Skip to content

Surga dan Neraka (Bagian-2)

14 July 2012

(Transkrip Ceramah AQI 270409)

SURGA DAN NERAKA (BAGIAN-2)

Oleh: Ustadz Achmad Rofi’i, Lc.

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Muslimin dan muslimat yang dirahmati Allooh سبحانه وتعالى,

Dalam kajian lalu telah dibahas Hadits shohiih tentang masalah Sholat Al Khusuf (Sholat Gerhana), dimana dalam Hadits tersebut Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم melihat Surga dan Neraka sedangkan beliau صلى الله عليه وسلم dalam keadaan sholat. Dan pada saat itu pun beliau صلى الله عليه وسلم berada di bumi. Maka itu adalah salah satu mu’jizat Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم, juga bagian dari kekuasaan Allooh سبحانه وتعالى.

Hal itu adalah sebagaimana dalam Hadits Riwayat Al Imaam Al Bukhoory no: 5197 dan Al Imaam Muslim no: 907, dari shohabat ‘Abdullooh bin ‘Abbas رضي الله عنه, beliau berkata, “Telah terjadi gerhana matahari, sehingga Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم melakukan Sholat Gerhana (Sholat Al Khusuf), kemudian beliau صلى الله عليه وسلم bersabda:

إني رأيت الجنة قتناولت منها عنقودا ولو أخذته لأكلتم منه ما بقيت الدنيا ورأيت النار فلم أر كاليوم منظرا قط ورأيت أكثر أهلها النساء قالوا بم ؟ يا رسول الله قال بكفرهن قيل أيكفرن بالله ؟ قال بكفر العشير وبكفر الإحسان لو أحسنت إلى إحداهن الدهر ثم رأت منك شيئا قالت ما رأيت منك خيرا قط

Artinya:
Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua dari sekian tanda kekuasaan Allooh سبحانه وتعالى. Terjadinya gerhana atas keduanya bukanlah karena kematian atau kelahiran seseorang. Apabila kalian melihat gerhana, berdzikirlah (– sholatlah — ) kepada Allooh سبحانه وتعالى !”
Para shohabat bertanya, “Wahai Rosuulullooh, kami melihat engkau di tempat berdirimu (ketika sholat gerhana) seakan-akan mengambil sesuatu, kemudian kami melihat engkau menghindar dari sesuatu?
Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda , “Sesungguhnya aku melihat jannah (surga), maka aku memegang seuntai anggur. Andai aku mengambilnya, sungguh kalian akan makan darinya selama dunia ini masih ada. Aku juga melihat neraka yang aku belum pernah melihat pemandangan seperti ini dan aku melihat kebanyakan penghuninya adalah wanita.”
Shohabat bertanya, “Apa sebabnya, wahai Rosuulullooh?
Jawab Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم, “Mereka berbuat kekufuran.”
Shohabat bertanya, “Apakah kekufuran kepada Allooh سبحانه وتعالى?”
Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda, “Kekufuran kepada suami yakni dengan mengingkari kebaikannya. Seandainya engkau (suami) berbuat baik kepada salah seorang istri seumur hidupmu kemudian dia melihat satu kejelekan darimu, dia akan berkata, ‘Belum pernah aku melihat satu kebaikan pun darimu’.”

Memang sebagaimana apa yang disampaikan oleh Syaikh ‘Umar Sulaiman Al Asyqor حفظه الله dalam Kitab beliau yang berjudul “Al Jannatu Wan Naaru”, dimana beliau mengemukakan bahwa: para ‘Ulama Ahlus Sunnah wal Jamaa’ah berbeda pendapat tentang dimana letak Neraka sekarang:
1) Maka sebagian ‘Ulama berpendapat bahwa Neraka itu berada di bumi paling bawah.
2) Sedangkan sebagian ‘Ulama yang lain berpendapat bahwa Neraka itu berada di langit.
3) Dan yang lain lagi mengambil sikap tawaquf (tidak berpendapat apa-apa) tentang hal itu.

Sedangkan Syaikh ‘Umar Sulaiman Al Asyqor حفظه الله cenderung pada pendapat yang ke-3 ini, sehubungan dengan tidak adanya nash yang terang dan shohiih yang menerangkan tentang lokasi Neraka; dimana diantara para ‘Ulama Ahlus Sunnah yang mendukung pendapat ini adalah Al Imaam Jalaaluddin As Suyuuthi رحمه الله yang mengatakan: “Dan berhenti tentang Neraka, maksudnya tidak mengatakan apa-apa dalam perkara tempat Neraka itu dimana, sebab tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allooh سبحانه وتعالى. Tidak ada yang shohiih menurut saya. Tidak ada satu Hadits pun menurut saya yang saya dapat bertumpu padanya.” (lihat Kitab “Yaqdzoh Ulil I’tibar” tulisan Syaikh Siddiq Hasan Khoon رحمه الله halaman 47)

Kemudian Syaikh ‘Umar Sulaiman Al Asyqor حفظه الله dalam Kitab yang sama juga menambahkan perkataan Syaikh Waliyullooh Addahlawy dalam ‘Aqiidah-nya, dimana beliau mengatakan dalam hal ini adalah sebagai berikut: “Tidak ada satu nash pun yang menentukan dimana tempatnya Surga dan Neraka. Yang jelas di tempat yang Allooh سبحانه وتعالى kehendaki. Karena kita tidak memiliki kemampuan untuk memiliki ilmu yang mencakup tentang makhluk Allooh سبحانه وتعالى dan alam-Nya.”

Lalu Syaikh ‘Umar Sulaiman Al Asyqor حفظه الله menegaskan apa yang disimpulkan oleh Syaikh Siddiq Hasan Khoon رحمه الله pada saat beliau mengomentari pernyataan Syaikh Waliyullooh Addahlawy tadi: “Inilah pernyataan yang paling kuat dan hati-hati, in syaa Allooh Ta’aalaa.” (lihat Kitab “Yaqdzoh Ulil I’tibar” tulisan Syaikh Siddiq Hasan Khoon رحمه الله halaman 47)

Demikianlah seputar pernyataan para ‘Ulama Ahlus Sunnah kepada kita tentang dimana posisi neraka. Tetapi bila kita lihat pernyataan-pernyataan tersebut diatas, baik pernyataan Al Imaam As Suyuuthi رحمه الله, atau Syaikh Siddiq Hasan Khoon رحمه الله, bahwa tidak ada Hadits yang shohiih yang memberitakan kepada kita tentang dimana letak Neraka itu berada. Sehingga tidak bisa kita katakan bahwa adanya neraka itu di langit atau di bumi, karena haditsnya tidak shohiih. Yang jelas: Hanya Allooh سبحانه وتعالى yang tahu, dimana tempat neraka itu berada. Yang penting bagi kita bukan mencari tahu tentang tempatnya, melainkan apakah yang sudah kita persiapkan agar amalan kita bisa menjauhkan kita dari api neraka tersebut.

Berapa luas Surga dan Neraka ?

Di kajian lalu, telah kita bahas ayat Al Qur’an yang menjelaskan tentang luasnya surga yang seluas langit dan bumi; yaitu dalam QS. Al Hadiid (57) ayat 21 :

سَابِقُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا كَعَرْضِ السَّمَاء وَالْأَرْضِ أُعِدَّتْ لِلَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَن يَشَاءُ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ

Artinya:
Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Robmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allooh dan Rosuul-rasuul-Nya. Itulah karunia Allooh, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allooh mempunyai karunia yang besar.

Gambaran lain tentang luasnya surga adalah sebagaimana dalam Hadits Riwayat Al Imaam Al Bukhory no: 6552, dari Shohabat Sahl bin Sa’ad رضي الله عنه, bahwa Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda :

إنَّ في الجنَّةِ لشجرةً ، يسيرُ الرَّاكبُ الجوادُ المُضمِرُ السَّريعُ مائةَ عامٍ ما يقطعُها

Artinya:
Sesungguhnya di dalam surga ada sebatang pohon yang meskipun penunggang kuda berlari dalam bayangannya selama seratus tahun, ia belum bisa mencapai akhir bayangannya.”

Sedangkan jarak antara dua daun pintu surga adalah sebagaimana digambarkan dalam Hadits Riwayat Al Imaam Muslim no: 194, dari Shohabat Abu Hurairoh رضي الله عنه, bahwa Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda:

فَيَقُولُ اللهُ تَعَالَى: يَا مُحَمَّدُ، أَدْخِلْ مَنْ لَا حِسَابَ عَلَيْهِ مِنْ أُمَّتِكَ مِنَ الْبَابِ الْأَيْمَنِ، وَهُمْ شُرَكَاءُ النَّاسِ فِي الْأَبْوَابِ الأُخَرِ، وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ إِنَّ مَا بَيْنَ الْمِصْرَاعَيْنِ مِنْ مَصَارِيعِ الْجَنَّةِ مَا بَيْنَ عِضَادَتَيِ الْبَابِ لَكَمَا بَيْنَ مَكَّةَ وَهَجَرٍ أَوْ هَجَرٍ وَمَكَّةَ وفي رواية مَكَّةَ وَبُصْرَى

Artinya:
Allooh سبحانه وتعالى berfirman padaku: “Wahai Muhammad, masukkanlah ke surga ummatmu yang bebas hisab dari pintu kanan surga, dan selain mereka lewat pintu yang lain lagi.” Demi Allooh yang menguasai diri Muhammad, sesungguhnya antara dua daun pintu di surga sebanding antara Mekkah dan Hajar (– daerah Palestina – pent.), atau antara Mekkah dan Bashra (– Iraq – pent.).”

Adapun tentang Neraka, maka dari beberapa dalil berikut ini akan kita ketahui bahwa ternyata Neraka adalah sangat luas, sangat besar, sangat dalam dan sangat panas.

Perhatikanlah Al Qur’an Surat Qoof (50) ayat 30 :

يَوْمَ نَقُولُ لِجَهَنَّمَ هَلِ امْتَلَأْتِ وَتَقُولُ هَلْ مِن مَّزِيدٍ

Artinya:
(Dan ingatlah akan) hari (yang pada hari itu) Kami bertanya kepada Jahannam: “Apakah kamu sudah penuh?” Dia (– Neraka — pen.) menjawab: “Masih adakah tambahan?

Dari ayat tersebut dapatlah kita ambil pelajaran bahwa Jahannam adalah nama dari bagian di neraka.
1) Jahananam adalah nama salah satu neraka, bukan derajat neraka.
2) Allooh سبحانه وتعالى berdialog dengan neraka.
3) Jahannam bisa berbicara.

Itu adalah ayat Al Qur’an dimana kita tidak boleh ragu-ragu atasnya dan tidak boleh mengkufurinya, karena itu adalah firman Allooh سبحانه وتعالى.

Bagaimana bisa dikatakan bahwa neraka itu sangat luas? Di dalam Hadits Riwayat Al Imaam Al Bukhoory no: 6661, Hadits Riwayat Al Imaam Muslim no: 7256 dan Al Imaam At Turmudzy no: 3272, dari Shohabat Anas bin Maalik رضي الله عنه, bahwa Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda:

لَا تَزَالُ جَهَنَّمُ {تَقُولُ هَلْ مِنْ مَزِيدٍ} حَتَّى يَضَعَ رَبُّ الْعِزَّةِ فِيهَا قَدَمَهُ فَتَقُولُ قَطْ قَطْ

Artinya:
Senantiasa ke dalam Jahannam itu dicampakkan dan dilempari dengan penghuninya (penghuni neraka), tetapi Jahannam itu selalu mengatakan: ‘Apakah masih ada tambahan ya Allooh?’ Dan terus-menerus tidak pernah penuh sampai dengan Allooh meletakkan kaki-Nya, lalu Jahannam mengatakan: ‘Cukup, cukup’.”

Dari hadits diatas dapat diambil pelajaran bahwa Neraka Jahannam itu tidak pernah akan penuh kecuali jika Allooh سبحانه وتعالى meletakkan kaki-Nya ke dalamnya. Hadits tersebut berbicara tentang neraka, tetapi di dalamnya terdapat pelajaran (‘Aqiidah) sebagai berikut:

1) Allooh سبحانه وتعالى mencampakkan penghuni neraka setiap saat. Selalu saja ada tambahan.
2) Bahwa Jahannam berbicara (baik dinyatakan dalam ayat Al Qur’an maupun dalam Hadits).
3) Jahannam akan penuh jika Allooh سبحانه وتعالى meletakkan kaki-Nya.
4) Allooh سبحانه وتعالى mempunyai kaki, tetapi tidak boleh kita bayangkan bahwa Kaki Allooh سبحانه وتعالى adalah seperti kaki manusia. Oleh karena itu, bila ada ayat atau Hadits yang berkenaan dengan Sifat maupun Dzat Allooh سبحانه وتعالى, maka akal kita harus meng-imaninya dengan mengembalikannya pada kaidah keyakinan kita kepada Sifat dan Nama Allooh سبحانه وتعالى.

Intinya, bahwa neraka itu sangat luas, tidak akan pernah penuh, kecuali jika dipenuhi oleh Allooh سبحانه وتعالى, dengan kaki-Nya.

Demikian pula dalam Hadits Riwayat Al Imaam Al Bukhoory no: 4850 dan Al Imaam Muslim no: 7354, dari Shohabat Abu Hurairoh رضي الله عنه, bahwa Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda:

تَحَاجَّتْ الْجَنَّةُ وَالنَّارُ فَقَالَتْ النَّارُ أُوثِرْتُ بِالْمُتَكَبِّرِينَ وَالْمُتَجَبِّرِينَ وَقَالَتْ الْجَنَّةُ مَا لِي لَا يَدْخُلُنِي إِلَّا ضُعَفَاءُ النَّاسِ وَسَقَطُهُمْ قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى لِلْجَنَّةِ أَنْتِ رَحْمَتِي أَرْحَمُ بِكِ مَنْ أَشَاءُ مِنْ عِبَادِي وَقَالَ لِلنَّارِ إِنَّمَا أَنْتِ عَذَابِي أُعَذِّبُ بِكِ مَنْ أَشَاءُ مِنْ عِبَادِي وَلِكُلِّ وَاحِدَةٍ مِنْهُمَا مِلْؤُهَا فَأَمَّا النَّارُ فَلَا تَمْتَلِئُ حَتَّى يَضَعَ رِجْلَهُ فَتَقُولُ قَطْ قَطْ فَهُنَالِكَ تَمْتَلِئُ وَيُزْوَى بَعْضُهَا إِلَى بَعْضٍ وَلَا يَظْلِمُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ خَلْقِهِ أَحَدًا وَأَمَّا الْجَنَّةُ فَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُنْشِئُ لَهَا خَلْقًا

Artinya:
Surga dan neraka saling menghujat.
Kata api neraka: “Aku diutamakan bagi penghuniku adalah orang-orang yang sombong, kejam, tirani.
Lalu surga mengatakan: “Kenapa yang masuk kepadaku tidak ada lain kecuali orang-orang yang lemah, orang-orang yang tidak terpandang?
Lalu Allooh سبحانه وتعالى berfirman kepada Surga: “Wahai surga, kamu adalah kasih-sayang-Ku, dimana Aku menyayangi kalian siapa yang Aku kehendaki.
Kemudian Allooh سبحانه وتعالى berfirman kepada Api Neraka (Jahannam): “Wahai Neraka, kamu adalah siksa-Ku, Aku siksa melalui kamu siapa saja yang Aku kehendaki.
Dan setiap dari keduanya mempunyai penghuni yang memenuhinya. Adapun Neraka, tidak lah penuh sehingga Allooh سبحانه وتعالى meletakkan kaki-Nya dan Neraka pun berkata, “Cukup, cukup.”
Pada saat itu, maka penuhlah Neraka dan satu dengan yang lainnya sudah sangat padat. Dan Allooh سبحانه وتعالى tidak mendzolimi seorang pun dari makhluk-Nya. Adapun Surga, maka Allooh سبحانه وتعالى memperluasnya.”

Dari Hadits tersebut, terdapat pelajaran bagi kita bahwa :
1) Bahwa surga dan neraka adalah dua makhluk yang dengan kekuasaan Allooh سبحانه وتعالى, keduanya bisa berbicara. Padahal keduanya adalah makhluk yang sangat besar dan luas, yang didalamnya menampung penghuni (warga)-nya masing-masing. Disini akal manusia tidak bisa menafsirkan apapun, namun cukuplah kita meng-imaninya.
2) Calon penghuni neraka adalah orang-orang yang sombong dan yang dzolim (sadis, bengis). Orang yang akan masuk ke dalam surga adalah orang-orang yang dhu’afa (lemah, miskin).
3) Surga merupakan kasih-sayang Allooh سبحانه وتعالى dan neraka adalah adzab Allooh سبحانه وتعالى.
4) Surga akan penuh tetapi neraka tidak akan penuh, kecuali Allooh سبحانه وتعالى yang membuat neraka menjadi penuh dengan meletakkan kaki-Nya kedalamnya.

Tentang kedalaman Api Neraka

Dalam Hadits riwayat Al Imaam Muslim no: 2844, dari Shohabat Abu Hurairoh رضي الله عنه, bahwa suatu hari kami bersama Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم, lalu kami mendengar suara sesuatu seperti benda jatuh. Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bertanya kepada kami:

تدرون ما هذا ؟ قال قلنا الله ورسوله أعلم قال هذا حجر رمي به في النار منذ سبعين خريفا فهو يهوي في النار الآن حتى انتهى إلى قعرها

Artinya:
Tahukah kalian suara apa itu ?
Kami (para Shohabat) menjawab: “Yang tahu hanya Allooh dan Rosuul-Nya”.
Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda: “Itu adalah suara batu yang dilemparkan oleh Allooh Ta’ala ke dalam neraka sejak tujuhpuluh tahun lalu sampai sekarang belum sampai ke dasar neraka”.

Bayangkan, 70 tahun lalu sebuah batu dilemparkan oleh Allooh سبحانه وتعالى ke dalam neraka sampai hari itu (yakni sampai di masa Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم) belum sampai ke dasar neraka. Betapa dalamnya neraka itu.

Kita Ahlus Sunnah wal Jamaa’ah meyakini tentang keshohiihan Hadits yang datang dari Al Imaam Muslim dan kita hendaknya takut akan adzab Allooh سبحانه وتعالى, betapa dalamnya neraka Jahannam itu.

Kobaran dan Panas Api Neraka

Api Neraka itu berkobar-kobar sangat dahsyatnya dan menyambar semua penghuninya tanpa belas kasihan. Allooh سبحانه وتعالى berfirman tentang hal ini dalam QS. Al Mursalat (77) ayat 32-33 :

إِنَّهَا تَرْمِي بِشَرَرٍ كَالْقَصْرِ (٣٢) كَأَنَّهُ جِمَالَةٌ صُفْرٌ (٣٣

Artinya:
(32) “Sesungguhnya neraka itu melontarkan bunga api sebesar dan setinggi istana,
(33) seolah-olah ia iringan unta yang kuning.”

Adapun tentang panasnya api neraka adalah diberitakan dalam Hadits Riwayat Al Imaam Al Bukhoory no: 3265, dari Shohabat Abu Hurairoh رضي الله عنه, bahwa Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda:

نَارُكُمْ جُزْءٌ مِنْ سَبْعِينَ جُزْءًا مِنْ نَارِ جَهَنَّمَ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنْ كَانَتْ لَكَافِيَةً قَالَ فُضِّلَتْ عَلَيْهِنَّ بِتِسْعَةٍ وَسِتِّينَ جُزْءًا كُلُّهُنَّ مِثْلُ حَرِّهَا

Artinya:
Api kalian (api dunia) hanyalah sepertujuh-puluh dari api Jahannam.”
Maka para Shohabat berkata: “Sepertujuh puluh itu sudah cukup, ya Rosuulullooh.”
Beliau صلى الله عليه وسلم bersabda, “Neraka Jahannam itu dilipatkan darinya 69 kali, semuanya seperti panasnya (api dunia).”

Artinya, api di neraka Jahannam adalah 70 kali panas api di dunia yang biasa kita kenal. Misalnya api di industri (pabrik) paling tinggi 1600 derat Celsius, dan panas api tersebut bila terkena badan manusia maka badan manusia akan tembus (bolong), bagaimana dengan api neraka yang 70 kali panasnya dengan api kita (70 X 1600 derajat Celsius), tentu kita tidak bisa membayangkan betapa panas api Jahannam itu.

Belum lagi jika panasnya itu didekatkan dengan panas matahari kita yang katanya bisa mencapai 5000 derajat Celsius, bila dikalikan 70 maka panas api neraka Jahannam adalah 70 X 5000 derajat Celsius = 350.000 derajat Celsius.

Tidak terbayangkan oleh manusia betapa panasnya Jahannam itu. Hanya orang yang tidak punya hati sajalah yang mengingkari perkara tersebut. Bagi kita yang beriman kepada Alloohسبحانه وتعالى dan Rosuul-Nya صلى الله عليه وسلم harus menyadari bahwa api yang ada di dunia tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan api neraka. Maka orang yang tidak ada takutnya dengan api tersebut, berarti dalam jiwanya ada penyakit.

Keadaan matahari dan bulan di Neraka

Dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Al Imaam Ath Thohaawy رحمها الله dalam Kitab “Musykil Al ‘Atsar” dan diriwayatkan oleh Al Imaam Al Baihaqy رحمها الله, juga oleh Al Imaam Al Bazaar, Al Imaam Al Khothooby, kemudian oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albaanyرحمه الله di dalam kitab beliau “Silsilah Hadits Ash Shohiihah” no: 124, juga dalam Kitab “Misykat Al Mashoobih” no: 5692, dikatakan bahwa Hadits ini shohiih dari Shohabat Abu Hurairoh رضي الله عنه, bahwa Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda :

الشمس والقمر ثوران مكوران في النار يوم القيامة

Artinya:
Matahari dan Bulan, berputar dan mengitari di dalam Neraka pada hari Kiamat.”

Dari Hadits tersebut didapat pelajaran bagi kita, yaitu: Neraka akan dikitari oleh Matahari dan Bulan. Namun hendaknya dipahami bahwa Matahari dan Bulan itu adalah bukan Matahari dan Bulan yang kita lihat sekarang di bumi, melainkan Matahari dan Bulan yang in syaa Allooh ada di Akhirat nanti.

Bahan Bakar Neraka

Kalau di dunia ini, kita ketahui bahwa bahan bakarnya mobil adalah bensin, solar dan sejenisnya; maka ketahuilah bahwa bahan bakarnya Neraka itu adalah manusia dan batu. Na’uudzu billaahi min dzaalik. Hal ini sebagaimana firman Allooh سبحانه وتعالى dalam QS. Al Baqoroh (2) ayat 24:

فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا وَلَنْ تَفْعَلُوا فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ

Artinya:
Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.

Suara Kemarahan Neraka

Dalam ayat-ayat berikut ini diberitakan bahwa Neraka itu mengeluarkan suara yang mengerikan. Perhatikanlah firman Allooh سبحانه وتعالى dalam QS. Al Furqoon (25) ayat 12:

إِذَا رَأَتْهُمْ مِنْ مَكَانٍ بَعِيدٍ سَمِعُوا لَهَا تَغَيُّظًا وَزَفِيرًا

Artinya:
Apabila neraka itu melihat mereka dari tempat yang jauh, mereka mendengar kegeramannya dan suara nyalanya.”

Dan juga dalam QS. Al Mulk (67) ayat 7-8 :

إِذَا أُلْقُوا فِيهَا سَمِعُوا لَهَا شَهِيقًا وَهِيَ تَفُورُ (٧ (تَكَادُ تَمَيَّزُ مِنَ الْغَيْظِ كُلَّمَا أُلْقِيَ فِيهَا فَوْجٌ سَأَلَهُمْ خَزَنَتُهَا أَلَمْ يَأْتِكُمْ نَذِيرٌ (٨

Artinya:
(7) “Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya mereka mendengar suara neraka yang mengerikan, sedang neraka itu menggelegak,
(8) hampir-hampir (neraka) itu terpecah-pecah lantaran marah. Setiap kali dilemparkan ke dalamnya sekumpulan (orang-orang kafir). Penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka: “Apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan?

Malaikat Penjaga Surga dan Neraka

Orang-orang yang masuk ke dalam Surga akan diberi ucapan salam kesejahteraan oleh Malaikat penjaga Surga, sebagaimana diberitakan dalam Al Qur’an Surat Azzumar (39) ayat 73 :

وَسِيقَ الَّذِينَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ إِلَى الْجَنَّةِ زُمَراً حَتَّى إِذَا جَاؤُوهَا وَفُتِحَتْ أَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا سَلَامٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ فَادْخُلُوهَا خَالِدِينَ

Artinya:
Dan orang-orang yang bertakwa kepada Robb dibawa ke dalam syurga berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke syurga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya (malaikat): “Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah kamu! maka masukilah syurga ini, sedang kamu kekal di dalamnya.”

Sebaliknya betapa mengerikannya keadaan orang-orang yang masuk ke dalam Neraka, karena akan bertemu dengan Malaikat penjaga Neraka yang kasar dan keras, sebagaimana diberitakan dalam Al Qur’an Surat At Tahrim (66) ayat 6 :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَاراً وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allooh terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

Bahwa Neraka itu diberi penjaga yaitu Malaikat yang kasar dan bengis. Allooh سبحانه وتعالى menciptakan malaikat-malaikat yang seperti itu, dengan tidak memberikan sedikitpun sifat kasih-sayang kepada mereka. Sehingga malaikat itu demikian kejamnya menyiksa para penghuni neraka. Malaikat itu tidak pernah ber-ma’shiyat kepada Allooh سبحانه وتعالى, mereka mengerjakan apa saja yang diinstruksikan Allooh سبحانه وتعالى.

Dalam Al Qur’an Surat Al Mudatstsiir (74) ayat 26 – 31 Allooh سبحانه وتعالى berfirman :

سَأُصْلِيهِ سَقَرَ ﴿٢٦﴾ وَمَا أَدْرَاكَ مَا سَقَرُ ﴿٢٧﴾ لَا تُبْقِي وَلَا تَذَرُ ﴿٢٨﴾ لَوَّاحَةٌ لِّلْبَشَرِ ﴿٢٩﴾ عَلَيْهَا تِسْعَةَ عَشَرَ ﴿٣٠﴾ وَمَا جَعَلْنَا أَصْحَابَ النَّارِ إِلَّا مَلَائِكَةً وَمَا جَعَلْنَا عِدَّتَهُمْ إِلَّا فِتْنَةً لِّلَّذِينَ كَفَرُوا لِيَسْتَيْقِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَيَزْدَادَ الَّذِينَ آمَنُوا إِيمَاناً وَلَا يَرْتَابَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَالْمُؤْمِنُونَ وَلِيَقُولَ الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ وَالْكَافِرُونَ مَاذَا أَرَادَ اللَّهُ بِهَذَا مَثَلاً كَذَلِكَ يُضِلُّ اللَّهُ مَن يَشَاءُ وَيَهْدِي مَن يَشَاءُ وَمَا يَعْلَمُ جُنُودَ رَبِّكَ إِلَّا هُوَ وَمَا هِيَ إِلَّا ذِكْرَى لِلْبَشَرِ ﴿٣١

Artinya:
(26) Aku akan memasukkannya ke dalam (neraka) Saqor.
(27) Tahukah kamu apa (neraka) Saqor itu?
(28) Saqor itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan.
(29) (Neraka Saqor) adalah pembakar kulit manusia.
(30) Di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga).
(31) Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat; dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya dan supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab dan orang-orang mu’min itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (mengatakan):”Apakah yang dikehendaki Allooh dengan bilangan ini sebagai suatu perumpamaan?” Demikianlah Allooh menyesatkan orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan tidak ada yang mengetahui tentara Robbmu melainkan Dia sendiri. Dan Saqor itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia.”

Dari ayat tersebut dapat diambil banyak pelajaran, namun intinya adalah : Bilangan malaikat penjaga neraka itu adalah sangat banyak, tidak ada yang tahu berapa bilangannya kecuali Allooh سبحانه وتعالى, tetapi komandannya seperti disebutkan dalam ayat diatas adalah sembilan belas. Semuanya mempunyai hikmah. Hanya saja orang kafir meragukannya.

Sebagaimana dalam Hadits riwayat Al Imaam Muslim no: 2842, dari Shohabat Abdullooh bin Mas’uud رضي الله عنه, bahwa Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda :

يؤتى بجهنم يومئذ لها سبعون ألف زمام مع كل زمام سبعون ألف ملك يجرونها

Artinya:
Jahannam didatangi pada hari itu (Hari Kiamat) oleh sebanyak 70 ribu tali kekang. Setiap tali kekang dijaga oleh 70 ribu malaikat yang menariknya.”

Maka sebagai orang yang beriman, kita seharusnya yakin dan berbangga, harus percaya penuh kepada Allooh سبحانه وتعالى, dan jangan takut kepada orang kaafir, karena Allooh سبحانه وتعالى mempunyai tentara malaikat dan tentara tersebut siap untuk diterjunkan (diinstruksikan) oleh-Nya. Dan malaikat tidak pernah membantah perintah Allooh سبحانه وتعالى. Maka misalnya kita memohon (berdo’a): “Ya Allooh menangkanlah dan muliakan Islam dan kaum muslimin”, lalu Allooh سبحانه وتعالى mengabulkan do’a itu, maka semua orang kaafir di dunia ini tidaklah ada artinya.

Yang menjadi masalah adalah : Mengapa do’a kita itu belum terkabul-terkabul juga? Jangan-jangan do’a kita yang mandul.

Ternyata do’a kita bisa menjadi mandul adalah karena kita tidak melakukan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar. Selama ini kita bersikap “masa-bodoh” terhadap kemungkaran. Kita tidak perduli dengan kemungkaran yang terjadi di sekeliling kita. Sikap ini lah yang menjadikan Allooh سبحانه وتعالى tidak menanggapi do’a kita.
Dalam Hadits Riwayat Al Imaam At Turmudzy no: 2169 dari Shohabat Hudzaifah رضي الله عنه, bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda,

والذي نفسي بيده لتأمرن بالمعروف ولتنهون عن المنكر أو ليوشكن الله أن يبعث عليكم عقابا منه ثم تدعونه فلا يستجاب لكم

Artinya:
Demi Yang jiwaku berada di tangan-Nya, hendaklah kalian menyuruh yang ma’ruf dan mencegah kemunkaran atau (kalau kalian tidak lakukan, maka pasti) Allooh akan menurunkan siksa kepada kalian, hingga kalian berdoa kepada-Nya, tetapi tidak dikabulkan.”

Kalau kita ingin do’a kita di-ijabah, kuncinya antara lain : Setiap kita harus peka untuk ber-Amar Ma’ruf Nahi Munkar.

Adapun berita tentang malaikat dan banyaknya, maka tidaklah perlu kita ragu. Semua itu dengan mudah Allooh سبحانه وتعالى akan instruksikan, karena segala sesuatu di dunia ini akan bisa menjadi tentara Allooh سبحانه وتعالى, yang tidak bisa dicegah oleh siapapun. Sehebat apapun yang diperbuat manusia, tidak akan bisa mengalahkan kehendak Allooh سبحانه وتعالى.

Ada beberapa perkara yang bisa menjadi uraian dari semuanya itu. Berikut ini dinukilkan apa yang ditulis oleh Al Imaam Al Haafidz Ibnu Rojab Al Hanbali رحمه الله dalam Kitab “At Takhwiif Minannaar Wat Ta’riif bi Hali daaril Bawaar” (Memberi Rasa Takut dengan Api Neraka dan Memperkenalkan penghuni neraka ).

Dalam kitab tersebut ada suatu judul yakni sebagai berikut: “Penyebutan tentang para penjaga Neraka Jahannam dan siksa-siksanya”. Seperti disebutkan diatas, Allooh سبحانه وتعالى berfirman dalam Al Qur’an Surat Al Muddatstsiir (74) ayat 31, dimana dalam perkara ini para ‘Ulama Ahlus Sunnah dari kalangan Shohabat dan Tabi’iin mengemukakan berbagai ungkapan.

Intinya diantaranya adalah seperti yang diriwayatkan oleh Aadam bin Abii Iyyaas رحمه الله tentang “19 malaikat” itu adalah 19.000 malaikat, dan setiap malaikat dari mereka membawa pemukul (martil) dari besi yang memiliki 2 cabang. Jika memukul sekali saja maka akan jatuhlah 70.000 orang kedalam neraka. Sedangkan 1 malaikat, dari bahu ke bahunya bisa melingkupi antara Mekkah dan negeri Syam (yang jaraknya ribuan kilometer). Sebagaimana penjelasan tersebut dapat dibaca dalam Tafsiir Mujaahid Jilid 1 halaman 467. Itu menunjukkan betapa Allooh سبحانه وتعالى menciptakan makhluk yang sedemikan besarnya, sedemikian kejamnya, dan yang sangat menakutkan.

Namun demikian, dalam Tafsiir Al Kabiir tulisan Fakhrurrozi, makna “19” itu adalah bahwa penguasa Neraka adalah “19 malaikat”. Ada pula yang mengatakan “19 golongan malaikat”. Dan ada juga yang mengatakan “19 barisan malaikat”.

Menurut Al Waahidy dari para Ahli Tafsiir bahwa pemimpin dari 19 malaikat itu adalah Malaikat Maalik. Bersamanya 18 malaikat lainnya. Mata mereka bagaikan Kilat. Taring mereka bagaikan tanduk. Rambut mereka menyentuh kaki mereka. Mulut mereka mengeluarkan api. Jarak antara dua bahu mereka sejarak 1 tahun. Luas telapak tangan dari satu malaikat tersebut adalah antara (negeri) Robii’ah dan Mudhor (– kira-kira antara Mekkah dan Syam – pen.). Dicabut dari mereka rasa sayang dan belas kasihan. Satu malaikat mengambil 70.000 orang dan melemparkannya semuanya kedalam Jahannam.

Itulah yang dijelaskan oleh para ‘Ulama Ahlus Sunnah, intinya adalah bahwa malaikat itu tubuhnya besar-besar sekali, tidak bisa dibayangkan oleh manusia.

Menurut Al Imaam Al Haafidz Ibnu Rojab Al Hanbali رحمه الله, dalam Kitab “At Takhwiif Minannaar” halaman 174, bahwa para Salaf (orang-orang dahulu) dan Kholaf (orang-orang zaman kemudian), mengatakan bahwa fitnah (ujian) itu terdapat dalam jumlah / bilangan malaikat itu sendiri, dimana orang-orang kaafir tertipu dengan jumlah / bilangannya dan mereka menyangka bahwa mereka bisa membunuh malaikat tersebut. Mereka (orang-orang kaafir) mengira bisa menangkis, bisa menghindar, lari dan mengelak dari malaikat tersebut. Orang-orang kaafir itu tidak tahu bahwa manusia tidak akan bisa melawan bahkan terhadap 1 (satu) malaikat Allooh سبحانه وتعالى sekalipun.

Karena malaikat tersebut adalah sebagaimana yang Allooh سبحانه وتعالى firmankan dalam QS. Ghofir (40) ayat 49 :

وَقَالَ الَّذِينَ فِي النَّارِ لِخَزَنَةِ جَهَنَّمَ ادْعُوا رَبَّكُمْ يُخَفِّفْ عَنَّا يَوْمًا مِنَ الْعَذَابِ

Artinya:
“Dan orang-orang yang berada dalam neraka berkata kepada penjaga-penjaga neraka Jahannam: ‘Mohonkanlah kepada Robb-mu supaya Dia meringankan azab dari kami barang sehari’.”

Selanjutnya, dijelaskan dalam Al Qur’an Surat Al Muddatstsiir (74) ayat 31 tersebut bahwa Allooh سبحانه وتعالى menggambarkan betapa mengerikannya neraka Saqor itu.

Ada pula Tafsiir yang menjelaskan tentang “Az Zabaaniyyah”. Sebagaimana dikatakan oleh ‘Ulama Ahlus Sunnah Az Zujjaaj رحمه الله, bahwa “Az Zabaaniyyah” adalah malaikat. Sedangkan menurut Atho’ bin Maalik رضي الله عنه, maka “Az Zabaaniyyah” adalah malaikat yang sangat kejam dan bengis yang menjaga Jahannam.

Semua itu menjelaskan bahwa malaikat penjaga Neraka itu sedemikian banyak, sedemikian kejam, yang tidak diberi rasa kasihan dalam hatinya, semua itu merupakan ancaman bagi manusia, agar manusia takut kepada Allooh سبحانه وتعالى. Karena Neraka memang merupakan adzab Allooh سبحانه وتعالى dan Surga adalah kasih-sayang Allooh سبحانه وتعالى.

Tingkatan-Tingkatan Surga dan Neraka

Surga dan Neraka itu bertingkat-tingkat, daliil-nya adalah firman Allooh سبحانه وتعالى dalam QS. Al An’aam (6) ayat 132 :

وَلِكُلٍّ دَرَجَاتٌ مِمَّا عَمِلُوا وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ

Artinya:
Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya. Dan Robb-mu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.”

Juga dalam QS. Aali ‘Imroon (3) ayat 162-163 :

أَفَمَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَ اللَّهِ كَمَنْ بَاءَ بِسَخَطٍ مِنَ اللَّهِ وَمَأْوَاهُ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ (١٦٢) هُمْ دَرَجَاتٌ عِنْدَ اللَّهِ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِمَا يَعْمَلُونَ (١٦٣

Artinya:
(162) “Apakah orang yang mengikuti keridhaan Allooh sama dengan orang yang kembali membawa kemurkaan (yang besar) dari Allooh dan tempatnya adalah Jahannam? Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.
(163) (Kedudukan) mereka itu bertingkat-tingkat di sisi Allooh, dan Allooh Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.”

Dengan demikian, Surga itu bertingkat-tingkat. Penduduk Surga akan menempati tingkatan-tingkatan tersebut sesuai dengan amal shoolih mereka. Sebagaimana mereka berbeda-beda ketika beramal di dunia, maka di Surga pun mereka berbeda-beda tingkatannya.

Hal ini adalah sebagaimana dalam Hadits Riwayat Al Imaam Al Bukhoory no: 2790 sebagai berikut:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ -رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ- قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-: مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَبِرَسُولِهِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَصَامَ رَمَضَانَ كَانَ حَقًّا عَلَى اللَّهِ أَنْ يُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ, جَاهَدَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَوْ جَلَسَ فِي أَرْضِهِ الَّتِي وُلِدَ فِيهَا, فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلَا نُبَشِّرُ النَّاسَ؟ قَالَ: إِنَّ فِي الْجَنَّةِ مِائَةَ دَرَجَةٍ, أَعَدَّهَا اللَّهُ لِلْمُجَاهِدِينَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ, مَا بَيْنَ الدَّرَجَتَيْنِ كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ, فَإِذَا سَأَلْتُمُ اللَّهَ فَاسْأَلُوهُ الْفِرْدَوْسَ, فَإِنَّهُ أَوْسَطُ الْجَنَّةِ وَأَعْلَى الْجَنَّةِ أُرَاهُ فَوْقَهُ عَرْشُ الرَّحْمَنِ وَمِنْهُ تَفَجَّرُ أَنْهَارُ الْجَنَّة

Artinya:
Dari Abu Hurairoh رضي الله عنه bahwasanya Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda, “Barang siapa yang beriman kepada Allooh dan Rosuul-Nya, mendirikan sholat dan shoum (berpuasa) di bulan Romadhoon, maka Allooh mewajibkan diri-Nya untuk memasukkan dia ke dalam surga, baik dia berjihad di jalan Allooh atau hanya berdiam diri di tempat di mana dia dilahirkan.”
Mereka (para Shohabat) berkata, “Ya Rosuulullooh! Apakah kami boleh memberitahukan kabar gembira ini kepada manusia?
Beliau صلى الله عليه وسلم bersabda, “Sesungguhnya di surga ada seratus tingkatan. Allooh menyediakannya untuk para mujahid di jalan Allooh. Jarak antara dua tingkat adalah seperti jarak antara langit dan bumi. Apabila kalian meminta kepada Allooh, maka mintalah surga Firdaus. Sesungguhnya dia berada di tengah-tengah surga dan (letaknya) paling tinggi di surga. Aku diperlihatkan bahwa ‘arsy-nya Allooh berada diatasnya. Dari ‘arsy itu terpancar sungai-sungai surga.”

Demikian pula Neraka itu pun bertingkat-tingkat, dimana setiap tingkat memiliki derajat panasnya api Neraka yang berbeda-beda. Dan tingkat yang paling bawah dari Neraka atau tingkat Neraka yang paling panas apinya adalah Allooh سبحانه وتعالى peruntukkan bagi orang Munaafiq. Hal ini sebagaimana difirmankan-Nya dalam QS. An Nisaa’ (4) ayat 145 :

إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الأسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا

Artinya:
Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.”

Pintu-Pintu Surga dan Neraka

Surga memiliki 8 pintu, salah satu pintunya disebut pintu “Ar Royyaan” yang masuk melalui pintu tersebut orang yang memiliki amal shoolih berupa shoum, sebagaimana dalam Hadits Riwayat Al Imaam Al Bukhoory no: 3257, dari Shohabat Sahl Bin Sa’ad As Saa’idy رضي الله عنه, bahwa Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda:

فِى الْجَنَّةِ ثَمَانِيَةُ أَبْوَابٍ، فِيهَا بَابٌ يُسَمَّى الرَّيَّانَ لاَ يَدْخُلُهُ إِلاَّ الصَّائِمُونَ

Artinya:
Di surga ada delapan pintu. Ada pintu yang dinamai Royyan, tidak ada yang masuk melalui pintu tersebut melainkan orang-orang yang shoum (berpuasa).”

Juga dalam Hadits yang lain yaitu Hadits Riwayat Al Imaam Al Bukhoory no: 1897, dari Shohabat Abu Hurairoh رضي الله عنه, bahwa Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda:

مَنْ أَنْفَقَ زَوْجَيْنِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ نُودِيَ مِنْ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ يَا عَبْدَ اللَّهِ هَذَا خَيْرٌ فَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّلَاةِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الصَّلَاةِ وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجِهَادِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الْجِهَادِ وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصِّيَامِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الرَّيَّانِ وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّدَقَةِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الصَّدَقَةِ فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا عَلَى مَنْ دُعِيَ مِنْ تِلْكَ الْأَبْوَابِ مِنْ ضَرُورَةٍ فَهَلْ يُدْعَى أَحَدٌ مِنْ تِلْكَ الْأَبْوَابِ كُلِّهَا قَالَ نَعَمْ وَأَرْجُو أَنْ تَكُونَ مِنْهُمْ

Artinya:
Barangsiapa yang berinfaq dengan sepasang hartanya (sepasang unta atau kuda) di jalan Allooh maka ia akan dipanggil dari pintu-pintu surga, ‘Hai hamba Allooh, inilah kebaikan.’ Maka orang yang termasuk golongan ahli sholat maka ia akan dipanggil dari pintu sholat. Orang yang termasuk golongan ahli jihad akan dipanggil dari pintu jihad. Orang yang termasuk golongan ahli shoum (puasa) akan dipanggil dari pintu Ar-Royyan. Dan orang yang termasuk golongan ahli shodaqoh akan dipanggil dari pintu shodaqoh.”
Ketika mendengar hadits ini Abu Bakar رضي الله عنه pun bertanya, “Ayah dan ibuku sebagai penebusmu wahai Rosuulullooh, kesulitan apa lagi yang perlu dikhawatirkan oleh orang yang dipanggil dari pintu-pintu itu. Mungkinkah ada orang yang dipanggil dari semua pintu tersebut?”.
Maka beliau صلى الله عليه وسلم pun menjawab, “Ya ada. Dan aku berharap engkau termasuk golongan mereka.”

Adapun Neraka juga memiliki pintu-pintu yang jumlahnya ada 7, dimana para penghuni Neraka masuk melalui pintu-pintu itu sesuai dengan kadar dosa dan ma’shiyat yang mereka lakukan selama hidup di dunia. Hal ini adalah sebagaimana firman Allooh سبحانه وتعالى dalam QS. Al Hijr (15) ayat 43-44 sebagai berikut:

وَإِنَّ جَهَنَّمَ لَمَوْعِدُهُمْ أَجْمَعِينَ (٤٣) لَهَا سَبْعَةُ أَبْوَابٍ لِكُلِّ بَابٍ مِنْهُمْ جُزْءٌ مَقْسُومٌ (٤٤

Artinya:
(43) “Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut syaithoon) semuanya.
(44) Jahannam itu mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka.”

Makanan Penghuni Surga dan Neraka

Makanan penghuni Surga adalah sebagaimana yang diberitakan Allooh سبحانه وتعالى dalam QS. Al Waaqiah (56) ayat 27-33 :

وَأَصْحَابُ الْيَمِينِ مَا أَصْحَابُ الْيَمِينِ (٢٧) فِي سِدْرٍ مَخْضُودٍ (٢٨ (وَطَلْحٍ مَنْضُودٍ (٢٩) وَظِلٍّ مَمْدُودٍ (٣٠) وَمَاءٍ مَسْكُوبٍ (٣١ (وَفَاكِهَةٍ كَثِيرَةٍ (٣٢) لا مَقْطُوعَةٍ وَلا مَمْنُوعَةٍ (٣٣

Artinya:
(27) “Dan golongan kanan, alangkah mulianya golongan kanan itu,
(28) Berada di antara pohon bidara yang tidak berduri,
(29) dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya),
(30) dan naungan yang terbentang luas,
(31) dan air yang tercurah,
(32) dan buah-buahan yang banyak,
(33) yang tidak berhenti (buahnya) dan tidak terlarang mengambilnya

Lalu dalam QS. Ar Rohmaan (55) ayat 68:

فِيهِمَا فَاكِهَةٌ وَنَخْلٌ وَرُمَّانٌ

Artinya:
Di dalam kedua surga itu ada buah-buahan, kurma dan delima.

Juga dalam QS. An Naba (78) ayat 31-32 :

إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ مَفَازًا (٣١) حَدَائِقَ وَأَعْنَابًا (٣٢

Artinya:
(31) “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa mendapat kemenangan,
(32) (yaitu) kebun-kebun dan buah anggur.”

Adapun makanan penghuni Neraka adalah sangat mengerikan, sebagaimana yang Allooh سبحانه وتعالى firmankan dalam QS. Al Waaqiah (56) ayat 51-56 :

ثُمَّ إِنَّكُمْ أَيُّهَا الضَّالُّونَ الْمُكَذِّبُونَ (٥١) لآكِلُونَ مِنْ شَجَرٍ مِنْ زَقُّومٍ (٥٢) فَمَالِئُونَ مِنْهَا الْبُطُونَ (٥٣ (فَشَارِبُونَ عَلَيْهِ مِنَ الْحَمِيمِ (٥٤) فَشَارِبُونَ شُرْبَ الْهِيمِ ) ٥٥ (هَذَا نُزُلُهُمْ يَوْمَ الدِّينِ (٥٦

Artinya:
(51) “Kemudian sesungguhnya kamu hai orang yang sesat lagi mendustakan,
(52) benar-benar akan memakan pohon Zaqqum,
(53) dan akan memenuhi perutmu dengannya.
(54) Sesudah itu kamu akan meminum air yang sangat panas.
(55) Maka kamu minum seperti unta yang sangat haus minum.
(56) Itulah hidangan untuk mereka pada hari Pembalasan.”

Juga dalam QS. Ash Shooffaat (37) ayat 63-67 :

إِنَّا جَعَلْنَاهَا فِتْنَةً لِلظَّالِمِينَ (٦٣) إِنَّهَا شَجَرَةٌ تَخْرُجُ فِي أَصْلِ الْجَحِيمِ (٦٤) طَلْعُهَا كَأَنَّهُ رُءُوسُ الشَّيَاطِينِ (٦٥) فَإِنَّهُمْ لآكِلُونَ مِنْهَا فَمَالِئُونَ مِنْهَا الْبُطُونَ (٦٦) ثُمَّ إِنَّ لَهُمْ عَلَيْهَا لَشَوْبًا مِنْ حَمِيمٍ )٦٧

Artinya:
(63) “Sesungguhnya Kami menjadikan pohon Zaqqum itu sebagai siksaan bagi orang-orang yang zalim.
(64) Sesungguhnya dia adalah sebatang pohon yang keluar dari dasar neraka Jahim.
(65) Mayangnya seperti kepala syaitan-syaitan.
(66) Maka sesungguhnya mereka benar-benar memakan sebagian dari buah pohon itu, maka mereka memenuhi perutnya dengan buah Zaqqum itu.
(67) Kemudian sesudah makan buah pohon Zaqqum itu pasti mereka mendapat minuman yang bercampur dengan air yang sangat panas.”

Dan dalam QS. Al Haqqoh (69) ayat 35-37:

فَلَيْسَ لَهُ الْيَوْمَ هَا هُنَا حَمِيمٌ (٣٥) وَلا طَعَامٌ إِلا مِنْ غِسْلِينٍ ) ٣٦ (لا يَأْكُلُهُ إِلا الْخَاطِئُونَ (٣٧

Artinya:
(35) “Maka tiada seorang temanpun baginya pada hari ini di sini.
(36) Dan tiada (pula) makanan sedikitpun (baginya) kecuali dari darah dan nanah.
(37) Tidak ada yang memakannya kecuali orang-orang yang berdosa.”

Demikian itu beberapa uraian tentang makanan penghuni Neraka. Mudah-mudahan Allooh سبحانه وتعالى senantiasa menunjukkan kepada kita hidayah dan taufiq agar kita dijauhkan dari berbuat ma’shiyat, karena Allooh سبحانه وتعالى mengancam dengan sedemikian dahsyatnya. Na’uudzu billahi min dzaalik.

Minuman Penghuni Surga dan Neraka

Minuman penghuni Surga adalah sebagaimana difirmankan Allooh سبحانه وتعالى dalam QS. Al Muthofifiin (83) ayat 25-28:

يُسْقَوْنَ مِنْ رَحِيقٍ مَخْتُومٍ (٢٥) خِتَامُهُ مِسْكٌ وَفِي ذَلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُونَ (٢٦) وَمِزَاجُهُ مِنْ تَسْنِيمٍ ) ٢٧) عَيْنًا يَشْرَبُ بِهَا الْمُقَرَّبُونَ (٢٨

Artinya:
(25) “Mereka diberi minum dari khomr murni yang dilak (tempatnya),
(26) laknya adalah kesturi; dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba.
(27) Dan campuran khomr murni itu adalah dari tasnim,
(28) (yaitu) mata air yang minum daripadanya orang-orang yang didekatkan kepada Allooh.”

Juga dalam QS. Al Insaan (76) ayat 15-18:

وَيُطَافُ عَلَيْهِمْ بِآنِيَةٍ مِنْ فِضَّةٍ وَأَكْوَابٍ كَانَتْ قَوَارِيرَا ) ١٥ (قَوَارِيرَ مِنْ فِضَّةٍ قَدَّرُوهَا تَقْدِيرًا (١٦) وَيُسْقَوْنَ فِيهَا كَأْسًا كَانَ مِزَاجُهَا زَنْجَبِيلا (١٧) عَيْنًا فِيهَا تُسَمَّى سَلْسَبِيلا (١٨

Artinya:
(15) “Dan diedarkan kepada mereka bejana-bejana dari perak dan piala-piala yang bening laksana kaca,
(16) (yaitu) kaca-kaca (yang terbuat) dari perak yang telah diukur mereka dengan sebaik-baiknya.
(17) Di dalam surga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe.
(18) (Yang didatangkan dari) sebuah mata air surga yang dinamakan salsabil.”

Kemudian diberitakan pula dalam hadits Riwayat Al Imaam Ahmad no: 11116 , dalam Musnad-nya, menurut syaikh Syu’aib al Arna’uuth sanad hadits ini dho’iif namun diriwayatkan dengan mauquf dengan shohiih [*], dari Shohabat Abu Saa’id Al Khudry رضي الله عنه, bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda:

أَيُّمَا مُؤْمِنٍ سَقَى مُؤْمِنًا شَرْبَةً عَلَى ظَمَإٍ سَقَاهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ الرَّحِيقِ الْمَخْتُومِ وَأَيُّمَا مُؤْمِنٍ أَطْعَمَ مُؤْمِنًا عَلَى جُوعٍ أَطْعَمَهُ اللَّهُ مِنْ ثِمَارِ الْجَنَّةِ وَأَيُّمَا مُؤْمِنٍ كَسَا مُؤْمِنًا ثَوْبًا عَلَى عُرْيٍ كَسَاهُ اللَّهُ مِنْ خُضْرِ الْجَنَّةِ

Artinya:
Mu’min yang manapun yang memberi minuman air kepada Mu’ min yang lain karena haus, maka Allooh memberi minum kepadanya pada hari Kiamat dari Khomer yang dilak (segel) tempatnya, dan Mu’ min yang manapun yang memberi makan kepada Mu’min yang lain karena lapar, maka Allooh memberi makan kepadanya berupa buah-buahan Surga, dan Mu’min yang manapun yang memberi pakaian kepada Mu’min yang lain, maka Allooh memakaikan pakaian Surga kepadanya dari Sutra halus, tebal berwarna hijau.”

[*] Maksud syaikh Syu’aib Al Arnaa’uth, riwayat ini adalah atsar.

Sebaliknya, minuman penghuni Neraka bagi orang-orang yang kaafir kepada Allooh سبحانه وتعالى adalah sebagaimana difirmankan-Nya dalam QS. Al Kahfi (18) ayat 29 :

وَقُلِ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكُمْ فَمَنْ شَاءَ فَلْيُؤْمِنْ وَمَنْ شَاءَ فَلْيَكْفُرْ إِنَّا أَعْتَدْنَا لِلظَّالِمِينَ نَارًا أَحَاطَ بِهِمْ سُرَادِقُهَا وَإِنْ يَسْتَغِيثُوا يُغَاثُوا بِمَاءٍ كَالْمُهْلِ يَشْوِي الْوُجُوهَ بِئْسَ الشَّرَابُ وَسَاءَتْ مُرْتَفَقًا

Artinya:
Dan katakanlah: “Kebenaran itu datangnya dari Robb-mu; maka Barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir”. Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.

Berbagai Kenikmatan Penghuni Surga dan Berbagai Kenistaan Penghuni Neraka

Allooh سبحانه وتعالى telah menjanjikan berbagai kenikmatan bagi penghuni Surga antara lain sebagai berikut:

1) Pakaian dan Perhiasan Penghuni Surga

Bagi penghuni Surga, Allooh سبحانه وتعالى menjanjikan kenikmatan berupa pakaian, ataupun perhiasan yang indah-indah yang sifatnya abadi, tidak akan pernah usang ataupun memudar keindahannya. Hal ini sebagaimana firman-Nya dalam QS. Fathiir (35) ayat 33 :

جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا يُحَلَّوْنَ فِيهَا مِنْ أَسَاوِرَ مِنْ ذَهَبٍ وَلُؤْلُؤًا وَلِبَاسُهُمْ فِيهَا حَرِيرٌ

Artinya:
(Bagi mereka) surga ’Adn, mereka masuk ke dalamnya, di dalamnya mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas, dan dengan mutiara, dan pakaian mereka di dalamnya adalah sutera.”

Juga dalam QS. Al Kahfi (18) ayat 31:

أُولَئِكَ لَهُمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهِمُ الأنْهَارُ يُحَلَّوْنَ فِيهَا مِنْ أَسَاوِرَ مِنْ ذَهَبٍ وَيَلْبَسُونَ ثِيَابًا خُضْرًا مِنْ سُنْدُسٍ وَإِسْتَبْرَقٍ مُتَّكِئِينَ فِيهَا عَلَى الأرَائِكِ نِعْمَ الثَّوَابُ وَحَسُنَتْ مُرْتَفَقًا

Artinya:
Mereka itulah (orang-orang yang) bagi mereka surga Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat-istirahat yang indah.”

Dan dalam QS. Az Zukhruf (43) ayat 71 :

يُطَافُ عَلَيْهِمْ بِصِحَافٍ مِنْ ذَهَبٍ وَأَكْوَابٍ وَفِيهَا مَا تَشْتَهِيهِ الأنْفُسُ وَتَلَذُّ الأعْيُنُ وَأَنْتُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

Artinya:
Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas, dan piala-piala dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya.”

Sedangkan dalil yang menjelaskan bahwa pakaian dan perhiasan penghuni Surga itu tidak akan pernah usang dan memudar keindahannya, adalah Hadits Riwayat Al Imaam Muslim no: 2836, dari Shohabat Abu Hurairoh رضي الله عنه, bahwa Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda:

من يدخل الجنة ينعم لا يبأس لا تبلى ثيابه ولا يفنى شبابه

Artinya:
Barangsiapa yang memasuki Surga, maka ia akan diberkahi serta tidak akan pernah sengsara (di dalamnya), pakaiannya tidak akan pernah usang, dan masa muda (kepemudaannya) tidak akan pernah memudar.”

2) Pelayan Penghuni Surga

Karakteristik para pelayan penghuni Surga adalah sebagaimana yang difirmankan Allooh سبحانه وتعالى dalam QS. Al Insaan (76) ayat 19 :

وَيَطُوفُ عَلَيْهِمْ وِلْدَانٌ مُخَلَّدُونَ إِذَا رَأَيْتَهُمْ حَسِبْتَهُمْ لُؤْلُؤًا مَنْثُورًا

Artinya:
Dan mereka dikelilingi oleh pelayan-pelayan muda yang tetap muda. Apabila kamu melihat mereka, kamu akan mengira mereka mutiara yang bertaburan.”

3) Pasar Penghuni Surga

Di Surga pun ternyata ada pasar, namun pasarnya jelas pasti berbeda dengan pasar-pasar yang kita temui di dunia ini. Pasar di Surga itu adalah sebagaimana yang diberitakan dalam Hadits Riwayat Al Imaam Muslim no: 2833 dari Shohabat Anas bin Maalik رضي الله عنه, bahwa Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda:

إِنَّ فِى الْجَنَّةِ لَسُوقًا يَأْتُونَهَا كُلَّ جُمُعَةٍ فَتَهُبُّ رِيحُ الشَّمَالِ فَتَحْثُو فِي وُجُوهِهِمْ وَثِيَابِهِمْ فَيَزْدَادُونَ حُسْنًا وَجَمَالاً فَيَرْجِعُونَ إِلَى أَهْلِيهِمْ وَقَدِ ازْدَادُوا حُسْنًا وَجَمَالاً فَيَقُولُ لَهُمْ أَهْلُوهُمْ: وَاللهِ، لَقَدِ ازْدَدْتُمْ بَعْدَنَا حُسْنًا وَجَمَالاً. فَيَقُولُونَ: وَأَنْتُمْ وَاللهِ، لَقَدِ ازْدَدْتُمْ بَعْدَنَا حُسْنًا وَجَمَالاً

Artinya:
Sungguh di surga ada pasar yang didatangi penghuni surga setiap Jumat. Bertiuplah angin dari utara mengenai wajah dan pakaian mereka hingga mereka semakin indah dan tampan. Mereka pulang ke istri-istri mereka dalam keadaan telah bertambah indah dan tampan. Keluarga mereka berkata, ‘Demi Allooh, engkau semakin bertambah indah dan tampan.’ Mereka pun berkata, ‘Kalian pun semakin bertambah indah dan cantik.”

4) Istri-Istri Penghuni Surga

Di dalam Kitab “Al Jannatu Wan Naaru”, Syaikh ‘Umar Sulaiman Al Asyqor حفظه الله menjelaskan tentang keadaan penghuni Surga beserta istri-istri mereka itu adalah sebagai berikut:

a) Wanita yang shoolihah akan menyertai suaminya yang shoolih di akhirat nanti

Perhatikanlah firman Allooh سبحانه وتعالى dalam QS. Ar Ro’d (13) ayat 23:

جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ وَالْمَلائِكَةُ يَدْخُلُونَ عَلَيْهِمْ مِنْ كُلِّ بَابٍ

Artinya:
(yaitu) surga ’Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang shoolih dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu.”

b) Wanita shoolihah yang menikah lebih dari sekali, maka ia akan bersama suaminya (yang shoolih) yang dinikahinya terakhir

Hadits Riwayat Al Imaam Al Baihaqi dan lain-lain, yang di-shohiihkan oleh Syaikh Nashiruddin Al Albaany dalam Kitab “Silsilah Hadits Shohiihah” no: 1281 :

المرأة لآخر أزواجها

Artinya:
Wanita di surga milik suaminya yang paling terakhir di dunia.”

c) Bidadari Surga (Al huur al’iin)

Allooh سبحانه وتعالى pun akan menambah kenikmatan bagi penghuni Surga dengan memberi mereka tambahan istri dari kalangan Bidadari Surga. Perhatikanlah firman-Nya dalam QS. Ar Rohmaan (55) ayat 70-72:

فِيهِنَّ خَيْرَاتٌ حِسَانٌ (٧٠) فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ )٧١ (حُورٌ مَقْصُورَاتٌ فِي الْخِيَامِ (٧٢

Artinya:
(70) “Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik.
(71) Maka ni’mat Robb-mu yang manakah yang kamu dustakan?
(72) (Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih dipingit dalam kemah.”

Syaikh ‘Umar Sulaiman Al Asyqor حفظه الله membawakan Hadits berikut ini dalam Kitabnya, yakni Hadits Riwayat Al Imaam At Turmudzy no:1663 dan Al Imaam Ibnu Maajah no: 2799, dari Miqdam bin Ma’dikarib رضي الله عنه berkata, bahwa Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda,

عن المقدام بن معد يكرب قال : قال رسول الله صلى الله عليه و سلم للشهيد عند الله ست خصال يغفر له في أول دفعة ويرى مقعده من الجنة ويجار من عذاب القبر ويأمن من الفزع الأكبر ويوضع على رأسه تاج الوقار الياقوتة منها خير من الدنيا وما فيها ويزوج اثنتين وسبعين زوجة من الحور العين ويشفع في سبعين من أقاربه

Artinya:
Seorang syahid di sisi Allooh mendapatkan enam keistimewaan: Allooh mengampuni dosanya sejak awal perjalanan jihadnya, diperlihatkan tempat tinggalnya di surga, dipelihara dari siksa neraka, diberi rasa aman dari goncangan terbesar (hari kiamat), ditaruh di atas kepalanya sebuah mahkota mutu manikam, di sana ia lebih baik daripada dunia seisinya, dinikahkan dengan tujuh puluh dua bidadari surga, dan bisa memberi syafaat kepada tujuh puluh anggota keluarganya.”

Hadits diatas adalah menjelaskan jumlah bidadari yang diperoleh oleh orang yang mati syahid, yakni berjumlah 72 bidadari. Meskipun demikian, terdapat pula Hadits yang lain yang menjelaskan bahwa seorang mukmin yang masuk Surga (yang sekalipun ia tidak mati syahid) akan memperoleh 2 (dua) istri bidadari. Hal ini adalah sebagaimana dalam Hadits Riwayat Al Imaam Al Bukhoory no: 3081 dan Al Imaam Muslim no: 7325 berikut ini :

أَوَّلُ زُمْرَةٍ تَدْخُلُ الْجَنَّةَ عَلَى صُوْرَةِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ وَالَّذِيْنَ عَلَى آثَارِهِمْ كَأَحْسَنِ كَوْكَبٍ دُرِّيٍّ فِي السَّمَاءِ إِضَاءَةً قُلُوْبُهُمْ عَلَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ لاَ تَبَاغُضَ بَيْنَهُمْ وَلاَ تَحَاسُدَ لِكُلِّ امْرِئٍ مِنْهُمْ زَوْجَتَانِ مِنَ الْحُوْرِ الْعِيْنِ يُرَى مُخُ سُوْقِهِنَّ مِنْ وَرَاءِ الْعَظْمِ وَاللَّحْمِ

Artinya:
Rombongan yang pertama kali masuk surga dalam bentuk rembulan di malam purnama, dan rombongan berikutnya seperti bintang yang bersinar paling terang, hati-hati mereka satu hati, tidak ada kebencian dan saling dengki diantara mereka. Masing-masing mereka mendapatkan dua istri dari bidadari, yang nampak sum-sum betis-betis bidadari-bidadari tersebut di balik tulang dan daging (karena kecantikannya).”

d) Penghuni Surga akan diberi kekuatan jima’ laksana 100 kekuatan laki-laki

Dalam Hadits Riwayat Al Imaam At Turmudzy no: 2536, dari Anas bin Maalik رضي الله عنه, bahwa Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda:

يُعْطَى الْمُؤْمِنُ فِي الْجَنَّةِ قُوَّةَ كَذَا وَكَذَا مِنَ الْجِمَاعِ قِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَوَيُطِيقُ ذَلِكَ؟, قَالَ: يُعْطَى قُوَّةَ مِائَةٍ

Artinya:
Orang mukmin di surga akan diberi kekuatan (jima’) yang luar biasa.
Shohabat bertanya, “Wahai Rosuulullooh, apakah kami sungguh-sungguh mampu melakukannya?
Maka Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم menjawab, “Ia akan diberi kekuatan (jima’) laksana 100 laki-laki.”

Apabila itu semua merupakan gambaran kenikmatan para penghuni Surga, maka dalam ayat maupun Hadits berikut ini, kita akan mendapatkan berita yang menggambarkan tentang betapa dahsyatnya siksa dan adzab penghuni Neraka (– yang semoga Allooh سبحانه وتعالى menjauhkan kita semua darinya –) :

1) Besarnya tubuh Penghuni Neraka dan tebal kulit mereka

Salah satu diantara bentuk siksaan Allooh سبحانه وتعالى terhadap penghuni Neraka adalah Allooh سبحانه وتعالى berkehendak untuk menjadikan tubuh penghuni Neraka membesar, sebagaimana diberitakan dalam Hadits Riwayat Al Imaam Al Bukhoory no: 6551 dan Al Imaam Muslim no: 2852, dari Shohabat Abu Hurairoh رضي الله عنه, bahwa Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ : مَا بَيْنَ مَنْكِبَيِ الْكَافِرِ مَسِيرَةُ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ لِلرَّاكِبِ الْمُسْرِع.

Artinya:
Jarak antara dua ujung pundak orang kafir di dalam neraka sejauh perjalanan 3 hari yang ditempuh penunggang kuda yang larinya cepat.”

Dan dalam Hadits Riwayat Al Imaam Muslim no: 2851, dari Shohabat Abu Hurairoh رضي الله عنه, bahwa Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda:

ضِرْسُ الْكَافِرِ، أَوْ نَابُ الْكَافِرِ، مِثْلُ أُحُدٍ وَغِلَظُ جِلْدِهِ مَسِيرَةُ ثَلَاثٍ

Artinya:
Gigi geraham atau gigi taring orang kafir (penghuni neraka) seperti gunung Uhud, sementara tebal kulitnya sejauh perjalanan 3 hari.

Adapun diantara alasan Allooh سبحانه وتعالى memperbesar tubuh penghuni Neraka adalah agar mereka lebih merasakan siksaan dan pedihnya api Neraka tersebut, sebagaimana hal ini ditegaskan oleh Al Imaam An Nawawi رحمه الله dalam Syarh Shohiih Muslim 17/186 bahwa:

هَذَا كُلُّهُ لِكَوْنِهِ أَبْلَغَ فِي إِيلَامِهِ وَكُلُّ هَذَا مَقْدُورٌ لِلَّهِ تَعَالَى يَجِبُ الْإِيمَانِ بِهِ لِإِخْبَارِ الصَّادِقِ بِهِ

Artinya:
Ini semua bertujuan agar lebih maksimal dalam menyiksanya. Dan ini semua di bawah kekuasaan Allooh سبحانه وتعالى, yang wajib kita imani, mengingat adanya berita dari ash-Shodiq (Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم) tentang hal ini.”

Demikian pula firman-Nya dalam QS. An Nisaa’ (4) ayat 56 :

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِنَا سَوْفَ نُصْلِيهِمْ نَارًا كُلَّمَا نَضِجَتْ جُلُودُهُمْ بَدَّلْنَاهُمْ جُلُودًا غَيْرَهَا لِيَذُوقُوا الْعَذَابَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَزِيزًا حَكِيمًا

Artinya:
Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

2) Penghuni Neraka ditutup rapat dalam Neraka dan tidak bisa lari darinya

Allooh سبحانه وتعالى memberitakan bahwa pintu-pintu Neraka itu akan ditutup ketika penghuninya telah masuk kedalamnya, sehingga mereka tidak akan bisa lari dari siksaan api Neraka yang pedih tersebut. Hal ini adalah sebagaimana firman Allooh سبحانه وتعالى dalam QS. Al Balad (90) ayat 19-20:

وَالَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِنَا هُمْ أَصْحَابُ الْمَشْأَمَةِ (١٩) عَلَيْهِمْ نَارٌ مُؤْصَدَةٌ (٢٠

Artinya:
(19) “Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, mereka itu adalah golongan kiri.
(20) Mereka berada dalam neraka yang ditutup rapat.”

Juga dalam QS. Al Humazah (104) ayat 8-9 :

إِنَّهَا عَلَيْهِمْ مُؤْصَدَةٌ (٨) فِي عَمَدٍ مُمَدَّدَةٍ (٩

Artinya:
(8) “Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka,
(9) (sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang.”

Lalu dalam QS. As Sajdah (32) ayat 20:

وَأَمَّا الَّذِينَ فَسَقُوا فَمَأْوَاهُمُ النَّارُ كُلَّمَا أَرَادُوا أَنْ يَخْرُجُوا مِنْهَا أُعِيدُوا فِيهَا وَقِيلَ لَهُمْ ذُوقُوا عَذَابَ النَّارِ الَّذِي كُنْتُمْ بِهِ تُكَذِّبُونَ

Artinya:
Dan adapun orang-orang yang fasik (kafir), maka tempat mereka adalah neraka. Setiap kali mereka hendak keluar daripadanya, mereka dikembalikan (lagi) ke dalamnya dan dikatakan kepada mereka: “Rasakanlah siksa neraka yang dahulu kamu mendustakannya”.”

Dan dalam QS. Al Infithoor (82) ayat 15-16 :

يَصْلَوْنَهَا يَوْمَ الدِّينِ (١٥) وَمَا هُمْ عَنْهَا بِغَائِبِينَ (١٦

Artinya:
(15) “Mereka masuk ke dalamnya pada hari pembalasan.
(16) Dan mereka sekali-kali tidak dapat keluar dari neraka itu.”

3) Siksaan paling ringan di Neraka

Adzab / siksaan bagi penghuni Neraka itu bervariasi, tergantung dari tingkatan Neraka yang dimasukinya dan hukuman yang Allooh سبحانه وتعالى berikan atas dosa yang diperbuatnya di dunia. Dalam Hadits Riwayat Al Imaam Al Bukhoory no: 6562 dan Al Imaam Muslim no: 213 Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم menggambarkan bahwa siksaan Neraka yang paling ringan yang akan dihadapi orang-orang yang durhaka terhadap Allooh سبحانه وتعالى adalah dua buah bara api yang diletakkan di bawah telapak kakinya untuk mendidihkan otak mereka :

عَنِ النُّعْمَانِ بنِ بَشِيرٍ ، قَالَ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، يَقُولُ : إِنَّ أَهْوَنَ أَهْلِ النَّارِ عَذَابًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ ، لَرَجُلٌ تُوضَعُ فِي أَخْمَصِ قَدَمَيْهِ جَمْرَتَانِ ، يَغْلِي مِنْهُمَا دِمَاغُهُ

Artinya:
Dari Nu’man bin Basyir رضي الله عنه, beliau berkata, “Aku mendengar Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda:Sesungguhnya penghuni neraka yang paling ringan siksanya adalah seseorang yang diletakkan dua buah bara api di bawah telapak kakinya, yang membuat otaknya mendidih seketika.”

4) Berbagai Siksa / Adzab yang pedih

Api Neraka akan mendidihkan kepala dan melumerkan perut dan kulit penghuninya, sebagaimana dalam QS. Al Hajj (22) ayat 19-20 berikut ini:

هَذَانِ خَصْمَانِ اخْتَصَمُوا فِي رَبِّهِمْ فَالَّذِينَ كَفَرُوا قُطِّعَتْ لَهُمْ ثِيَابٌ مِنْ نَارٍ يُصَبُّ مِنْ فَوْقِ رُءُوسِهِمُ الْحَمِيمُ (١٩) يُصْهَرُ بِهِ مَا فِي بُطُونِهِمْ وَالْجُلُودُ (٢٠

Artinya:
(19) “Inilah dua golongan (golongan mu’min dan golongan kafir) yang bertengkar, mereka saling bertengkar mengenai Tuhan mereka. Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api neraka. Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka.
(20) Dengan air itu dihancur luluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit (mereka).”

Penghuni Neraka dijadikan buta, bisu dan tuli, sebagaimana dalam QS. Al Isro (17) ayat 97 berikut ini:

وَمَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِهِ وَنَحْشُرُهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى وُجُوهِهِمْ عُمْيًا وَبُكْمًا وَصُمًّا مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ كُلَّمَا خَبَتْ زِدْنَاهُمْ سَعِيرًا

Artinya:
Dan barangsiapa yang ditunjuki Allooh, dialah yang mendapat petunjuk dan Barangsiapa yang Dia sesatkan maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penolong-penolong bagi mereka selain dari Dia. Dan Kami akan mengumpulkan mereka pada hari kiamat (diseret) atas muka mereka dalam keadaan buta, bisu dan tuli. Tempat kediaman mereka adalah neraka Jahannam. Tiap-tiap kali nyala api Jahannam itu akan padam Kami tambah lagi bagi mereka nyalanya.”

5) Penghuni Neraka akan bersama berhala yang mereka sembah

Perhatikanlah firman Allooh سبحانه وتعالى dalam QS. Al Anbiya (21) 98-99:

إِنَّكُمْ وَمَا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ حَصَبُ جَهَنَّمَ أَنْتُمْ لَهَا وَارِدُونَ (٩٨) لَوْ كَانَ هَؤُلاءِ آلِهَةً مَا وَرَدُوهَا وَكُلٌّ فِيهَا خَالِدُونَ (٩٩

Artinya:
(98) “Sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah selain Allooh, adalah umpan Jahannam, kamu pasti masuk ke dalamnya.
(99) Andaikata berhala-berhala itu tuhan, tentulah mereka tidak masuk neraka. Dan semuanya akan kekal di dalamnya.”

Demikianlah gambaran tentang keadaan di Surga dan di Neraka. Hendaknya kita kaum Muslimin yang masih Allooh سبحانه وتعالى beri kesempatan hidup di dunia ini, maka manfaatkanlah kesempatan ini sebaik-baiknya untuk memperbanyak amal shoolih serta hendaknya kita perbanyak berdo’a kepada Allooh سبحانه وتعالى agar Allooh سبحانه وتعالى memberikan rahmat-Nya kepada kita semua untuk diberi kebahagiaan hidup di dunia maupun di akhirat nanti, sebagaimana do’a ini diajarkan-Nya dalam QS. Al Baqoroh (2) ayat 201:

وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Artinya:
Dan di antara mereka ada orang yang berdo’a:Ya Robb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka”.”

Semoga Allooh سبحانه وتعالى menjadikan kita semua sebagai Ahlul Jannah dan menjauhkan kita semua dari adzab-Nya yang pedih.

TANYA JAWAB

Pertanyaan:

1) Bahwa bahan bakar Neraka adalah manusia dan batu. Ada yang menafsirkan bahwa batu yang dimaksudkan adalah batu berhala (patung) yang dahulunya mereka sembah. Maka dalam neraka para penyembah berhala dan berhala yang dibuat dari batu itu menjadi bahan bakar neraka. Benarkah demikian ?
2) Tentang Istighotsah, baru-baru ini ada beberapa anak sekolah karena hendak ujian lalu mereka dipimpin oleh seseorang untuk mengadakan Istighotsah, agar mereka lulus ujian. Bagaimanakah tuntunan yang benar mengenai Istighotsah ?

Jawaban :

1) Tentang bahan bakar neraka, bahwa orang-orang kafir dan orang-orang musyrik serta apa yang mereka sembah ketika di dunia, semuanya itu akan diadzab oleh Allooh سبحانه وتعالى. Jadi berhala-berhala itu termasuk obyek yang akan dibakar oleh api neraka, bukan yang membakar. Tentang batu yang menjadi bahan bakar, disebut Hijarotun min Kibriit (batu dari bara Kibriit) yang punya empat karakter, diantaranya cepat sekali membakar, sangat panas, sangat busuk baunya, dan sangat cepat menyantap kulit-kulit manusia.

Sebagaimana firman Allooh سبحانه وتعالى dalam Surat At Tahriim (66) ayat 6:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلائِكَةٌ غِلاظٌ شِدَادٌ لا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

Imaam Ibnu Katsiir رحمه الله dalam Tafsiir-nya menafsirkan bahwa:
Manusia yang dimaksud dalam ayat ini adalah bangkai anak Adam, sedangkan batu maksudnya adalah batu dari bara Kibriit sebagaimana dinyatakan oleh Ibnu Mas’uud, Mujaahid, Abu Ja’far Al Baaqir dan As Suddy رحمهم الله.”

2) Tentang Istighotsah. Indonesia memang negeri yang subur. Apapun yang dilemparkan ke negeri itu akan tumbuh subur. Termasuk ide Istighotsah. Istilah Istighotsah memang dikenal dalam kitab-kitab dan itu merupakan istilah para ‘Ulama dan Fuqoha (Ahi Fiqih). Istighotsah bermakna do’a, tetapi berbeda antara do’a dan Istighotsah.

Do’a adalah meminta kepada Allooh سبحانه وتعالى dalam keadaaan aman-damai. Sedangkan Istighotsah adalah do’a dalam keadaan sangat tidak aman, tidak ada yang bisa menolong kecuali Allooh سبحانه وتعالى, misalnya sedang berlayar di lautan lalu diterjang badai, ombak yang sangat besar, dan orang-orang yang ada dalam kapal itu berkeyakinan bahwa tidak ada yang bisa menolong keselamatan mereka, kecuali Allooh سبحانه وتعالى, lalu mereka berdo’a : “Ya Allooh selamatkan kami”. Pada keadaan seperti itu, lalu orang itu berdo’a, maka do’a itu disebut Istighotsah.

Lalu bila do’a anak-anak yang hendak menghadapi ujian dimaknakan apa? Apakah kalau mereka tidak ber-Istighosah mereka akan hancur binasa ? Tidak. Seharusnya kalau mereka yang hendak melakukan ujian akhir, katakan saja dengan: “Do’a”. Jangan menggunakan kata “Istighotsah“. Karena berbeda antara Do’a dan Istighotsah.

Motivasi dalam beribadah kepada Allooh سبحانه وتعالى harus semata-mata berdasarkan Syar’i. Kalau motivasi ibadahnya bersifat duniawi, maka itu menyebabkan sesuatu menjadi Bid’ah. Apalagi bila ditentukan caranya, misalnya dengan cara berjamaah, dengan menangis dan sebagainya. Lalu ditentukan pula waktunya, misalnya di waktu malam. Semuanya itu tidak pernah dicontohkan dan tidak pernah diajarkan oleh Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم.

Maka dipastikan bahwa Istighotsah seperti itu tidak pernah dicontohkan oleh Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم dan baru muncul sekarang. Maka jelas Bid’ah-nya. Oleh karena itu, bagaimana do’a mereka akan diterima oleh Allooh سبحانه وتعالى, padahal ibadah yang mereka lakukan adalah Bid’ah? Padahal dalam Hadits Riwayat Imaam Muslim no: 4590, sebagaimana diriwayatkan oleh ‘Aa’isyah رضي الله عنها bahwa Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda sebagai berikut:

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

Artinya:
Barangsiapa mengada-adakan perkara baru dalam urusan dien kami ini yang bukan termasuk darinya, maka ia (‘amalan itu) tertolak.”

Kalau Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم mengatakan “tertolak” berarti tertolak di sisi Allooh سبحانه وتعالى dan tidak menjadi ibadah. Maka sia-sialah perbuatan itu.

Bahwa Istighotsah yang seperti itu adalah ide yang dimunculkan orang-orang di zaman sekarang, sesuatu yang muhdats (baru), yang keluar dari jalur Sunnah Muhammad Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم. Dan jangan biarkan anak-anak dan adik-adik kita mengikuti amalan tersebut, karena tidak akan Allooh سبحانه وتعالى berkahi, karena tidak sesuai dan keluar dari Sunnah Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم.

Pertanyaan:

Apa sajakah nama-nama lain dari Neraka dan bagaimana tingkat-tingkatannya ?

Jawaban:

Nanti akan kita bahas pada pertemuan yang akan datang. Ada nama Jahannam, Darokat, dll.  Ada tujuh nama dari Neraka, tetapi itu bukan merupakan tingkatan (derajat) neraka, melainkan nama lain dari Jahannam.

Pertanyaan:

1) Tentang neraka, ada yang mengatakan bahwa adanya neraka itu di lapisan ke tujuh bumi. Kami tidak bisa memikirkan apa yang dimaksudkan lapisan bumi. Tetapi ada berita, bahwa ada seorang ahli yang mengebor bumi sampai kedalaman tertentu, ternyata dari situ terdengar suara jeritan manusia yang tersiksa, katanya itu jeritan manusia yang disiksa dalam neraka. Meskipun Neraka dan Surga adalah ghoib, tetapi ada orang Barat yang melakukan penyelidikan seperti tersebut diatas.

2) Ada seorang pejabat (Camat), yang mengatakan bahwa jangankan ke surga, ke neraka-pun ia juga sanggup, tidak takut. Pertanyaannya, apakah ucapan yang demikian itu tidak dicatat oleh malaikat? Padahal kita ini pada umumnya sangat takut kepada siksa neraka. Mohon penjelasan.

Jawaban:

1) Mengenai tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi, Dr. Harun Yahya mengatakan bahwa yang dimaksud “Tujuh lapis langit” adalah tujuh lapis atmosfir. Keterangan seperti itu tidak benar. Walaupun Dr. Harun Yahya seorang peneliti yang mungkin bisa memberikan pembuktian-pembuktian dalam perkara Rububiyyah (Allooh سبحانه وتعالى), tetapi dari tinjauan ‘Aqiidah Ahlus Sunnah Wal Jamaa’ah, pendapat beliau itu tidak tepat karena ia berbicara bukan berdasarkan firman Allooh سبحانه وتعالى dan bukan dengan pemahaman Ahlus Sunnah Wal Jamaa’ah yang benar.

Sekali lagi, bahwa “tujuh lapis langit” adalah tujuh atmosfir, maka itu adalah pendapat beliau yang salah. Itu adalah ta’wil ro’yu madzmum.

Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم ketika Isro’ – Mi’roj, di langit pertama bertemu dengan Nabi Adam عليه السلام, dan seterusnya sampai langit ke tujuh, sampai di Sidratul Muntaha. Tetapi tidak ada penjelasan mana yang dimaksud langit lapis pertama, berapa jarak antara lapis-lapis langit itu, dan seterusnya. Maka ro’yu (akal manusia) tidak bisa dibuat landasan. Segala sesuatu tentang diin ini harus berdasarkan Wahyu, bukan dengan akal manusia. Hebatnya Islam adalah bahwa perkara yang disebut dengan nisbi tidak bisa dibuat dalil. Perkara yang didalamnya mengandung kemungkinan maka ia tidak bisa dibuat sebagai suatu argumentasi.

Tentang lapisan ke tujuh bumi juga jangan dijadikan suatu keyakinan, karena bumi ini dalam susunan tata-surya hanyalah kecil saja. Dan pusat bumi ini bisa diukur oleh para ahli geologi. Dan pendapat tentang tujuh lapis bumi itu adalah versi dunia. Sementara bumi yang disebutkan pada hari Akhirat bukanlah bumi yang kita tempati sekarang ini. Oleh karena itu tujuh lapis bumi yang dimaksudkan, tidaklah bisa dibuat sebagai dasar pemahaman dan keyakinan. Yang harus kita imani adalah bahwa neraka adalah di alam Akhirat, sangat luas, sangat dalam dan sangat panas. Dasarkanlah segala sesuatu selalu kepada dalil. Kalau tidak ada dalilnya, maka hendaknya kita diam, janganlah kita mengatakan begini dan begitu.

2) Adanya berita orang yang mengebor bumi, lalu terdengar suara jeritan orang yang disiksa di neraka, apakah berita itu sampai atau tidak kepada kita, anggap saja adanya itu sama dengan tidak adanya. Karena yang membawa berita itu siapa, adakah sanad-nya yang jelas ? Apalagi teknologi sekarang suara itu bisa direkayasa. Dan siksa neraka terjadi kelak di hari sesudah Kiamat, sedangkan sekarang belum Kiamat.

3) Tentang orang yang mengatakan siap masuk neraka, silakan saja berkata demikian. Tetapi silakan mencoba tangannya dimasukkan ke dalam api dari kompor gas, sanggup atau tidak. Begitu saja. Kalau ternyata ia tidak lulus, tidak tahan dengan api kompor gas, janganlah sombong. Apalagi sombong kepada Allooh سبحانه وتعالى, sekali-kali jangan. Kita tidak boleh menyepelekan adzab Allooh سبحانه وتعالى. Maka orang tersebut harus diingatkan, disadarkan, berikan dalil-dalil, jangan sombong (takabur).

Alhamdulillah, kiranya cukup sekian dulu bahasan kita kali ini, mudah-mudahan bermanfaat. Kita akhiri dengan Do’a Kafaratul Majlis :

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Senin malam, 2 Jumadil Awwal 1430 H – 27 April 2009 M

—– 0O0 —–

Silakan download PDF : Surga & Neraka Bagian-2 AQI 270409 FNL

4 Comments leave one →
  1. 13 December 2012 3:57 pm

    Assalamu’alaikum ustad izin copas dan menyebarkanya di FB ana… jazaakallah khoiron

    • 14 December 2012 6:14 am

      Wa ‘alaikumussalaam Warohmatulloohi Wabarokaatuh,
      Silakan saja, antum dapat mengcopy paste seluruh artikel dan mendownload seluruh audio ceramah yang ada pada Blog ini… Dan telah pula disediakan PDF untuk artikel ceramahnya…. semoga menjadi ilmu yang bermanfaat… Barokalloohu fiika

  2. Abu Abdullatif permalink
    27 February 2016 5:37 am

    Ijin copy ustadz

    • 10 March 2016 3:10 pm

      Wa ‘alaikumussalaam Warohmatulloohi Wabarokaatuh, Silahkan saja… semoga menjadi ilmu yang bermanfaat… Barokalloohu fiika

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: