Skip to content

Turunnya ‘Isa Al Masih

20 July 2011

(Transkrip Ceramah AQI 310308)

TANDA QIYAMAH KUBRO (KIAMAT BESAR) : TURUNNYA ‘ISA AL MASIH

Oleh:  Ust. Achmad  Rofi’i, Lc.

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Muslimin dan muslimat yang dirahmati Allõh سبحانه وتعالى,

Bahasan kali ini adalah mengenai “Tanda-Tanda Qiyamah Kubro (Kiamat Besar)” atau “Asyrõtussã’ah Al Kubroyang ketiga, yaitu: Turunnya Nabi ‘Isa bin Maryam عليه السلام.

Ada beberapa perkara dalam bahasan ini, yaitu :

1) Landasan dan dalĩl bahwa Nabi ‘Isa عليه السلام akan turun ke bumi, yaitu Al Qur’an dan Sunnah Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم.
2) Status Hadĩts tentang turunnya Nabi ‘Isa عليه السلام.
3) Bagaimana para ‘Ulama Ahlus Sunnah menyikapi hadits-hadits tersebut.
4) Sifat Nabi ‘Isa عليه السلام dan apa yang akan dilakukannya.
5) Tempat munculnya Nabi ‘Isa عليه السلام.
6) Berapa lama Nabi ‘Isa عليه السلام akan hidup.
7) Para ‘Ulama Ahlus Sunnah menyimpulkan terhadap firman Allõh سبحانه وتعالى dan sabda Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم mengenai turunnya Nabi ‘Isa عليه السلام.
8) Hikmah diturunkannya Nabi ‘Isa عليه السلام.

1) Landasan dan Dalĩl

Berikut ini adalah berapa dalĩl yang menyatakan bahwa Nabi ‘Isa عليه السلام akan diturunkan kembali ke bumi. Nabi ‘Isa عليه السلام yang akan diturunkan oleh Allõh سبحانه وتعالى kembali ke bumi itu adalah Nabi ‘Isa عليه السلام yang dulu pernah Allõh سبحانه وتعالى bangkitkan, dan dalam riwayat Nabi ‘Isa عليه السلام berusia 33 tahun. Sehingga ada ‘Ulama yang menyatakan bahwa Nabi ‘Isa عليه السلام akan diturunkan kembali ke bumi, lalu hidup selama 7 (tujuh) tahun; sehingga jumlah umur beliau عليه السلام seluruhnya adalah 40 tahun.

Telah ada pula penjelasan dari para ‘Ulama terhadap ke-shohĩhan Hadits tersebut, sehingga berarti jumlah 40 tahun itu adalah umur 33 tahun ketika Nabi ‘Isa عليه السلام diangkat oleh Allõh سبحانه وتعالى, dan ketika diturunkan kembali oleh Allõh سبحانه وتعالى ke bumi adalah selama 7 tahun.

Pertama, sebagaimana firman Allõh سبحانه وتعالى dalam Al Qur’an Surat Az Zukhruf (43) ayat 61 :

وَإِنَّهُ لَعِلْمٌ لِّلسَّاعَةِ فَلَا تَمْتَرُنَّ بِهَا وَاتَّبِعُونِ هَذَا صِرَاطٌ مُّسْتَقِيمٌ

Artinya:
Dan sesungguhnya ‘Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus.”

‘Abdullõh bin ‘Abbas رضي الله عنه menafsĩrkan tentang ayat tersebut, bahwa yang dimaksud adalah: “keluarnya Nabi ‘Isa putera Maryam عليه السلام sebelum hari Kiamat”.

Inilah yang menjadi dasar keyakinan para ‘Ulama Ahlus Sunnah wal Jamã’ah bahwa Nabi ‘Isa عليه السلام akan diturunkan kembali ke bumi menjelang Hari Kiamat.

Kedua, juga firman Allõh سبحانه وتعالى dalam Al Qur’an Surat Muhammad (47) ayat 4 :

فَإِذا لَقِيتُمُ الَّذِينَ كَفَرُوا فَضَرْبَ الرِّقَابِ حَتَّى إِذَا أَثْخَنتُمُوهُمْ فَشُدُّوا الْوَثَاقَ فَإِمَّا مَنّاً بَعْدُ وَإِمَّا فِدَاء حَتَّى تَضَعَ الْحَرْبُ أَوْزَارَهَا ذَلِكَ وَلَوْ يَشَاءُ اللَّهُ لَانتَصَرَ مِنْهُمْ وَلَكِن لِّيَبْلُوَ بَعْضَكُم بِبَعْضٍ وَالَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَلَن يُضِلَّ أَعْمَالَهُمْ

Artinya:
Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir (di medan perang) maka pancunglah batang leher mereka. Sehingga apabila kamu telah mengalahkan mereka, maka tawanlah mereka dan sesudah itu kamu boleh membebaskan mereka atau menerima tebusan sampai perang berhenti. Demikianlah, apabila Allõh menghendaki, niscaya Allõh akan membinasakan mereka; tetapi Allõh hendak menguji sebahagian kamu dengan sebahagian yang lain. Dan orang-orang yang gugur pada jalan Allõh, Allõh tidak akan menyia-nyiakan amal mereka.”

Seperti dijelaskan oleh Al Imãm Al Baghowy رحمه الله dalam tafsĩr beliau tentang ayat ini yaitu dalam Kitab “Tafsĩr Ma’ãllimut Tanzĩl26/379-380: “Maka yang dimaksud dengan mengalahkan orang-orang musyrikin dengan dibunuh dan ditawannya mereka itu sehingga semua penganut ajaran di dunia ini akan masuk ke dalam Islãm. Dan semua dien hanya lah untuk Allõh سبحانه وتعالى maka tidak ada setelah itu jihad atau peperangan. Kapankah hal itu terjadi? Ialah ketika turunnya Nabi ‘Isa putera Maryam عليه السلام.”

Ayat tersebut, menurut beliau (Al Imãm Al Baghowy رحمه الله) menjelaskan bahwa jihad / perang tidak akan terjadi lagi setelah turunnya Nabi ‘Isa putera Maryam عليه السلام, karena semua manusia ketika itu telah tunduk dan menganut Islam.

Ketiga, juga firman Allõh سبحانه وتعالى dalam QS. An Nisã’ (4) ayat 159 :

وَإِن مِّنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلاَّ لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُونُ عَلَيْهِمْ شَهِيداً

Artinya:
Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (`Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari Kiamat nanti `Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.”

Ayat tersebut ditafsirkan oleh Al Imãm Ibnu Jarĩr Ath Thobari رحمه الله, dalam Kitab “Jãmi’ Al Bayãn fĩ Ta’wĩl Al Qur’ãn9/381 no: 10804, kata beliau dari Abu Mãlik, bahwasanya yang dimaksud dari ayat tersebut:

عن أبي مالك قال: لا يبقى أحدٌ منهم عند نزول عيسى إلا آمن به

Artinya:
Ketika turunnya Nabi ‘Isa putera Maryam عليه السلام, adalah tidak ada seorang pun dari Ahlul Kitab kecuali mereka akan beriman.”

Artinya, ketika nanti Nabi ‘Isa عليه السلام telah diturunkan kembali oleh Allõh سبحانه وتعالى maka orang Yahudi dan Nashroni semuanya akan beriman, dan itu diberitakan oleh Allõh سبحانه وتعالى dalam ayat tersebut.

Pelajaran terpenting dari ketiga ayat tersebut diatas adalah:
(a) Bahwa Nabi ‘Isa عليه السلام akan ada lagi,
(b) Nabi ‘Isa عليه السلام akan turun lagi; dan
(c) Nabi ‘Isa عليه السلام akan berperan di akhir zaman untuk menjalankan tugas yang diperintahkan oleh Allõh سبحانه وتعالى baginya.

Dalam Hadits Shohĩh diriwayatkan oleh Al Imãm Al Bukhõry no: 2476 dan Al Imãm Muslim no: 406, dari Abu Hurairoh رضي الله عنه, beliau berkata, bahwa Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم bersabda:

لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَنْزِلَ فِيكُمْ ابْنُ مَرْيَمَ حَكَمًا مُقْسِطًا فَيَكْسِرَ الصَّلِيبَ وَيَقْتُلَ الْخِنْزِيرَ وَيَضَعَ الْجِزْيَةَ وَيَفِيضَ الْمَالُ حَتَّى لَا يَقْبَلَهُ أَحَدٌ

Artinya:
Tidak akan tegak hari Kiamat sehingga akan turun di tengah-tengah kalian Ibnu Maryam (– Nabi ‘Isa عليه السلام–), ia menjadi seorang hakim (penguasa) yang adil, dan akan mematah-matahkan (menurunkan) salib dan membunuh babi, serta akan menghentikan aturan jizyah (upeti, pajak). Harta akan melimpah, tidak ada lagi orang yang membutuhkan (mau menerima) harta.”

Hadits tersebut diriwayatkan oleh Al Imãm Al Bukhõry dan Al Imãm Muslim, berarti Ahlus Sunnah Wal Jamã’ah meyakini ke-shohĩhan-nya, bahwa isi yang terkandung dalam Hadits tersebut adalah benar adanya. Kita harus membenarkannya. Yang tidak membenarkannya berarti ia tergolong Ingkar-Sunnah, bukan Ahlus Sunnah Wal Jamã’ah. Berarti Nabi ‘Isa عليه السلام akan diturunkan kembali ke bumi.

Juga dalam Hadits yang dirwayatkan oleh Al Imãm Al Bukhõry no: 7311 dan Al Imãm Muslim no: 5059, dari salah seorang Shohabat bernama Al Mughiroh bin Syu’bah رضي الله عنه, ia mendengar bahwa Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم bersabda:

لاََ يَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ حَتَّى يَأْتِيَهُمْ أَمْرُ اللهِ وَهُمْ ظَاهِرُونَ

Artinya:
“Senantiasa kelompok kecil dari umatku akan berperang diatas kebenaran (– berperang karena Allõh سبحانه وتعالى untuk meninggikan Lã Ilaha Illallõh – pent.), mereka menang dan terus menerus seperti itu sampai terjadi hari Kiamat. Sedangkan mereka dalam keadaan menang.”

Lalu juga terdapat penjelasan dalam Kitab “As Sunnan Al Wãridatu Fil Fitãni Wa Ghowã-iliha Was Sa’ãti Wa AsrõtihaV/1105 karya Al Imãm ‘Utsmãn bin Sa’ĩd Al Muqri  (371 H – 444 H), sebagai berikut ini:

فإذا كان يوم الجمعة من صلاة الغداة وقد أقيمت الصلاة فالتفت المهدي فإذا هو بعيسى بن مريم قد نزل من السماء في ثوبين كأنما يقطر من رأسه الماء فقال أبوهريرة إذا أقوم إليه يا رسول الله فأعانقه فقال يا أبا هريرة إن خرجته هذه ليست كخرجته الأولى تلقى عليه مهابة كمهابة الموت يبشر أقواما بدرجات من الجنة فيقول له الإمام تقدم فصل بالناس فيقول له عيسى إنما اقيمت الصلاة لك فيصلى عيسى خلفه(السنن الواردة في الفتن وغوائلها والساعة وأشراطها 5/1105

Artinya:
Maka pada hari Jum’at, ketika akan sholat Fajar dan Iqomat sudah dikumandangkan, maka Imãm Mahdi menengok, ternyata dilihatnya ‘Isa bin Maryam عليه السلام telah turun dari langit, mengenakan dua baju, seolah dari kepalanya meneteskan air.”
Abu Hurairoh رضي الله عنه berkata, “Ya Rosũlullõh, jika aku menemuinya, aku merangkulnya.”
Lalu Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم bersabda, “Sesungguhnya keluarnya ini tidak seperti keluarnya (– ‘Isa عليه السلام — pent.) yang pertama kali. Engkau akan menemui dia dalam keadaan berwibawa, dan disegani. Dia akan memberitahu kaum dengan tingkatan surga.”
Lalu Imãm Mahdi mengatakan kepadanya, “Majulah anda dan jadilah Imãm (– maksudnya: Imãm sholat – pent.).”
Maka Isa عليه السلام berkata, “Sesungguhnya Iqomat telah dikumandangkan untukmu.”
Sehingga Nabi Isa عليه السلام pun sholat dibelakang Imãm Mahdi.”

Jadi dari hadits diatas, dapatlah diambil pelajaran bahwa di akhir zaman nanti, ketika Imãm Mahdi sedang berada dalam barisan-barisan yang siap berperang melawan Ahlul Kitab (yang diantara mereka itu adalah orang-orang Yahudi dan Ad Dajjal), maka ketika mereka bersiap-siap hendak sholat shubuh di Hari Jum’at, dan dikala itu Iqomat telah dikumandangkan, ternyata pada saat itulah Nabi ‘Isa عليه السلام muncul.
Sehingga Imãm Mahdi pun berkata: “Wahai ‘Isa عليه السلام, silahkan engkau yang menjadi Imãm (sholat)”.
Namun Nabi ‘Isa عليه السلام menampiknya dan mempersilahkan Imãm Mahdi untuk tetap memimpin sholat: “Engkau lah yang menjadi Imãm, karena Iqomat telah ditegakkan.”
Maka Imãm Mahdi pun menjadi Imãm Sholat di saat itu dan Nabi ‘Isa عليه السلام menjadi ma’mum-nya. Setelah sholat selesai, kemudian kepemimpinan barulah diambil alih oleh Nabi ‘Isa عليه السلام, yang memang diturunkan kembali di akhir zaman oleh Allõh سبحانه وتعالى dengan diberi tugas untuk memerangi Ad Dajjal beserta barisan Ahlul Kitab yang menjadi tentara Ad Dajjal.

Hal ini adalah sebagaimana dalam Hadits Shohĩh Riwayat Al Imãm Al Bukhõry no: 3449 dan Al Imãm Muslim no: 409, dari Shohabat Abu Hurairoh رضي الله عنه, bahwa Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم bersabda,

كَيْفَ أَنْتُمْ إِذَا نَزَلَ ابْنُ مَرْيَمَ فِيكُمْ وَإِمَامُكُمْ مِنْكُمْ

Artinya:
“Bagaimana dengan kalian, apabila ‘Isa bin Maryam عليه السلام turun kepada kalian, sedangkan Imãm (– sholat –) kalian dari kalangan kalian sendiri.”

Semua yang berkenaan dengan tanda-tanda Hari Kiamat adalah berita (khobar) yang berasal dari Wahyu Allõh سبحانه وتعالى. Karena merupakan berita, maka berita itu haruslah valid dan shohĩh. Bagi kita Ahlus Sunnah wal Jamã’ah tidak ada ruang bagi akal manusia untuk hal ini. Semua harus berdasarkan daliil, oleh karena itu bahasan kita berkenaan dengan Tanda-Tanda Hari Kiamat adalah padat dengan daliil, agar kita yakin bahwa semua ini bukanlah dari perkataan manusia, melainkan berdasarkan Wahyu yang datang dari Allõh سبحانه وتعالى dan telah disampaikan kepada kita melalui Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم.

Kemudian dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Al Imãm Muslim no: 6820, dari Shohabat Abu Hurairoh رضي الله عنه, beliau berkata, “Aku mendengar Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم bersabda :

أَنَا أَوْلَى النَّاسِ بِعِيسَى الأَنْبِيَاءُ أَبْنَاءُ عَلاَّتٍ وَلَيْسَ بَيْنِى وَبَيْنَ عِيسَى نَبِىٌّ

Artinya:
Aku adalah orang yang lebih berhak diutamakan daripada ‘Isa عليه السلام. Para Nabi itu semuanya adalah anak-anak dari para ibu yang berbeda-beda, tetapi bapak mereka satu. Tidak ada Nabi antara aku dan ‘Isa عليه السلام”.

Hadits Shohĩh tersebut bagi kita harus menjadi pegangan, sekaligus sebagai bantahan bagi orang yang mengaku-ngaku dirinya sebagai nabi sesudah Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم seperti: Mirza Ghulam Ahmad, Ahmad Musadek dan lain-lain.

Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم selanjutnya pun bersabda bahwa: “Nabi ‘Isa عليه السلام akan turun. Jika kalian melihatnya maka kalian akan mengenalinya, orangnya berkulit putih kemerahan. Ia mengenakan dua baju. Rambutnya seolah-olah meneteskan air, meskipun tidak terkena basah.” In syã Allõh nanti akan kita bahas haditsnya.

Kemudian dalam Hadits yang lain yakni Hadits Riwayat Al Imãm Al Bukhõry no: 3239, dan Al Imãm Muslim no: 165, dari ‘ Abdullõh bin ‘Abbas رضي الله عنه, disebutkan bahwa rambut Nabi ‘Isa عليه السلام adalah terurai seolah basah (padahal tidak terkena air), sebagaimana sabda Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم :

وَرَأَيْتُ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ مَرْبُوعَ الْخَلْقِ إِلَى الْحُمْرَةِ وَالْبَيَاضِ سَبِطَ الرَّأْسِ

Artinya:
Dan aku melihat (– yaitu melihatnya pada saat Nabi صلى الله عليه وسلم melakukan Isro Mi’roj – pent.) ‘Isa bin Maryam عليه السلام, tidak tinggi, tidak pendek, kulitnya putih kemerahan, rambutnya terurai seolah basah (padahal tidak terkena air)…”

Berikutnya dalam Hadits Riwayat Al Imãm Ahmad no: 7665, dari Abu Hurairoh رضي الله عنه, menurut Syaikh Syu’aib Al Arnã’uth sanadnya Shohĩh sesuai dengan Syarat Al Imãm Al Bukhõry dan Al Imãm Muslim, bahwa Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم bersabda,

والذي نفسي بيده ليوشك ان ينزل فيكم بن مريم حكما عادلا وإماما مقسطا يكسر الصليب ويقتل الخنزير ويضع الجزية ويفيض المال حتى لا يقبلها أحد

Artinya:
Demi yang jiwaku ditangan-Nya, ‘Isa bin Maryam عليه السلام akan turun ditengah-tengah kalian sebagai Penguasa yang Adil, akan mematahkan salib, membunuh babi, membebaskan dari hukum Jizyah (– Pajak / Upeti – pent.) dan harta pun akan melimpah sehingga tidak ada yang mau menerimanya seorang pun.”

Dan dalam Hadits Riwayat Al Imãm Al Hakim no: 4163, beliau berkata Hadits ini sanadnya Shohĩh, hanya saja Al Imãm Al Bukhõry dan Al Imãm Muslim tidak mengeluarkannya, dan Al Imãm Adz Dzahaby dalam Kitab “At Tarkhĩskh” menyatakan bahwa Hadits ini Shohĩh; dari Abu Hurairoh رضي الله عنه bahwa Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم bersabda,

إن روح الله عيسى ابن مريم نازل فيكم فإذا رأيتموه فاعرفوه رجل مربوع إلى الحمرة و البياض عليه ثوبان ممصران كان رأسه يقطر و إن يصبه بلل فيدق الصليب و يقتل الخنزير و يضع الجزية و يدعو الناس إلى الإسلام فيهلك الله في زمانه المسيح الدجال و تقع الأمنة على أهل الأرض حتى ترعى الأسود مع الإبل و النمور مع البقر و الذئاب مع الغنم و يلعب الصبيان مع الحيات لا تضرهم فيمكث أربعين سنة ثم يتوفى و يصلي عليه المسلمون

Artinya:
Sesungguhnya Roh Allõh سبحانه وتعالى, ‘Isa عليه السلام, akan turun ditengah-tengah kalian. Maka jika kalian melihatnya, maka kenalilah dia. Dia adalah berkulit putih kemerah-merahan dan mengenakan dua baju, seakan kepalanya meneteskan air dan basah. Dia akan menghancurkan salib, membunuh babi, menghapuskan hukum Jizyah dan menyeru manusia pada Islãm, membinasakan Dajjal dan meletakkan amanah (keamanan) diatas muka bumi sehingga singa dengan unta bergembala bersama, singa dengan sapi, serigala dengan kambing dan anak kecil bermain ular, tidak membahayakan mereka. Nabi ‘Isa عليه السلام akan menetap 40 tahun, kemudian meninggal dan disholati oleh kaum Muslimin.”

2) Status Hadits

Intinya, dalam Hadits-Hadits tersebut diatas telah di-khobar-kan bahwa Nabi ‘Isa عليه السلام akan diturunkan kembali oleh Allõh سبحانه وتعالى, sehingga tidak boleh ada keraguan tentang hal ini.

Ada beberapa Kitab yang khusus membahas tentang turunnya Nabi ‘Isa عليه السلام. Hendaknya itu semua menjadi dasar bagi kita untuk meyakini kebenaran adanya peristiwa turunnya Nabi ‘Isa عليه السلام tersebut.

Kata para ‘Ulama Ahlus Sunnah bahwa Hadits tentang turunya Nabi ‘Isa عليه السلام adalah Muttawãtir.

3) Sikap ‘Ulama Ahlus Sunnah Terhadap Hadits tentang Turunnya ‘Isa bin Maryam عليه السلام

Berikut ini adalah apa yang dikatakan oleh Al Imãm Ibnu Katsĩr رحمه الله bahwa Hadits-Hadits tentang turunnya Nabi ‘Isa عليه السلام derajatnya adalah Muttawãtir dari banyak Shohabat Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم antara lain adalah : Abu Hurairoh, ‘Abdullõh Ibnu Mas’ũd, ‘Utsman bin Abdil ‘Ash, An Nuwwas bin Sam’an, ‘Abdullõh bin ‘Amr bin Al ‘Ash, dan Majma’ Libni Jãriyah, Abu Syarihah Hudzaifah Ibnu ‘Usaid رضي الله عنهم.

Itulah nama-nama para Shohabat Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم yang meriwayatkan tentang turunnya Nabi ‘Isa عليه السلام. Sehingga menurut Ahlus Sunnah Wal Jamã’ah bahwa apabila Hadits diriwayatkan oleh sekian banyak orang kepada sekian banyak orang, maka tidak mungkin adanya kesepakatan dusta atas-nama Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم. Dengan demikian Hadits yang seperti itu disebut Hadĩts Muttawãtir. Hadits Muttawãtir harus diyakini dan dibenarkan, karena derajatnya adalah sama dengan Al Qur’an.

Juga hal ini merupakan Ijma’ yaitu: Kesepakatan. Dimana telah dikemukakan oleh seorang ‘Ulama Ahlus Sunnah bernama Al Imãm As Safãrĩny رحمه الله dalam Kitab “Lawãmi’ul Al Anwãr Al Bahiyyah2/94, beliau berkata: “Ummat Islam telah bersepakat terhadap turunnya Nabi ‘Isa عليه السلام, tidak ada seorangpun yang menyelisihi kesepakatan itu dari kalangan Ahli Syari’ah, yaitu Ahlus Sunnah. Yang mengingkari akan turunnya Nabi ‘Isa عليه السلام adalah para ahli Filsafat, dan orang-orang yang menyimpang dari ajaran ini, yang tidak dianggap berarti jika mereka itu menyelisihi. Sungguh telah terjadi Ijma’ pada ummat ini bahwa ‘Isa عليه السلام akan turun dan berhukum dengan syariat Muhammad صلى الله عليه وسلم dan bukan bukan dengan syari’at tersendiri pada saat turunnya dari langit nanti. Betapapun sifat kenabian merekat padanya.”

Nah, berarti dijelaskan oleh Al Imãm As Safãrĩny رحمه الله diatas bahwa Nabi ‘Isa عليه السلام TIDAK diturunkan di akhir zaman untuk bertugas sebagai Nabi / Rosũl yang membawa syari’at baru. Tidak demikian, namun Nabi ‘Isa عليه السلام akan tetap menjalankan Syari’at Islãm (menjalankan hukum-hukum Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم). Karena memang Nabi ‘Isa عليه السلام diturunkan Allõh سبحانه وتعالى untuk misi yang lain, yakni untuk memerangi Ad Dajjal beserta pengikutnya dari kalangan Ahlul Kitab, sehingga sesudah Nabi ‘Isa memerangi mereka maka semua manusia pada saat itu akan masuk Islãm (– suka / tidak suka, mau / tidak mau mereka pada akhirnya akan tunduk pada Syari’at Allõh سبحانه وتعالى –) ; dan sesudah semua manusia masuk Islãm dan agama ini semuanya adalah kepunyaan Allõh سبحانه وتعالى maka barulah dikala itu (– sebagaimana dijelaskan oleh Al Imãm Al Baghowy رحمه الله –) tidak ada lagi jihad / peperangan.

Kalau di zaman kita hidup sekarang, tentunya jihad fĩ sabilillah / peperangan untuk meninggikan kalimat Allõh masih tetap berlaku, karena di saat ini manusia di berbagai belahan dunia masih saja banyak yang membangkang, belum mau tunduk kepada Allõh سبحانه وتعالى; dan bahkan dengan segala tipu-dayanya mereka orang-orang kãfir itu berusaha bermakar untuk melenyapkan Al Islãm dari muka bumi. Namun suatu saat nanti, mereka semuanya suka / tidak suka pada akhirnya akan tunduk kepada Allõh سبحانه وتعالى. Itulah Kekuasaan Allõh سبحانه وتعالى semata-mata. Tidak ada makhluq di muka bumi ini yang dapat menentang Kehendak Pencipta-nya. Hanya saja, kita sebagai kaum Muslimin, janganlah kita tunduk karena terpaksa, akan tetapi hendaknya kita menundukkan diri kita kepada Allõh سبحانه وتعالى, ber-Islam kepada-Nya dengan penuh keikhlasan.

4) Sifat Fisik dan Tugas Yang Akan Dilakukan oleh Nabi ‘Isa عليه السلام

Berdasarkan dalil maka diantara sifat fisik Nabi ‘Isa عليه السلام adalah: Berkulit putih kemerahan, berambut keriting, dan berdada lebar. Hal ini sebagaimana dalam Hadits riwayat Al Imãm Al Bukhõry no: 3438, dari Shohabat ‘Abdullõh bin ‘Abbas رضي الله عنه, bahwa Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم bersabda:

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا ، قَالَ : قَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم رَأَيْتُ عِيسَى ، وَمُوسَى وَإِبْرَاهِيمَ فَأَمَّا عِيسَى فَأَحْمَرُ جَعْدٌ عَرِيضُ الصَّدْرِ …..

Artinya:
Aku melihat ‘Isa, Musa dan ‘Ibrohim عليهم السلام. Adapun ‘Isa عليه السلام maka dia adalah cenderung kemerahan (warna kulitnya), keriting (rambutnya), berdada lebar…..”

Tugas Nabi ‘Isa عليه السلام:

Tugas Nabi ‘Isa عليه السلام yang paling pokok adalah mengerjakan lima perkara yaitu :
a) Menghancurkan salib, sehingga tidak ada lagi salib di dunia ini,
b) Membunuh babi,
c) Membebaskan ummat dari hukum Jizyah (Pajak / Upeti),
d) Menyeru kepada Al Islãm, sehingga semua keyakinan di dunia ini ada dibawah Islãm,
e) Membunuh Ad Dajjal.

Semua itu adalah merupakan bagian dari Nabi ‘Isa عليه السلام yang akan menetapkan, menjalankan dan men-dzohir-kan Hukum-Hukum yang telah disunnahkan oleh Muhammad Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم.

5) Tempat Munculnya Nabi ‘Isa عليه السلام

Dimanakah Nabi ‘Isa عليه السلام akan muncul ? Perhatikanlah Hadits yang panjang berikut ini.

Sebagaimana dalam Hadits Shohĩh Riwayat Al Imãm Muslim no: 7560, dari Shohabat An Nuwwas bin Sam’an رضي الله عنه, beliau berkata bahwa Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم bersabda:

فَبَيْنَمَا هُوَ كَذَلِكَ إِذْ بَعَثَ اللَّهُ الْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ فَيَنْزِلُ عِنْدَ الْمَنَارَةِ الْبَيْضَاءِ شَرْقِىَّ دِمَشْقَ بَيْنَ مَهْرُودَتَيْنِ وَاضِعًا كَفَّيْهِ عَلَى أَجْنِحَةِ مَلَكَيْنِ إِذَا طَأْطَأَ رَأَسَهُ قَطَرَ وَإِذَا رَفَعَهُ تَحَدَّرَ مِنْهُ جُمَانٌ كَاللُّؤْلُؤِ فَلاَ يَحِلُّ لِكَافِرٍ يَجِدُ رِيحَ نَفَسِهِ إِلاَّ مَاتَ وَنَفَسُهُ يَنْتَهِى حَيْثُ يَنْتَهِى طَرْفُهُ فَيَطْلُبُهُ حَتَّى يُدْرِكَهُ بِبَابِ لُدٍّ فَيَقْتُلُهُ ثُمَّ يَأْتِى عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ قَوْمٌ قَدْ عَصَمَهُمُ اللَّهُ مِنْهُ فَيَمْسَحُ عَنْ وُجُوهِهِمْ وَيُحَدِّثُهُمْ بِدَرَجَاتِهِمْ فِى الْجَنَّةِ فَبَيْنَمَا هُوَ كَذَلِكَ إِذْ أَوْحَى اللَّهُ إِلَى عِيسَى إِنِّى قَدْ أَخْرَجْتُ عِبَادًا لِى لاَ يَدَانِ لأَحَدٍ بِقِتَالِهِمْ فَحَرِّزْ عِبَادِى إِلَى الطُّورِ. وَيَبْعَثُ اللَّهُ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ وَهُمْ مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُونَ فَيَمُرُّ أَوَائِلُهُمْ عَلَى بُحَيْرَةِ طَبَرِيَّةَ فَيَشْرَبُونَ مَا فِيهَا وَيَمُرُّ آخِرُهُمْ فَيَقُولُونَ لَقَدْ كَانَ بِهَذِهِ مَرَّةً مَاءٌ. وَيُحْصَرُ نَبِىُّ اللَّهُ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ حَتَّى يَكُونَ رَأْسُ الثَّوْرِ لأَحَدِهِمْ خَيْرًا مِنْ مِائَةِ دِينَارٍ لأَحَدِكُمُ الْيَوْمَ فَيَرْغَبُ نَبِىُّ اللَّهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ فَيُرْسِلُ اللَّهُ عَلَيْهُمُ النَّغَفَ فِى رِقَابِهِمْ فَيُصْبِحُونَ فَرْسَى كَمَوْتِ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ ثُمَّ يَهْبِطُ نَبِىُّ اللَّهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ إِلَى الأَرْضِ فَلاَ يَجِدُونَ فِى الأَرْضِ مَوْضِعَ شِبْرٍ إِلاَّ مَلأَهُ زَهَمُهُمْ وَنَتْنُهُمْ فَيَرْغَبُ نَبِىُّ اللَّهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ إِلَى اللَّهِ فَيُرْسِلُ اللَّهُ طَيْرًا كَأَعْنَاقِ الْبُخْتِ فَتَحْمِلُهُمْ فَتَطْرَحُهُمْ حَيْثُ شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ يُرْسِلُ اللَّهُ مَطَرًا لاَ يَكُنُّ مِنْهُ بَيْتُ مَدَرٍ وَلاَ وَبَرٍ فَيَغْسِلُ الأَرْضَ حَتَّى يَتْرُكَهَا كَالزَّلَفَةِ ثُمَّ يُقَالُ لِلأَرْضِ أَنْبِتِى ثَمَرَتَكِ وَرُدِّى بَرَكَتَكِ. فَيَوْمَئِذٍ تَأْكُلُ الْعِصَابَةُ مِنَ الرُّمَّانَةِ وَيَسْتَظِلُّونَ بِقِحْفِهَا وَيُبَارَكُ فِى الرِّسْلِ حَتَّى أَنَّ اللِّقْحَةَ مِنَ الإِبِلِ لَتَكْفِى الْفِئَامَ مِنَ النَّاسِ وَاللِّقْحَةَ مِنَ الْبَقَرِ لَتَكْفِى الْقَبِيلَةَ مِنَ النَّاسِ وَاللِّقْحَةَ مِنَ الْغَنَمِ لَتَكْفِى الْفَخِذَ مِنَ النَّاسِ فَبَيْنَمَا هُمْ كَذَلِكَ إِذْ بَعَثَ اللَّهُ رِيحًا طَيِّبَةً فَتَأْخُذُهُمْ تَحْتَ آبَاطِهِمْ فَتَقْبِضُ رُوحَ كُلِّ مُؤْمِنٍ وَكُلِّ مُسْلِمٍ وَيَبْقَى شِرَارُ النَّاسِ يَتَهَارَجُونَ فِيهَا تَهَارُجَ الْحُمُرِ فَعَلَيْهِمْ تَقُومُ السَّاعَةُ

Artinya:
Ketika Dajjal sedang berbuat kerusakan seperti itu, Allõh Azza Wa Jalla mengutus ‘Isa Almasih bin Maryam. Lalu ‘Isa bin Maryam turun di dekat menara putih di sebelah timur Damaskus, dengan mengenakan pakaian dua warna, sambil meletakkan dua telapak tangannya pada sayap dua malaikat. Apabila dia menundukkan kepalanya, hujan pun turun. Apabila dia mengangkat kepalanya, maka butir-butir air (– seperti mutiara –) berjatuhan dari kepalanya. Orang kãfir tidaklah mencium bau nafasnya melainkan mati atau bau nafasnya bisa dicium sejauh mata memandang. Dia mencari Dajjal, sehingga ditemukannya di pintu gerbang kota Ludd, lalu Dajjal dibunuhnya.
Kemudian ‘Isa bin Maryam mendatangi suatu kaum yang dilindungi oleh Allõh dari Dajjal, lalu ‘Isa bin Maryam mengusap wajah mereka dan memberitahukan kepada mereka mengenai derajat mereka di surga. Ketika ‘Isa bin Maryam dalam keadaan begitu, Allõh mewahyukan kepadanya, “Sesungguhnya Aku telah mengeluarkan hamba-hamba-Ku yang tidak terkalahkan oleh siapa pun. Karena itu selamatkanlah hamba-hamba-Ku yang shõlih ke bukit.”
Kemudian Allõh mengeluarkan Ya’juj dan Ma’juj (mereka turun ke segala penjuru dari tempat yang tinggi (Al Anbiyaa’ ayat 96)). Kelompok mereka yang pertama kali melewati telaga Thabariyyah / Thiber, kemudian mereka meminum airnya hingga habis. Kelompok mereka yang akhir lewat pula, lalu mereka mengatakan, “Sungguh di tempat ini dulu ada air.”
Nabi ‘Isa dan para Shohabatnya terkepung, sehingga pada saat itu sebuah kepala sapi lebih berharga bagi mereka daripada uang seratus dinar sekarang ini. Nabi ‘Isa bin Maryam dan para Shohabatnya berdo’a agar Allõh menghancurkan Ya’juj dan Ma’juj beserta pengikutnya. Lalu Allõh menimpakan kepada mereka penyakit hidung seperti yang melanda hewan, sehingga mereka mati semuanya.
Kemudian Nabi ‘Isa dan para Shohabatnya tiba di suatu tempat di bumi. Mereka tidaklah mendapati sejengkal tanah melainkan penuh dengan bangkai-bangkai busuk, maka Nabi ‘Isa dan para pengikutnya berdo’a kepada Allõh Azza Wa Jalla. Sehingga, Allõh mengutus burung-burung sebesar punuk onta yang membawa bangkai-bangkai manusia tersebut, untuk dibuang di tempat yang dikehendaki oleh Allõh Azza Wa Jalla.
Kemudian Allõh menurunkan hujan yang menyirami setiap rumah di kota dan di desa, sehingga bumi menjadi bersih setelah tersiram hujan.
Lalu diperintahkan kepada bumi, “Munculkan buah-buahanmu, dan kembalikan keberkahanmu !
Pada hari itu sekelompok keluarga bisa kenyang dengan memakan sebuah delima dan bisa berteduh di bawah kulit buah delima. Air susu juga penuh berkah, sehingga susu seekor onta cukup untuk sekelompok orang, susu seekor sapi cukup untuk orang satu kabilah, dan susu seekor kambing cukup untuk orang sekeluarga dekat.
Ketika mereka seperti itu, Allõh mengirimkan angin baik melewati ketiak mereka. Angin tersebut merenggut nyawa setiap mukmin dan muslim, sehingga tinggallah orang-orang yang jahat / jelek yang berhiruk-pikuk bagai hiruk-pikuknya keledai, maka terjadilah kiamat yang menimpa mereka.”

Jadi ketika barisan dari orang-orang yang menjadi penolong Al Imãm Mahdi telah berhadap-hadapan dengan barisan dari kalangan Ad Dajjal (beserta pengikut Ad Dajjal termasuk orang-orang Yahudi), mereka sudah berada dalam keadaan siap berperang); maka pada saat itulah Allõh سبحانه وتعالى mengutus Nabi ‘Isa bin Maryam عليه السلام untuk turun di sebuah Menara Putih di sebelah timur Damaskus (di Syria). Nabi ‘Isa عليه السلام meletakkan kedua tangannya pada kedua sayap malaikat, jika ia menggerakkan rambutnya maka akan meneteskan air dan bila mengangkat kepalanya seolah-olah seperti permata berlian. Kalau ada orang kãfir yang bertemu dengannya dan mencium bau nafasnya maka orang kãfir itu akan menjadi mati. Nabi ‘Isa عليه السلام akan menyeret Ad-Dajjal sampai ke pintu gerbang Kota Ludd, kemudian disana Ad-Dajjal dibunuh oleh Nabi ‘Isa عليه السلام. Kemudian kepada Nabi ‘Isa عليه السلام, datanglah suatu kaum yang dijaga oleh Allõh سبحانه وتعالى dari Dajjal, lalu ‘Isa عليه السلام pun mengusap wajah-wajah mereka dan menceritakan kepada mereka derajat mereka di surga, demikian seterusnya sebagaimana diberitakan dalam Hadits yang panjang diatas.

Di dalam Kitab yang berjudul “Ithaful Jamã’ah bima Jã’a fil Fitãni wal Malãhimy wa Asyrotissã’ah” karya Syaikh Hammud bin ‘Abdullõh At Tuwaijiry 2/304, beliau berkata: “Sunnah yang shohĩh dari Nabi telah menunjukkan terhadap turunnya ‘Isa عليه السلام pada Menara Putih di sebelah timur Damaskus, berhukum dengan Kitab Allooh, membunuh Yahudi dan Nashroni, meletakkan Jizyah, membinasakan penganut agama pada zamannya (selain Islam).”

Ada pula penjelasan dari Al Imãm Ibnu Katsĩr رحمه الله dalam Kitab Tafsĩr-nya, kata beliauرحمه الله: “Keterangan yang termasyhur tentang dimana akan turunnya Nabi ‘Isa عليه السلام, ialah di Menara Putih di sebelah timur Damaskus, (di masjid sebelah timur Damaskus).”

Kemudian kata Al Imãm Ibnu Katsĩr رحمه الله: “Ini adalah riwayat yang lebih terpelihara (– yang lebih benar –).” Berikutnya beliau رحمه الله berkata: “Tidak ada di Damaskus yang dikenal sebagai menara di sebelah timur, kecuali yang ada di sebelah masjid Jãmi’ ‘Umawi (– masjid bekas peninggalan kerajaan Mu’awwiyah –) di kota Damaskus tersebut. Inilah yang paling tepat, karena Nabi ‘Isa عليه السلام akan turun sedangkan Iqomat sudah ditegakkan.”

6) Masa Hidup Nabi ‘Isa عليه السلام

Ada dua versi dalam Hadits, pertama sebagaimana dalam Hadits Riwayat Al Imãm Al Hakim no: 4163 dari Abu Hurairoh رضي الله عنه, yang telah dijelaskan diatas, bahwa Nabi ‘Isa عليه السلام akan tinggal selama 40 tahun, kemudian meninggal dan disholatkan oleh kaum Muslimin.

Kedua, dalam Hadits yang lain, yang diriwayatkan oleh Al Imãm Muslim no: 7568, dari ‘Abdullõh bin Amr bin Al Ash رضي الله عنه, beliau berkata bahwa Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم bersabda:

يَخْرُجُ الدَّجَّالُ فِى أُمَّتِى فَيَمْكُثُ أَرْبَعِينَ – لاَ أَدْرِى أَرْبَعِينَ يَوْمًا أَوْ أَرْبَعِينَ شَهْرًا أَوْ أَرْبَعِينَ عَامًا – فَيَبْعَثُ اللَّهُ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ كَأَنَّهُ عُرْوَةُ بْنُ مَسْعُودٍ فَيَطْلُبُهُ فَيُهْلِكُهُ ثُمَّ يَمْكُثُ النَّاسُ سَبْعَ سِنِينَ لَيْسَ بَيْنَ اثْنَيْنِ عَدَاوَةٌ ثُمَّ يُرْسِلُ اللَّهُ رِيحًا بَارِدَةً مِنْ قِبَلِ الشَّأْمِ فَلاَ يَبْقَى عَلَى وَجْهِ الأَرْضِ أَحَدٌ فِى قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ خَيْرٍ أَوْ إِيمَانٍ إِلاَّ قَبَضَتْهُ حَتَّى لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ دَخَلَ فِى كَبَدِ جَبَلٍ لَدَخَلَتْهُ عَلَيْهِ حَتَّى تَقْبِضَهُ

Artinya:
Dajjal akan keluar pada ummatku, kemudian akan hidup 40 saya tidak tahu 40 hari kah, 40 bulan kah atau 40 tahun kah – sehingga Allõh سبحانه وتعالى bangkitkan ‘Isa bin Maryam عليه السلام, dalam bentuk seperti ‘Urwah bin Mas’ũd, mengejar dan membinasakannya. Kemudian manusia tinggal selama 7 tahun. Yang satu tidak memusuhi yang lain, kemudian Allõh سبحانه وتعالى turunkan angin yang dingin dari arah Syam, sehingga tidak ada yang tersisa di permukaan bumi ini seorang pun, yang ada didalam hatinya sebiji sawit kebaikan atau iman kecuali akan dicabut nyawanya, sehingg seandainya seorang dari kalian akan bersembunyi di dalam sebuah gunung, maka angin itu pun akan memasukinya dan mencabut nyawanya.”

Jadi pada masa Nabi ‘Isa عليه السلام nanti, masyarakat akan hidup dalam keadaan yang damai dan sentausa. Dan kalau di dalam Hadits riwayat Al Imãm Muslim no: 7568 dari ‘Abdullõh bin Amr bin Al Ash رضي الله عنه diatas, maka sesudah 7 tahun, pada masa itu orang beriman akan mati dihempas oleh angin dingin yang Allõh سبحانه وتعالى kirimkan dari arah negeri Syam.

Yang menjadi masalah adalah, bahwa dalam Hadits tersebut Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم menyebutkan bahwa Nabi ‘Isa عليه السلام akan tinggal selama 7 tahun. Sementara itu, dalam Hadits yang sebelumnya diatas, diriwayatkan bahwa Nabi ‘Isa عليه السلام akan hidup selama 40 tahun.

Juga kita dapati pula di dalam Hadits Riwayat Al Imãm Ahmad dalam “Musnad”-nya no: 24511, dari ‘Ã’isyah رضي الله عنها, menurut Syaikh Syuaib Al Arnã’uth sanadnya adalah Hasan, bahwa Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم bersabda :

ثم يمكث عيسى عليه السلام في الأرض أربعين سنة إماما عدلا وحكما مقسطا

Artinya:
“Kemudian ‘Isa عليه السلام akan hidup di bumi ini selama 40 tahun, menjadi Imãm yang adil dan Penguasa yang adil.”

Kesimpulan dari kedua versi Hadits diatas adalah sebagaimana yang ditulis oleh Syaikh ‘Abdullõh bin Sulaiman Al Ghufaily dalam Kitabnya. Kata beliau, “Yang benar, sebagaimana yang didukung oleh riwayat Al Imãm Jalãluddĩn As Suyũthi رحمه الله dalam KitabnyaAd Durrul Mantsũr”, bahwa Nabi ‘Isa عليه السلام akan hidup selama 40 tahun, tetapi 40 tahun itu seolah-olah seperti 4 tahun karena ketika itu hari sangat cepat berjalan.”

7) Kesimpulan Para ‘Ulama Tentang Turunnya Nabi ‘Isa عليه السلام

Dibawah ini adalah pernyataan para ‘Ulama Ahlus Sunnah, tentang keyakinan mereka terhadap Turunnya Nabi ‘Isa عليه السلام di Akhir Zaman.

Pertama, seperti dikatakan oleh Al Imãm Abul Hasan Al Asy’ãry رحمه الله (setelah beliau رحمه الله ruju’ dari paham Mu’tazilah yang menyimpang, dan kembali ke manhaj Salafush Shõlih), yang mana beliau menulis Kitab yang berjudul “Maqõlãt Al Islãmiyyĩn Wakhtilãf Al Mushollĩn”, beliau berkata:
Menyatakan beriman kepada Allõh سبحانه وتعالى, kepada para Malaikat-Nya, kepada Kitab-Nya, kepada rosũl-rosũl-Nya dan beriman pula kepada apa yang datang dari Allõh سبحانه وتعالى, apa yang diriwayatkan oleh orang-orang terpercaya dari Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم, tidak menolak dari apapun semua itu dan mereka membenarkan tentang akan keluarnya Dajjal, bahwa Nabi ‘Isa عليه السلام akan membunuh Dajjal, dan mengimani semua apa yang berasal dari kata-kata mereka.”

Al Imãm Abul Hasan Al Asy’ãry رحمه الله awalnya adalah seorang Asy’ãriyyah, yang di Indonesia diyakini sebagai tokoh Ahlus Sunnah wal Jamaa’ah. Sayangnya apa yang diyakini oleh sebagian kalangan kaum Muslimin Indonesia tersebut adalah keyakinan di masa ketika Al Imãm Abul Hasan Asy’ãry رحمه الله masih berpaham Asy’ãriyyah, jadi dimasa ketika beliau رحمه الله BELUM bertaubat dan belum kembali (ruju’) kepada manhaj Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم. Akibatnya banyak terjadi kesalahan oleh sebagian kalangan kaum Muslimin di Indonesia dalam memahami tentang Ahlus Sunnah Wal Jamã’ah dan manhaj Salafush Shõlih. Hal tersebut adalah akibat kesalahan dalam mengambil ‘ilmu dari Al Imãm Abul Hasan Al Asy’ãry رحمه الله ini. Sehingga di Indonesia, yang banyak berkembang bukanlah paham Ahlus Sunnah Wal Jamã’ah, melainkan adalah paham Asy’ãriyyah. Hendaknya kaum Muslimin Indonesia mewaspadai hal ini, dan kembali kepada paham Ahlus Sunnah Wal Jamã’ah yang benar.

Adapun perkataan beliau yang disampaikan diatas dalam kajian kita kali ini adalah perkataan Al Imãm Abul Hasan Al Asy’ãry رحمه الله setelah beliau رحمه الله bertaubat dari paham Mu’tazilah-nya, atau dengan kata lain, ketika beliau رحمه الله sudah berposisi sebagai seorang Ahlus Sunnah Wal Jamã’ah.

Kedua, menurut ulama lain seperti Muhammad Siddĩq Hasan Khõn Al Qonuji, beliau mengatakan dalam Kitabnya “Al ‘Idzaa’ah”, kata beliau, “Hadits-Hadits tentang turunnya Nabi ‘Isa عليه السلام adalah banyak. Disebutkan oleh Al Imãm Asy Syaukãny رحمه الله terdapat 29 Hadits antara Shohĩh, Hasan dan Dho’ĩf yang terdukung. Diantaranya adalah yang kami sebut dalam Hadits-Hadits tentang Dajjal. Bahkan ada yang disebut-sebut dalam Hadits tentang Imãm Mahdi. Semua itu satu-sama lain digabungkan, dan semua itu berasal dari para Shohabat Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم dan semuanya termasuk dalam hukum Hadits yang Marfu’, karena itu tidak ada satu kebolehan untuk ber-Ijtihad dalam perkara-perkara berita seperti tentang Nabi ‘Isa عليه السلام.”

Kemudian dijelaskan tentang beberapa Hadits yang kata beliau adalah termasuk Hadits yang sampai pada derajat Muttawãtir.

Semua itu adalah perkataan para ‘Ulama Ahlus Sunnah bahwa turunnya Nabi ‘Isa عليه السلام adalah pasti. Termasuk ‘Ulama Ahlus Sunnah di zaman sekarang seperti Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albãny رحمه الله, beliau berkata bahwa, “Hadits-Hadits tentang Dajjal dan Hadits-Hadits tentang turunnya Nabi ‘Isa عليه السلام adalah Muttawãtir. Wajib meng-imaninya dan jangan gentar dengan apa yang diklaim oleh orang-orang yang tidak meyakini Hadits Ahad. Sebab mereka adalah orang-orang yang bodoh, yang tidak punya kemampuan untuk mengikuti jalan-jalan Hadits. Padahal kalau mereka melakukannya, maka mereka akan mengetahui bahwa Hadits-hadits tersebut adalah Muttawãtir.”

8) Hikmah Turunnya Nabi ‘Isa عليه السلام di Akhir Zaman

a) Kita meyakini Nabi ‘Isa عليه السلام dan turunnya beliau عليه السلام merupakan bantahan terhadap orang-orang Yahudi bahwa mereka telah membunuhnya dahulu; dan juga bantahan kepada orang-orang Nashroni yang menjelmakan Nabi ‘Isa عليه السلام yang lalu kata mereka bahwa Nabi ‘Isa عليه السلام telah terbunuh dikeroyok oleh Yahudi dan disalib. Karena yang disalib itu bukanlah Nabi ‘Isa عليه السلام melainkan orang yang diserupakan oleh Allõh سبحانه وتعالى seperti Nabi ‘Isa عليه السلام. Sedangkan Nabi ‘Isa عليه السلام diangkat oleh Allõh سبحانه وتعالى ke langit. Dengan turunnya Nabi ‘Isa عليه السلام, mereka akan terbantahkan karena ternyata Nabi ‘Isa عليه السلام masih hidup dan diturunkan kembali ke bumi oleh Allõh سبحانه وتعالى.

Perhatikanlah firman-Nya dalam QS. An Nisã’ (4) ayat 157 :

وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَـكِن شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُواْ فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِّنْهُ مَا لَهُم بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلاَّ اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِيناً

Artinya:
Dan karena ucapan mereka: “Sesungguhnya Kami telah membunuh Al Masih, `Isa putra Maryam, Rosũl Allõh”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan `Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) `Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah `Isa.”

b) Nabi ‘Isa عليه السلام wafat dan dikubur di dalam tanah. Nabi ‘Isa عليه السلام adalah manusia berasal dari anak-cucu Nabi ‘Adam عليه السلام, seperti disebutkan dalam Hadits Riwayat Al Imãm Muslim no: 6281, dari Shohabat Abu Hurairoh رضي الله عنه, bahwa Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم bersabda,

أَبي هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « الأَنْبِيَاءُ إِخْوَةٌ مِنْ عَلاَّتٍ وَأُمَّهَاتُهُمْ شَتَّى وَدِينُهُمْ وَاحِدٌ فَلَيْسَ بَيْنَنَا نَبِىٌّ

Artinya:
Para Nabi itu adalah bersaudara dari bapak yang sama, ibu mereka berbeda-beda, dien mereka adalah satu. Tidak ada Nabi diantara aku dengan ‘Isa عليه السلام.”

Berasal dari bapak yang sama, sedangkan ibunya berbeda-beda, maksudnya Syari’at mereka berbeda-beda, tetapi dien mereka satu.

Jadi Nabi ‘Isa عليه السلام adalah sama dengan nabi-nabi yang lain karena berasal dari tanah, maka meninggalnya pun kembali ke tanah. Maka seperti disebutkan dalam Hadits Riwayat Al Imãm Al Hakim no: 4163 yang telah kita bahas diatas, Nabi ‘Isa عليه السلام akan wafat dan disholatkan oleh kaum muslimin dan akan dikuburkan. Dan itu berarti Nabi ‘Isa عليه السلام adalah sama dengan nabi-nabi yang lain.

c) Turunnya Nabi ‘Isa عليه السلام adalah membantah orang-orang Nasrani yang mengatakan bahwa Nabi ‘Isa عليه السلام sudah berkorban menjadi penebus dosa dan rela mati untuk membalas / menebus dosa umatnya. Padahal Nabi ‘Isa عليه السلام tidak meninggal, tetapi diangkat oleh Allooh سبحانه وتعالى ke langit.

Perhatikanlah firman Allõh سبحانه وتعالى dalam QS. Ãli ‘Imrõn (3) ayat 55:

إِذْ قَالَ اللّهُ يَا عِيسَى إِنِّي مُتَوَفِّيكَ وَرَافِعُكَ إِلَيَّ وَمُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذِينَ كَفَرُواْ وَجَاعِلُ الَّذِينَ اتَّبَعُوكَ فَوْقَ الَّذِينَ كَفَرُواْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأَحْكُمُ بَيْنَكُمْ فِيمَا كُنتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ

Artinya:
(Ingatlah), ketika Allõh berfirman: “Hai ‘Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kãfir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kãfir hingga hari kiamat. Kemudian hanya kepada Aku lah kembalimu, lalu Aku memutuskan diantaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya“.

d) Adalah Mu’jizat Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم bahwa apa yang diberitakan beliau صلى الله عليه وسلم betul-betul akan terjadi. Sedang beliau صلى الله عليه وسلم bukanlah tukang sihir atau tukang ramal, melainkan Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم yang benar-benar menerima Wahyu dari Allõh سبحانه وتعالى dan hanya menyampaikan saja kepada umatnya.

e) Merupakan kekuasaan Allõh سبحانه وتعالى. Bahwa Allõh سبحانه وتعالى Maha Kuasa untuk menciptakan dan membuat jalan cerita bahwa Hari Kiamat itu ada yang Sughro (Kiamat Kecil atau mati) dan yang Kubro (Kiamat Besar). Lalu turunnya Imãm Mahdi, Dajjal, ‘Isa عليه السلام, dan seterusnya. Semua itu dihancurkan termasuk Dajjal (yang mengaku dirinya sebagai Tuhan dan mengaku bisa menunjukkan bahwa ini surga dan ini neraka), ternyata Dajjal pun akan dibunuh oleh Imãm Mahdi dan ‘Isa bin Maryam عليه السلام dan itu merupakan pertanda bahwa tidak selayaknya manusia berlaku sombong kepada Allõh سبحانه وتعالى. Karena Allõh سبحانه وتعالى dapat menghinakan orang-orang yang sombong terhadap Syari’at-Nya. Bukan saja di akhirat, melainkan di dunia saja dia sudah dihinakan oleh Allõh سبحانه وتعالى .

Demikianlah tentang turunnya Nabi ‘Isa عليه السلام dan berikutnya in syã Allõh kita akan bahas tentang Ya’juj dan Ma’juj dan seterusnya sampai dengan akhir Tanda Hari Kiamat Kubro.

TANYA JAWAB

Pertanyaan:
Diatas dijelaskan bahwa akhirnya semua manusia akan menjadi beriman, menjadi Muslim. Kemudian orang-orang muslim itu akan mati karena hembusan angin dingin. Tetapi di hari menjelang Kiamat itu akan muncul api yang menggiring manusia dan mereka akan dihempaskan ke laut. Pertanyaannya, apakah ketika Nabi ‘Isa عليه السلام itu turun, manusia menjadi muslim, lalu dimatikan oleh Allooh سبحانه وتعالى dan kemudian bagaimana kelanjutan peristiwanya ?

Jawaban:
Kalau penjelasan diatas diperhatikan bahwa pada zaman Nabi ‘Isa عليه السلام, orang-orang Yahudi masuk Islam, orang-orang Nasrani masuk Islam, bahkan agama-agama lain menyatakan kalah dan tunduk. Sehingga karena mereka semua menjadi Muslim, maka Jizyah (upeti dari orang kãfir) menjadi dihapus. Karena orang kãfir-nya sudah tidak ada.

Berikutnya, bahwa ketika Nabi ‘Isa عليه السلام turun dan hidup kembali di dunia, bahkan wafat dan disholatkan oleh kaum muslimin, berarti kaum muslimin-nya masih hidup. Lalu orang-orang muslim yang masih hidup itu akan ditiup oleh angin (seperti dikatakan dalam Hadits) yang meniup semua manusia yang di dalam hatinya ada iman, sehingga mereka semua pun akan meninggal. Artinya, kemungkinan setelah itu masih ada orang-orang yang tidak beriman, sehingga kepada mereka lah akan ditegakkan Hari Kiamat.

Hal tersebut sebagaimana dalam Hadits Riwayat Al Imãm Muslim no: 5066, dari Shohabat ‘Abdullõh bin ‘Amr bin Al Ash رضي الله عنه, bahwa beliau berkata,

عن عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ َقَالَ : لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ إِلاَّ عَلَى شِرَارِ الْخَلْقِ هُمْ

Artinya:
Kiamat tidak akan terjadi, kecuali pada orang-orang yang paling jahat.”

Orang-orang jahat itulah yang akhirnya akan digiring oleh api dalam proses Hari Kiamat berikutnya.

Pertanyaan :
Dengan tidak mengurangi keimanan terhadap datangnya Hari Kiamat, pertanyaannya adalah apakah ada keterangan mengapa yang turun justru Nabi ‘Isa عليه السلام, bukan Nabi yang lain?

Jawaban:
Sebagaimana kita ketahui bahwa semua Nabi sudah wafat. Ketika Allõh سبحانه وتعالى menceritakan tentang Nabi ‘Isa عليه السلام (dalam QS. An Nisã’ (4) ayat 157-159), Allõh سبحانه وتعالى menyatakan bahwa Allõh سبحانه وتعالى -lah yang mewafatkannya dan mengangkatnya, lalu kelak akan diturunkan kembali ke bumi.

Perhatikanlah firman Allõh سبحانه وتعالى dalam QS. An Nisã’ (4) ayat 157-159 sebagai berikut:

وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا (١٥٧) بَلْ رَفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا (١٥٨) وَإِنْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلا لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُونُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا (١٥٩

Artinya:
(157) “Dan (Kami hukum juga) karena ucapan mereka, “Sesungguhnya Kami telah membunuh Al Masih, ‘Isa putra Maryam, Rosũl Allõh”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh adalah) orang yang diserupakan dengan ‘Isa. Sesungguhnya mereka yang berselisih pendapat tentang (pembunuhan) ‘Isa, selalu dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka benar-benar tidak tahu siapa sebenarnya yang dibunuh itu, melainkan mengikuti persangkaan belaka, jadi mereka tidak yakin telah membunuhnya,
(158) Tetapi (sebenarnya), Allõh telah mengangkat ‘Isa ke hadirat-Nya. Allõh Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.
(159) Tidak ada seorangpun di antara Ahli Kitab yang tidak beriman kepadanya (Isa) menjelang kematiannya. Dan pada hari kiamat dia (‘Isa) akan menjadi saksi terhadap mereka.”

Dengan keterangan dalam Al Qur’an tersebut bahwa Nabi ‘Isa-lah عليه السلام yang Allõh سبحانه وتعالى pilih untuk menunjukkan bahwa ia tidak meninggal, melainkan beliau diangkat ke langit. Karena hanya Nabi ‘Isa عليه السلام yang masih hidup. Dan semua itu merupakan kehendak Allõh سبحانه وتعالى dan kita tidak bisa mengatakan apapun karena Allõh سبحانه وتعالى -lah yang Mencipta dan Dia-lah yang Memilih, sesuai dengan Kehendak-Nya.

Pertanyaan:
Ketika Nabi ‘Isa عليه السلام turun ke bumi apakah beliau sudah dalam kondisi dewasa, apakah Imãm Mahdi juga sudah dalam kondisi demikian?

Jawaban:
Tentunya ketika Imãm Mahdi menjadi pemimpin, penguasa, adalah orang yang sudah dewasa dan sudah matang dan seterusnya, dan dijelaskan oleh Hadits Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم tidak sampai pada (tentang) umurnya, tetapi intinya orang itu sudah menjadi pemimpin dan dewasa dan bisa mengatur berbagai perkara. Demikian pula Nabi ‘Isa عليه السلام pun juga sudah dewasa.

Pertanyaan :
Mohon dijelaskan apakah arti Mu’tazilah, Khawarij dan ‘Asy’ãriyyah ?

Jawaban :
Tiga sebutan tersebut adalah tergolong dalam kategori Firqoh (golongan). Seperti dijelaskan oleh Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم bahwa umat Islam akan terpecah menjadi 73 Firqoh (golongan). Satu golongan akan selamat dan selebihnya akan celaka. Munculnya firqoh itu pertama-tama dipelopori oleh 4 kelompok. Diantaranya oleh kelompok Jahmiyah, Khawarij, Syi’ah dan Qodariyyah. Selanjutnya bertambah banyak lagi dengan kelompok-kelompok lain termasuk diantaranya adalah Mu’tazilah dan Asy’ãriyyah. Mu’tazilah berkembang (terpecah) lagi, lalu menjadi Asy’ãriyyah.

Abul Hasan Al Asy’ãry رحمه الله ketika usia mudanya, beliau dibesarkan oleh ayah tirinya, karena ibunya menikah dengan seorang tokoh Mu’tazilah yang bernama Al Juba’i. Selama 40 tahun Abul Hasan Al Asy’ãry رحمه الله menjadi tokoh Mu’tazilah, yang merupakan hasil dari pengkaderan ayah tirinya. Tetapi Allõh سبحانه وتعالى memberikan petunjuk (hidayah) kepada beliau, sehingga akhirnya beliau bertaubat dan ruju’ (kembali) menjadi seorang Ahlus Sunnah wal Jamã’ah.

Khawarij adalah kelompok (golongan) yang termasuk 73 Firqoh. Khawarij berasal dari kata “Khaarij” artinya “Keluar”. Mereka itu “keluar”, artinya tidak mau menerima apa yang ditetapkan dan disepakati oleh para Shohabat Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم yang ketika itu telah memberikan suatu ketetapan sebagai kunci perdamaian. Mereka keluar dari ketetapan itu dan memprotes kepada pemerintahan (yang memerintah diatas Syari’at Islam) yang sah, sehingga mereka disebut “Khaarij” atau golongan Khawarij.

Sampai sekarang, pokok-pokok keyakinan kaum Khawarij itu adalah bahwa mereka melakukan oposisi terhadap pemerintah (yang memerintah diatas Syari’at Islam) yang sah. Dalam teori Islam, dalam Pemerintah (yang memerintah diatas Syari’at Islam) yang sah, tidak boleh ada oposisi. BERBEDA dengan paham demokrasi, oposisi merupakan bagian dari mekanisme demokrasi. Tetapi dalam Pemerintahan Islam (Pemerintahan yang berlandaskan kepada Syari’at Islam), maka tidak boleh ada oposisi. Orang yang melakukan perlawanan terhadap Pemerintahan Islam (Pemerintahan yang berlandaskan kepada Syari’at Islam) yang sah, maka disebut Khawarij dan itu adalah firqoh (golongan) yang sesat. Diantara kesesatannya adalah bahwa mereka meyakini apabila ada orang berbuat dosa (apalagi dosa besar), maka ia dihukumi sebagai kãfir. Misalnya ada orang berbuat zina, atau memakan riba, maka ia langsung disebut kãfir. Dengan demikian, firqoh yang suka mudah mengkãfirkan orang berbuat dosa itulah kaum Khawarij.

Asy’ãriyyah adalah nisbath (dikaitkan) dengan nama Abul Hasan Al Asy’ãry رحمه الله, karena memang (seperti disebutkan diatas) ia selama 40 tahun bergelimang di dalam paham Mu’tazilah. Kemudian Allõh سبحانه وتعالى memberikaan hidayah (petunjuk) padanya dengan menulis Kitab, diantaranya adalah Kitab “Maqõlãtul Islãmiyyĩn” dan Kitab “Al Imãmah” sebagai pertanda bahwa beliau bertaubat dan telah ruju’ kepada Ahlus Sunnah wal Jamã’ah, merevisi semua apa yang menjadi keyakinan beliau رحمه الله sebelumnya, yaitu ketika beliau رحمه الله masih berpaham Mu’tazilah. Dan beliau رحمه الله berhijrah kembali kepada ‘aqĩdah Ahlus Sunnah wal Jamã’ah.

Adapun apa yang diyakini oleh kebanyakan kaum Muslimin Indonesia, misalnya meyakini Sifat Duapuluh. Itu salah satu ciri-cirinya paham Asy’ãriyyah. Menyatakan bahwa Sifat Yang Wajib bagi Allõh سبحانه وتعالى adalah 20, Sifat yang Mustahil ada 20 dan Sifat yang Ja’iz ada 1 (satu). Lalu Sifat yang Wajib bagi Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم ada 4, Sifat yang Mustahil bagi Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم ada 4 (empat) dan sifat Yang Ja’iz ada 1 (satu). Semua Sifat tersebut berjumlah 50. Orang yang meyakini seperti itu adalah orang yang ber-afiliasi kepada Firqoh Asy’ãriyyah, karena yang seperti itu jelas bukan keyakinan Ahlus Sunnah Wal Jamã’ah.

Karena Sifat Duapuluh itu merupakan ‘aqĩdah dari Abul Hasan Al Asy’ãry رحمه الله sewaktu beliau meyakini antara Mu’tazilah dan Ahlus Sunnah wal Jamã’ah, yang disebut Madzhab Kullãbiyyah.

Padahal dalam pemahaman Ahlus Sunnah wal Jamã’ah, Sifat Allõh سبحانه وتعالى itu hanya Allõh سبحانه وتعالى yang Maha Mengetahui jumlahnya. Hal ini berdasarkan sabda Roũlullõh صلى الله عليه وسلم dalam Hadits Riwayat Al Imãm Ibnu Hibban dalam “Shohĩh Ibnu Hibban”-nya no: 972, dari Shohabat ‘Abdullõh bin Mas’uud رضي الله عنه:

…أسألك بكل اسم سميت به نفسك، أو أنزلته في كتابه، أوعلّمته أحدا من خلقك أو استأثرت به في علم الغيب عندك …

Artinya:
“… Aku memohon kepada-Mu dengan perantara seluruh Nama yang dengannya Engkau namai Diri-Mu, Nama yang Engkau turunkan di dalam Kitab-Mu, Nama yang Engkau ajarkan kepada salah satu diantara makhluk-Mu dan juga Nama yang Engkau sembunyikan pengetahuannya dalam ilmu ghoib di sisi-Mu…”

Dan Ibnu Qoyyim Al Jauziyyah رحمه الله menjelaskan tentang hal ini dalam Kitab beliau berjudul “Faidatun Jalĩlatun fi Qowa’idil Asmail Husnã” adalah sebagai berikut: “Bahwa sesungguhnya nama-nama yang baik bagi Allõh tidaklah dibatasi oleh batasan dan bilangan tertentu, karena sesungguhnya Allõh سبحانه وتعالى masih merahasiakan nama-nama-Nya yang ada dalam ilmu ghoib di sisi-Nya. Nama-nama tersebut tidak diketahui oleh malaikat yang terdekat dengan Allõh sekalipun dan tidak diketahui oleh nabi yang diutus-Nya.”

Dan memang kemudian di akhir hidupnya, Abul Hasan Al Asy’ãry رحمه الله kembali (ruju’) kepada Ahlus Sunnah wal Jamã’ah melalui tulisan beliau dalam KitabAl Imãmah”.

Dengan demikian, hendaknya kita memprioritaskan diri untuk memahami Ahlus Sunnah wal Jamã’ah yang sebenarnya, daripada menghabiskan umur dengan “melanglang-buana” meyakini firqoh-firqoh lain diluar Ahlus Sunnah Wal Jamã’ah. Karena firqoh-firqoh itu sangat beragam. Misalnya: Shufi. Firqoh Shufiyah ini ternyata di dalamnya juga sangat rumit, karena Shufi juga telah berpecah-pecah lagi menjadi berbagai sekte dan golongan.

Sementara, kalau kita mempelajari dan memahami tentang Ahlus Sunnah Wal Jamã’ah yang sebenarnya, maka dengan mengetahui yang satu itu saja in syã Allõh akan benar. Diluar dari pemahaman Ahlus Sunnah Wal Jamã’ah, maka kita menyatakan bahwa mereka itu telah keluar dari Ahlus Sunnah Wal Jamã’ah. Dengan demikian, umur kita lebih efektif; daripada kita “melanglang-buana” kesana kemari mempelajari firqoh-firqoh yang membingungkan yang jumlahnya sangat banyak itu dan hal tersebut pun tidak ada manfaatnya.

Kuncinya adalah : Jangan coba-coba mempelajari Filsafat, karena bila seseorang mempelajari Filsafat maka ia akan menjadi seorang Rasionalis, yang pada akhirnya akan membantah Al Islãm dengan melalui akalnya. Dan hal itu adalah tidak benar.

Pertanyaan:
Dijelaskan bahwa ketika turun Nabi ‘Isa عليه السلام, maka semua manusia akan menjadi muslim. Berarti mereka calon masuk surga. Apakah demikian? Mohon penjelasannya.

Jawaban:
Kalau seseorang muslim maka akhirnya akan masuk surga, dan semua itu adalah aturan Allooh سبحانه وتعالى. Tetapi setelah masa-masa Nabi ‘Isa عليه السلام wafat, kekufuran muncul kembali. Maka dalam Hadits (seperti disebutkan diatas), mereka akan digiring oleh api menuju tempat berkumpulnya mereka. Itu menunjukkan bahwa ada masa lagi setelah Nabi ‘Isa عليه السلام wafat. Dan kita tidak tahu ketika setelah Nabi ‘Isa عليه السلام turun lagi itu kualitas muslimnya seperti apa. Tetapi yang penting dalam Hadits diberitakan bahwa bila seseorang yang di dalam hatinya ada iman meskipun sebiji sawi maka ia akan dihempaskan oleh angin yang dingin dan mereka akan mati.

Tentu derajat surga hanya Allõh سبحانه وتعالى yang Maha Tahu. Kita tidak tahu apakah akan mengalami masa Imãm Mahdi, Dajjal dan Nabi ‘Isa عليه السلام ataukah tidak; namun cukuplah kiranya dengan apa yang sudah kita alami. Mudah-mudahan Allõh سبحانه وتعالى meng-istiqõmah-kan kita dalam dien sehingga kita meninggal dalam keadaan Husnul Khõtimah.

Ingat, Imãm Mahdi yang kita pahami tersebut diatas (di dalam keyakinan Ahlus Sunnah Wal Jamã’ah), bukanlah Imãm Mahdi sebagaimana yang dipahami oleh kaum Syi’ah sebagai bagian dari Imãm mereka yang duabelas.

Pertanyaan:
Mohon penjelasan tentang Mu’jizat Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم.

Jawaban:
Mu’jizat Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم jumlahnya ada ratusan mu’jizat. Oleh para ‘Ulama Ahlus Sunnah bahkan ditulis suatu Kitab berjudul “Mu’jizatturrosũl”, yakni suatu Kitab yang memuat tentang Mu’jizat Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم, yang jumlahnya ratusan. Dan salah satu Mu’jizat Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم adalah Al Qur’an. Mu’jizat-mu’jizat beliau صلى الله عليه وسلم terlalu panjang untuk diuraikan satu demi satu sekarang, karena waktu kajian kita terbatas.

Pertanyaan:
Tentang kalahnya Dajjal oleh Nabi ‘Isa عليه السلام, bagaimana bentuknya? Apakah ia mati dibunuh atau dipenggal kepalanya, ataukah begitu Dajjal bertemu Nabi ‘Isa عليه السلام langung lemas dan akhirnya mati?

Jawaban:
Seperti yang ditemui dalam Hadits, Dajjal ketika bertemu dengan Nabi ‘Isa عليه السلام menjadi seperti garam yang larut dalam air (mencair). Perhatikanlah Hadits riwayat Al Imãm Muslim no: 2970, dari Shohabat Abu Hurairoh رضي الله عنه, bahwa Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم bersabda:

فإذا رآه عدو الله ذاب كما يذوب الملح في الماء فلو تركه لانذاب حتى يهلك ولكن يقتله الله بيده فيريهم دمه في حربته

Artinya:
Maka apabila Dajjal melihatnya (– melihat ‘Isa عليه السلام – pent.), dia akan meleleh seperti melelehnya garam di dalam air. Jika dibiarkan maka dia (Dajjal) akan binasa, akan tetapi Allõh سبحانه وتعالى membunuhnya melalui tangan ‘Isa عليه السلام, sehingga Allõh سبحانه وتعالى perlihatkan kepada manusia darahnya pada tombaknya (– tombak ‘Isa عليه السلام – pent.)”

Demikian digambarkan dalam Hadits. Bentuknya Wallõhu a’lam.

Pertanyaan;
Bagaimana tentang paham (keyakinan) Syi’ah?

Jawaban:
Salah satu diantaranya, kalau dilihat dari segi hukumnya, para Imãm Ahlus Sunnah wal Jamã’ah menyatakan bahwa Syi’ah Ja’fariyah tergolong kãfir, karena mereka mengingkari Al Qur’an, mengingkari Khulafã’ur rosyidĩn, mengkafirkan para Shohabat Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم dan sebagainya. Menurut Ahlus Sunnah wal Jamã’ah, mereka terhukumi sebagai Kãfir.

Ada diantara Syi’ah yang tidak kãfir, tetapi tergolong Bid’ah yaitu yang disebut dengan paham Azza’idiyyah, tetapi sekarang Azza’idiyyah ini sudah rapuh dan semakin hilang.

Sekian bahasan kita mudah-mudahan bermanfaat, dan bila kita mengingat Hari Kiamat, maka seperti ketika Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم menjawab pertanyaan Shohabatnya tentang kapankah Hari Kiamat, maka beliau صلى الله عليه وسلم bersabda dengan pertanyaan pula: “Apa yang sudah engkau siapkan untuk menghadapi Hari Kiamat?

Teori atau pelajaran tentang Hari Kiamat harus diimani. Dan yang paling penting bagi kita adalah: “Apa yang sudah kita persiapkan menjelang Hari Kiamat”, karena Kiamat itu datangnya secara tiba-tiba.

Alhamdulillah, kiranya cukup sekian dulu bahasan kita kali ini, mudah-mudahan bermanfaat. Kita akhiri dengan Do’a Kafaratul Majlis :

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Jakarta, Senin malam, 17 Robi’ul Awwal 1429 H – 31 Maret 2008 M.

 

——- 0O0 ——-

Silakan download PDF :    Turunnya Isa AQI 310308FNL

26 Comments leave one →
  1. Rivolina permalink
    21 July 2011 12:00 pm

    Assalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh. Ana mohon izin meng-copy paste materi-materi antum ustadz. Barokallohu fiikum

    • 21 July 2011 4:01 pm

      Wa ‘alaikumussalaam Warohmatulloohi Wabarokaatuh,
      Silakan saja… semoga menjadi ilmu yang bermanfaat bagi kita semua… Barokalloohu fiik

      • freddy permalink
        25 July 2011 11:42 am

        Berarti ISA memang jalan yang lurus untuk ke surga kan?

      • 5 August 2011 10:43 am

        Perlu anda ketahui bahwa:
        1) Isa ‘Alaihissalaam yang kami sebutkan disini adalah Nabi dan Rosuul yang Allooh Subhaanahu Wa Ta’aalaa utus sebagai Nabi dan Rosuul UNTUK BANI ISROO’IL SEBELUM TURUNNYA ROSUULULLOOH MUHAMMAD Sholalloohu ‘Alaihi WassallamDan ‘Isa BUKAN sebagaimana yang dipahami oleh orang-orang Kristiani, karena mereka menganggapnya sebagi Tuhan Yesus Kristus.
        2) Nabi ‘Isa ‘Alaihissalaam yang kami bahas disini adalah Nabi ‘Isa VERSI AJARAN MUHAMMAD Sholalloohu ‘Alaihi Wassallam, dimana ‘Isa Alaihissalaam akan turun di akhir zaman untuk:
        a) Bersama Imaam Mahdi akan membunuh Dajjal
        b) Menjadi Makmum sholat pada Imaam Mahdi
        c) MENJALANKAN AJARAN MUHAMMAD SHOLALLOOHU ‘ALAIHI WASSALLAM (ISLAM) DAN TIDAK MENGHIDUPKAN AJARAN YANG PERNAH DIDAKWAHKANNYA KEPADA BANI ISROO’IL, APALAGI MEMBAWA SYARI’AT / AJARAN BARU.

        Apabila anda berkeyakinan seperti ini, maka anda adalah seperti apa yang diyakini oleh Muslim. Tetapi jika tidak, maka seperti hanya mendengar Nabi ‘Isa ‘Alaihissalaam akan turun di akhir zaman lalu anda berobsesi dengan itu, maka ilmu anda perlu dikoreksi lebih lanjut…

  2. 25 July 2011 6:36 pm

    Ustadz, ana izin copas ke bekalakhirat.wordpress.com….
    Syukran… 🙂

  3. Nasywah khairunnisa permalink
    28 July 2011 3:47 am

    Assalamualaikumussalam..afwan bapak ustadz, ana minta izin copas meteri kajiannya… terimakasih sebelum dan sesudahnya 🙂 wa’alaikumussalam.

    • 28 July 2011 3:25 pm

      Wa alaikumussalaam Warohmatulloohi Wabarokaatuh…
      Silakan saja, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat…. Barokalloohu fiiki

  4. 12 August 2011 5:09 pm

    Ustad, ada tidak penelitian tentang Turunnya Nabi Isa? Kira-kira kapan dan tahun berapa sesuai tanda tanda menurut hadis yang sohih?

    • 9 September 2011 8:57 pm

      Tahun berapa akan turunnya Nabi Isa ‘alaihissalaam TIDAK DIJELASKAN DALAM AL QUR’AN DAN AS SUNNAH. Itu adalah hal yang GHOIB, hanya Allooh Subhaanahu Wa Ta’aalaa yang Maha Mengetahuinya.

  5. 23 August 2011 10:52 am

    Assalamu’alaikum bapak Ustadz, terimakasih atas berbagai ulasan yang ada di wordpress ini. menemani waktu senggang saya untuk menambah ilmu & bekal akhirat. Mohon ijin copy paste ya ustadz, terima kasih. Wassalamu’alaikum…

    • 28 August 2011 7:43 pm

      Wa ‘alaikumussalaam Warohmatulloohi Wabarokaatuh,
      Silakan saja… semoga menjadi ilmu yang bermanfaat bagi kita semua… dan semoga Allooh Subhaanahu Wa Ta’aalaa menambah kegigihan anti dalam menuntut ilmu dien… Barokalloohu fiiki

  6. 4 January 2012 3:45 pm

    Asalamualaikum pak Ustad setelah membaca artikel ini saya ingin tanya, bahwa Nabi pernah bersabda pada sahabat beliau mengatakan bahwa tidak ada lagi nabi yang akan ada setelahku.
    Yang menjadi pertanyaan saya, apakah misi Nabi kita muhammad SAW belum selesai, karena Nabi Isa akan turun kembali ke bumi, mohon penjelasanya pak Ustad. Terimakasih, wasallam

    • 5 January 2012 6:04 am

      Wa ‘alaikumussalaam Warohmatulloohi Wabarokaatuh,

      NABI MUHAMMAD Sholalloohu ‘Alaihi Wassallam adalah NABI DAN ROSUUL TERAKHIR, dan TIDAK ADA NABI DAN ROSUUL SESUDAH NABI MUHAMMAD Shollalloohu ‘Alaihi Wassallam. Dan barangsiapa meyakini selain dari hal ini, maka dia Kaafir dan tidak tergolong ummatnya (alias Murtad).

      Adapun NABI ‘ISA ‘Alaihissallam yang akan Allooh Subhaanahu Wa Ta’aalaa turunkan kembali ke bumi, adalah BUKAN SEBAGAI NABI ATAU ROSUUL YANG AKAN MEMBAWA SYARI’AT BARU, TETAPI NABI ‘ISA ‘ALAIHISSALLAM TETAP MENGIKUTI SYARI’AT NABI MUHAMMAD Sholalloohu ‘Alaihi Wassallam. Dan misi Nabi ‘Isa ‘Alaihissallam diturunkan kembali oleh Allooh Subhaanahu Wa Ta’aalaa tersebut adalah UNTUK MEMBUNUH DAJJAL.

      Barokalloohu fiika..

  7. 10 February 2012 8:59 am

    Assalamu‘alaikum Warohmatulloohi Wabarokaatuh…
    Ustadz ana minta izinnya untuk mengcopy artikel-artikel yang ada disini…
    Syukron, Baarokallohu fiyk…

    • 11 February 2012 4:13 pm

      Wa ‘alaikumussalaam Warohmatulloohi Wabarokaatuh,
      Silakan saja… semoga dapat menjadi ilmu yang bermanfaat bagi kita semua… Barokalloohu fiika

  8. hendri setiawan permalink
    28 February 2012 10:12 pm

    Asaalamu’alaikum sahabatku semua, bertanyanya jangan nyeleneh atau macem-macem ya… jangan kayak orang Yahudi, biarpun sudah dijelaskan tetap nanya terus, sampai-sampai hampir tugasnya gak dikerjakan ketika disuruh mencari sapi.
    Tentang turunya Nabi Isa kan sudah dijelaskan di dalam kitab Al Quran, ada yang terjemahannya lho, yang pakai abjad Indonesia. Jazakalah

  9. 16 August 2012 10:53 pm

    Assalamualaikum ustad, ane mau tanya nih…..kalo menurut ustad, Islam yang bener-bener Islam sesungguhnya atau yang dibilang Rosulullah adalah Ahlusunnah wal Jamaah itu yang seperti apa? Ane bingung karena tadi kata ustad, kalo yang meyakini Sfat 20 bukan dari Ahlus Sunnah wal Jamaah… balas di email ajah ustad : muhammadsyaefudhin@gmail.com — Terimakasih, jazakalah

  10. andi permalink
    13 October 2012 12:54 pm

    Assalamu alaikum ustadz, mohon izin copy artikel antum, jazakallahu…wassalamu alaikum

    • 13 October 2012 9:04 pm

      Wa ‘alaikumussalaam Warohmatulloohi Wabarokaatuh,
      Silakan saja… semoga menjadi ilmu yang bermanfaat… Barokalloohuf fiika..

  11. 24 February 2013 4:23 pm

    Alhamdulillah gambaran siapa Al Masih di akhir zaman sudah bisa dikenali

  12. muhammad Rafiq permalink
    21 March 2014 1:28 pm

    Assalamu’alaikum wa rahmatullaahi wa barakatuh,,Ana mohon idzin dan ridhonya copy seluruh teks/artikel Ustadz,,,sebelum dan sesudahnya ana haturkan terima kasih..Baarakallaahu fiikum

    • 23 March 2014 5:52 am

      Wa ‘alaikumussalaam Warohmatulloohi Wabarokaatuh,
      Silakan saja… semoga menjadi ilmu yang bermanfaat… Barokalloohu fiika

  13. Tuty Alfiani permalink
    11 August 2014 3:44 pm

    Assalamua’laikum ya ustadz
    Mohon izin ngopy artikel ini , ya ustadz

    Syukran
    Jazakallahu, wassalamualaikum .

    • 16 August 2014 8:08 pm

      Wa ‘alaikumussalaam Warohmatulloohi Wabarokaatuh,
      Silakan saja…. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat… Barokalloohu fiiki

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.