعام، وبات لله قائما والناس نيام”. رواه أحمد  والحاكم 

Dari ‘Abdulloh bin ‘Amr, bahwa Rosululloh bersabda:Sesungguhnya di surga terdapat kamar-kamar yang bagian luar dapat terlihat dari dalamnya, dan bagian dalamnya dapat terlihat dari luarnya.” Lalu Abu Musa Al-Asy’ari bertanya: “Untuk siapa itu, wahai Rosululloh?” Beliau menjawab: “Bagi orang yang berbicara dengan lembut, memberi makan (kepada orang lain), dan menghabiskan malam dalam ibadah kepada Alloh sementara manusia tertidur.

(HR. Ahmad, no. 6615 dan Al-Hakim dalam Al-Mustadrok, no. 270 dan 1200)

عَنْ عَلِيٍّ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ فِي الجَنَّةِ غُرَفًا تُرَى ظُهُورُهَا مِنْ بُطُونِهَا وَبُطُونُهَا مِنْ ظُهُورِهَا»، فَقَامَ أَعْرَابِيٌّ فَقَالَ: لِمَنْ هِيَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «لِمَنْ أَطَابَ الكَلَامَ، وَأَطْعَمَ الطَّعَامَ، وَأَدَامَ الصِّيَامَ، وَصَلَّى بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ» رواه الترمذي 

Dari ‘Ali rodhiyallohu ‘anhu, bahwa Nabibersabda:Sesungguhnya di surga terdapat kamar-kamar yang bagian luar dapat terlihat dari dalamnya, dan bagian dalamnya dapat terlihat dari luarnya.” Lalu seorang Arab Badui bertanya: “Untuk siapa itu, wahai Rosululloh?” Beliau menjawab: “Bagi orang yang berkata dengan baik, memberi makan (kepada orang lain), senantiasa (suka) shoum / berpuasa, dan melaksanakan sholat malam sementara manusia tertidur.”

(HR. At-Tirmidzi, no. 1984)

عَنْ أَبِي مَالِكٍ الْأَشْعَرِيِّ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ “إِنَّ فِي الْجَنَّةِ غُرَفًا يُرَى ظَاهِرُهَا مِنْ بَاطِنِهَا وَبَاطِنُهَا مِنْ ظَاهِرِهَا أَعَدَّهَا اللَّهُ لِمَنْ أَطْعَمَ الطَّعَامَ وأفشى السلام وصلى بالليل والناس نيام” رواه ابن حبان 

Dari Abu Malik Al-Asy’ari rodhiyallohu ‘anhu, bahwa Nabibersabda:Sesungguhnya di surga terdapat kamar-kamar yang bagian luar dapat terlihat dari dalamnya, dan bagian dalamnya dapat terlihat dari luarnya. Alloh telah menyiapkannya bagi orang yang memberi makan (kepada orang lain), menyebarkan salam, dan melaksanakan sholat malam sementara manusia tertidur.”

(HR. Ibnu Hibban, no. 509)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّهُ أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: إِنِّي إِذَا رَأَيْتُكَ طَابَتْ نَفْسِي، وَقَرَّتْ عَيْنِي، فَأَنْبِئْنِي عَنْ كُلِّ شَيْءٍ، قَالَ: ” كُلُّ شَيْءٍ خُلِقَ مِنَ الْمَاءِ “. قَالَ: أَنْبِئْنِي بِأَمْرٍ إِذَا أَخَذْتُ بِهِ دَخَلْتُ الْجَنَّةَ. قَالَ: ” أَفْشِ السَّلَامَ، وَأَطْعِمِ الطَّعَامَ، وَصِلِ الْأَرْحَامَ، وَصَلِّ وَالنَّاسُ نِيَامٌ، ثُمَّ ادْخُلِ الْجَنَّةَ بِسَلَامٍ ” رواه أحمد 

Dari Abu Hurairoh rodhiyallahu ‘anhu, bahwa ia datang kepada Nabidan berkata:Wahai Rosululloh, setiap kali aku melihatmu, hatiku menjadi tentram dan mataku merasa sejuk. Maka beritahukanlah kepadaku tentang segala sesuatu.” Beliau ﷺ bersabda: “Segala sesuatu diciptakan dari air.” Abu Hurairoh bertanya lagi: “Beritahukanlah kepadaku tentang suatu amalan yang jika aku lakukan, aku akan masuk surga.” Beliau ﷺ bersabda: “Sebarkanlah salam, berilah makan (kepada orang lain), sambunglah silaturahmi, dan dirikanlah sholat malam sementara manusia tertidur, maka engkau akan masuk surga dengan selamat.”

(HR. Ahmad dalam Musnad-nya no. 8295)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 037/13101446 -12042025

TENGAH MALAM: AYAT TENTANG QIYAMUL LAIL (#3)

Mereka yang Qiyamul Lail adalah Terhormat

عَنِ ابْنِ عُمَرَ، وَقَالَ مَرَّةً: عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ، قَالَ: جَاءَ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: «يَا مُحَمَّدُ، عِشْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ، وَأَحْبِبْ مَنْ أَحْبَبْتَ فَإِنَّكَ مَفَارِقُهُ، وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَجْزِيٌّ بِهِ» ثُمَّ قَالَ: «يَا مُحَمَّدُ شَرَفُ الْمُؤْمِنِ قِيَامُ اللَّيْلِ وَعِزُّهُ اسْتِغْنَاؤُهُ عَنِ النَّاسِ» أخرجه الحاكم  والطبراني  والبيهقي  وابن عساكر  حسنه الألباني 

Dari Ibnu ‘Umar—dan dalam suatu riwayat, dari Sahl bin Sa’d—bahwa *Jibril ‘alaihissalām datang kepada Nabi ﷺ dan berkata: “Wahai Muhammad, hiduplah sesukamu, tetapi ketahuilah bahwa engkau pasti akan mati. Cintailah siapa pun yang engkau kehendaki, tetapi ketahuilah bahwa engkau pasti akan berpisah darinya. Lakukanlah apa pun yang engkau kehendaki, tetapi ketahuilah bahwa engkau pasti akan diberi balasannya.” Kemudian Jibril ‘alaihissalam berkata: “Wahai Muhammad, kemuliaan seorang mu’min terletak pada sholat malamnya, dan kehormatannya terletak pada ketidaktergantunganya kepada manusia.

(HR. Al-Hakim, no. 7921, Ath-Thobroni dalam Al-Mu’jamul Ausath no. 4278, Al-Baihaqi, dalam Syu’abul Iman, no. 2979 dan 10058, dan Ibnu ‘Asakir dalam Mu’jam-nya; no. 619 dinilai Hasan oleh Al-Albany dalam Shohih al-Mu’jamish Shoghir, no. 73 dan 3710 juga dalam Silsilah Shohih-nya, no. 831)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 038/15101446 -14042025

TENGAH MALAM: AYAT TENTANG QIYAMUL LAIL (#4)

Keistimewaan Do’a di Malam Hari

عَنْ أَبِي أُمَامَةَ، قَالَ: قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ: أَيُّ الدُّعَاءِ أَسْمَعُ؟ قَالَ: «جَوْفَ اللَّيْلِ الآخِرِ، وَدُبُرَ الصَّلَوَاتِ المَكْتُوبَاتِ» رواه الترمذي 

Dari Abu Umamah, ia berkata: Ada yang bertanya, “Wahai Rosululloh, do’a apakah yang paling didengar (dikabulkan)?” Beliau menjawab: “Pada sepertiga malam terakhir dan setelah sholat fardhu.

(HR. At-Tirmidzi, no. 3499)

عَنْ جَابِرٍ، قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ: «إِنَّ فِي اللَّيْلِ لَسَاعَةً لَا يُوَافِقُهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ، يَسْأَلُ اللهَ خَيْرًا مِنْ أَمْرِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ، وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ» رواه مسلم 

Dari Jabir, ia berkata: Aku mendengar Nabi ﷺ bersabda: “Sesungguhnya pada malam hari ada satu waktu yang apabila seorang Muslim memohon kepada Alloh suatu kebaikan dari urusan dunia maupun akhirat, maka Alloh pasti akan memberinya. Dan waktu itu ada pada setiap malam.”

(HR. Muslim, no. 757)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 039/16101446 -15042025

TENGAH MALAM: AYAT TENTANG QIYAMUL LAIL (#5)

Meninggalkan Amal Sholih karena Udzur

عن أَبي مُوسَى قال: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا مَرِضَ العَبْدُ، أَوْ سَافَرَ، كُتِبَ لَهُ مِثْلُ مَا كَانَ يَعْمَلُ مُقِيمًا صَحِيحًا» رواه البخاري 

Dari Abu Musa, ia berkata: Rosululloh ﷺ bersabda: “Apabila seorang hamba sakit atau bepergian, maka akan tetap dituliskan baginya (pahala) seperti apa yang biasa ia lakukan ketika dalam keadaan sehat dan menetap.

(HR. Al-Bukhory, no. 2996)

Sholat Malam, Kemudian Meninggalkan

عن عَبْد اللَّهِ بْنُ عَمْرِو بْنِ العَاصِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يَا عَبْدَ اللَّهِ، لاَ تَكُنْ مِثْلَ فُلاَنٍ كَانَ يَقُومُ اللَّيْلَ، فَتَرَكَ قِيَامَ اللَّيْلِ» متفق عليه 

Dari ‘Abdulloh bin ‘Amr bin Al-‘Ash rodhiyallohu ‘anhuma, ia berkata: Rosululloh ﷺ bersabda kepadaku: “Wahai ‘Abdulloh, janganlah engkau seperti si Fulan. ia mengerjakan sholat malam, lalu ia meninggalkannya.”

(Muttafaq ‘alaih; Al-Bukhory, no. 1152 dan Muslim, no. 1159)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 040/17101446 -16042025

TENGAH MALAM: AYAT TENTANG QIYAMUL LAIL (#6)

Pendahulu Ummat dalam Qiyamul Lail

قال ابن محمد الجوزي (المتوفى: 597هـ) :قال ثابت :ما تركت في المسجد الجامع سارية إلا وقد ختمت القرآن عندها وبكيت عندها .وكان يقول: ما شيء أجده في قلبي ألذ عندي من قيام الليل.

Ibnu Muhammad Al-Jauzi (wafat 597 H) berkata: Tsabit berkata: “Tidak ada satu tiang pun di masjid Jami’ kecuali aku telah menyelesaikan bacaan Al-Qur’an di sana dan menangis di sisinya.” Ia juga berkata: “Tidak ada sesuatu yang aku rasakan lebih nikmat dalam hatiku dibandingkan dengan sholat malam.”

(Shifat Ash-Shofwah (2/155))

قال الآجُرِّيُّ البغدادي (المتوفى: 360هـ) :فَوَصَفَهُمْ جلَّ ذِكْرُهُ بِقِلَّةِ النَّوْمِ أَنَّهُمْ أَكْثَرُ لَيْلِهِمْ قِيَامًا إِلَى السَّحَرِ ثُمَّ أَخَذُوا عِنْدَ السَّحَرِ فِي الاسْتِغْفَارِ لِمَا سَلَفَ مِنْهُمْ مِمَّا لا يُرْضِيهِ وَإِشْفَاقًا مِنْهُمْ عَلَى أَعْمَالِهِمُ الصَّالِحَةِ أَلا تُرْضِيهِ 

Al-Ajurri Al-Baghdadi (wafat 360 H) berkata: “Maka Allohmenyifati mereka (para Pendahulu Ummat) dengan sedikit tidur, karena mereka lebih banyak menghabiskan malamnya untuk sholat hingga waktu sahur. Kemudian, saat sahur mereka beristighfar atas dosa-dosa mereka yang telah lalu, karena takut jika ada diantara amal-amal sholih mereka yang tidak diridhoi oleh Alloh.

(Abu Bakr Al-Baghdadi (wafat 360 H), Fadhlu Qiyam al-Lail wa at-Tahajjud karya Al-Ajurri (hal. 74)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 041/20101446 -19042025

TENGAH MALAM: AYAT TENTANG QIYAMUL LAIL (#7)

Qiyamul Lail dan Sains

جاءت الكثير من الأبحاث الطبيّة، والوصفات التي وصفها الأطباء، بأنّ القيام من النوم في وقت متأخر من الليل وتحريك الجسم، والقيام ببعض التمارين، واستنشاق المياه، كلها علاجات طبيعية مجربة للعلاج من الكثير من الأمراض، ولو نظرنا قليلاً لتلك النصائح والإرشادات لوجدناها مطابقة تماماً لما نقوم به حين نستيقظ ونتوضأ، ونصلي لله تعالى، وقد ثبت علمياً أن قيام الليل يبعد الكثير من الأمراض والداء عن أجسادنا، بحيث يقوم بإفراز هرمون يسمى (الكورتيزول)، في نفس الساعات والوقت الذي نستيقظ فيه بالسحر لنتعبد، فيعمل هذا الهرمون على الوقاية من زيادة مستوى السكر في الدم، ويقلّل أيضاً من ارتفاع ضغط الدم الذي تنجم عنه بعض الأزمات القلبية، كما ويفيد قيام الليل في تحسين ليونة المفاصل وحركتها، للأشخاص الذين يعانون من التهابات الغضاريف .

Banyak dari penelitian medis dan resep yang dijelaskan oleh dokter, telah menyarankan bahwa bangun di waktu malam, menggerakkan tubuh, melakukan beberapa latihan, dan menghirup air adalah semuanya merupakan perawatan alami yang terbukti mengobati banyak penyakit.

Jika kita cermati baik-baik tentang tips dan instruksi ini, maka yang kita lakukan ketika kita sholat malam (Qiyamul Lail) dan berwudhu, lalu berdoa kepada Alloh, maka telah terbukti secara ilmiah bahwa sholat malam itu dapat menjauhkan banyak penyakit dan gangguan kesehatan dari tubuh kita, karena dapat mengeluarkan sekresi hormon yang disebut kortisol pada jam dan waktu yang sama ketika kita bangun shubuh untuk beribadah, dimana hormon ini membantu mencegah peningkatan kadar gula darah, dan juga mengurangi tekanan darah tinggi yang berpotensi menyebabkan beberapa serangan jantung.

Melaksanakan sholat malam juga bermanfaat untuk meningkatkan kelenturan dan pergerakan sendi, bagi orang yang menderita infeksi tulang rawan.

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 042/22101446 -21042025

TENGAH MALAM: AYAT TENTANG QIYAMUL LAIL (#8)

HAL-HAL YANG MEMPEMUDAH QIYAMUL LAIL

قال أَبُو المِنْهَالِ، قَالَانْطَلَقْتُ مَعَ أَبِي إِلَى أَبِي بَرْزَةَ الأَسْلَمِيِّ، فَقَالَ لَهُ أَبِي: حَدِّثْنَا كَيْفَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي المَكْتُوبَةَ؟ قَالَ: ” كَانَ يُصَلِّي الهَجِيرَ – وَهِيَ الَّتِي تَدْعُونَهَا الأُولَى – حِينَ تَدْحَضُ الشَّمْسُ، وَيُصَلِّي العَصْرَ، ثُمَّ يَرْجِعُ أَحَدُنَا إِلَى أَهْلِهِ فِي أَقْصَى المَدِينَةِ وَالشَّمْسُ حَيَّةٌ – وَنَسِيتُ مَا قَالَ فِي المَغْرِبِ – قَالَ: وَكَانَ يَسْتَحِبُّ أَنْ يُؤَخِّرَ العِشَاءَ، قَالَ: وَكَانَ يَكْرَهُ النَّوْمَ قَبْلَهَا، وَالحَدِيثَ بَعْدَهَا، وَكَانَ يَنْفَتِلُ مِنْ صَلاَةِ الغَدَاةِ، حِينَ يَعْرِفُ أَحَدُنَا جَلِيسَهُ، وَيَقْرَأُ مِنَ السِّتِّينَ إِلَى المِائَةِ ” رواه البخاري  وأبو داود  والترمذي  والنسائي  وابن ماجة  والرواية للبخاري وعند مسلم : «كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُؤَخِّرُ الْعِشَاءَ إِلَى ثُلُثِ اللَّيْلِ، وَيَكْرَهُ النَّوْمَ قَبْلَهَا، وَالْحَدِيثَ بَعْدَهَا، وَكَانَ يَقْرَأُ فِي صَلَاةِ الْفَجْرِ مِنَ الْمِائَةِ إِلَى السِّتِّينَ، وَكَانَ يَنْصَرِفُ حِينَ يَعْرِفُ بَعْضُنَا وَجْهَ بَعْضٍ

Abu al-Minhal berkata: Aku pergi bersama ayahku menemui Abu Barzah al-Aslami. Lalu ayahku berkata kepadanya, “Ceritakanlah kepada kami bagaimana Rosululloh melaksanakan sholat wajib?” Abu Barzah menjawab: “Beliau sholat Dzuhur – yang kalian sebut sebagai sholat pertama – ketika matahari telah condong. Beliau sholat Ashar, lalu salah seorang dari kami kembali ke keluarganya di bagian terjauh Madinah, sementara matahari masih bersinar terang – aku lupa apa yang beliau katakan tentang sholat Maghrib. Beliau menyukai untuk mengakhirkan sholat Isya. Beliau tidak menyukai tidur sebelum Isya dan berbincang setelahnya. Beliau menyelesaikan sholat Shubuh ketika salah seorang dari kami masih dapat mengenali temannya, dan beliau membaca dari enam puluh hingga seratus ayat.

(HR. Al-Bukhory, no. 568 dan 599 dan Abu Dawud, no. 398, Tirmidzi, no. 168, An-Nasa’i, no. 530 dan Ibnu Majah, no. 701; riwayat di atas adalah dari Al-Bukhory. Sedangkan dalam riwayat Muslim no. 647, disebutkan: “Rosululloh ﷺ mengakhirkan sholat Isya hingga sepertiga malam, dan beliau tidak menyukai tidur sebelum Isya dan berbincang setelahnya. Dalam sholat Shubuh, beliau membaca antara seratus hingga enam puluh ayat, dan beliau selesai sholat disaat kami masih dapat mengenali wajah satu sama lain.”)

قال الترمذي :كَرِهَ أَكْثَرُ أَهْلِ العِلْمِ النَّوْمَ قَبْلَ صَلَاةِ العِشَاءِ، وَرَخَّصَ فِي ذَلِكَ بَعْضُهُمْ، وقَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ المُبَارَكِ: أَكْثَرُ الأَحَادِيثِ عَلَى الكَرَاهِيَةِ، وَرَخَّصَ بَعْضُهُمْ فِي النَّوْمِ قَبْلَ صَلَاةِ العِشَاءِ فِي رَمَضَانَ

Tirmidzi berkata: “Kebanyakan Ulama membenci tidur sebelum sholat Isya, meskipun sebagian mereka memberikan keringanan.” ‘Abdulloh bin al-Mubarok berkata, “Sebagian besar Hadits menunjukkan kebenciannya (tidur sebelum sholat Isya), namun sebagian Ulama memberi keringanan untuk tidur sebelum sholat Isya di bulan Romadhon.

(Sunan At-Tirmidzi (1/312), Hadits no: 168. Dia berkata: “Hadits ini Hasan Shohih.” Hadits ini di-Shohihkan oleh Al-Albany)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 043/23101446 -22042025

TENGAH MALAM: AYAT TENTANG QIYAMUL LAIL (#9)

ROSULULLOH DAN QIYAMUL LAIL

قال ابن قيم الجوزية (المتوفى: 751ه): مَنْ تَدَبَّرَ نَوْمَهُ وَيَقَظَتَهُ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – وَجَدَهُ أَعْدَلَ نَوْمٍ، وَأَنْفَعَهُ لِلْبَدَنِ وَالْأَعْضَاءِ وَالْقُوَى، فَإِنَّهُ كَانَ يَنَامُ أَوَّلَ اللَّيْلِ، وَيَسْتَيْقِظُ فِي أَوَّلِ النِّصْفِ الثَّانِي، فَيَقُومُ وَيَسْتَاكُ، وَيَتَوَضَّأُ وَيُصَلِّي مَا كَتَبَ اللَّهُ لَهُ، فَيَأْخُذُ الْبَدَنُ وَالْأَعْضَاءُ، وَالْقُوَى حَظَّهَا مِنَ النَّوْمِ وَالرَّاحَةِ، وَحَظَّهَا مِنَ الرِّيَاضَةِ مَعَ وُفُورِ الْأَجْرِ، وَهَذَا غَايَةُ صَلَاحِ الْقَلْبِ وَالْبَدَنِ، وَالدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ.

وَلَمْ يَكُنْ يَأْخُذُ مِنَ النَّوْمِ فَوْقَ الْقَدْرِ الْمُحْتَاجِ إِلَيْهِ، وَلَا يَمْنَعُ نَفْسَهُ مِنَ الْقَدْرِ الْمُحْتَاجِ إِلَيْهِ مِنْهُ، وَكَانَ يَفْعَلُهُ عَلَى أَكْمَلِ الْوُجُوهِ، فَيَنَامُ إِذَا دَعَتْهُ الْحَاجَةُ إِلَى النَّوْمِ عَلَى شِقِّهِ الْأَيْمَنِ، ذَاكِرًا اللَّهَ حَتَّى تَغْلِبَهُ عَيْنَاهُ، غَيْرَ مُمْتَلِئِ الْبَدَنِ مِنَ الطَّعَامِ وَالشَّرَابِ، وَلَا مُبَاشِرٍ بِجَنْبِهِ الْأَرْضَ، وَلَا مُتَّخِذٍ لِلْفُرُشِ الْمُرْتَفِعَةِ، بَلْ لَهُ ضِجَاعٌ مَنْ أَدَمٍ حَشْوُهُ لِيفٌ، وَكَانَ يَضْطَجِعُ عَلَى الْوِسَادَةِ، وَيَضَعُ يَدَهُ تَحْتَ خَدِّهِ أَحْيَانًا .

Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah (wafat 751 H) berkata: “Barangsiapa yang merenungkan tidur dan bangunnya Rosululloh, ia akan mendapati bahwa tidur beliau adalah yang paling seimbang dan paling bermanfaat bagi tubuh, anggota tubuh, dan kekuatan. Beliau tidur di awal malam dan bangun pada awal separuh kedua malam, lalu beliau bersiwak, berwudhu, dan sholat sebanyak yang Alloh kehendaki. Dengan demikian, tubuh, anggota tubuh, dan kekuatan beliau, mendapatkan bagiannya dari tidur dan istirahat, serta bagiannya dari aktivitas fisik, disertai dengan limpahan pahala. Ini adalah puncak dari kebaikan bagi hati, tubuh, dunia, dan akhirat. Beliau tidak tidur melebihi kadar yang dibutuhkan, dan tidak pula mengurangi kebutuhan tubuhnya dari tidur. Beliau melakukannya dengan cara yang paling sempurna. Beliau tidur ketika merasakan kebutuhan untuk tidur, dengan berbaring di sisi kanannya, sambil berdzikir kepada Alloh hingga kedua matanya terpejam. Beliau tidak dalam keadaan kenyang penuh karena makan dan minum, tidak tidur langsung di atas tanah, dan tidak menggunakan kasur yang tinggi. Kasur beliau terbuat dari kulit yang diisi dengan serat kurma. Beliau juga kadang berbaring di atas bantal dan meletakkan tangannya di bawah pipinya.”

(Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah [wafat 751 H], Zad Al-Ma’ad fi Hady Khayr Al-‘Ibad, (4/219))

أَنَّ ابْنَ عَبَّاسٍ، بَاتَ لَيْلَةً عِنْدَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: فَقَامَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى الْقِرْبَةِ، فَسَكَبَ مِنْهَا فَتَوَضَّأَ وَلَمْ يُكْثِرْ مِنَ الْمَاءِ، وَلَمْ يُقَصِّرْ فِي الْوُضُوءِ وَسَاقَ الْحَدِيثَ، وَفِيهِ قَالَ: وَدَعَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْلَتَئِذٍ تِسْعَ عَشْرَةَ كَلِمَةً، قَالَ سَلَمَةُ: حَدَّثَنِيهَا كُرَيْبٌ، فَحَفِظْتُ مِنْهَا ثِنْتَيْ عَشْرَةَ، وَنَسِيتُ مَا بَقِيَ، قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «اللهُمَّ اجْعَلْ لِي فِي قَلْبِي نُورًا، وَفِي لِسَانِي نُورًا، وَفِي سَمْعِي نُورًا، وَفِي بَصَرِي نُورًا، وَمِنْ فَوْقِي نُورًا، وَمِنْ تَحْتِي نُورًا، وَعَنْ يَمِينِي نُورًا، وَعَنْ شِمَالِي نُورًا، وَمِنْ بَيْنِ يَدَيَّ نُورًا، وَمِنْ خَلْفِي نُورًا، وَاجْعَلْ فِي نَفْسِي نُورًا، وَأَعْظِمْ لِي نُورًا». (رواه مسلم )

Dari Ibnu ‘Abbas, bahwa ia pernah bermalam di rumah Rosululloh ﷺ. Ia berkata: “Lalu Rosulullohbangun menuju qirbah (tempat air), kemudian menuangkan air darinya, lalu berwudhu tanpa berlebihan dalam penggunaan air dan tanpa menguranginya.” Kemudian ia meriwayatkan kelanjutan Hadits tersebut: “Dalam Hadits itu disebutkan bahwa pada malam itu Rosulullohberdoa dengan sembilan belas kalimat. Salamah berkata: ‘Kuraib menceritakannya kepadaku, dan aku menghafal dua belas di antaranya, sedangkan sisanya aku lupa.’ Rosululloh ﷺ berdoa: ‘Ya Alloh, jadikanlah cahaya dalam hatiku, cahaya dalam lisanku, cahaya dalam pendengaranku, cahaya dalam penglihatanku, cahaya di atasku, cahaya di bawahku, cahaya di kananku, cahaya di kiriku, cahaya di depanku, cahaya di belakangku, dan jadikanlah dalam jiwaku cahaya, serta besarkanlah cahaya untukku.’”

(HR. Muslim, no. 763)

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: بِتُّ عِنْدَ خَالَتِي مَيْمُونَةَ بِنْتِ الْحَارِثِ وَبَاتَ رَسُولُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عِنْدَهَا، فَرَأَيْتُهُ قَامَ لِحَاجَتِهِ فَأَتَى الْقِرْبَةَ فَحَلَّ شِنَاقَهَا، ثُمَّ تَوَضَّأَ وُضُوءًا بَيْنَ الْوُضُوءَيْنِ، ثُمَّ أَتَى فِرَاشَهُ فَنَامَ، ثُمَّ قَامَ قَوْمَةً أُخْرَى فَأَتَى الْقِرْبَةَ فَحَلَّ شِنَاقَهَا، ثُمَّ تَوَضَّأَ وُضُوءًا هُوَ الْوُضُوءُ، ثُمَّ قَامَ يُصَلِّي وَكَانَ يَقُولُ فِي سُجُودِهِ: «اللَّهُمَّ اجْعَلْ فِي قَلْبِي نُورًا، وَاجْعَلْ فِي سَمْعِي نُورًا، وَاجْعَلْ فِي بَصَرِي نُورًا، وَاجْعَلْ مِنْ تَحْتِي نُورًا، وَاجْعَلْ مِنْ فَوْقِي نُورًا، وَعَنْ يَمِينِي نُورًا، وَعَنْ يَسَارِي نُورًا، وَاجْعَلْ أَمَامِي نُورًا، وَاجْعَلْ خَلْفِي نُورًا، وَأَعْظِمْ لِي نُورًا»، ثُمَّ نَامَ حَتَّى نَفَخَ، فَأَتَاهُ بِلَالٌ فَأَيْقَظَهُ لِلصَّلَاةِ (رواه النسائي )

Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata: “Aku pernah bermalam di rumah bibiku, Maimunah binti al-Harits, sementara Rosulullohjuga bermalam di sana. Aku melihat beliau bangun untuk suatu keperluan, lalu mendatangi qirbah (tempat air), membuka talinya, kemudian berwudhu dengan wudhu yang berada di antara dua wudhu (tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit). Setelah itu, beliau kembali ke tempat tidurnya dan tidur. Kemudian beliau bangun lagi, mendatangi qirbah, membuka talinya, lalu berwudhu dengan wudhu yang sempurna. Setelah itu, beliau berdiri untuk sholat. Dalam sujudnya, beliau berdoa:Ya Alloh, jadikanlah cahaya dalam hatiku, cahaya dalam pendengaranku, cahaya dalam penglihatanku, cahaya di bawahku, cahaya di atasku, cahaya di kananku, cahaya di kiriku, cahaya di depanku, cahaya di belakangku, dan besarkanlah cahaya untukku.’ Kemudian beliau tidur hingga terdengar suara napasnya. Lalu Bilal datang dan membangunkan beliau untuk sholat.”

(HR. An-Nasa’i, no. 1121)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 044/25101446 -24042025

KEAJAIBAN BANGUN SHOLAT MALAM:

عَنْ بِلَالٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأَبُ الصَّالِحِينَ قَبْلَكُمْ. وَإِنَّ قِيَامَ اللَّيْلِ قُرْبَةٌ إِلَى اللَّهِ وَتَكْفِيرٌ لِلسَّيِّئَاتِ وَمَنْهَاةٌ عَنِ الْإِثْمِ وَمَطْرَدَةٌ لِلدَّاءِ عَنِ الْجَسَدِ» وَفِي الْبَابِ عَنْ أَبِي أُمَامَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، وَابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، وَلَفْظُهُ: «عَلَيْكُمْ بِصَلَاةِ اللَّيْلِ وَلَوْ رَكْعَةً وَاحِدَةً» وَفِي رِوَايَةٍ: أَمَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِصَلَاةِ اللَّيْلِ وَرَغَّبَ فِيهَا حَتَّى قَالَ: «عَلَيْكُمْ بِصَلَاةِ اللَّيْلِ وَلَوْ رَكْعَةً وَاحِدَةً» (رواه المروزي  والترمذي )

Dari Bilal, ia berkata bahwa Rosululloh ﷺ bersabda: “Hendaklah kalian mengerjakan Qiyamul Lail (sholat malam), karena itu adalah kebiasaan orang-orang sholih sebelum kalian. Sesungguhnya Qiyamul Lail adalah sarana mendekatkan diri kepada Alloh, penghapus dosa, pencegah dari perbuatan maksiat, serta penangkal penyakit dari tubuh.

Dalam bab ini juga terdapat riwayat dari Abu ‘Umamah dan Ibnu ‘Abbas rodhiyallohu ‘anhuma. Lafadz Hadits dari mereka adalah: “Hendaklah kalian mengerjakan sholat malam, meskipun hanya satu roka’at.

Dalam riwayat lain disebutkan: “Rosulullohmemerintahkan untuk melaksanakan sholat malam dan menganjurkannya, hingga beliau bersabda: ‘Hendaklah kalian mengerjakan sholat malam, meskipun hanya satu roka’at.’”

(HR. Al-Marwazi dalam Mukhtashor Qiyamul Lail; dan At-Tirmidzi, no. 3549)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 045/02111446 -30042025

PARA PENGHIDUP (SHOLAT) MALAM

عَنِ ابْنِ عُمَرَ، قَالَ: كَانَ الرَّجُلُ فِي حَيَاةِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، إِذَا رَأَى رُؤْيَا، قَصَّهَا عَلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَتَمَنَّيْتُ أَنْ أَرَى رُؤْيَا أَقُصُّهَا عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: وَكُنْتُ غُلَامًا شَابًّا عَزَبًا، وَكُنْتُ أَنَامُ فِي الْمَسْجِدِ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَرَأَيْتُ فِي النَّوْمِ كَأَنَّ مَلَكَيْنِ أَخَذَانِي فَذَهَبَا بِي إِلَى النَّارِ، فَإِذَا هِيَ مَطْوِيَّةٌ كَطَيِّ الْبِئْرِ، وَإِذَا لَهَا قَرْنَانِ كَقَرْنَيِ الْبِئْرِ، وَإِذَا فِيهَا نَاسٌ قَدْ عَرَفْتُهُمْ، فَجَعَلْتُ أَقُولُ: أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ النَّارِ، أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ النَّارِ، أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ النَّارِ، قَالَ فَلَقِيَهُمَا مَلَكٌ فَقَالَ لِي: لَمْ تُرَعْ، فَقَصَصْتُهَا عَلَى حَفْصَةَ، فَقَصَّتْهَا حَفْصَةُ، عَلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «نِعْمَ الرَّجُلُ عَبْدُ اللهِ لَوْ كَانَ يُصَلِّي مِنَ اللَّيْلِ» قَالَ سَالِمٌ: فَكَانَ عَبْدُ اللهِ، بَعْدَ ذَلِكَ، لَا يَنَامُ مِنَ اللَّيْلِ إِلَّا قَلِيلًا (متفق عليه )

Dari Ibnu ‘Umar, ia berkata: “Pada masa hidup Rosululloh, jika seseorang melihat sebuah mimpi, ia akan menceritakannya kepada Rosululloh ﷺ. Aku pun berharap dapat melihat sebuah mimpi yang bisa kuceritakan kepada Nabi ﷺ. Saat itu, aku masih seorang pemuda lajang, dan aku biasa tidur di masjid pada masa Rosululloh ﷺ. Suatu malam, aku bermimpi seolah-olah ada dua malaikat yang membawaku ke neraka. Ternyata neraka itu seperti sumur yang tertutup dan memiliki dua tanduk seperti tanduk sumur. Di dalamnya terdapat orang-orang yang aku kenal. Aku pun mulai mengucapkan,Aku berlindung kepada Alloh dari neraka! Aku berlindung kepada Alloh dari neraka! Aku berlindung kepada Alloh dari neraka!’ Kemudian, seorang malaikat lain menemui mereka dan berkata kepadaku, ‘Jangan takut.’ Aku pun menceritakan mimpiku kepada Hafshoh, dan Hafshoh menceritakannya kepada Rosululloh ﷺ. Maka Rosululloh ﷺ bersabda: “Sebaik-baik laki-laki adalah ‘Abdulloh (Ibnu ‘Umar), andai saja ia memperbanyak sholat malam.” Salim (perawi Hadits) berkata: “Sejak saat itu, ‘Abdulloh bin ‘Umar tidak lagi tidur di malam hari, kecuali hanya sedikit.

(Muttafaqun ‘Alaih, Al-Bukhory, no. 1121-1122 dan Muslim, no. 2579)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 046/04111446 -02052025

WAKTU SHOLAT MALAM (#1)

يٰٓاَيُّهَا الْمُزَّمِّلُۙ قُمِ الَّيْلَ اِلَّا قَلِيْلًاۙ نِّصْفَهٗٓ اَوِ انْقُصْ مِنْهُ قَلِيْلًاۙ اَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْاٰنَ تَرْتِيْلًاۗ

Wahai orang yang berselimut (Muhammad)! Bangunlah (untuk sholat) pada malam hari, kecuali sebagian kecil, (yaitu) separuhnya atau kurang sedikit dari itu, atau lebih dari (seperdua) itu, dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan.

(QS. Al-Muzzammli/73: 1-4)

عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ: «مِنْ كُلِّ اللَّيْلِ قَدْ أَوْتَرَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَانْتَهَى وِتْرُهُ إِلَى السَّحَرِ» رواه مسلم 

“Dari ‘A’isyah, ia berkata: ‘Pada seluruh bagian malam, Rosulullohpernah mengerjakan sholat witir, dan beliau menjadikan witirnya di waktu sahur.‘”

(HR. Muslim, no. 745)

عن عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ رضي الله عنهما أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ لَهُ: «أَحَبُّ الصَّلَاةِ إِلَى اللهِ صَلَاةُ دَاوُدَ عليه السلام، وَأَحَبُّ الصِّيَامِ إِلَى اللهِ صِيَامُ دَاوُدَ، ‌وَكَانَ ‌يَنَامُ ‌نِصْفَ ‌اللَّيْلِ، ‌وَيَقُومُ ‌ثُلُثَهُ، وَيَنَامُ سُدُسَهُ، وَيَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا». رواه البخاري 

“Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash, bahwa Rosululloh ﷺ bersabda kepadanya: ‘Sholat yang paling dicintai oleh Alloh adalah sholat Nabi Daud ‘alaihissalam, dan shoum (puasa) yang paling dicintai oleh Alloh adalah puasa Nabi Daud. Ia tidur setengah malam, bangun (sholat) sepertiga malam, dan tidur seperenam malam. Ia shoum (berpuasa) sehari dan berbuka sehari.‘”

(HR. Al-Bukhory, no. 1131)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 047/07111446 -05052025

WAKTU SHOLAT MALAM (#2)

عَنْ أَبِي هريرة؛ أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قَالَ: “يَنْزِلُ رَبُّنَا تبارك وتعالى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا. ‌حِينَ ‌يَبْقَى ‌ثُلُثُ ‌اللَّيْلِ ‌الآخِرُ. فَيَقُولُ: مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ! وَمَنْ يسألني فأعطيه! ومن يستغفرني فأغفر له! “.» متفق عليه  واللفظ لمسلم

“Dari Abu Hurairoh; bahwa Rosululloh ﷺ bersabda: ‘Robb kita –Tabaroka wa Ta‘ala– turun ke langit dunia setiap malam ketika tersisa sepertiga malam terakhir, lalu Alloh berfirman: Siapa yang berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mengabulkannya! Siapa yang meminta kepada-Ku, maka Aku akan memberinya! Dan siapa yang memohon ampun kepada-Ku, maka Aku akan mengampuninya!’

(HR. Al-Bukhory, no. 1145, 6321 dan 7494 dan Muslim, no. 758; dan lafadz ini adalah lafadz Muslim)

عَنْ جابر؛ قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم “مَنْ خَافَ أَنْ لَا يَقُومَ مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ ‌فَلْيُوتِرْ ‌أَوَّلَهُ. وَمَنْ طَمِعَ أَنْ يَقُومَ آخِرَهُ فَلْيُوتِرْ آخِرَ اللَّيْلِ. فَإِنَّ صَلَاةَ آخِرِ اللَّيْلِ مَشْهُودَةٌ. وَذَلِكَ أَفْضَلُ”» رواه مسلم 

“Dari Jabir, ia berkata: Rosululloh ﷺ bersabda: ‘Barangsiapa khawatir tidak bisa bangun pada akhir malam, maka hendaklah ia sholat Witir di awal malam. Dan barangsiapa berharap bisa bangun pada akhir malam, maka hendaklah ia sholat Witir di akhir malam. Karena sholat di akhir malam disaksikan (oleh para malaikat), dan itu lebih utama.’”

(HR. Muslim, no. 755)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: «‌أَوْصَانِي ‌خَلِيلِي صلى الله عليه وسلم بِثَلَاثٍ: صِيَامِ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ، وَرَكْعَتَيِ الضُّحَى، وَأَنْ أُوتِرَ قَبْلَ أَنْ أَنَامَ.» متفق عليه  واللفظ للبخاري وفي رواية: وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ ولمسلم: وَأَنْ أُوتِرَ قَبْلَ أَنْ أَرْقُدَ

“Abu Hurairoh berkata: Kekasihku (Nabi ﷺ) mewasiatkan kepadaku tiga hal: Shoum (puasa) tiga hari setiap bulan, sholat dua roka’at dhuha, dan sholat Witir sebelum tidur.

(Muttafaqun ‘alaih, Al-Bukhory, no. 1981 dan 1178, dan Muslim, no. 721 dan ini lafadz dari Al-Bukhory)

Dalam riwayat lain disebut: “Dan tidur dalam keadaan telah (sholat) Witir.

Riwayat Muslim: “Dan agar aku mengerjakan (sholat) Witir sebelum tidur.

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 048/08111446 -06052025

WAKTU SHOLAT MALAM (#3)

عن عَائِشَةَ قَالَتِ: ‌كَانَ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‌يَنَامُ ‌أَوَّلَ ‌اللَّيْلِ وَيُحْيِ آخِرَهُ. ثُمَّ إِنْ كَانَتْ لَهُ حَاجَةٌ إِلَى أَهْلِهِ قَضَى حَاجَتَهُ. ثُمَّ يَنَامُ. فَإِذَا كَانَ عِنْدَ النِّدَاءِ الأَوَّلِ (قَالَتِ) وَثَبَ. (وَلَا وَاللَّهِ! مَا قَالَتِ: قَامَ) فَأَفَاضَ عَلَيْهِ الْمَاءَ. (وَلَا وَاللَّهِ! مَا قَالَتِ: اغْتَسَلَ. وَأَنَا أَعْلَمُ مَا تُرِيدُ) وَإِنْ لَمْ يَكُنْ جُنُبًا تَوَضَّأَ وُضُوءَ الرَّجُلِ لِلصَّلَاةِ. ثُمَّ صَلَّى الرَّكْعَتَيْنِ.» رواه مسلم 

‘A’isyah berkata: Rosulullohtidur di awal malam dan menghidupkan akhir malam. Jika beliau memiliki kebutuhan kepada keluarganya, beliau memenuhinya, lalu tidur. Ketika datang adzan pertama, beliau bangkit. (‘A’isyah berkata: Demi Alloh, ia tidak mengatakan: ‘beliau berdiri’), lalu beliau menyiramkan air ke tubuhnya (dan demi Alloh, ia tidak mengatakan: ‘beliau mandi’ — dan aku tahu apa yang dimaksud olehnya). Jika beliau tidak dalam keadaan junub, beliau berwudhu seperti wudhunya seseorang untuk sholat, kemudian sholat dua roka’at.

(HR. Muslim, no. 739)

عن سعد بن هشام، قال: طلقت امرأتي، فأتيت المدينة لأبيع عقارا كان لي بها، فأشتري به السلاح وأغزو، فلقيت نفرا من أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم، فقالوا: قد أراد نفر منا ستة أن يفعلوا ذلك، فنهاهم النبي صلى الله عليه وسلم، وقال: «لقد كان لكم في رسول الله أسوة حسنة» فأتيت ابن عباس، فسألته عن وتر النبي صلى الله عليه وسلم، فقال: أدلك على أعلم الناس بوتر رسول الله صلى الله عليه وسلم، فأت عائشة رضي الله عنها، فأتيتها، فاستتبعت حكيم بن أفلح، فأبى، فناشدته فانطلق معي، فاستأذنا على عائشة، فقالت: من هذا؟ قال: حكيم بن أفلح، قالت: ومن معك؟ قال: سعد بن هشام، قالت: هشام بن عامر الذي قتل يوم أحد؟ قال: قلت: نعم، قالت: نعم المرء كان عامر، قال: قلت: يا أم المؤمنين، حدثيني عن خلق رسول الله صلى الله عليه وسلم، قالت: «ألست تقرأ القرآن؟ فإن خلق رسول الله صلى الله عليه وسلم كان القرآن» قال: قلت: حدثيني عن قيام الليل، قالت: ” ألست تقرأ: يا أيها المزمل؟ “، قال: قلت: بلى، قالت: «فإن أول هذه السورة نزلت، فقام أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم حتى انتفخت أقدامهم، وحبس خاتمتها في السماء اثني عشر شهرا، ثم نزل آخرها، فصار قيام الليل تطوعا بعد فريضة» قال: قلت: حدثيني عن وتر النبي صلى الله عليه وسلم، قالت: «كان يوتر بثمان ركعات لا يجلس إلا في الثامنة، ثم يقوم، فيصلي ركعة أخرى، لا يجلس إلا في الثامنة والتاسعة، ولا يسلم إلا في التاسعة، ثم يصلي ركعتين، وهو جالس، فتلك إحدى عشرة ركعة يا بني، فلما أسن، وأخذ اللحم، أوتر بسبع ركعات، لم يجلس إلا في السادسة والسابعة، ولم يسلم إلا في السابعة، ثم يصلي ركعتين وهو جالس، فتلك هي تسع ركعات يا بني، ولم يقم رسول الله صلى الله عليه وسلم ‌ليلة ‌يتمها ‌إلى ‌الصباح، ولم يقرأ القرآن في ليلة قط، ولم يصم شهرا يتمه غير رمضان، وكان إذا صلى صلاة داوم عليها، وكان إذا غلبته عيناه من الليل بنوم، صلى من النهار ثنتي عشرة ركعة» قال: فأتيت ابن عباس، فحدثته، فقال: «هذا والله هو الحديث، ولو كنت أكلمها لأتيتها حتى أشافهها به مشافهة» قال: قلت: لو علمت أنك لا تكلمها ما حدثتك “. رواه أبو داود 

Dari Sa‘d bin Hisyam, ia berkata: “Aku menceraikan istriku, lalu aku pergi ke Madinah untuk menjual sebidang tanah milikku di sana, dengan tujuan membeli senjata dan berangkat berjihad. Kemudian aku bertemu sekelompok sahabat Nabi ﷺ, dan mereka berkata: ‘Ada enam orang dari kami yang ingin melakukan hal seperti itu (tidak menikah dan fokus berjihad), lalu Nabimelarang mereka dan bersabda:  Sungguh telah ada pada diri Rosululloh teladan yang baik bagimu.” (QS. Al-Ahzab: 21)

Lalu aku mendatangi Ibnu ‘Abbas dan menanyakan kepadanya tentang sholat Witir Nabi ﷺ. Ia berkata, ‘Maukah kamu aku tunjukkan orang yang paling tahu tentang (sholat) Witir Rosululloh? Temuilah ‘A’isyah rodhiyallohu ‘anha.’ Maka aku pun pergi menemui ‘A’isyah, dan aku meminta Hakim bin Aflah untuk ikut bersamaku, namun ia menolak. Aku bersungguh-sungguh memintanya hingga akhirnya ia pun pergi bersamaku. Kami meminta izin untuk masuk menemui ‘A’isyah. ‘A’isyah bertanya: ‘Siapa itu?‘ Ia (Hakim) menjawab: ‘Hakim bin Aflah.’ ‘A’isyah bertanya: ‘Siapa yang bersamamu?‘ Ia menjawab: ‘Sa‘d bin Hisyam.‘ ‘A’isyah bertanya: ‘Apakah dia anak Hisyam bin ‘Amir yang gugur pada Perang Uhud?‘ Aku menjawab: ‘Ya.’ Ia berkata: ‘Alangkah baiknya Hisyam itu.’ Aku berkata: ‘Wahai Ummul Mukminin, ceritakanlah kepadaku tentang akhlaq Rosululloh ﷺ.’ Ia menjawab: ‘Bukankah kamu membaca Al-Qur’an? Sesungguhnya akhlaq Rosulullohadalah Al-Qur’an.‘ Aku berkata: ‘Ceritakanlah kepadaku tentang sholat malam beliau.’ ‘A’isyah berkata: ‘Bukankah kamu membaca: Wahai orang yang berselimut (QS. Al-Muzzammil)?‘ Aku menjawab: ‘Ya.‘ Ia berkata: ‘Sesungguhnya awal surat ini diturunkan, lalu para sahabat Rosululloh ﷺ berdiri untuk melaksanakan sholat malam hingga kaki-kaki mereka bengkak. Bagian akhirnya tertahan di langit selama dua belas bulan, lalu diturunkan, maka sholat malam menjadi sunnah (tathawwu‘), setelah sebelumnya diwajibkan.’ Aku berkata: ‘Ceritakan kepadaku tentang (sholat) Witir Rosululloh ﷺ.’ ‘A’isyah berkata: ‘Beliau biasa sholat Witir dengan delapan roka’at, tidak duduk kecuali pada roka’at kedelapan, lalu berdiri dan menambah satu roka’at lagi (sembilan), dan baru duduk pada roka’at kedelapan dan kesembilan, dan baru salam setelah itu. Lalu beliau sholat dua roka’at dalam posisi duduk; itulah jumlah sebelas roka’at, wahai anakku. Ketika beliau sudah lanjut usia dan tubuhnya bertambah berat, beliau sholat Witir dengan tujuh roka’at, tidak duduk kecuali pada roka’at keenam dan ketujuh, dan baru salam pada roka’at ketujuh, lalu sholat dua roka’at dalam posisi duduk; itulah jumlah sembilan roka’at, wahai anakku. Dan Rosululloh ﷺ tidak pernah sholat malam secara sempurna sepanjang malam, tidak pula mengkhatamkan Al-Qur’an dalam satu malam, dan tidak pernah berpuasa sebulan penuh selain di bulan Romadhon. Jika beliau melaksanakan suatu amalan, beliau konsisten menjaganya. Dan jika beliau tertidur pada malam hari sehingga tidak sempat sholat malam, maka pada siang harinya beliau mengqodho dengan dua belas roka’at.’

Maka aku mendatangi Ibnu ‘Abbas dan menyampaikan Hadits ini kepadanya. Ia berkata: ‘Inilah Hadits yang sesungguhnya, demi Alloh! Andai aku bisa berbicara langsung dengan ‘A’isyah, pasti aku akan menemuinya dan mendengarkannya langsung darinya.

Aku berkata: ‘Seandainya aku tahu bahwa engkau tidak bisa berbicara dengannya, tentu aku tidak akan menyampaikan kepadamu.'”

(HR. Abu Dawud, no. 1342)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 049/21111446 -19052025

KERUGIAN, JIKA TIDAK BANGUN (SHOLAT) MALAM (#1)

عن عبد الله بن عمرو بن العاص، قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: «من قام ‌بعشر ‌آيات ‌لم ‌يكتب ‌من ‌الغافلين، ومن قام بمائة آية كتب من القانتين، ومن قام بألف آية كتب من المقنطرين» رواه أبو داود 

Dari ‘Abdulloh bin ‘Amr bin al-Ash, ia berkata: Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang berdiri (sholat malam) dengan membaca sepuluh ayat, maka ia tidak dicatat termasuk golongan orang-orang yang lalai. Barangsiapa yang berdiri (sholat malam) dengan membaca seratus ayat, maka ia dicatat termasuk golongan orang-orang yang taat. Dan barangsiapa yang berdiri (sholat malam) dengan membaca seribu ayat, maka ia dicatat termasuk golongan al-Muqonthorin (orang-orang yang mendapatkan pahala yang sangat banyak).” 

(HR. Abu Dawud, no. 1398, dishohihkan oleh Al-Albany)

عَنْ عَبْدِ اللهِ، قَالَ: ذُكِرَ عِنْدَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلٌ نَامَ لَيْلَةً حَتَّى أَصْبَحَ، قَالَ: «ذَاكَ رَجُلٌ بَالَ الشَّيْطَانُ فِي أُذُنَيْهِ»، أَوْ قَالَ: «فِي أُذُنِهِ» رواه البحاري  ومسلم 

Dari ‘Abdulloh bin Mas’ud, ia berkata: Disebutkan di sisi Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam, bahwa seorang laki-laki yang tidur semalaman hingga pagi. Beliau bersabda:Itu adalah seorang laki-laki yang setan kencing di kedua telinganya,” atau beliau bersabda: “di telinganya.” 

(HR. al-Bukhory, no. 1144 dan 3270, dan HR. Muslim, no. 774).

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 050/25111446 -23052025

KERUGIAN, JIKA TIDAK BANGUN (SHOLAT) MALAM (#2)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا نَامَ عَقَدَ الشَّيْطَانُ عَلَيْهِ ثَلَاثَ عُقَدٍ، فَإِنْ تَعَارَّ مِنَ اللَّيْلِ فَذَكَرَ اللَّهَ حُلَّتْ عُقْدَةٌ، فَإِنْ تَوَضَّأَ حُلَّتْ عُقْدَتَانِ، فَإِنْ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ حُلَّتِ الْعُقَدُ كُلُّهَا، فَحُلُّوا عُقَدَ الشَّيْطَانِ، وَلَوْ بِرَكْعَتَيْنِ”. رواه ابن حزيمة 

Dari Abu Hurairoh, ia berkata: Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya seorang hamba apabila tidur, setan mengikat tiga ikatan padanya. Jika ia terbangun di malam hari lalu berdzikir kepada Alloh, maka terlepaslah satu ikatan. Jika ia berwudhu, maka terlepaslah dua ikatan. Dan jika ia sholat dua roka’at, maka terlepaslah seluruh ikatan. Maka lepaskanlah ikatan setan, meskipun hanya dengan dua roka’at.” 

(HR. Ibnu Khuzaimah, no. 1132)

قال ابن حجر العسقلاني :مَثَلٌ مَضْرُوبٌ لِلْغَافِلِ عَنِ الْقِيَامِ بِثِقَلِ النَّوْمِ كَمَنْ وَقَعَ الْبَوْلُ فِي أُذُنِهِ فَثَقَّلَ أُذُنَهُ وَأَفْسَدَ حِسَّهُ

Ibnu Hajar al-Asqolany berkata: 

Ini adalah perumpamaan yang dibuat untuk orang yang lalai dari bangun (untuk sholat malam); karena beratnya tidur, seperti orang yang kemasukan air kencing di telinganya sehingga memberatkan telinganya dan merusak pendengarannya.”

(Ibnu Hajar al-Asqolany, Fathul Bari (3/ 28))

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 051/29111446 -27052025

KERUGIAN, JIKA TIDAK BANGUN (SHOLAT) MALAM (#3)

قال النووي : اختلفوا في معناه فقال بن قُتَيْبَةَ مَعْنَاهُ أَفْسَدَهُ يُقَالُ بَالَ فِي كَذَا إِذَا أَفْسَدَهُ وَقَالَ الْمُهَلَّبُ وَالطَّحَاوِيُّ وَآخَرُونَ هُوَ اسْتِعَارَةٌ وَإِشَارَةٌ إِلَى انْقِيَادِهِ لِلشَّيْطَانِ وَتَحَكُّمِهِ فِيهِ وَعَقْدِهِ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِهِ عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيلٌ وإذلاله له وَقِيلَ مَعْنَاهُ اسْتَخَفَّ بِهِ وَاحْتَقَرَهُ وَاسْتَعْلَى عَلَيْهِ يُقَالُ لِمَنِ اسْتَخَفَّ بِإِنْسَانٍ وَخَدَعَهُ بَالَ فِي أُذُنِهِ وَأَصْلُ ذَلِكَ فِي دَابَّةٍ تَفْعَلُ ذَلِكَ بِالْأَسَدِ إِذْلَالًا لَهُ وَقَالَ الْحَرْبِيُّ مَعْنَاهُ ظَهَرَ عَلَيْهِ وَسَخِرَ مِنْهُ قَالَ الْقَاضِي عِيَاضٌ وَلَا يَبْعُدُ أَنْ يَكُونَ عَلَى ظَاهِرِهِ قَالَ وَخَصَّ الْأُذُنَ لِأَنَّهَا حَاسَّةُ الِانْتِبَاهِ

Imam an-Nawawi berkata: “Para ulama berbeda pendapat mengenai maknanya. Ibnu Qutaibah berkata, maknanya adalah merusaknya. Dikatakan ‘bala fi kadza’ (kencing di sesuatu) jika merusaknya. Al-Muhallab, ath-Thahawi, dan ulama lainnya berkata bahwa ini adalah majaz (kiasan) dan isyarat kepada ketundukannya kepada setan, penguasaan setan atasnya, ikatan setan pada ubun-ubunnya dengan ucapan ‘bagimu malam yang panjang’, dan penghinaan setan kepadanya. Dikatakan juga, maknanya adalah setan meremehkannya, menghinakannya, dan mengungguli dirinya. Dikatakan kepada orang yang meremehkan dan menipu seseorang ‘bala fi udzunihi’ (setan kencing di telinganya). Asal makna ini terdapat pada binatang yang melakukan hal itu kepada singa sebagai bentuk penghinaan. Al-Harbi berkata, maknanya adalah setan mengalahkannya dan mengejeknya. Al-Qadhi Iyadh berkata, tidak jauh kemungkinan maknanya adalah secara harfiah. Beliau berkata, dan telinga dikhususkan karena ia adalah indra untuk bangun (dari tidur).”

(Syarh an-Nawawi ‘ala Muslim (6/ 64))

وَقَالَ الطِّيبِيُّخَصَّ الْأُذُنَ بِالذِّكْرِ وَإِنْ كَانَتِ الْعَيْنُ أَنْسَبَ بِالنَّوْمِ إِشَارَةً إِلَى ثِقَلِ النَّوْمِ فَإِنَّ الْمَسَامِعَ هِيَ مَوَارِدُ الِانْتِبَاهِ وَخَصَّ الْبَوْلَ لِأَنَّهُ أَسْهَلُ مَدْخَلًا فِي التَّجَاوِيفِ وَأَسْرَعُ نُفُوذًا فِي الْعُرُوقِ فيورث الكسل فِي جَمِيع الْأَعْضَاء

Al-Thibi berkata: “Telinga dikhususkan penyebutannya, meskipun mata lebih berkaitan dengan tidur; sebagai isyarat kepada beratnya tidur. Sesungguhnya pendengaran adalah sumber-sumber untuk bangun. Dan air kencing dikhususkan, karena ia lebih mudah masuk ke dalam rongga dan lebih cepat meresap ke dalam urat, sehingga menyebabkan rasa malas di seluruh anggota badan.

(Ibnu Hajar al-Asqolany, Fathul Bari, (3/ 29))

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 052/02121446 -29052025

KERUGIAN, JIKA TIDAK BANGUN (SHOLAT) MALAM (#4)

عَنْ بن مَسْعُودٍ  قال: حَسْبُ الرَّجُلِ مِنَ الْخَيْبَةِ وَالشَّرِّ أَنْ يَنَامَ حَتَّى يُصْبِحَ وَقَدْ بَالَ الشَّيْطَانُ فِي أُذُنِهِ وَهُوَ مَوْقُوفٌ صَحِيحُ الْإِسْنَادِ

Dari Ibnu Mas’ud, ia berkata: “Cukup bagi seseorang sebagai kerugian dan keburukan jika ia tidur hingga pagi dan setan telah kencing di telinganya.” Ini adalah riwayat mauquf (perkataan shohabat) yang shohih sanadnya.

(Ibnu Hajar al-Asqolany, Fathul Bari, 3/ 29)

عَنْ جَابِرٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَفْضَلُ الصَّلَاةِ طُولُ الْقُنُوتِ» وبإسناد آخر عنه سُئِلَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُّ الصَّلَاةِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: «طُولُ الْقُنُوتِ رواه مسلم 

Dari Jabir, ia berkata: Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sholat yang paling utama adalah lamanya qunut.” Dan dengan sanad lain darinya (Jabir), Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam ditanya: “Sholat manakah yang paling utama?” Beliau menjawab: “Lamanya qunut.

(Diriwayatkan oleh Muslim, Shohih Muslim (1/ 520) 22 – Bab Sholat yang Paling Utama adalah Lamanya Qunut no: 164 – (756))

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 053/05121446 -01062025

CARA MELAKSANAKAN QIYAMUL LAIL (#1)

عَنْ زَيْدِ بْنِ خَالِدٍ الْجُهَنِيِّ، أَنَّهُ قَالَ: لَأَرْمُقَنَّ صَلَاةَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّيْلَةَ، «فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ خَفِيفَتَيْنِ، ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ طَوِيلَتَيْنِ طَوِيلَتَيْنِ طَوِيلَتَيْنِ، ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ، وَهُمَا دُونَ اللَّتَيْنِ قَبْلَهُمَا، ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ، وَهُمَا دُونَ اللَّتَيْنِ قَبْلَهُمَا، ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ، وَهُمَا دُونَ اللَّتَيْنِ قَبْلَهُمَا، ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ وَهُمَا دُونَ اللَّتَيْنِ قَبْلَهُمَا، ثُمَّ أَوْتَرَ فَذَلِكَ ثَلَاثَ عَشْرَةَ رَكْعَةً» رواه مسلم 

Dari Zaid bin Kholid al-Juhani, bahwa ia berkata: “Aku benar-benar akan memperhatikan sholat malam Rosulullohmalam ini.Lalu beliau sholat dua roka’at yang ringan, kemudian sholat dua roka’at yang panjang, yang panjang, yang panjang, kemudian sholat dua roka’at—yang keduanya lebih pendek dari dua roka’at sebelumnya, kemudian sholat dua roka’at—yang keduanya lebih pendek dari dua roka’at sebelumnya, kemudian sholat dua roka’at — yang keduanya lebih pendek dari dua roka’at sebelumnya, kemudian sholat dua roka’at—yang keduanya lebih pendek dari dua roka’at sebelumnya, kemudian beliau sholat witir. Maka jumlah semuanya adalah tiga belas roka’at.

(HR. Muslim)

عن أَبُي سَلَمَةَ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ، قَالَ: سَأَلْتُ عَائِشَةَ أُمَّ الْمُؤْمِنِينَ، بِأَيِّ شَيْءٍ كَانَ نَبِيُّ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَفْتَتِحُ صَلَاتَهُ إِذَا قَامَ مِنَ اللَّيْلِ؟ قَالَتْ: كَانَ إِذَا قَامَ مِنَ اللَّيْلِ افْتَتَحَ صَلَاتَهُ: «اللهُمَّ رَبَّ جَبْرَائِيلَ، وَمِيكَائِيلَ، وَإِسْرَافِيلَ، فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ، عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ، أَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ، اهْدِنِي لِمَا اخْتُلِفَ فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِكَ، إِنَّكَ تَهْدِي مَنْ تَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ» رواه مسلم 

Dari Abu Salamah bin ‘Abdurrohman bin ‘Auf, ia berkata: Aku bertanya kepada ‘A’isyah, Ummul Mu’minin, Dengan doa apa Nabimembuka sholatnya ketika beliau bangun untuk salat malam?” Maka ia menjawab: “Apabila Nabi ﷺ bangun di malam hari, beliau membuka sholatnya dengan doa: ‘Ya Alloh, Tuhan Jibril, Mikail, dan Isrofil. Pencipta langit dan bumi. Yang Maha Mengetahui yang ghoib dan yang tampak. Engkaulah yang memutuskan diantara hamba-hamba-Mu terhadap apa yang mereka perselisihkan. Tunjukilah aku kepada kebenaran dalam perkara yang diperselisihkan itu dengan izin-Mu. Sesungguhnya Engkau memberi petunjuk kepada siapa yang Engkau kehendaki menuju jalan yang lurus.’”

(HR. Muslim)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 054/07121446 -03062025

CARA MELAKSANAKAN QIYAMUL LAIL (#2)

عن ابْن عَبَّاسٍ، قال: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا تَهَجَّدَ مِنَ اللَّيْلِ، قَالَ: «اللَّهُمَّ لَكَ الحَمْدُ أَنْتَ نُورُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ، وَلَكَ الحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ، وَلَكَ الحَمْدُ أَنْتَ رَبُّ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ، أَنْتَ الحَقُّ، وَوَعْدُكَ الحَقُّ، وَقَوْلُكَ الحَقُّ، وَلِقَاؤُكَ الحَقُّ، وَالجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالنَّبِيُّونَ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ، اللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ، فَاغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، أَنْتَ إِلَهِي لاَ إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ» رواه البخاري 

Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata: “Nabiapabila bangun untuk tahajud di malam hari, beliau mengucapkan doa berikut: Ya Alloh, bagi-Mu segala puji. Engkaulah Cahaya langit dan bumi. Dan bagi-Mu segala puji, Engkaulah Pemelihara langit dan bumi. Dan bagi-Mu segala puji, Engkaulah Robb langit dan bumi serta apa yang ada di dalamnya. Engkaulah Yang Maha Benar. Janji-Mu adalah benar. Firman-Mu adalah benar. Pertemuan dengan-Mu adalah benar. Surga itu benar. Neraka itu benar. Para Nabi itu benar. Kiamat itu benar. Ya Alloh, hanya kepada-Mu aku berserah diri. Kepada-Mu aku beriman. Kepada-Mu aku bertawakal. Kepada-Mu aku kembali (bertaubat). Dengan (ajaran)-Mu, aku berdebat (membela Kebenaran). Kepada-Mu aku berhukum. Maka ampunilah aku atas dosa-dosaku yang telah lalu maupun yang akan datang, yang aku rahasiakan maupun yang aku nyatakan. Engkaulah Tuhanku, tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau.’”

(HR. Al-Bukhory)

عَنْ عَاصِمِ بْنِ حُمَيْدٍ، قَالَ: سَأَلْتُ عَائِشَةَ: بِمَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْتَفْتِحُ قِيَامَ اللَّيْلِ؟ قَالَتْ: لَقَدْ سَأَلْتَنِي عَنْ شَيْءٍ مَا سَأَلَنِي عَنْهُ أَحَدٌ قَبْلَكَ، كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُكَبِّرُ عَشْرًا، وَيَحْمَدُ عَشْرًا، وَيُسَبِّحُ عَشْرًا، وَيُهَلِّلُ عَشْرًا، وَيَسْتَغْفِرُ عَشْرًا، وَيَقُولُ: «اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَاهْدِنِي، وَارْزُقْنِي وَعَافِنِي، أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ ضِيقِ الْمَقَامِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ» رواه النسائي 

Dari ‘Ashim bin Humaid, ia berkata: Aku bertanya kepada ‘A’isyah: “Dengan apa Rosulullohmembuka shollat malamnya?” Ia menjawab: “Sungguh, engkau telah bertanya kepadaku tentang sesuatu yang belum pernah ada seorang pun yang menanyakannya kepadaku sebelum engkau. Rosululloh biasa bertakbir 10X (sepuluh kali), memuji Alloh 10X (sepuluh kali), bertasbih 10X (sepuluh kali), bertahlil 10X (sepuluh kali), beristighfar 10X (sepuluh kali), lalu beliau berkata: Ya Alloh, ampunilah aku, berilah aku petunjuk, berilah aku rizqi, dan berilah aku kesehatan. Aku berlindung kepada-Mu dari kesempitan tempat berdiri pada Hari Kiamat.’”

(HR. An-Nasa’i)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 055/08121446 -04062025

CARA MELAKSANAKAN QIYAMUL LAIL (#3)

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَلَامٍ، قَالَ: لَمَّا قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ انْجَفَلَ النَّاسُ إِلَيْهِ، وَقِيلَ: قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَجِئْتُ فِي النَّاسِ لِأَنْظُرَ إِلَيْهِ، فَلَمَّا اسْتَبَنْتُ وَجْهَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَرَفْتُ أَنَّ وَجْهَهُ لَيْسَ بِوَجْهِ كَذَّابٍ، فَكَانَ أَوَّلَ شَيْءٍ تَكَلَّمَ بِهِ أَنْ قَالَ: «يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَفْشُوا السَّلَامَ، وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ وَصَلُّوا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ، تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلَامٍ» رواه ابن ماجة 

Dari ‘Abdulloh bin Salam, ia berkata: Ketika Rosululloh ﷺ datang ke Madinah, orang-orang bergegas menemuinya, dan dikatakan: “Rosulullah telah datang.” Maka aku pun datang bersama orang-orang untuk melihatnya. Ketika aku melihat wajah Rosulullohdengan jelas, aku tahu bahwa wajah beliau bukanlah wajah seorang pendusta. Hal pertama yang beliau ucapkan adalah:Wahai manusia, sebarkanlah salam, berilah makan, dan sholatlah di malam hari ketika manusia tidur, niscaya kalian masuk surga dengan selamat.”

(HR. Ibnu Majah)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، يَرْفَعُهُ، قَالَ: سُئِلَ: أَيُّ الصَّلَاةِ أَفْضَلُ بَعْدَ الْمَكْتُوبَةِ؟ وَأَيُّ الصِّيَامِ أَفْضَلُ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ؟ فَقَالَ: «أَفْضَلُ الصَّلَاةِ، بَعْدَ الصَّلَاةِ الْمَكْتُوبَةِ، الصَّلَاةُ فِي جَوْفِ اللَّيْلِ، وَأَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ، صِيَامُ شَهْرِ اللهِ الْمُحَرَّمِ» رواه مسلم 

Dari Abu Hurairoh رضي الله عنه, ia meriwayatkan secara marfu’ bahwa Rosululloh ﷺ ditanya: “Sholat apakah yang paling utama setelah sholat wajib? Dan shoum (puasa) apakah yang paling utama setelah shoum Romadhon?” Beliau menjawab: “Sholat yang paling utama setelah sholat wajib adalah sholat di pertengahan malam, dan shoum (puasa) yang paling utama setelah shoum Romadhon adalah shoum (puasa) di bulan Alloh, yakni Al-Muharrom.

(HR. Muslim)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 056/12121446 -08062025

CARA MELAKSANAKAN QIYAMUL LAIL (#4)

عن عَلِيَّ بْنَ أَبِي طَالِبٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَرَقَهُ وَفَاطِمَةَ بِنْتَ النَّبِيِّ عَلَيْهِ السَّلاَمُ لَيْلَةً، فَقَالَ: «أَلاَ تُصَلِّيَانِ؟» فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَنْفُسُنَا بِيَدِ اللَّهِ، فَإِذَا شَاءَ أَنْ يَبْعَثَنَا بَعَثَنَا، فَانْصَرَفَ حِينَ قُلْنَا ذَلِكَ وَلَمْ يَرْجِعْ إِلَيَّ شَيْئًا، ثُمَّ سَمِعْتُهُ وَهُوَ مُوَلٍّ يَضْرِبُ فَخِذَهُ، وَهُوَ يَقُولُ: {وَكَانَ الإِنْسَانُ أَكْثَرَ شَيْءٍ جَدَلًا} [الكهف: 54] (رواه البخاري )

Dari Ali bin Abi Tholib: Rosululloh ﷺ mendatangi aku dan Fatimah binti Nabi ﷺ pada suatu malam, lalu beliau bersabda: “Tidakkah kalian berdua sholat?” Aku menjawab: “Wahai Rosululloh, yang jiwa kami berada di tangan Alloh. Jika Dia menghendaki untuk membangunkan kami, maka Dia akan membangunkan kami.” Lalu beliau pun pergi setelah aku mengatakan demikian dan tidak kembali. Kemudian aku mendengar beliau dalam keadaan berpaling dariku memukul pahanya sambil membaca ayat: “Dan manusia adalah makhluq yang paling banyak membantah.(QS. Al-Kahfi: 54)

(HR. Al-Bukhory)

عَنْ عَائِشَةَ، زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَتْ: «كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي فِيمَا بَيْنَ أَنْ يَفْرُغَ مِنْ صَلَاةِ الْعِشَاءِ – وَهِيَ الَّتِي يَدْعُو النَّاسُ الْعَتَمَةَ – إِلَى الْفَجْرِ، إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً، يُسَلِّمُ بَيْنَ كُلِّ رَكْعَتَيْنِ، وَيُوتِرُ بِوَاحِدَةٍ، فَإِذَا سَكَتَ الْمُؤَذِّنُ مِنْ صَلَاةِ الْفَجْرِ، وَتَبَيَّنَ لَهُ الْفَجْرُ، وَجَاءَهُ الْمُؤَذِّنُ، قَامَ فَرَكَعَ رَكْعَتَيْنِ خَفِيفَتَيْنِ، ثُمَّ اضْطَجَعَ عَلَى شِقِّهِ الْأَيْمَنِ، حَتَّى يَأْتِيَهُ الْمُؤَذِّنُ لِلْإِقَامَةِ». (رواه مسلم )

Dari ‘A’isyah رضي الله عنها, istri Nabi ﷺ, ia berkata: “Rosulullohbiasa sholat malam, antara selesai sholat Isya’ —yang disebut manusia sebagai atamah— hingga datangnya waktu Shubuh, sebanyak sebelas roka’at. Beliau salam setiap dua roka’at dan witir satu roka’at. Ketika mu’adzin diam setelah mengumandangkan adzan Shubuh, dan tampaklah waktu fajar, serta mu’adzin datang menemuinya, beliau sholat dua roka’at ringan, lalu beliau berbaring pada sisi kanan tubuhnya hingga mu’adzin datang mengumandangkan iqomah.

(HR. Muslim)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 057/14121446 -10062025

CARA MELAKSANAKAN QIYAMUL LAIL (#5)

عَنْ أَبِي وَائِلٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: «صَلَّيْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْلَةً، فَلَمْ يَزَلْ قَائِمًا حَتَّى هَمَمْتُ بِأَمْرِ سَوْءٍ»، قُلْنَا: وَمَا هَمَمْتَ؟ قَالَ: هَمَمْتُ أَنْ أَقْعُدَ وَأَذَرَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وعند مسلم «هَمَمْتُ أَنْ أَجْلِسَ وَأَدَعَهُ». (متفق عليه )

Dari Abu Wa’il, dari ‘Abdulloh رضي الله عنه, ia berkata: “Aku pernah sholat bersama Nabipada suatu malam. Beliau terus berdiri (panjang) sampai aku berniat melakukan sesuatu yang buruk.” Kami bertanya: “Apa yang kau niatkan?”Ia berkata: “Aku berniat duduk dan meninggalkan Nabi ﷺ.” Dalam riwayat Muslim: “Aku berniat duduk dan membiarkan beliau.”

(Muttafaq ‘alaih)

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ: أَنَّ رَجُلًا، جَاءَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَخْطُبُ فِي المَسْجِدِ، فَقَالَ: كَيْفَ صَلاَةُ اللَّيْلِ؟ فَقَالَ: «مَثْنَى مَثْنَى، فَإِذَا خَشِيتَ الصُّبْحَ فَأَوْتِرْ بِوَاحِدَةٍ، تُوتِرُ لَكَ مَا قَدْ صَلَّيْتَ» (متفق عليه )

Dari ‘Abdulloh bin ‘Umar bin Khoththob, bahwa ada seorang laki-laki datang kepada Nabi ﷺ yang sedang berkhutbah di masjid dan berkata: “Wahai Rosululloh, bagaimana sholat malam itu?” Maka beliau menjawab: “Dua roka’at dua roka’at. Jika engkau khawatir akan masuk waktu Shubuh, maka witirlah dengan satu roka’at, itu akan menjadi penutup bagi apa yang telah engkau sholatkan.

(Muttafaq ‘alaih)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 058/16121446 -12062025

CARA MELAKSANAKAN QIYAMUL LAIL (#6)

عن عُبَادَةُ بْنُ الصَّامِتِ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ” مَنْ تَعَارَّ مِنَ اللَّيْلِ، فَقَالَ: لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، الحَمْدُ لِلَّهِ، وَسُبْحَانَ اللَّهِ، وَلاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ، ثُمَّ قَالَ: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي، أَوْ دَعَا، اسْتُجِيبَ لَهُ، فَإِنْ تَوَضَّأَ وَصَلَّى قُبِلَتْ صَلاَتُهُ ” (رواه البخاري )

Dari ‘Ubadah bin Shomit, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda: “Barangsiapa yang terbangun di malam hari lalu ia mengucapkan:Lã ilãha illallõh, wahdahu lã syarĩka lahu, lahul mulku wa lahul hamdu, wa huwa ‘ala kulli syai’in qodĩr. Alhamdulillãh, Subhãnallõh, Lã ilãha illallõh, Allõhu Akbar, wa Lã hawla wa lã quwwata illa billãh,’ kemudian dia berkata: ‘Ya Allõh, ampunilah aku,atau dia berdoa, maka doanya akan dikabulkan. Jika ia berwudhu dan sholat, maka sholatnya akan diterima.”

(HR. Al-Bukhõry)

عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ: «كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ مِنَ اللَّيْلِ لِيُصَلِّيَ، افْتَتَحَ صَلَاتَهُ بِرَكْعَتَيْنِ خَفِيفَتَيْنِ» (رواه مسلم )

Dari ‘A’isyah رضي الله عنها, ia berkata: “Rosululloh apabila bangun untuk sholat malam, beliau memulainya dengan dua roka’at ringan.”

(HR. Muslim)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 059/22121446 -18062025

SEKELUARGA MELAKSANAKAN QIYAMUL LAIL

عن أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، وَأَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَا: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنِ اسْتَيْقَظَ مِنَ اللَّيْلِ وَأَيْقَظَ امْرَأَتَهُ، فَصَلَّيَا رَكْعَتَيْنِ جَمِيعًا، كُتِبَا مِنَ الذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا، وَالذَّاكِرَاتِ» رواه أبو داود  وابن ماجه

Dari Abu Sa’id Al-Khudri dan Abu Hurairoh rodhiyallohu ‘anhuma, mereka berkata: Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang bangun di malam hari, lalu membangunkan istrinya, kemudian mereka berdua sholat dua roka’at bersama-sama, maka mereka berdua akan dicatat sebagai orang-orang (laki-laki dan perempuan) yang banyak mengingat Alloh.

(HR. Abu Dawud dan HR. Ibnu Majah)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «رَحِمَ اللَّهُ رَجُلًا قَامَ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّى، وَأَيْقَظَ امْرَأَتَهُ، فَإِنْ أَبَتْ، نَضَحَ فِي وَجْهِهَا الْمَاءَ، رَحِمَ اللَّهُ امْرَأَةً قَامَتْ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّتْ، وَأَيْقَظَتْ زَوْجَهَا، فَإِنْ أَبَى، نَضَحَتْ فِي وَجْهِهِ الْمَاءَ» (رواه أبو داود وابن ماجه )

Dari Abu Hurairoh rodhiyallohu ‘anhu, ia berkata: Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda: “Alloh merahmati seorang laki-laki yang bangun di malam hari lalu sholat, kemudian membangunkan istrinya. Jika istrinya enggan (bangun), ia memercikkan air ke wajahnya. Alloh merahmati seorang perempuan yang bangun di malam hari lalu sholat, kemudian membangunkan suaminya. Jika suaminya enggan (bangun), ia memercikkan air ke wajahnya.

(HR. Abu Dawud dan HR Ibnu Majah)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 059/22121446 -18062025

SHOLAT TAHAJJUD BERJAMA’AH (#1)

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ صَلَّيْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْلَةً فَلَمْ يَزَلْ قَائِمًا حَتَّى هَمَمْتُ بِأَمْرِ سَوْءٍ قُلْنَا وَمَا هَمَمْتَ قَالَ هَمَمْتُ أَنْ أَقْعُدَ وَأَذَرَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ (رواه البخاري )

Dari ‘Abdulloh bin Mas’ud رضي الله عنه, ia berkata: “Aku sholat malam bersama Nabi, beliau terus berdiri (lama) sehingga aku hampir saja melakukan sesuatu yang buruk.” Kami bertanya: “Apa yang hampir kamu lakukan?” Ia menjawab: “Aku hampir duduk dan meninggalkan Nabi ﷺ.”

(HR. Al-Bukhory)

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قُمْتُ لَيْلَةً أُصَلِّي عَنْ يَسَارِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخَذَ بِيَدِي أَوْ بِعَضُدِي حَتَّى أَقَامَنِي عَنْ يَمِينِهِ وَقَالَ بِيَدِهِ مِنْ وَرَائِي (رواه البخاي )

Dari Ibnu ‘Abbas رضي الله عنهما, ia berkata: “Suatu malam aku berdiri sholat di sebelah kiri Nabi , maka beliau memegang tanganku atau lenganku lalu memindahkanku ke sebelah kanannya, dan beliau mengisyaratkan dengan tangannya dari belakangku.

(HR. Al-Bukhory)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 059/22121446 -18062025

SHOLAT TAHAJJUD BERJAMA’AH (#2)

عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: ” أُمِرْنَا بِالسِّوَاكِ ” فَقَالَ: ” إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا قَامَ يُصَلِّي أَتَاهُ الْمَلَكُ فَقَامَ خَلْفَهُ، فَيَسْمَعُ الْقُرْآنَ وَيَدْنُو فَلَا يَزَالُ يَسْتَمِعُ وَيَدْنُو حَتَّى يَضَعَ فَاهُ عَلَى فِيهِ فَلَا يَقْرَأُ آيَةً إِلَّا كَانَتْ فِي جَوْفِ الْمَلَكِ ” (رواه البيهقي  وابن أبي شيبة وعبد الرزاق الصنعاني)

Dari ‘Ali رضي الله عنه, ia berkata, “Kami diperintahkan untuk bersiwak.” Lalu ia berkata: “Sesungguhnya seorang hamba, apabila ia berdiri untuk sholat, datanglah malaikat berdiri di belakangnya, mendengarkan bacaan Al-Qur’an dan mendekat, terus mendekat hingga ia meletakkan mulutnya di mulut orang itu, maka tidaklah ia membaca satu ayat pun melainkan akan masuk ke dalam rongga malaikat.

(HR. Al-Baihaqi, Ibnu Abi Syaibah, dan Abdur Rozzaq ash-Shon’any. Dishohihkan oleh Al-Albany dalam “Silsilah al-Ahadits ash-Shohihah”)

عن المغيرة بن شعبة؛ إن النبي صلى الله عليه وسلم صلى حتى انتفخت قدماه. فقيل له: أتكلف هذا؟ وقد غَفَرَ اللَّهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وما تأخر. فقال “‌أفلا ‌أكون ‌عبدا ‌شكورا”.» متفق عليه  واللفظ لمسلم

Dari Al-Mughiroh bin Syu’bah رضي الله عنه, ia berkata, “Sesungguhnya Nabisholat hingga kedua kakinya bengkak. Maka dikatakan kepada beliau ﷺ: “Apakah engkau membebani dirimu seperti ini, padahal Alloh telah mengampuni dosamu yang telah lalu dan yang akan datang?” Maka beliau ﷺ menjawab: “Tidakkah seharusnya aku menjadi hamba yang bersyukur?

(Muttafaq ‘alayh, lafadz dari Muslim)

عَنْ عَائِشَةَ. قَالَتْ: كان رسول الله صلى الله عليه وسلم، إذا صلى، قام حتى تفطر رجلاه. قالت عائشة: يا رسول الله! أتصنع هذا، وقد غفر لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ؟ فقال “يا عائشة! ‌أفلا ‌أكون ‌عبدا ‌شكورا”.» رواه مسلم 

Dari ‘A’isyah رضي الله عنها, ia berkata: “Rosulullohjika sholat, beliau berdiri hingga kedua kakinya pecah-pecah.” ‘A’isyah رضي الله عنها berkata pada beliau ﷺ: “Wahai Rosululloh, apakah engkau melakukan ini, padahal Alloh telah mengampuni dosamu yang telah lalu dan yang akan datang?” Beliau ﷺ menjawab: “Wahai ‘A’isyah, tidakkah aku ingin menjadi hamba yang bersyukur?

(HR. Muslim)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 059/22121446 -18062025

SHOLAT TAHAJJUD BERJAMA’AH (#3)

عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ، قَالَ: جَاءَ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: «يَا مُحَمَّدُ، عِشْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ، وَأَحْبِبْ مَنْ أَحْبَبْتَ فَإِنَّكَ مَفَارِقُهُ، وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَجْزِيٌّ بِهِ» ثُمَّ قَالَ: «يَا مُحَمَّدُ شَرَفُ الْمُؤْمِنِ قِيَامُ اللَّيْلِ وَعِزُّهُ اسْتِغْنَاؤُهُ عَنِ النَّاسِ» رواه الحاكم 

Dari Sahl bin Sa’ad رضي الله عنه, ia berkata: “Jibril ‘alaihissalam datang kepada Nabidan berkata:Wahai Muhammad, hiduplah sesukamu, karena engkau pasti akan mati. Cintailah siapa yang engkau sukai, karena engkau pasti akan berpisah dengannya. Dan berbuatlah sesukamu, karena engkau pasti akan diberi balasan atasnya.” Lalu ia berkata: “Wahai Muhammad, kemuliaan seorang mukmin adalah dalam sholat malamnya, dan kehormatannya adalah dalam ketidakbergantungannya kepada manusia.

(HR. Al-Hakim)

عَنْ عَلِيٍّ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم: إِنَّ ‌فِي ‌الجَنَّةِ ‌غُرَفًا تُرَى ظُهُورُهَا مِنْ بُطُونِهَا وَبُطُونُهَا مِنْ ظُهُورِهَا ، فَقَامَ أَعْرَابِيٌّ فَقَالَ: لِمَنْ هِيَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: لِمَنْ أَطَابَ الكَلَامَ، وَأَطْعَمَ الطَّعَامَ، وَأَدَامَ الصِّيَامَ، وَصَلَّى بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ» رواه الترمذي 

Dari Ali bin Abi Tholib رضي الله عنه , ia berkata: “Rosululloh ﷺ bersabda: “Sesungguhnya di surga terdapat kamar-kamar yang bagian luarnya terlihat dari dalamnya, dan bagian dalamnya terlihat dari luarnya.” Seorang Arab Badui berdiri dan bertanya: “Untuk siapakah kamar-kamar itu, wahai Rosululloh?” Maka beliau ﷺ menjawab: “(Untuk) orang yang membaguskan ucapannya, memberi makan (kepada orang lain), senantiasa shoum (berpuasa), dan sholat di malam hari saat orang-orang sedang tidur.

(HR. At-Turmudzi)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 060/23121446 -19062025

TIDUR KEMBALI

عَنْ هَمَّامِ بْنِ مُنَبِّهٍ، قَالَ: هَذَا مَا حَدَّثَنَا أَبُو هُرَيْرَةَ، عَنْ مُحَمَّدٍ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَذَكَرَ أَحَادِيثَ مِنْهَا، وَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا قَامَ أَحَدُكُمْ مِنَ اللَّيْلِ، فَاسْتَعْجَمَ الْقُرْآنُ عَلَى لِسَانِهِ، فَلَمْ يَدْرِ مَا يَقُولُ، فَلْيَضْطَجِعْ (رواه مسلم )

Dari Hammam bin Munabbih, ia berkata: Inilah yang telah diceritakan kepada kami oleh Abu Hurairoh dari Muhammad Rosululloh ﷺ, lalu ia menyebutkan beberapa Hadits, diantaranya: “Apabila salah seorang dari kalian bangun di malam hari, lalu Al-Qur’an menjadi sulit baginya (untuk dibaca) karena tidak tahu apa yang ia ucapkan, maka hendaklah ia berbaring (kembali).

(HR. Muslim)

أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: دَخَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا حَبْلٌ مَمْدُودٌ بَيْنَ السَّارِيَتَيْنِ، فَقَالَ: «مَا هَذَا الحَبْلُ؟» قَالُوا: هَذَا حَبْلٌ لِزَيْنَبَ فَإِذَا فَتَرَتْ تَعَلَّقَتْ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لاَ حُلُّوهُ لِيُصَلِّ أَحَدُكُمْ نَشَاطَهُ، فَإِذَا فَتَرَ فَلْيَقْعُدْ» (متفق عليه)

Dari Anas bin Malik رضي الله عنه, ia berkata: “Nabimasuk (masjid), lalu melihat seutas tali yang dibentangkan antara dua tiang. Beliau bertanya:Apa ini?” Mereka menjawab, “Ini adalah tali milik Zainab; jika ia merasa lelah (dalam sholat), ia bergantung padanya.” Maka Nabi ﷺ bersabda: “Tidak, lepaskanlah tali itu. Hendaklah salah seorang dari kalian sholat sesuai dengan semangatnya. Jika merasa lelah, hendaklah ia duduk.

(Muttafaq ‘alaih – diriwayatkan oleh Al-Bukhory dan Muslim)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 061/30121446 -26062025

DOA BANGUN TIDUR (#1)

Jika bangun dari tidur, maka Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi Wasallam telah mencontohkan kepada kita untuk mengawali awal hidup kita kembali, dengan memanjatkan doa kepada Alloh Subhanahu Wa Ta’ala.

Adapun doa pada saat kita bangun dari tidur kita adalah:

الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ 

Alhamdulillãhilladzĩ ahyãnã ba’da Mã amãtanã wa-ilaihin nusyũr”.

Hal ini  sebagaimana terdapat riwayat:

عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ اليَمَانِ، قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ، قَالَ: «بِاسْمِكَ أَمُوتُ وَأَحْيَا» وَإِذَا قَامَ قَالَ: «الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ» (رواه البخاري ومسلم عن حذيفة بن اليمان وأبي ذر الغفاري)

Dari Huudzaifah Ibnul Yaman rodhiyallohu ‘anhu, beliau berkata: “Adalah Nabi Shollallohu ‘Alaihi Wasallam, apabila kembali ke tempat tidurnya untuk tidur, maka beliau berdoa: “Ya Alloh dengan Nama-Mu, aku mati (tidur), dan aku hidup (bangun)“. Dan apabila bangun dari tidurnya, maka beliau berdoa: “Segala puji bagi Alloh Yang telah menghidupkan, membangunkan kami, setelah mematikan kami dan kepada-Nya kami akan dibangkitkan.” 

(HR. Al-Bukhory, HR. Muslim; dari Hudzaifah bin al-Yaman dan Abu Dzar al-Ghifari rodhiyallohu ‘anhuma)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 062/06011446 -02072025

DOA BANGUN TIDUR (#2)

Atau dengan doa berikut:

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي رَدَّ عَلَيَّ رُوحِي، وَعَافَانِي فِي جَسَدِي، وَأَذِنَ لِي بِذِكْرِهِ 

Alhamdulillãhilladzĩ rodda ‘alaiyya rũhĩ Wa ‘ãfãnĩ fĩ jasadĩ Wa adzina lĩ bidzikrihi.

Sebagai mana berasal: 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ” إِذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ، فَلْيَقُلِ: الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي رَدَّ عَلَيَّ رُوحِي، وَعَافَانِي فِي جَسَدِي، وَأَذِنَ لِي بِذِكْرِهِ ” (رواه ابن السني)

Dari Abu Hurairoh rodhiyallõhu ‘anhu, dari Nabi shollallõhu ‘alaihi wasallam bersabda: “Apabila seorang dari kalian bangun dari tidurnya maka hendaknya dia berdoa: “Segala puji bagi Allõh yang telah mengembalikan kepadaku nyawaku, dan memberiku kesehatan, dan mengizinkanku untuk mengingat-Nya.

(HR. Ibnu as-Sunni)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 063/09011446 – 05072025

DOA BANGUN TIDUR (#3)

Ada pula redaksi doa selain dari apa yang sudah disebutkan di atas, hanya saja redaksi hadits ini adalah riwayatnya lemah; yaitu:

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ النَّوْمَ وَالْيَقَظَةَ، الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي بَعَثَنِي سَالِمًا سَوِيًّا، أَشْهَدُ أَنَّ اللَّهَ يُحْيِي الْمَوْتَى، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Alhamdulillãhilladzĩ kholaqon nauma wal yaqdzota, Alhamdulillãhilladzĩ ba’atsanĩ sãliman ‘Āfiyan Asyhadu Allãh yuhyil mauta Wahuwa ala kulli syai-in Qodĩr.”

Sebagaimana terdapat dalam riwayat:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” مَا مِنْ رَجُلٍ يَنْتَبِهُ مِنْ نَوْمِهِ فَيَقُولُ: الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ النَّوْمَ وَالْيَقَظَةَ، الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي بَعَثَنِي سَالِمًا سَوِيًّا، أَشْهَدُ أَنَّ اللَّهَ يُحْيِي الْمَوْتَى، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، إِلَّا قَالَ اللَّهُ: صَدَقَ عَبْدِي ” (رواه ابن السني)

Dari Abu Hurairoh rodhiyallohu ‘anhu, ia berkata: “Telah bersabda Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam:Tidaklah seorang yang bangun dari tidurnya kemudian dia berdoa: “Segala puji bagi Alloh Yang telah menciptakan tidur dan bangun, Segala puji bagi Alloh yang telah menjadikan aku dalam keadaan sehat wal afiyat; aku bersaksi bahwa Alloh-lah Yang menghidupkan dan mematikan, dan bahwa Alloh-lah yang Maha berKuasa atas segala sesuatu”; Kecuali bahwa Alloh akan berfirman:Sungguh hamba-Ku telah bersikap benar.

(HR. Ibnu Sunni, no: 58, hanya saja riwayat ini dho’if)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 064/12011446 -08072025

DOA BANGUN TIDUR (#4)

عن ابْن عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ مِنَ اللَّيْلِ يَتَهَجَّدُ قَالَ: ” اللَّهُمَّ لَكَ الحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ، وَلَكَ الحَمْدُ لَكَ مُلْكُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ، وَلَكَ الحَمْدُ أَنْتَ نُورُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ، وَلَكَ الحَمْدُ أَنْتَ مَلِكُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ، وَلَكَ الحَمْدُ أَنْتَ الحَقُّ وَوَعْدُكَ الحَقُّ، وَلِقَاؤُكَ حَقٌّ، وَقَوْلُكَ حَقٌّ، وَالجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالنَّبِيُّونَ حَقٌّ، وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ، اللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ، فَاغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، أَنْتَ المُقَدِّمُ، وَأَنْتَ المُؤَخِّرُ، لاَ إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ – أَوْ: لاَ إِلَهَ غَيْرُكَ – ” قَالَ سُفْيَانُ: وَزَادَ عَبْدُ الكَرِيمِ أَبُو أُمَيَّةَ: «وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ» رواه البخاري 

Dari Ibnu ‘Abbas rodhiyallohu ‘anhuma, ia berkata:

Nabiapabila bangun di malam hari untuk melaksanakan sholat tahajjud, beliau berdoa: Ya Alloh, bagi-Mu segala puji, Engkaulah Pemelihara langit dan bumi serta apa yang ada di dalamnya. Bagi-Mu segala puji, bagi-Mu kerajaan langit dan bumi serta apa yang ada di dalamnya. Bagi-Mu segala puji, Engkaulah cahaya langit dan bumi serta apa yang ada di dalamnya. Bagi-Mu segala puji, Engkaulah Raja langit dan bumi. Bagi-Mu segala puji, Engkaulah yang Maha Benar, janji-Mu benar, perjumpaan dengan-Mu benar, firman-Mu benar, surga itu benar, neraka itu benar, para Nabi itu benar, Muhammad ﷺ itu benar, dan Kiamat itu benar. Ya Alloh, kepada-Mu aku berserah diri, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku bertawakkal, kepada-Mu aku kembali, dengan-Mu aku berdebat, dan kepada-Mu aku berhukum. Maka ampunilah dosa-dosaku yang telah lalu dan yang akan datang, yang aku sembunyikan dan yang aku nyatakan. Engkaulah yang Maha Mendahulukan dan Engkaulah yang Maha Mengakhirkan, tidak ada illah (tuhan yang berhak disembah) melainkan Engkau”  – atau: “Tidak ada illah selain Engkau.

Sufyan berkata: “Abdul Karim Abu ‘Umayyah menambahkan: ‘Dan tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Alloh.‘”

(HR. Al-Bukhory)

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبَّاسٍ، أَنَّهُ رَقَدَ عِنْدَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَاسْتَيْقَظَ فَتَسَوَّكَ وَتَوَضَّأَ وَهُوَ يَقُولُ: {إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ} [آل عمران: 190] فَقَرَأَ هَؤُلَاءِ الْآيَاتِ حَتَّى خَتَمَ السُّورَةَ، ثُمَّ قَامَ فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ، فَأَطَالَ فِيهِمَا الْقِيَامَ وَالرُّكُوعَ وَالسُّجُودَ، ثُمَّ انْصَرَفَ فَنَامَ حَتَّى نَفَخَ، ثُمَّ فَعَلَ ذَلِكَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ سِتَّ رَكَعَاتٍ، كُلَّ ذَلِكَ يَسْتَاكُ وَيَتَوَضَّأُ وَيَقْرَأُ هَؤُلَاءِ الْآيَاتِ، ثُمَّ أَوْتَرَ بِثَلَاثٍ، فَأَذَّنَ الْمُؤَذِّنُ فَخَرَجَ إِلَى الصَّلَاةِ، وَهُوَ يَقُولُ: «اللهُمَّ اجْعَلْ فِي قَلْبِي نُورًا، وَفِي لِسَانِي نُورًا، وَاجْعَلْ فِي سَمْعِي نُورًا، وَاجْعَلْ فِي بَصَرِي نُورًا، وَاجْعَلْ مِنْ خَلْفِي نُورًا، وَمِنْ أَمَامِي نُورًا، وَاجْعَلْ مِنْ فَوْقِي نُورًا، وَمِنْ تَحْتِي نُورًا، اللهُمَّ أَعْطِنِي نُورًا» رواه مسلم

Dari ‘Abdulloh bin ‘Abbas rodhiyallohu ‘anhuma: Suatu ketika ia bermalam di rumah Rosululloh ﷺ. Kemudian beliau bangun dari tidurnya, bersiwak, berwudhu, dan membaca firman Alloh:Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.” (QS. Ali ‘Imron/3: 190)

Lalu beliau membaca ayat-ayat tersebut hingga selesai surah. Setelah itu, beliau melaksanakan sholat dua roka’at dengan memperpanjang berdiri, ruku’, dan sujudnya. Kemudian beliau kembali tidur hingga terdengar suara tarikan napasnya. Beliau melakukan hal itu tiga kali (sholat enam roka’at), setiap kali beliau bangun, beliau bersiwak, berwudhu, dan membaca ayat-ayat tadi. Kemudian beliau mengakhirinya dengan sholat witir tiga roka’at. Setelah itu, mu’adzin mengumandangkan adzan, lalu beliau keluar menuju sholat (shubuh), sambil berdoa: “Ya Alloh, jadikanlah dalam hatiku cahaya, pada lisanku cahaya, dalam pendengaranku cahaya, dalam penglihatanku cahaya, di belakangku cahaya, di depanku cahaya, di atasku cahaya, di bawahku cahaya. Ya Alloh, berikanlah aku cahaya.”

(HR. Muslim)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 065/15011446 -11072025

DOA BANGUN TIDUR (#5)

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، أَنَّهُ رَقَدَ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَرَآهُ اسْتَيْقَظَ، فَتَسَوَّكَ وَتَوَضَّأَ، وَهُوَ يَقُولُ: {إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ} حَتَّى خَتَمَ السُّورَةَ، ثُمَّ قَامَ فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ أَطَالَ فِيهِمَا الْقِيَامَ وَالرُّكُوعَ وَالسُّجُودَ، ثُمَّ انْصَرَفَ، فَنَامَ حَتَّى نَفَخَ، ثُمَّ فَعَلَ ذَلِكَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ بِسِتِّ رَكَعَاتٍ، كُلُّ ذَلِكَ يَسْتَاكُ، ثُمَّ يَتَوَضَّأُ وَيَقْرَأُ هَؤُلَاءِ الْآيَاتِ، ثُمَّ أَوْتَرَ – قَالَ عُثْمَانُ: بِثَلَاثِ رَكَعَاتٍ فَأَتَاهُ الْمُؤَذِّنُ، فَخَرَجَ إِلَى الصَّلَاةِ، وَقَالَ ابْنُ عِيسَى: ثُمَّ أَوْتَرَ، فَأَتَاهُ بِلَالٌ، فَآذَنَهُ بِالصَّلَاةِ حِينَ طَلَعَ الْفَجْرُ فَصَلَّى رَكْعَتَيِ الْفَجْرِ، ثُمَّ خَرَجَ إِلَى الصَّلَاةِ، ثُمَّ اتَّفَقَا – وَهُوَ يَقُولُ: «اللَّهُمَّ اجْعَلْ فِي قَلْبِي نُورًا، وَاجْعَلْ فِي لِسَانِي نُورًا، وَاجْعَلْ فِي سَمْعِي نُورًا، وَاجْعَلْ فِي بَصَرِي نُورًا، وَاجْعَلْ خَلْفِي نُورًا، وَأَمَامِي نُورًا، وَاجْعَلْ مِنْ فَوْقِي نُورًا، وَمِنْ تَحْتِي نُورًا اللَّهُمَّ، وَأَعْظِمْ لِي نُورًا» (رواه أبو داود)

Dari Ibnu ‘Abbas rodhiyallohu ‘anhuma: Suatu ketika ia bermalam di rumah Nabi ﷺ, lalu ia melihat beliau bangun dari tidurnya, bersiwak, berwudhu, dan membaca firman Alloh:Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi…” (QS. Ali ‘Imron: 190) hingga beliau menyelesaikan surah tersebut. Kemudian beliau melaksanakan sholat dua roka’at dengan memperpanjang berdiri, ruku’, dan sujudnya, lalu beliau kembali tidur hingga terdengar suara napasnya. Beliau mengulanginya tiga kali, dengan total enam roka’at. Setiap kali bangun, beliau bersiwak, berwudhu, dan membaca ayat-ayat tadi. Kemudian beliau melaksanakan sholat witir. Utsman berkata: “Dengan tiga roka’at.” Lalu mu’adzin datang kepada beliau, dan beliau keluar menuju sholat.

Ibnu Isa berkata: “Setelah itu, Bilal datang memberitahunya tentang waktu sholat saat fajar telah terbit. Maka beliau sholat dua roka’at fajar, kemudian keluar untuk sholat (Shubuh).

Keduanya (perowi) sepakat bahwa beliau keluar sambil berdoa:Ya Alloh, jadikanlah dalam hatiku cahaya, pada lisanku cahaya, dalam pendengaranku cahaya, dalam penglihatanku cahaya, di belakangku cahaya, di depanku cahaya, di atasku cahaya, di bawahku cahaya. Ya Alloh, tambahkanlah untukku cahaya yang besar.

(HR. Abu Dawud)

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا اسْتَيْقَظَ مِنَ اللَّيْلِ قَالَ: «لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، سُبْحَانَكَ، اللَّهُمَّ أَسْتَغْفِرُكَ لِذَنْبِي، وَأَسْأَلُكَ رَحْمَتَكَ، اللَّهُمَّ زِدْنِي عِلْمًا، وَلَا تُزِغْ قَلْبِي بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنِي، وَهَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ (رواه أبو داود)

Dari ‘A’isyah rodhiyallohu ‘anha, bahwa Rosulullohketika bangun di malam hari, beliau mengucapkan: Tidak ada ilah (tuhan) yang berhak disembah selain Engkau, Maha Suci Engkau. Ya Alloh, aku memohon ampunan-Mu atas dosaku dan aku meminta rahmat-Mu. Ya Alloh, tambahkanlah ilmu kepadaku, janganlah Engkau palingkan hatiku setelah Engkau memberiku petunjuk, dan anugerahkanlah kepadaku rahmat dari sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau adalah Maha Pemberi.”

(HR. Abu Dawud, dan Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqolani [wafat 852 H] dalam “Nata’ij al-Afkar” berkata: “Hadis ini Hasan.”)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 066/21011446 -17072025

DOA BANGUN TIDUR (#6)

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: بَعَثَنِي أَبِي الْعَبَّاسُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْدَ الْعِشَاءِ الْآخِرَةِ فِي حَاجَةٍ لَهُ، فَلَمَّا بِلَّغْتُهُ إِيَّاهَا قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَيْ بُنَيَّ بِتْ عِنْدَنَا هَذِهِ اللَّيْلَةَ» وَكَانَ فِي بَيْتِ مَيْمُونَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا فَبِتُّ عِنْدَهُمَا، فَنَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَيْمُونَةُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا فِي الْحُجْرَةِ وَتَوَسَّدَا وِسَادَةً لَهُمَا مِنْ أَدَمٍ مَحْشُوَّةٍ لِيفًا، وَبِتُّ عَلَيْهَا مُعْتَرِضًا عِنْدَ رَأْسَيْهِمَا، فَهَبَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنَ اللَّيْلِ فَتَعَارَّ بِبَصَرِهِ فِي السَّمَاءِ، ثُمَّ تَلَا هَؤُلَاءِ الْآيَاتِ مِنْ آلِ عِمْرَانَ: {إِنَّ فِي خَلَقِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ} حَتَّى انْتَهَى إِلَى خَمْسِ آيَاتٍ 

Dari ‘Abdulloh bin ‘Abbas rodhiyallohu ‘anhu, ia berkata: “Ayahku, Al-‘Abbas, mengutusku kepada Rosulullohsetelah sholat Isya terakhir untuk suatu keperluan. Ketika aku menyampaikan keperluan tersebut, Rosululloh bersabda kepadaku,Wahai anakku, bermalamlah di tempat kami malam ini.” Saat itu, beliau berada di rumah Maimunah رضي الله عنها, maka aku pun bermalam bersama mereka. Rosululloh ﷺ dan Maimunah رضي الله عنها tidur di dalam kamar, mereka berbantal dengan sebuah bantal kulit yang diisi dengan serabut kurma, sementara aku tidur melintang di bagian kepala mereka. Lalu Rosululloh ﷺ terbangun di tengah malam, mengangkat pandangannya ke langit, kemudian membaca ayat-ayat dari Surah Ali ‘Imron: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi…” hingga beliau menyelesaikan lima ayat.

(HR. Al-Marwazi)

{إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ (190) الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (191) رَبَّنَا إِنَّكَ مَنْ تُدْخِلِ النَّارَ فَقَدْ أَخْزَيْتَهُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ (192) رَبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي لِلْإِيمَانِ أَنْ آمِنُوا بِرَبِّكُمْ فَآمَنَّا رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الْأَبْرَارِ (193) رَبَّنَا وَآتِنَا مَا وَعَدْتَنَا عَلَى رُسُلِكَ وَلَا تُخْزِنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّكَ لَا تُخْلِفُ الْمِيعَادَ (194) } [آل عمران: 190 – 194]

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Alloh) bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Alloh sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata),Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Maha Suci Engkau. Lindungilah kami dari adzab neraka. Ya Tuhan kami, sesungguhnya orang yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka Engkau benar-benar telah menghinakannya dan tidak ada seorang penolong pun bagi orang yang dzolim. Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar orang yang menyeru pada keimanan, yaitu ‘Berimanlah kamu kepada Tuhanmu,’ maka kami pun beriman. ‘Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami, hapuskanlah kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang selalu berbuat kebaikan”. 

(QS. Ali ‘Imron/3: 190-194)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 067/07041447 – 29092025

DOA MASUK & KELUAR WC (#1)

عن أَنَس، يَقُولُ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الخَلاَءَ قَالَ: «اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الخُبُثِ وَالخَبَائِثِ» متفق عليه  وفي رواية عند مسلم: «أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الْخُبْثِ وَالْخَبَائِثِ»

Dari Anas, ia berkata: “Apabila Nabimasuk ke tempat buang hajat, beliau mengucapkan: ‘Allōhumma inni a‘ūdzu bika minal khubutsi wal khobā’its (Ya Allōh, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari gangguan jin laki-laki dan jin perempuan).’”

(Muttafaq ‘alaih; HR. Al-Bukhōry, no: 142 dan 7322 dan HR. Muslim, no: 375. Dan dalam riwayat Muslim: “A‘ūdzu billāhi minal khubutsi wal khobā’its.”)

عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ” سَتْرُ مَا بَيْنَ أَعْيُنِ الجِنِّ وَعَوْرَاتِ بَنِي آدَمَ: إِذَا دَخَلَ أَحَدُهُمُ الخَلَاءَ، أَنْ يَقُولَ: بِسْمِ اللَّهِ ”  رواه الترمذي 

Dari Ali bin Abi Thōlib, bahwa Rosũlullōh ﷺ bersabda: “Penghalang antara pandangan jin dan aurot manusia adalah ketika seseorang masuk ke tempat buang hajat, lalu ia mengucapkan: ‘Bismillah’ (Dengan nama Allōh).”

(HR. At-Tirmidzi, no: 606 dan dishohihkan oleh Al-Albãny dalam “Shohih al-Jami’ ash-Shoghir wa Ziyadatuhu” (1/675), no: 3611)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 068/08041447 – 30092025

DOA MASUK & KELUAR WC (#2)

عَنِ الْمُهَاجِرِ بْنِ قُنْفُذٍ، أَنَّهُ أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَبُولُ فَسَلَّمَ عَلَيْهِ، فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيْهِ حَتَّى تَوَضَّأَ، ثُمَّ اعْتَذَرَ إِلَيْهِ فَقَالَ ” إِنِّي كَرِهْتُ أَنْ أَذْكُرَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا عَلَى طُهْرٍ أَوْ قَالَ: عَلَى طَهَارَةٍ ” رواه أبو داود 

Dari Al-Muhajir bin Qunfudz, bahwa ia datang kepada Nabi ﷺ saat beliau sedang buang air kecil, lalu ia memberi salam kepada beliau. Namun, Nabi ﷺ tidak menjawabnya sampai beliau berwudhu. Kemudian beliau meminta maaf dan bersabda: “Sesungguhnya aku tidak suka menyebut nama Allōh ‘Azza wa Jalla kecuali dalam keadaan suci.”

(HR. Abu Dawud, no: 17).

عن عَائِشَةُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا خَرَجَ مِنَ الغَائِطِ قَالَ: «غُفْرَانَكَ» رواه أبو داود  والترمذي 

Dari ‘A’isyah rodhiyallōhu ‘anha, bahwa Nabi ﷺ apabila keluar dari tempat buang hajat, beliau mengucapkan: “Ghufrōnaka” (Ya Allōh, aku memohon ampunan-Mu).

(HR. Abu Dawud, no: 30 dan HR. At-Tirmidzi, no: 7)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 069/09041447 – 01102025

PADA SEPERTIGA MALAM – DOA TAHAJJUD / QIYAMUL LAIL (#1)

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا اسْتَيْقَظَ مِنَ اللَّيْلِ قَالَ: «لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، سُبْحَانَكَ، اللَّهُمَّ أَسْتَغْفِرُكَ لِذَنْبِي، وَأَسْأَلُكَ رَحْمَتَكَ، اللَّهُمَّ زِدْنِي عِلْمًا، وَلَا تُزِغْ قَلْبِي بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنِي، وَهَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ» رواه أبو داود 

Dari ‘A’isyah rodhiyallōhu ‘anha, bahwa Rosũlullōhketika bangun dari tidur di malam hari, beliau mengucapkan: Lā ilāha illā anta, subḥānaka, allōhumma astaghfiruka li-dzanbī, wa as’aluka raḥmataka, allōhumma zidnī ‘ilman, wa lā tuzigh qolbī ba’da idz hadaytanī, wa hab lī min ladunka raḥmatan, innaka anta al-wahhāb.” (“Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau, Maha Suci Engkau, ya Allōh, aku memohon ampunan-Mu atas dosaku, dan aku memohon rahmat-Mu. Ya Allōh, tambahkanlah ilmuku, dan janganlah Engkau palingkan hatiku setelah Engkau memberi petunjuk kepadaku, serta anugerahkanlah kepadaku rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi.”)

(HR. Abu Dawud, no: 5061 dan Al-Hafiz (Ibnu Hajar) dalam “Nata’ij al-Afkar” (1/116) berkata: “Ini adalah Hadits Hasan.”)

عَنْ بِلَالٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأَبُ الصَّالِحِينَ قَبْلَكُمْ، وَإِنَّ قِيَامَ اللَّيْلِ قُرْبَةٌ إِلَى اللَّهِ، وَمَنْهَاةٌ عَنْ الإِثْمِ، وَتَكْفِيرٌ لِلسَّيِّئَاتِ، وَمَطْرَدَةٌ لِلدَّاءِ عَنِ الجَسَدِ». رواه الترمذي 

Dari Bilal, bahwa Rosũlullōh ﷺ bersabda: “Lakukanlah sholat malam, karena itu adalah kebiasaan orang-orang sholih sebelum kalian, dan sesungguhnya sholat malam itu mendekatkan diri kepada Allōh, mencegah dari dosa, menghapus kesalahan, dan mengusir penyakit dari tubuh.”

(HR. At-Tirmidzi, no: 3549)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 070/11041447 – 03102025

IBADAH TERBAIK SETELAH YANG FARDHU’ 

عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اتَّخَذَ حُجْرَةً – قَالَ: حَسِبْتُ أَنَّهُ قَالَ مِنْ حَصِيرٍ – فِي رَمَضَانَ، فَصَلَّى فِيهَا لَيَالِيَ، فَصَلَّى بِصَلاَتِهِ نَاسٌ مِنْ أَصْحَابِهِ، فَلَمَّا عَلِمَ بِهِمْ جَعَلَ يَقْعُدُ، فَخَرَجَ إِلَيْهِمْ فَقَالَ: «قَدْ عَرَفْتُ الَّذِي رَأَيْتُ مِنْ صَنِيعِكُمْ، فَصَلُّوا أَيُّهَا النَّاسُ فِي بُيُوتِكُمْ، فَإِنَّ أَفْضَلَ الصَّلاَةِ صَلاَةُ المَرْءِ فِي بَيْتِهِ إِلَّا المَكْتُوبَةَ» رواه البخاري 

Dari Zaid bin Tsabit: “Bahwa Rosũlullõhmembuat sebuah kamar kecil – saya kira beliau berkata dari tikar – di bulan Romadhõn, lalu beliau sholat di dalamnya beberapa malam. Sejumlah shohabat pun ikut sholat bersama beliau. Ketika beliau mengetahui mereka hadir, beliau duduk. Kemudian beliau keluar menemui mereka dan bersabda: “Aku telah mengetahui apa yang kalian lakukan. Wahai manusia, sholatlah di rumah-rumah kalian, karena sebaik-baik sholat seseorang adalah di rumahnya, kecuali sholat wajib.

(HR. Al-Bukhõry, no: 731)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، يَرْفَعُهُ، قَالَ: سُئِلَ: أَيُّ الصَّلَاةِ أَفْضَلُ بَعْدَ الْمَكْتُوبَةِ؟ وَأَيُّ الصِّيَامِ أَفْضَلُ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ؟ فَقَالَ: «أَفْضَلُ الصَّلَاةِ، بَعْدَ الصَّلَاةِ الْمَكْتُوبَةِ، الصَّلَاةُ فِي جَوْفِ اللَّيْلِ، وَأَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ، صِيَامُ شَهْرِ اللهِ الْمُحَرَّمِ» رواه مسلم 

Dari Abu Hurairoh رضي الله عنه, ia meriwayatkan dari Nabi ﷺ bahwa beliau ditanya: “Sholat apa yang paling utama setelah sholat wajib? Dan puasa (shoum) apa yang paling utama setelah (shoum di) bulan Romadhõn?

Beliau ﷺ menjawab: “Sholat yang paling utama setelah sholat wajib adalah sholat di tengah malam, dan puasa (shoum) yang paling utama setelah (shoum di) bulan Romadhõn adalah puasa (shoum) di bulan Allõh, yaitu bulan Muharrom.”

(HR. Muslim, no: 1163)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 071/12041447 – 04102025

PADA SEPERTIGA MALAM – DOA TAHAJJUD / QIYAMUL LAIL, DOA PALING BERPELUANG (#2)

عَنْ أَبِي أُمَامَةَ، قَالَ: قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ: أَيُّ الدُّعَاءِ أَسْمَعُ؟ قَالَ: «جَوْفَ اللَّيْلِ الآخِرِ، وَدُبُرَ الصَّلَوَاتِ المَكْتُوبَاتِ» رواه الترمذي 

Dari Abu ‘Umamah, ia berkata: “Dikatakan, “Wahai Rosũlullõh, doa manakah yang paling didengar (dikabulkan)?

Beliau ﷺ menjawab: “Pada sepertiga malam terakhir dan setelah sholat-sholat wajib.”

(HR. At-Tirmidzi, no: 3499)

عَنِ ابْنِ عُمَرَ، قَالَ: كَانَ الرَّجُلُ فِي حَيَاةِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، إِذَا رَأَى رُؤْيَا، قَصَّهَا عَلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَتَمَنَّيْتُ أَنْ أَرَى رُؤْيَا أَقُصُّهَا عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: وَكُنْتُ غُلَامًا شَابًّا عَزَبًا، وَكُنْتُ أَنَامُ فِي الْمَسْجِدِ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَرَأَيْتُ فِي النَّوْمِ كَأَنَّ مَلَكَيْنِ أَخَذَانِي فَذَهَبَا بِي إِلَى النَّارِ، فَإِذَا هِيَ مَطْوِيَّةٌ كَطَيِّ الْبِئْرِ، وَإِذَا لَهَا قَرْنَانِ كَقَرْنَيِ الْبِئْرِ، وَإِذَا فِيهَا نَاسٌ قَدْ عَرَفْتُهُمْ، فَجَعَلْتُ أَقُولُ: أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ النَّارِ، أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ النَّارِ، أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ النَّارِ، قَالَ فَلَقِيَهُمَا مَلَكٌ فَقَالَ لِي: لَمْ تُرَعْ، فَقَصَصْتُهَا عَلَى حَفْصَةَ، فَقَصَّتْهَا حَفْصَةُ، عَلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «نِعْمَ الرَّجُلُ عَبْدُ اللهِ لَوْ كَانَ يُصَلِّي مِنَ اللَّيْلِ» قَالَ سَالِمٌ: فَكَانَ عَبْدُ اللهِ، بَعْدَ ذَلِكَ، لَا يَنَامُ مِنَ اللَّيْلِ إِلَّا قَلِيلًا متفق عليه 

Dari Ibnu ‘Umar, ia berkata: “Pada masa Rosũlullõh ﷺ, apabila seseorang melihat sebuah mimpi, ia akan menceritakannya kepada Rosũlullõh ﷺ. Aku pun berharap bisa melihat sebuah mimpi yang dapat kuceritakan kepada Nabi ﷺ. Saat itu, aku masih seorang pemuda yang belum menikah, dan aku biasa tidur di masjid pada masa Rosũlullõh. Suatu malam, aku bermimpi seolah-olah ada dua malaikat yang membawaku ke neraka. Ternyata neraka itu seperti sumur yang terlipat, memiliki dua tanduk seperti tanduk-tanduk sumur, dan di dalamnya terdapat orang-orang yang aku kenali.

Aku pun mulai berkata: “Aku berlindung kepada Allõh dari neraka! Aku berlindung kepada Allõh dari neraka! Aku berlindung kepada Allõh dari neraka!

Kemudian, seorang malaikat bertemu mereka (dua malaikat itu) dan berkata kepadaku, “Jangan takut.

Setelah itu, aku menceritakan mimpi tersebut kepada Hafshoh, lalu Hafshoh menceritakannya kepada Rosũlullõh ﷺ. Maka Nabi ﷺ bersabda: “Sebaik-baik lelaki adalah ‘Abdullõh, jika saja ia rajin sholat malam.

Salim (perowi Hadits) berkata: “Setelah itu, ‘Abdullõh (Ibnu ‘Umar) hampir tidak pernah tidur di malam hari, kecuali sedikit.”

(Hadits Muttafaq ‘Alaih; HR. Al-Bukhõry, no: 1157 dan HR. Muslim, no: 2479)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 072/12041447 – 04102025

PADA SEPERTIGA MALAM – DOA TAHAJJUD / QIYAMUL LAIL, DOA PALING BERPELUANG (#3)

عَنْ جَابِرٍ، قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ: «إِنَّ فِي اللَّيْلِ لَسَاعَةً لَا يُوَافِقُهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ، يَسْأَلُ اللهَ خَيْرًا مِنْ أَمْرِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ، وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ» رواه مسلم 

Dari Jabir, ia berkata: Aku mendengar Nabi ﷺ bersabda: “Sesungguhnya di malam hari terdapat suatu waktu, di mana seorang Muslim yang memohon kepada Allõh kebaikan dalam urusan dunia maupun akhirat, niscaya akan diberikan kepadanya. Dan hal itu terjadi setiap malam.”

(HR. Muslim, no: 757)

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، وَأَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَا: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنِ اسْتَيْقَظَ مِنَ اللَّيْلِ وَأَيْقَظَ امْرَأَتَهُ، فَصَلَّيَا رَكْعَتَيْنِ جَمِيعًا، كُتِبَا مِنَ الذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا، وَالذَّاكِرَاتِ» رواه أبو داود 

Dari Abu Sa’id al-Khudri dan Abu Hurairoh, mereka berdua berkata bahwa Rosũlullõh ﷺ bersabda: “Barangsiapa yang bangun di malam hari, lalu membangunkan istrinya, kemudian mereka berdua sholat dua roka’at bersama, maka mereka akan dicatat sebagai orang-orang yang banyak mengingat Allõh, baik laki-laki maupun perempuan.”

(HR. Abu Dawud, no: 1451)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 073/15041447 – 07102025

PADA SEPERTIGA MALAM – DOA TAHAJJUD / QIYAMUL LAIL, DOA PALING BERPELUANG (#4)

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَلَامٍ، قَالَ: لَمَّا قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ انْجَفَلَ النَّاسُ إِلَيْهِ، وَقِيلَ: قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَجِئْتُ فِي النَّاسِ لِأَنْظُرَ إِلَيْهِ، فَلَمَّا اسْتَبَنْتُ وَجْهَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَرَفْتُ أَنَّ وَجْهَهُ لَيْسَ بِوَجْهِ كَذَّابٍ، فَكَانَ أَوَّلَ شَيْءٍ تَكَلَّمَ بِهِ أَنْ قَالَ: «يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَفْشُوا السَّلَامَ، وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ وَصَلُّوا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ، تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلَامٍ» رواه ابن ماجة 

Dari ‘Abdullõh bin Salam, ia berkata: “Ketika Rosũlullõh ﷺ tiba di Madinah, orang-orang berbondong-bondong mendatanginya, dan ada yang berkata, “Rosũlullõh telah datang!” Maka aku pun datang diantara orang-orang untuk melihatnya. Ketika aku melihat wajah Rosũlullõh ﷺ dengan jelas, aku tahu bahwa wajahnya bukanlah wajah pendusta._

Hal pertama yang beliau ucapkan adalah: “Wahai manusia, sebarkanlah salam, berilah makanan, dan sholatlah di malam hari ketika manusia sedang tidur, niscaya kalian akan masuk surga dengan penuh kedamaian*.”

(HR. Ibnu Majah, no: 1334)

عَنْ يَزِيدَ بْنِ خُمَيْرٍ، قَالَ: سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ أَبِي قَيْسٍ، يَقُولُ: قَالَتْ عَائِشَةُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا: «لَا تَدَعْ قِيَامَ اللَّيْلِ فَإِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ لَا يَدَعُهُ، وَكَانَ إِذَا مَرِضَ، أَوْ كَسِلَ، صَلَّى قَاعِدًا» رواه أبو داود 

Dari Yazid bin Khumair, ia berkata: “Aku mendengar ‘Abdullõh bin Abi Qois berkata bahwa ‘A’isyah رضي الله عنها berkata: “Jangan tinggalkan sholat malam, karena Rosũlullõhtidak pernah meninggalkannya. Jika beliau sakit atau merasa lelah, beliau sholat dalam keadaan duduk.”

(HR. Abu Dawud, no: 1307)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 074/16041447 – 08102025

PADA SEPERTIGA MALAM – DOA TAHAJJUD / QIYAMUL LAIL, DOA PALING BERPELUANG (#5)

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: «لَمَّا نَزَلَتْ أَوَّلُ الْمُزَّمِّلِ، كَانُوا يَقُومُونَ نَحْوًا مِنْ قِيَامِهِمْ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ، حَتَّى نَزَلَ آخِرُهَا، وَكَانَ بَيْنَ أَوَّلِهَا وَآخِرِهَا سَنَةٌ» رواه أبو داود 

Dari Ibnu ‘Abbas رضي الله عنه, ia berkata: “Ketika ayat pertama surah Al-Muzzammil turun, mereka (para sahabat) melaksanakan sholat malam seperti lamanya mereka berdiri dalam sholat di bulan Romadhon. Hingga akhirnya turun ayat terakhirnya, dan waktu antara ayat pertama dan terakhirnya adalah sekitar satu tahun.”

(HR. Abu Dawud, no: 1305)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “ يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ: مَنْ يَدْعُونِي، فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ، مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ ” رواه البخاري  ومسلم  وعند ابن ماجة  زيادة في آخره: “حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ ” 

Dari Abu Hurairoh رضي الله عنه, bahwa Rosũlullõh ﷺ bersabda: “Robb kita Tabãroka wa Ta’ãlã turun ke langit dunia setiap malam saat tersisa sepertiga malam terakhir. Dia berfirman: ‘Siapa yang berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mengabulkannya. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka Aku akan memberinya. Siapa yang memohon ampun kepada-Ku, maka Aku akan mengampuninya.’”

(HR. Al-Bukhõry, no: 1145, 6321 dan 7494 dan HR. Muslim, no: 758. Dalam riwayat Ibnu Majah, no: 1366 ada tambahan: “hingga terbit fajar.”)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 075/22041447 – 14102025

PADA SEPERTIGA MALAM – DOA TAHAJJUD / QIYAMUL LAIL, DOA PALING BERPELUANG (#6)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: ” يَنْزِلُ اللهُ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا كُلَّ لَيْلَةٍ حِينَ يَمْضِي ثُلُثُ اللَّيْلِ الْأَوَّلُ، فَيَقُولُ: أَنَا الْمَلِكُ، أَنَا الْمَلِكُ، مَنْ ذَا الَّذِي يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ، مَنْ ذَا الَّذِي يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ، مَنْ ذَا الَّذِي يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ، فَلَا يَزَالُ كَذَلِكَ حَتَّى يُضِيءَ الْفَجْرُ ” رواه مسلم 

Dari Abu Hurairoh رضي الله عنه, dari Rosũlullõh ﷺ, beliau bersabda: “Allõh turun ke langit dunia setiap malam ketika berlalu sepertiga malam pertama. Dia berfirman: ‘Aku adalah Raja, Aku adalah Raja! Siapa yang berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mengabulkannya. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka Aku akan memberinya. Siapa yang memohon ampun kepada-Ku, maka Aku akan mengampuninya.’ Demikianlah hingga fajar menyingsing.”

(HR. Muslim, no: 758)

عن عُبَادَةُ بْنُ الصَّامِتِ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “ مَنْ تَعَارَّ مِنَ اللَّيْلِ، فَقَالَ: لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، الحَمْدُ لِلَّهِ، وَسُبْحَانَ اللَّهِ، وَلاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ، ثُمَّ قَالَ: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي، أَوْ دَعَا، اسْتُجِيبَ لَهُ، فَإِنْ تَوَضَّأَ وَصَلَّى قُبِلَتْ صَلاَتُهُ ” رواه البخاري 

Dari Ubadah bin Ash-Shomit رضي الله عنه, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda: “Barangsiapa yang terbangun di malam hari lalu mengucapkan: Lã ilãha illallõh wahdahu lã syarĩka lah, lahul mulku walahul hamdu, wahuwa ‘alã kulli syai’in qodĩr. Alhamdulillãh, wa subhãnallah, wa lã ilãha illallõh, wallõhu akbar, wa lã hawla wa lã quwwata illa billãh, lalu ia berkata: ‘Ya Allõh, ampunilah aku,’ atau ia berdoa, maka doanya akan dikabulkan. Jika ia berwudhu dan sholat, maka sholatnya akan diterima.”

(HR. Al-Bukhõry, no: 1154)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، يَرْفَعُهُ، قَالَ: سُئِلَ: أَيُّ الصَّلَاةِ أَفْضَلُ بَعْدَ الْمَكْتُوبَةِ؟ وَأَيُّ الصِّيَامِ أَفْضَلُ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ؟ فَقَالَ: «أَفْضَلُ الصَّلَاةِ، بَعْدَ الصَّلَاةِ الْمَكْتُوبَةِ، الصَّلَاةُ فِي جَوْفِ اللَّيْلِ، وَأَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ، صِيَامُ شَهْرِ اللهِ الْمُحَرَّمِ»  رواه مسلم 

Dari Abu Hurairoh رضي الله عنه, ia mengangkat hadis ini (kepada Nabi ﷺ), beliau bersabda: “Sholat apakah yang paling utama setelah sholat fardhu? Dan puasa (shoum) apakah yang paling utama setelah puasa (shoum) di bulan Romadhõn?

Maka beliau ﷺ bersabda: “Sholat yang paling utama setelah sholat fardhu adalah sholat di tengah malam, dan puasa (shoum) yang paling utama setelah puasa (shoum) di bulan Romadhõn adalah puasa (shoum) di bulan Allõh, yaitu bulan Muharrom.

(HR. Muslim, no: 1163)

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 076/25041447 – 17102025

BERBAGAI IBADAH DI WAKTU SAHAR (#1)

 Allōh Subhãnahu Wa Ta’ãlã berfirman:

وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ (الذاريات: 18)

Dan pada waktu sahur, mereka memohon ampun (kepada Allōh).”

(QS. Adz-Dzãriyãt/51: 18)

قال البيضاوي :وَبِالْأَسْحارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ أي أنهم مع قلة هجوعهم وكثرة تهجدهم إذا أسحروا أخذوا في الاستغفار كأنهم أسلفوا في ليلهم الجرائم، وفي بناء الفعل على الضمير إشعاراً بأنهم أحقاء بذلك لوفور علمهم بالله وخشيتهم منه.

Al-Baidhowi berkata: “Dan pada waktu sahur, mereka memohon ampun,” maksudnya: Meskipun mereka sedikit tidur di malam hari dan banyak melakukan sholat Tahajud, ketika masuk waktu sahur mereka sibuk dengan istighfar, seakan-akan mereka telah mendahului malamnya dengan dosa-dosa. Penggunaan fi‘il (kata kerja) yang disandarkan kepada dhomir (kata ganti ‘mereka’), memberi isyarat bahwa mereka memang paling pantas melakukan itu, karena luasnya pengetahuan mereka tentang Allõh dan kuatnya rasa takut mereka kepada-Nya.”

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 077/26041447 – 18102025

BERBAGAI IBADAH DI WAKTU SAHAR (#2)

قال البغوي :قَالَ الْحَسَنُ: لَا يَنَامُونَ مِنَ اللَّيْلِ إِلَّا أَقَلَّهُ، وَرُبَّمَا نَشِطُوا فَمَدُّوا إلى السحر، ثم أخذوا في الأسحار بالاستغفار. وَقَالَ الْكَلْبِيُّ وَمُجَاهِدٌ وَمُقَاتِلٌ: وَبِالْأَسْحَارِ يُصَلُّونَ، وَذَلِكَ أَنَّ صَلَاتَهُمْ بِالْأَسْحَارِ لِطَلَبِ الْمَغْفِرَةِ.

Al-Baghowi berkata: “Al-Hasan (al-Bashri) mengatakan: “Mereka tidak tidur malam kecuali sedikit sekali, terkadang mereka bersemangat hingga memperpanjang sholat sampai masuk waktu sahur, lalu ketika sahur mereka sibuk dengan istighfar.” Al-Kalbi, Mujahid, dan Muqatil berkata: “Yang dimaksud adalah mereka sholat di waktu sahur, sebab sholat mereka pada waktu sahur itu untuk mencari ampunan.”

قال ابن كثير :وَقَوْلُهُ عَزَّ وَجَلَّ: {وَبِالأسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ} . قَالَ مُجَاهِدٌ، وَغَيْرُ وَاحِدٍ: يُصَلُّونَ. وَقَالَ آخَرُونَ: قَامُوا اللَّيْلَ، وَأَخَّرُوا الِاسْتِغْفَارَ إِلَى الْأَسْحَارِ. كَمَا قَالَ تَعَالَى: {وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالأسْحَارِ} [آلِ عِمْرَانَ: 17] ، فَإِنْ كَانَ الِاسْتِغْفَارُ فِي صَلَاةٍ فَهُوَ أَحْسَنُ.

Ibnu Katsir berkata: “Firman Allõh: {وَبِالأسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ}. Mujahid dan selainnya berkata: “Maksudnya, mereka sholat.” Ada pula yang berkata: “Mereka bangun malam, lalu mereka mengakhirkan istighfar hingga waktu sahur.” Sebagaimana firman Allõh: {وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالأسْحَارِ} (QS. Ali ‘Imrõn: 17). Maka apabila istighfar itu dilakukan dalam sholat, itu lebih utama.”

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 078/02051447 – 24102025

BERBAGAI IBADAH DI WAKTU SAHAR (#3)

قال السعدي :{وَبِالأسْحَارِ} التي هي قبيل الفجر {هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ} الله تعالى، فمدوا صلاتهم إلى السحر، ثم جلسوا في خاتمة قيامهم بالليل، يستغفرون الله تعالى، استغفار المذنب لذنبه، وللاستغفار بالأسحار، فضيلة وخصيصة، ليست لغيره، كما قال تعالى في وصف أهل الإيمان والطاعة: {وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالأسْحَارِ}

As-Sa‘di berkata: “Dan pada waktu sahur,” yaitu menjelang fajar, “mereka memohon ampun kepada Allõh Ta‘ãlã.” Mereka memanjangkan sholat malamnya hingga waktu sahur, lalu duduk di akhir qiyamul lail mereka, beristighfar kepada Allõh dengan istighfar seorang hamba yang merasa berdosa. Istighfar pada waktu sahur memiliki keutamaan dan kekhususan yang tidak dimiliki waktu lain, sebagaimana firman Allõh tentang sifat orang-orang beriman: {وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالأسْحَارِ}.

قال ابن عاشور :ثُمَّ أَتْبَعَ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ فِي السَّحَرِ، أَيْ فَإِذَا آذَنَ اللَّيْلُ بِالِانْصِرَامِ سَأَلُوا اللَّهَ أَنْ يَغْفِرَ لَهُمْ بَعْدَ أَنْ قَدَّمُوا مِنَ التَّهَجُّدِ مَا يَرْجُونَ أَنْ يزلفهم إِلَى رضى اللَّهِ تَعَالَى. وَهَذَا دَلَّ عَلَى أَنَّ هُجُوعَهُمُ الَّذِي يَكُونُ فِي خِلَالِ اللَّيْلِ قَبْلَ السَّحَرِ. فَأَمَّا فِي السَّحَرِ فَهُمْ يَتَهَجَّدُونَ، وَلِذَلِكَ فَسَّرَ ابْنُ عُمَرَ وَمُجَاهِدٌ الِاسْتِغْفَارَ بِالصَّلَاةِ فِي السَّحَرِ. وَهَذَا نَظِيرُ قَوْلِهِ تَعَالَى: وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحارِ [آل عمرَان: 17]، وَلَيْسَ الْمَقْصُودُ طَلَبَ الْغُفْرَانَ بِمُجَرَّدِ اللِّسَانِ وَلَوْ كَانَ الْمُسْتَغْفِرُ فِي مَضْجَعِهِ إِذْ لَا تَظْهَرُ حِينَئِذٍ مَزِيَّةٌ لِتَقْيِيدِ الِاسْتِغْفَارِ بِالْكَوْنِ فِي الْأَسْحَارِ. وَالْأَسْحَارُ: جَمْعٌ سَحَرٍ وَهُوَ آخِرُ اللَّيْلِ. وَخُصَّ هَذَا الْوَقْتُ لِكَوْنِهِ يَكْثُرُ فِيهِ أَنْ يَغْلِبَ النَّوْمُ عَلَى الْإِنْسَانِ فِيهِ فَصَلَاتُهُمْ وَاسْتِغْفَارُهُمْ فِيهِ أَعْجَبُ مِنْ صَلَاتِهِمْ فِي أَجْزَاءِ اللَّيْلِ الْأُخْرَى. وَجَمْعُ الْأَسْحَارِ بِاعْتِبَارِ تَكَرُّرِ قِيَامِهِمْ فِي كُلِّ سحر. وَتَقْدِيم بِالْأَسْحارِ عَلَى يَسْتَغْفِرُونَ لِلِاهْتِمَامِ بِهِ كَمَا عَلِمْتَ.

Ibn ‘Asyur berkata: “Lalu Allõh menyebutkan bahwa mereka memohon ampun di waktu sahur, yakni ketika malam hampir berlalu, mereka meminta Allõh agar mengampuni mereka setelah sebelumnya mempersembahkan sholat malam yang mereka harapkan mendekatkan mereka kepada ridho Allõh. Ini menunjukkan bahwa tidur mereka berlangsung di sebagian malam sebelum sahur. Adapun pada waktu sahur, mereka sibuk dengan tahajud. Oleh karena itu Ibnu Umar dan Mujahid menafsirkan istighfar di sini dengan ‘sholat di waktu sahur’. Hal ini serupa dengan firman Allõh: {وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ} (QS. Ali Imrõn: 17).

Yang dimaksud bukanlah sekadar meminta ampun dengan lisan sementara ia tetap berbaring di tempat tidur, karena dalam kondisi itu tidak ada keistimewaan untuk menyebut istighfar khusus di waktu sahur.

Adapun “as-har” adalah jamak darisahar”, yaitu: akhir malam. Waktu ini dikhususkan, karena biasanya manusia dikuasai kantuk pada saat itu, sehingga sholat dan istighfar mereka di waktu itu lebih mengagumkan daripada di waktu malam lainnya

Kata “as-hardijamakkan karena kebiasaan mereka selalu melakukannya setiap sahur.

Penyebutan “pada waktu sahurdidahulukan atas kata kerjamemohon ampun” untuk menunjukkan pentingnya waktu itu, sebagaimana telah diketahui.”

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 079/06051447 – 28102025

BERBAGAI IBADAH DI WAKTU SAHAR (#4)

الاستغفار بالأسحار: قال أنس بن مالك: هم المستغفرون 

Anas bin Mãlik berkata: “Mereka adalah orang-orang yang memohon ampun (beristighfar).”

قال ابن جرير الطبري: هم السائلون ربهم أن يستر عليهم فضيحتهم بها 

Ibnu Jarir ath-Thobari berkata: “Mereka adalah orang-orang yang meminta kepada Robb mereka agar menutupi aib dan dosa-dosa mereka.”

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: كُنَّا نُؤْمَرُ إِذَا صَلَّيْنَا مِنَ اللَّيْلِ أنْ نَسْتَغْفِرَ فِي آخِرِ السَّحَرِ سَبْعِينَ مَرَّةً .

Dari Anas bin Mãlik, ia berkata: “Kami diperintahkan apabila telah sholat malam, agar beristighfar di akhir sahur sebanyak tujuh puluh kali.”

عن نَافِعٌ أَنَّ ابْنَ عُمَرَ كَانَ يُحْيِي اللَّيْلَ صَلاةً فَيَقُولُ: يَا نَافِعُ: أَسْحَرْنَا؟ فَيَقُولُ: لَا. فَيُعَاوِدُ الصَّلاةَ فَإِذَا قُلْتُ: نَعَمْ، قَعَدَ يَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَيَدْعُو حَتَّى يُصْبِحَ 

Dari Nãfi‘, bahwa Ibnu ‘Umar menghidupkan malam dengan sholat, lalu ia berkata: “Wahai Nafi‘, apakah sudah masuk waktu sahur?” Aku menjawab: “Belum.” Maka beliau kembali sholat. Jika aku berkata:Ya,maka beliau duduk beristighfar kepada Allõh dan berdoa hingga tiba waktu shubuh.

عن محارب بن دثار، قال: كان عمٌّ لي يأتي المسجدَ، فسمع إنسانًا يقول”: اللهم دعوتني فأجبت وأمرتني فأطعت، وهذا سَحَرٌ، فاغفر لي” قال: فاستمع الصوت فإذا هو من دار عبد الله بن مسعود. فسأل عبد الله عن ذلك، فقال: إن يعقوب أخَّر بنيه إلى السحر بقوله: (سوف أستغفر لكم ربي)  

Dari Muhãrib bin Ditsãr, ia berkata: “Pamanku sering datang ke masjid, lalu ia mendengar seseorang berdoa:Ya Allõh, Engkau telah memanggilku maka aku penuhi panggilan-Mu, Engkau memerintahkanku maka aku taati perintah-Mu. Dan ini waktu sahur, maka ampunilah aku.’ Ia pun memperhatikan suara itu, ternyata dari rumah ‘Abdullõh bin Mas‘ũd. Lalu ia bertanya kepada ‘Abdullõh tentang hal itu. Beliau menjawab: “Sesungguhnya Ya‘qub mengakhirkan istighfar untuk anak-anaknya hingga waktu sahur dengan ucapannya: (Aku akan memohonkan ampun untuk kalian kepada Robbku) [QS. Yusuf: 98].”

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 080/10051447 – 01112025

BERBAGAI IBADAH DI WAKTU SAHAR (#5)

عن عبد الله بن مسعود: (سوف أستغفر لكم ربي) ، قال: أخَّرهم إلى السَّحر .

Dari ‘Abdullõh bin Mas‘ũd tentang firman Allõh: {سوف أستغفر لكم ربي} Aku akan memohonkan ampun untuk kalian kepada Robbku”, beliau berkata: “Ia (Ya‘qub) mengakhirkannya hingga waktu sahur.”

عن إبراهيم التيميّ في قول يعقوب لبنيه: (سوف أستغفر لكم ربي) ، قال: أخّرهم إلى السحر 

Dari ‘Ibrohim at-Taimi tentang perkataan Ya‘qub kepada anak-anaknya: {سوف أستغفر لكم ربي}, beliau berkata: “Ia mengakhirkannya hingga waktu sahur.”

عن عمرو بن قيس: (سوف أستغفر لكم ربي) ، قال: في صلاة الليل .

Dari ‘Amr bin Qois: “(Aku akan memohonkan ampun untuk kalian kepada Robbku), maksudnya di sholat malam.”

عن ابن جريج: (سوف أستغفر لكم ربي) ، قال: أخَّر ذلك إلى السَّحر.

Dari Ibnu Jurayj: “(Aku akan memohonkan ampun untuk kalian kepada Robbku)”, maksudnya: beliau mengakhirkan itu hingga waktu sahur.”

قال البيضاوي :وتخصيص الأسحار لأن الدعاء فيها أقرب إلى الإِجابة، لأن العبادة حينئذ أشق والنفس أصفى والروع أجمع للمجتهدين. قيل إنهم كانوا يصلون إلى السحر ثم يستغفرون ويدعون.

Al-Baidhowi berkata: “Dikhususkan waktu sahur karena doa di waktu itu lebih dekat kepada pengabulan, sebab ibadah ketika itu lebih berat (bagi jiwa), hati lebih jernih, dan perhatian para ahli ibadah lebih terkumpul.” Ada yang mengatakan: “Mereka sholat hingga waktu sahur, kemudian mereka beristighfar dan berdoa.”

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 081/14051447 – 05112025

BERBAGAI IBADAH DI WAKTU SAHAR (#6)

قال زيد بن أسلم: هم الذين يشهدون الصّبح في جماعة 

Zaid bin Aslam berkata: “Mereka adalah orang-orang yang menghadiri sholat shubuh berjama’ah.

وَعَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ أَنَّهُ قَالَ: هُمُ الَّذِينَ يُصَلُّونَ الصبح في الجماعة، وقيد بِالسَّحَرِ لِقُرْبِهِ مِنَ الصُّبْحِ 

Dan dari Zaid bin Aslam, ia berkata: “Mereka adalah orang-orang yang sholat shubuh berjama’ah, dan disebut ‘waktu sahur’ karena waktunya dekat dengan shubuh.”

عَنِ الْحَسَنِ: أَنَّ لُقْمَانَ قَالَ لِابْنِهِ: يَا بُنَيَّ لَا تَكُنْ أَعْجَزَ مِنْ هَذَا الدِّيكِ يصوّت بالأسحار، وأنت نائم على فراشك .

Dari Al-Hasan: “Luqman berkata kepada anaknya: Wahai anakku, janganlah engkau lebih lemah daripada ayam jantan; ia berkokok di waktu sahur, sedangkan engkau masih tidur di atas ranjangmu.”

قال الغزالي: وقال بعض العارفين إن الله تعالى ينظر بالأسحار إلى قلوب المتيقظين فيملؤها أنواراً فترد الفوائد على قلوبهم فتستنير ثم تنتشر من قلوبهم العوافي إلى قلوب الغافلين 

Al-Ghozali berkata: “Sebagian orang arif berkata: Allõh memandang di waktu sahur kepada hati orang-orang yang terjaga, lalu Dia memenuhi hati mereka dengan cahaya, maka turunlah limpahan karunia ke hati mereka, hingga hati itu bersinar, lalu terpancar dari hati mereka manfa’at bagi hati orang-orang yang lalai.”

قال السعدي : لما بين صفاتهم الحميدة ذكر احتقارهم لأنفسهم وأنهم لا يرون لأنفسهم، حالا ولا مقاما، بل يرون أنفسهم مذنبين مقصرين فيستغفرون ربهم، ويتوقعون أوقات الإجابة وهي السحر، قال الحسن: مدوا الصلاة إلى السحر، ثم جلسوا يستغفرون ربهم

As-Sa‘di berkata: “Setelah Allõh menyebutkan sifat-sifat baik mereka, Dia menyebutkan kerendahan hati mereka, bahwa mereka tidak melihat diri mereka memiliki amal atau kedudukan, tetapi menganggap diri mereka penuh dosa dan kekurangan, sehingga mereka beristighfar kepada Robb mereka. Mereka memilih waktu istijabah, yaitu sahur.” 

Al-Hasan berkata: “Mereka memanjangkan sholat hingga sahur, kemudian mereka duduk beristighfar kepada Robb mereka.”

*****o0o*****

Silsilah: HARI-HARIMU BERSAMA ROSŪLULLÕH

Oleh: Ustadz Dr. Achmad Rofi’i.

Edisi: 082/20051447 – 11112025

BERBAGAI IBADAH DI WAKTU SAHAR (#7)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ” يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ: مَنْ يَدْعُونِي، فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ، مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ ” متفق عليه  وأبو داود  والترمذي 

Dari Abu Hurairoh رضي الله عنه, Rosũlullõh ﷺ bersabda: “Robb kita Subhãnahu Wa Ta’ãlã turun setiap malam ke langit dunia, ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Dia berfirman: “Siapa yang berdoa kepada-Ku, pasti Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, pasti Aku berikan. Siapa yang memohon ampun kepada-Ku, pasti Aku ampuni.“”

(HR. Al-Bukhōry, HR. Muslim, HR. Abu Dawud, dan HR. At-Tirmidzi)

عَنْ نَافِعِ بْنِ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ” يَنْزِلُ اللَّهُ تَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَيَقُولُ: هَلْ مِنْ سَائِلٍ فَأُعْطِيَهُ؟ هَلْ مِنْ مُسْتَغْفِرٍ فَأَغْفِرَ لَهُ؟ ” رواه الدارمي 

Dari Nafi‘ bin Jubair bin Mut‘im, dari ayahnya, bahwa Rosũlullõh ﷺ bersabda: “Allõh Subhãnahu Wa Ta’ãlã turun setiap malam ke langit dunia, lalu berfirman: “Apakah ada orang yang meminta, maka niscaya Aku berikan? Apakah ada orang yang memohon ampun, maka niscaya Aku ampuni?

(HR. Ad-Darimi)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: ” لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ مَعَ الْوُضُوءِ، وَلَأَخَّرْتُ الْعِشَاءَ إِلَى ثُلُثِ اللَّيْلِ، أَوْ نِصْفِ اللَّيْلِ، فَإِذَا مَضَى ثُلُثُ اللَّيْلِ، أَوْ نِصْفُ اللَّيْلِ، نَزَلَ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا، فَقَالَ: هَلْ مِنْ سَائِلٍ فَأُعْطِيَهُ؟ هَلْ مِنْ مُسْتَغْفِرٍ فَأَغْفِرَ لَهُ؟ هَلْ مِنْ تَائِبٍ فَأَتُوبَ عَلَيْهِ؟ هَلْ مِنْ دَاعٍ فَأُجِيبَهُ؟ ” رواه أحمد 

Dari Abu Hurairoh رضي الله عنه, Nabi ﷺ bersabda: “Seandainya tidak memberatkan umatku, niscaya aku perintahkan mereka bersiwak setiap berwudhu’, dan aku undur sholat Isya hingga sepertiga atau pertengahan malam. Maka apabila telah lewat sepertiga atau pertengahan malam, Allõh turun ke langit dunia, lalu berfirman: “Apakah ada orang yang meminta? Maka niscaya Aku beri. Apakah ada orang yang memohon ampun? Maka niscaya Aku ampuni. Apakah ada orang yang bertaubat? Maka niscaya Aku terima taubatnya. Apakah ada orang yang berdoa? Maka niscaya Aku kabulkan.”

(HR. Ahmad)

عَنْ أَبِي أُمَامَةَ، قَالَ: قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ: أَيُّ الدُّعَاءِ أَسْمَعُ؟ قَالَ: «جَوْفَ اللَّيْلِ الآخِرِ، وَدُبُرَ الصَّلَوَاتِ المَكْتُوبَاتِ».: هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ. وَقَدْ رُوِيَ عَنْ أَبِي ذَرٍّ، وَابْنِ عُمَرَ. عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: «جَوْفُ اللَّيْلِ الآخِرُ الدُّعَاءُ فِيهِ أَفْضَلُ أَوْ أَرْجَى» وَنَحْوَ هَذَا رواه الترمذي 

Dari Abu Umamah رضي الله عنه, ia berkata: “Dikatakan: Wahai Rosũlullõh, doa apa yang paling didengar (paling mustajab)?” Beliau bersabda: “(Doa di) Tengah malam terakhir, dan setelah sholat-sholat wajib.”

(Hadits Hasan, diriwayatkan at-Tirmidzi. Juga diriwayatkan dari Abu Dzarr dan Ibnu ‘Umar bahwa Nabi ﷺ bersabda: “Doa di tengah malam terakhir adalah doa yang paling utama atau paling diharapkan mustajabnya.”)

*****o0o*****

No comments yet

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.