Skip to content

Sifat-Sifat Api Neraka

11 March 2011

(Transkrip Ceramah AQI 110509)

SIFAT-SIFAT API NERAKA

Oleh:  Ust. Achmad  Rofi’i, Lc.

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Muslimin dan muslimat yang dirahmati Allõh سبحانه وتعالى,

Bahasan kali ini adalah melanjutkan bahasan pekan lalu berkenaan dengan Api Neraka, boleh juga disebut dengan: “Beberapa Perkara yang harus kita ketahui tentang Api Neraka”.

Pada pertemuan lalu, sudah disinggung sedikit berkenaan dengan Api Neraka dan kali ini akan kita tambahkan bahasan mengenainya. Juga dibawah ini in syã Allõh akan dibahas tentang Hikmah diciptakannya api di dunia dan diciptakannya api di Akhirat oleh Allõh سبحانه وتعالى.

Kalau kita rinci, diciptakannya api dunia dan api Akhirat oleh Allõh سبحانه وتعالى itu adalah tidak sia-sia. Semua ada hikmah dan pelajarannya yang harus kita ambil, bahkan pelajarannya sangat lah penting.

Adapun tentang api dunia, maka Allõh سبحانه وتعالى ciptakan api di dunia dalam bentuk apapun itu minimal ada 4 perkara :

1. Api yang biasa kita gunakan untuk keperluan sehari-hari, misalnya untuk memasak makanan, untuk membakar sesuatu, dan sebagainya. Oleh karenanya, api itu adalah penting sekali bagi kehidupan manusia.
2. Api yang bisa digunakan sebagai pembunuh penyakit. Dengan dibakar atau disorot memakai sinar, maka beberapa jenis kuman, bakteri ataupun virus penyakit akan menjadi musnah.
3. Api yang bisa difungsikan sebagai penghangat. Apabia kita sedang berada di daerah dingin, atau di pegunungan, maka api itu bisa dimanfaatkan untuk menghangatkan suasana.
4. Api yang bisa dipergunakan untuk keperluan yang lebih besar lagi bagi manusia yaitu didalam meraih keuntungan dan untuk usaha, seperti api yang digunakan dalam perindustrian. Dipakainya api untuk membakar besi, plastik, kayu dan sebagainya. Itu semua adalah salah satu manfaat api yang diciptakan oleh Allõh سبحانه وتعالى untuk manusia.

Hanya saja sedikit orang yang belajar dari api. Mungkin seseorang setiap harinya bergelut dengan pekerjaan Las, tetapi belum tentu ia belajar dari api. Maka dengan ini, marilah kita jernihkan hati dan pikiran kita untuk memikirkan makhluk Allõh سبحانه وتعالى yang satu ini yaitu api. Sebagaimana kita ketahui api dunia hanyalah satu-per-tujuhpuluh (1/70) dari api yang ada di Akhirat.

Api itu sangat bermanfaat. Tidak ada yang mengingkari manfaat api dunia. Yang penting adalah bagaimana agar api dunia itu bisa menjadi pengingat bagi diri kita, bahwa kita harus berusaha agar terhindarkan dari api Akhirat.

Dalam Hadits Riwayat Al Imãm Abu Dãwud dan Al Imãm Ahmad [1], ada salah satu tuntunan do’a dari Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم. Dimana kita diajarkan untuk senantiasa berdo’a kepada Allõh سبحانه وتعالى agar memohon perlindungan dan memohon untuk dihindarkan dari Api Neraka. Bahkan setiap ba’da sholat, terutama ba’da sholat Maghrib dan sholat Shubuh, kita diajarkan untuk selalu berdo’a dengan suara rendah :

إِذَا انْصَرَفْتَ مِنْ صَلاَةِ الْمَغْرِبِ فَقُلِ اللَّهُمَّ أَجِرْنِى مِنَ النَّارِ

Allõhumma ajirna (ajirnĩ) minannãr.
(Ya Allõh hindarkan kami (aku) dari api neraka).

Namun karena lemahnya hadits ini maka kita tidak meyakini shohĩh-nya berasal dari Nabi صلى الله عليه وسلم, meskipun demikian boleh untuk diamalkan kapan saja dan berapa saja sebagai do’a biasa agar kita dihindarkan dari api jahannam oleh Allõh سبحانه وتعالى.

Sedang dalam riwayat lain dari Abu Hurairoh رضي الله عنه, diriwayatkan oleh Al Imãm Abu Ya’la dalam Musnad-nya dan Al Imãm Al Mundziri dalam “At Targhib wat Tarhĩb” [2] :

مسند أبي يعلى الموصلي (11/ 54)6192
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَا اسْتَجَارَ عَبْدٌ مِنَ النَّارِ سَبْعَ مَرَّاتٍ فِي يَوْمٍ، إِلَّا قَالَتِ النَّارُ: يَا رَبِّ إِنَّ عَبْدَكَ فُلَانًا قَدِ اسْتَجَارَكَ مِنِّي فَأَجِرْهُ، وَلَا يَسْأَلُ اللَّهَ عَبْدٌ الْجَنَّةَ فِي يَوْمٍ سَبْعَ مَرَّاتٍ، إِلَّا قَالَتِ الْجَنَّةُ: يَا رَبِّ إِنَّ عَبْدَكَ فُلَانًا سَأَلَنِي فَأَدْخِلْهُ
حكم حسين سليم أسد] : إسناده ضعيف

Artinya:
Bahwa Rosũlulullõh صلى الله عليه وسلم bersabda, “Tidaklah seorang hamba memohon perlindungan kepada Allõh dari api neraka sebanyak 7 kali dalam sehari, maka neraka akan berkata, “Ya Allooh, sesungguhnya hambaMu fulan telah meminta kepadaMu dari siksaku, maka lindungilah dan tidaklah seorang hamba memohon surga kepada Allooh dalam sehari 7 kali kecuali surga akan berkata, “Ya Allooh sesungguhnya hambaMu fulan memohon kepadaMu agar masuk kepadaku maka masukkanlah dia.”

الترغيب والترهيب (4/ 243) 5521:
قال رسول الله صلى الله عليه و سلم ما استجار عبد من النار سبع مرات إلا قالت النار يا رب إن عبدك فلانا استجار مني فأجره ولا سأل عبد الجنة سبع مرات إلا قالت الجنة يا رب إن عبدك فلانا سألني فأدخله الجنة
رواه أبو يعلى بإسناد على شرط البخاري ومسلم
السلسلة الصحيحة المجلدات الكاملة 1-9 (6/ 5) 2506
الألباني في ” السلسلة الصحيحة

Itu adalah api yang ada setelah dunia ini musnah (Hari Kiamat).

Manusia juga harus belajar bahwa api dunia ini sejak zaman dahulu sudah diciptakan dan digunakan oleh para Nabi, misalnya Nabi Sulaiman عليه السلام, seperti disebutkan dalam QS. Surat Saba’ (34) ayat 12 :

وَلِسُلَيْمَانَ الرِّيحَ غُدُوُّهَا شَهْرٌ وَرَوَاحُهَا شَهْرٌ وَأَسَلْنَا لَهُ عَيْنَ الْقِطْرِ وَمِنَ الْجِنِّ مَن يَعْمَلُ بَيْنَ يَدَيْهِ بِإِذْنِ رَبِّهِ وَمَن يَزِغْ مِنْهُمْ عَنْ أَمْرِنَا نُذِقْهُ مِنْ عَذَابِ السَّعِيرِ

Artinya:
Dan Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya di waktu sore sama dengan perjalanan sebulan (pula) dan Kami alirkan cairan tembaga baginya. Dan sebahagian dari Jin ada yang bekerja di hadapannya (di bawah kekuasaannya) dengan izin Robb-nya. Dan siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya adzab neraka yang apinya menyala-nyala.

Kita kenal bahwa tembaga adalah benda padat, yang akan menjadi cair ketika ia dibakar. Itu membuktikan bahwa api sudah digunakan manusia sejak zaman dahulu kala dan dalam ayat diatas dijelaskan bahwa Nabi Sulaiman عليه السلام telah menggunakannya.

Adapun Api dari Akhirat tidak kurang dari 3 perkara yang sangat penting, yaitu :

1. Api yang Allõh سبحانه وتعالى ciptakan di Akhirat itu merupakan Kebesaran dan Kekuasaan Allõh سبحانه وتعالى.

Bayangkan, Api di Dunia ini hanyalah sepertujuhpuluh (1/70) bagian dari Api Neraka. Artinya: panas api di Akhirat adalah tujuhpuluh kali lipat dari panas api di dunia. Betapa panasnya. Kalau itu bukan dalil atas Kebesaran dan Kekuasaan Allõh سبحانه وتعالى, maka apa lagi ?

Dan hal ini menunjukkan bahwa Allõh سبحانه وتعالى itu Maha Kuasa, dan tidaklah patut bagi manusia untuk bersikap sombong serta membantah, melawan ataupun menantang kepada-Nya. Maka kita tidak boleh sombong kepada Allõh سبحانه وتعالى yang telah menciptakan api untuk membakar siapa saja yang sombong serta menentang-Nya.

2. Api Akhirat juga sekaligus merupakan ancaman bagi orang kãfir dan orang yang ber-ma’shiyat kepada Allõh سبحانه وتعالى.

Allõh سبحانه وتعالى menyebutkan dalam beratus-ratus ayat Al Qur’an untuk memberikan peringatan dan ancaman sekaligus kepada mereka, orang-orang yang hatinya ber-iman agar mereka itu takut kepada Allõh سبحانه وتعالى. Bahwa Dia lah Allõh yang menciptakan dan memiliki Api Neraka. Orang yang beriman akan takut dengan ancaman Api Neraka yang telah diberitakan oleh Allõh سبحانه وتعالى tersebut. Tetapi orang yang tidak beriman maka mereka tidak akan tersentuh hatinya dan tidak pula merasa terancam, karena memang tidak ada iman didalam hatinya.

3. Bahwa Api Akhirat sesungguhnya merupakan siksa Allõh سبحانه وتعالى bagi siapa yang tidak mau beriman dan menentang-Nya.

Hadits Riwayat Al Imãm Al Bukhõry no: 3265, dari Shohabat Abu Hurairoh رضي الله عنه, bahwa Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم bersabda:

نَارُكُمْ جُزْءٌ مِنْ سَبْعِينَ جُزْءًا مِنْ نَارِ جَهَنَّمَ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنْ كَانَتْ لَكَافِيَةً قَالَ فُضِّلَتْ عَلَيْهِنَّ بِتِسْعَةٍ وَسِتِّينَ جُزْءًا كُلُّهُنَّ مِثْلُ حَرِّهَا

Api kalian (api dunia) hanyalah sepertujuh-puluh dari api Jahannam.”
Maka para sahabat berkata: “Sepertujuh puluh itu sudah cukup, ya Rosũlullõh.
Beliau صلى الله عليه وسلم bersabda, “Neraka Jahannam itu dilipatkan darinya 69 kali, semuanya seperti panasnya (api dunia).”

DALIL-DALIL TENTANG IDENTITAS NERAKA

Nama lain dari Neraka, Allõh سبحانه وتعالى memberitakan kepada kita tidak kurang dari lima nama, yaitu: An Nãr (Neraka).

Dalilnya adalah Al Qur’an surat Fushshilat ayat 19, surat Az-Zumar ayat 16 dan surat Ghõfir (Al Mu’min) ayat 47.

1. Disebut An Nãr
Lihat QS. Fushshilat (41) ayat 19 :

وَيَوْمَ يُحْشَرُ أَعْدَاء اللَّهِ إِلَى النَّارِ فَهُمْ يُوزَعُونَ

Artinya:
Dan (ingatlah) hari (ketika) musuh-musuh Allõh digiring ke dalam Neraka lalu mereka dikumpulkan (semuanya).”

Dan QS. Az Zumar (39) ayat 16 :

لَهُم مِّن فَوْقِهِمْ ظُلَلٌ مِّنَ النَّارِ وَمِن تَحْتِهِمْ ظُلَلٌ ذَلِكَ يُخَوِّفُ اللَّهُ بِهِ عِبَادَهُ يَا عِبَادِ فَاتَّقُونِ

Artinya:
Bagi mereka lapisan-lapisan dari api di atas mereka dan di bawah merekapun lapisan-lapisan (dari api). Demikianlah Allõh mempertakuti hamba-hambanya dengan adzab itu. Maka bertakwalah kepada-Ku, hai hamba-hamba-Ku.”

Juga QS. Ghõfir (Al Mu’min) (40) ayat 47 :

وَإِذْ يَتَحَاجُّونَ فِي النَّارِ فَيَقُولُ الضُّعَفَاء لِلَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا إِنَّا كُنَّا لَكُمْ تَبَعاً فَهَلْ أَنتُم مُّغْنُونَ عَنَّا نَصِيباً مِّنَ النَّارِ

Artinya:
Dan (ingatlah) ketika mereka berbantah-bantah dalam neraka, maka orang-orang yang lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri: “Sesungguhnya kami adalah pengikut-pengikutmu, maka dapatkah kamu menghindarkan dari kami sebahagian adzab api neraka?

Dalam ayat-ayat tersebut Allõh سبحانه وتعالى menggunakan kata “An Nãr” (Api Neraka), jadi An Nãr adalah nama lain dari Neraka.

2. Jahannam
Nama tersebut dalam Al Qur’an tidak kurang dari 75 kali disebut. Jahannam adalah kata lain dari Neraka. Menurut para ‘Ulama, makna kata “Jahannam” adalah: “Dasar yang sangat dalam.”

Maksudnya, dasar dari Neraka disebut Jahannam. Dan itu sekaligus menggambarkan sifat bahwa Api Neraka atau Jahannam itu sangat dalam.

Perhatikan firman Allõh سبحانه وتعالى dalam QS. Al-Baiyyinah (98) ayat 6 :

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُوْلَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ

Artinya:
Sesungguhnya orang-orang yang kãfir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.”

3. Huthomah
Misalnya dalam QS. Al Humazah (104) ayat 4:

كَلَّا لَيُنبَذَنَّ فِي الْحُطَمَةِ

Artinya:
Sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthomah.”

Huthomah” artinya sangat dahsyat, apabila orang masuk ke dalam api Huthomah akan hancur lebur, berkeping-keping, berserakan. Maka Neraka disebut Huthomah, karena bila manusia dimasukkan ke dalamnya, maka ia akan tercabik-cabik dan hancur lebur.

4. As Sa’ĩr (Neraka Sa’ĩr)
Ada 14 kali disebutkan dalam Al Qur’an, antara lain dalam QS. Asy-Syũrõ (42) ayat 7:

وَكَذَلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ قُرْآناً عَرَبِيّاً لِّتُنذِرَ أُمَّ الْقُرَى وَمَنْ حَوْلَهَا وَتُنذِرَ يَوْمَ الْجَمْعِ لَا رَيْبَ فِيهِ فَرِيقٌ فِي الْجَنَّةِ وَفَرِيقٌ فِي السَّعِيرِ

Artinya:
Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al Qur’an dalam bahasa Arab, supaya kamu memberi peringatan kepada ummul Quro (penduduk Mekah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya serta memberi peringatan (pula) tentang hari berkumpul (Kiamat) yang tidak ada keraguan padanya. Segolongan masuk surga, dan segolongan masuk Neraka Sa’ĩr.”

5. Saqor (Neraka Saqor).
Dalam Al Qur’an disebutkan 4 kali. Misalnya dalam QS. Al Muddatstsir (74) ayat 42:

مَا سَلَكَكُمْ فِي سَقَرَ

Artinya:
Apa yang menyebabkan kamu dimasukkan ke dalam Saqor (Neraka)?

Menurut para ‘Ulama, disebut sebagai “Saqor”, karena di dalam Neraka itu terdapat besi-besi-besi panas yang sangat membakar dan semuanya itu akan menghimpit (menindas) seperti seterika bagi mereka yang masuk ke dalamnya.

6. Ladzo (Neraka Ladzo).
Dalam QS. Al Ma’ãrij (70) ayat 15 dan 16 :

كَلَّا إِنَّهَا لَظَى ﴿١٥﴾ نَزَّاعَةً لِّلشَّوَى ﴿١٦

Artinya:
Sekali-kali tidak dapat. Sesungguhnya Ladzo itu adalah api (Neraka) yang bergejolak.
Yang mengelupaskan kulit kepala.”

Lalu dalam QS. Al Lail (92) ayat 14 :

فَأَنذَرْتُكُمْ نَاراً تَلَظَّى

Artinya:
“Maka Kami memperingatkan kamu dengan Neraka Ladzo yang apinya menyala-nyala.”

Itulah beberapa dalil yang diberitahukan kepada kita bahwa Neraka itu tidak hanya mempunai satu nama, bahkan disebut dengan “Ladzo” (Lidah Api), karena berupa Api Neraka yang akan menjilat-jilat, menyambar dengan panas sekali bagi orang-orang yang masuk ke dalam neraka. Na’ũdzu billãhi min dzãlik !

Itulah nama-nama lain dari Neraka, dan bukan menunjukkan tentang derajatnya neraka.

PINTU-PINTU NERAKA

Yang disebutkan dalam Al Qur’an ada 7 (tujuh), yaitu :

Dalam Surat Al Hijr (15) ayat 44 :

لَهَا سَبْعَةُ أَبْوَابٍ لِّكُلِّ بَابٍ مِّنْهُمْ جُزْءٌ مَّقْسُومٌ

Artinya:
Jahannam itu mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan tertentu dari mereka.”

Menurut para ‘Ulama ahli Tafsir bahwa setiap pintu mempunyai jarak yang tertentu, bahkan dijelaskan oleh Ibnu ‘Abbas رضي الله عنه dan para Salaful Ummah bahwa jarak antara pintu yang satu dengan pintu yang lainnya itu sangat jauh, yang menunjukkan bahwa neraka itu akan menampung sekian banyak manusia.

Gambaran tentang sifat-sifat yang Allõh سبحانه وتعالى berikan kepada api Neraka

Ada beberapa sifat dari Neraka dan ini harus kita imani karena semua berdasarkan dalil dari Al Qur’an maupun Hadits-Hadits Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم. Pemahaman tentang ‘Aqĩdah adalah terpaku kepada Al Qur’an dan Sunnah Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم dan tidak boleh ada ro’yu (akal), kecuali yang sudah dijelaskan oleh para ‘Ulama Ahlus Sunnah Wal Jamã’ah.

Ternyata api Neraka bisa melihat (punya mata). Dalam Hadits shohĩh Riwayat Al Imãm At Turmudzy no: 2574, di-shohĩh-kan oleh Syaikh Nashiruddin Al Albãny رحمه الله, dari Shohabat Abu Hurairoh رضي الله عنه, bahwa Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم bersabda :

تخرج عنق من النار يوم القيامة لها عينان تبصران وأذنان تسمعان ولسان ينطق يقول إني وكلت بثلاثة بكل جبار عنيد وبكل من دعا مع الله إلها آخر وبالمصورين

Artinya:
Akan keluar pada hari Kiamat leher dari api neraka, ia memiliki dua mata, dan melihat, memiliki telinga dan mendengar dan memiliki lidah, lalu berbicara: ‘Sesungguhnya aku (api neraka) diciptakan oleh Allõh سبحانه وتعالى untuk menyiksa tiga golongan manusia, yaitu orang yang sangat kejam, sangat angkuh dan menolak kebenaran. Kedua, manusia yang menyeru dan berdo’a kepada selain Allõh سبحانه وتعالى. Ketiga, Manusia yang menggambar (melukis).

Menurut keterangan para ‘Ulama Ahlus Sunnah, yang dimaksud menggambar dalam Hadits tersebut adalah melukis makhluk yang bernyawa (seperti: manusia, hewan). Sementara menggambar pemandangan alam adalah tidak mengapa.

Berkenaan dengan fotografi, para ‘Ulama Ahlus Sunnah berkata bahwa fotografi boleh untuk perkara yang dhorurot (darurat), sepertu foto untuk paspor, KTP, dan sejenisnya. Adapun fotografi yang bersifat kenangan, hukumnya adalah terlarang.

Maka dari Hadits diatas dapatlah diambil pelajaran bahwa yang akan “disantap” oleh Api Neraka, salah satu atau dari ketiga-tiganya, adalah :
1) Orang yang kejam, angkuh (sombong), dan menolak kebenaran dari Allõh سبحانه وتعالى dan Rosũl-Nya صلى الله عليه وسلم.
2) Manusia yang menyeru dan berdoa, memohon pertolongan kepada selain Allõh سبحانه وتعالى,
3) Manusia yang suka menggambar (melukis) makhluk hidup.

Dalam QS. Al Furqõn (25) ayat 12 :

إِذَا رَأَتْهُم مِّن مَّكَانٍ بَعِيدٍ سَمِعُوا لَهَا تَغَيُّظاً وَزَفِيراً

Artinya:
Apabila Neraka itu melihat mereka dari tempat yang jauh, mereka mendengar kegeramannya dan suara nyalanya.”

Sebagaimana dijelaskan oleh Al Imãm As Suddy رحمه الله bahwa suara api Neraka itu sudah terdengar, “Dari sejarak seratus tahun.”

قال السدي: من مسيرة مائة عام

Maksudnya, bahwa Neraka melihat siapa yang akan disiksanya (disantapnya). Dan itu terjadi sejak di awal Hari Kiamat. “Dari tempat yang jauh” ditafsirkan oleh para ‘Ulama Ahlus Sunnah adalah sejarak seratus tahun. Artinya: sejak sejarak seratus tahun sebelumnya, Neraka itu sudah melihat siapa yang akan dibakarnya. Mudah-mudahan kita tidak termasuk orang yang “terdeteksi” oleh Api Neraka, karena kita tidak ingin menjadi warganya. Na’ũdzu billãhi min dzãlik !

Dan Hadits shohĩh yang diriwayatkan oleh Abu Hurairoh رضي الله عنه, ia berkata bahwa Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم bersabda,

مَنْ كَذَبَ عَلَىَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ

Artinya:
Barangsiapa sengaja berdusta atas namaku, maka bersiaplah dengan tempat duduknya di Neraka.” (Hadits Riwayat Al Imãm Al Bukhõry no: 110 dan Al Imãm Muslim no: 4)

Juga dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Al Mughiroh bin Syu’bah رضي الله عنه, ia berkata, “Aku mendengar Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم bersabda,

إِنَّ كَذِبًا عَلَىَّ لَيْسَ كَكَذِبٍ عَلَى أَحَدٍ فَمَنْ كَذَبَ عَلَىَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ

Artinya:
Sesungguhnya, berdusta atas namaku tidaklah seperti berdusta atas nama orang lain, barangsiapa sengaja berdusta atas namaku, maka bersiaplah dengan tempat duduknya di dalam api Neraka.” (Hadits Riwayat Al Imãm Muslim no: 5)

Dalam Hadits Al Imãm Ath Thobrony dalam Kitab “Al Mu’jam Al Kabĩrno: 7479, dari Shohabat Abu Umamah رضي الله عنه, bahwa Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم bersabda :

“مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا، فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ بَيْنِ عَيْنَيْ جَهَنَّمَ”فَشَقَّ ذَلِكَ عَلَى أَصْحَابِهِ، فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، نُحَدِّثُ عَنْكَ بِالْحَدِيثِ نَزِيدُ وَنُنْقِصُ، قَالَ:”لَيْسَ ذَا أَعْنِيكُمْ إِنَّمَا أَعْنِي الَّذِي يَكْذِبُ عَلَيَّ مُتَحَدِّثًا، يَطْلُبُ بِهِ شَيْنَ الإِسْلامِ”، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّكَ قُلْتَ: بَيْنَ عَيْنَيْ جَهَنَّمَ، وَهَلْ لِجَهَنَّمَ عَيْنٌ؟ قَالَ:”نَعَمْ، أَمَا سَمِعْتُهُ يَقُولُ: “إِذَا رَأَتْهُمْ مِنْ مَكَانٍ بَعِيدٍ سَمِعُوا لَهَا تَغَيُّظًا وَزَفِيرًا” [الفرقان: 12] فَهَلْ تَرَاهُمْ إِلا بِعَيْنَيْنِ؟”

Artinya:
Barangsiapa yang berdusta atas namaku maka bersiaplah tempat duduknya diantara dua mata Jahannam”.
Yang demikian itu dirasakan berat oleh para Shohabat sehingga mereka mengatakan, “Ya Rosũlullõh, kami meriwayatkan dari engkau dengan menambah dan mengurang.”
Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم bersabda, “Bukan itu yang kumaksud, melainkan orang yang memalsukan atas namaku sehingga menyebabkan tercorengnya Islam.
Shohabat berkata lagi, “Ya Rosũlullõh, engkau mengatakan bahwa Jahannam mempunyai dua mata.”
Mereka bertanya : “Ya Rosũlullõh, apakah Jahannam mempunyai mata?”.
Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم menjawab: “Ya, apakah kalian tidak mendengar bahwa Allõh سبحانه وتعالى berfirman (seperti QS. Al Furqõn (25) ayat 12): “Apabila Neraka itu melihat mereka dari tempat yang jauh, mereka mendengar kegeramannya dan suara nyalanya”, maka kalian tahu bahwa Jahannam itu melihat”.

Al Imãm Al Qurthuby رحمه الله berkata tentang Sanad Hadits ini: “Hadits ini disebutkan oleh Rozĩn dalam Kitabnya dan dishohĩhkan oleh Ibnul ‘Arobi dalam Qobas-nya dan Al Imãm At Turmudzy meriwayatkannya dari Hadits Abu Hurairoh, dan beliau mengatakan bahwa Hadits ini Hasan Ghorib Shohĩh.” (Lihat Tafsĩr Al Qurthuby 13/8)

Atas dasar ayat Al Qur’an dan Hadits tersebut diatas, maka kita harus meyakini bahwa Api Neraka bisa melihat.

Al Imãm Asy Syaukãni رحمه الله, beliau mengatakan: “Tidaklah mustahil Allõh سبحانه وتعالى menjadikan api neraka itu memiliki kemampuan untuk melihat”.

Asy Syaikh Dr. ‘Abdullõh bin ‘Umar asy- Syingqĩty dalam kitab beliau berjudul “Adhwã’ul Bayãn”, mengatakan : “Ketahuilah olehmu sesungguhnya api neraka itu melihat orang-orang kãfir pada Hari Kiamat. Dengan demikian api neraka itu bisa melihat siapa yang akan disiksa dan disantapnya.”

Api Neraka disamping melihat, juga bisa dilihat. Berdasarkan dalil, kita pun manusia juga akan bisa melihat neraka.

Sebagaimana firman Allõh سبحانه وتعالى dalam QS. Al An’ãm (6) ayat 27 :

وَلَوْ تَرَىَ إِذْ وُقِفُواْ عَلَى النَّارِ فَقَالُواْ يَا لَيْتَنَا نُرَدُّ وَلاَ نُكَذِّبَ بِآيَاتِ رَبِّنَا وَنَكُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ

Artinya:
Dan jika kamu (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke Neraka, lalu mereka berkata: “Kiranya kami dikembalikan (ke dunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Robb kami, serta menjadi orang-orang yang beriman”, (tentulah kamu melihat suatu peristiwa yang mengharukan.”

Maksudnya, orang-orang kãfir menyesali kekufuran mereka dan mereka berangan-angan bisa kembali di dunia. Tetapi apa daya yang mereka angan-angankan ketika itu tidak akan terjadi.

Dalam QS. Al Kahfi (18) ayat 53 :

وَرَأَى الْمُجْرِمُونَ النَّارَ فَظَنُّوا أَنَّهُم مُّوَاقِعُوهَا وَلَمْ يَجِدُوا عَنْهَا مَصْرِفاً

Artinya:
Dan orang-orang yang berdosa melihat Neraka, maka mereka meyakini, bahwa mereka akan jatuh ke dalamnya dan mereka tidak menemukan tempat berpaling dari padanya.”

Jadi Api Neraka itu selain bisa melihat, juga bisa dilihat.

Dalam Hadits Riwayat Al Imãm Al Bukhõry no: 241, dari Shohabat ‘Abdullõh bin Abbas رضي الله عنه, beliau berkata, “Telah terjadi gerhana matahari, sehingga Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم melakukan Sholat Gerhana (Sholat Khusuf), kemudian beliau صلى الله عليه وسلم bersabda:

رأيت النار فلم أر منظر كاليوم قط أفظع

Artinya:
Aku melihat Neraka dan tidak ada satu pemandangan yang lebih buruk daripada yang kulihat hari ini”.

Ayat Al Qur’an dan Hadits tersebut diatas menjelaskan kepada kita bahwa Api Neraka akan bisa dilihat bukan saja oleh orang kãfir tetapi juga oleh Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم.

Dalam Hadits Riwayat Al Imãm Abu Ya’la no: 1145 dan Hadits ini para perowinya terpercaya seperti dikatakan oleh Syaikh Husein Salim Asad, dari Shohabat Abu Sã’id Al Khudry رضي الله عنه, bahwa beliau mendengar Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم bersabda:

إذا جمع الله الناس في صعيد واحد يوم القيامة أقبلت النار يركب بعضها بعضا وخزنتها يكفونها وهي تقول : وعزة ربي ليخلين بيني وبين أزواجي أو لأغشين الناس عنقا واحدا فيقولون : ومن أزواجك ؟ فتقول : كل متكبر جبار فتخرج لسانها فتلتقطهم به من بين ظهراني الناس فتقذفهم في جوفها ثم تستأخر ثم تقبل يركب بعضها بعضا وخزنتها يكفونها وهي تقول : وعزة ربي ليخلين بيني وبين أزواجي أو لأغشين الناس عنقا واحدا فيقولون : ومن أزواجك ؟ فتقول : كل جبار كفور فتلتقطهم بلسانها من بين ظهراني الناس فتقذفهم في جوفها ثم تستأخر ثم تقول : وعزة ربي ليخلين بيني وبين أزواجي أو لأغشين الناس عنقا واحدا فيقولون : من أزواجك ؟ فتقول : كل مختال فخور فتلتقطهم بلسانها من بين ظهراني الناس فتقذفهم في جوفها ثم تستأخر ويقضي الله بين العباد

Artinya:
Jika Allõh سبحانه وتعالى kumpulkan manusia di satu padang pada hari Kiamat, Api Neraka itu akan mengejar satu-sama-lain. Kemudian penjaga-penjaga neraka akan mencegahnya, lalu api neraka berkata: Demi Allõh Yang Maha Perkasa, aku akan berkholwat (berdua-dua saja), menangkap suami-suamiku dan aku akan peluk mereka.
Kemudian ditanya: “Siapa suami kalian?
Dijawabnya: “Setiap orang yang sombong dan kejam
Kemudian api Neraka menjulurkan lidahnya, menyantap manusia dan mencampakkannya kedalam perutnya. Lalu hal itu terus dilakukannya, sedangkan para penjaga api neraka berusaha menghentikannya.
Api Neraka berkata, “Demi Allõh Yang Maha Perkasa, aku akan berkholwat (berdua-dua saja), menangkap suami-suamiku dan aku akan peluk mereka.”
Kemudian ditanya: “Siapa suami kalian?
Dijawabnya: “Setiap orang yang kejam dan kãfir.
Kemudian api Neraka menjulurkan lidahnya, menyantap manusia dan mencampakkannya kedalam perutnya. Lalu hal itu terus dilakukannya, sedangkan para penjaga api neraka berusaha menghentikannya.
Api Neraka berkata, “Demi Allõh Yang Maha Perkasa, aku akan berkholwat (berdua-dua saja), menangkap suami-suamiku dan aku akan peluk mereka
Kemudian ditanya: “Siapa suami kalian?
Dijawabnya: “Setiap orang yang sombong dan bangga diri.”
Kemudian api Neraka menjulurkan lidahnya, menyantap manusia dan mencampakkannya kedalam perutnya. Lalu hal itu terus-menerus dilakukannya, sehingga Allõh سبحانه وتعالى putuskan perkara diantara mereka.”

Demikian itu dalil-dalil yang menunjukkan kepada kita bahwa Api Neraka itu akan bisa bekerja melakukan sesuatu, bisa melihat, bisa mendengar bahkan bisa berbicara.

Lihat juga Surat Qõf (50) ayat 30 :

يَوْمَ نَقُولُ لِجَهَنَّمَ هَلِ امْتَلَأْتِ وَتَقُولُ هَلْ مِن مَّزِيدٍ

Artinya:
“(Dan ingatlah akan) hari (yang pada hari itu) Kami (Allõh) bertanya kepada Jahannam: “Apakah kamu sudah penuh?
Dia menjawab : “Masih ada tambahan?

Ternyata Api Neraka itu bisa berbicara, seperti telah dijelaskan pada bahasan sebelum ini.

Di dalam Hadits Riwayat Al Imãm Muslim no: 7256, Al Imãm Al Bukhõry no: 6661 dan Al Imãm At Turmudzy no: 3272, dari Shohabat Anas bin Mãlik رضي الله عنه, bahwa Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم bersabda:

لَا تَزَالُ جَهَنَّمُ {تَقُولُ هَلْ مِنْ مَزِيدٍ} حَتَّى يَضَعَ رَبُّ الْعِزَّةِ فِيهَا قَدَمَهُ فَتَقُولُ قَطْ قَطْ

Artinya:
Senantiasa ke dalam Jahannam itu dicampakkan dan dilempari dengan penghuninya (penghuni neraka), tetapi Jahannam itu selalu mengatakan: ‘Apakah masih ada tambahan ya Allõh?’ Dan terus-menerus tidak pernah penuh, sampai dengan Allõh meletakkan kaki-Nya, lalu Jahannam mengatakan: ‘Cukup, cukup’.”

Artinya, bahwa Neraka Jahannam itu ternyata bisa berbicara. Dan masih banyak dalil-dalil yang mengatakan bahwa Jahannam bisa berbicara, seperti misalnya dalam Hadits Riwayat Al Imãm Al Bukhõry no: 4850 dan Al Imãm Muslim no: 7354, dari Shohabat Abu Hurairoh رضي الله عنه, bahwa Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم bersabda:

تَحَاجَّتْ الْجَنَّةُ وَالنَّارُ فَقَالَتْ النَّارُ أُوثِرْتُ بِالْمُتَكَبِّرِينَ وَالْمُتَجَبِّرِينَ وَقَالَتْ الْجَنَّةُ مَا لِي لَا يَدْخُلُنِي إِلَّا ضُعَفَاءُ النَّاسِ وَسَقَطُهُمْ قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى لِلْجَنَّةِ أَنْتِ رَحْمَتِي أَرْحَمُ بِكِ مَنْ أَشَاءُ مِنْ عِبَادِي وَقَالَ لِلنَّارِ إِنَّمَا أَنْتِ عَذَابِي أُعَذِّبُ بِكِ مَنْ أَشَاءُ مِنْ عِبَادِي وَلِكُلِّ وَاحِدَةٍ مِنْهُمَا مِلْؤُهَا فَأَمَّا النَّارُ فَلَا تَمْتَلِئُ حَتَّى يَضَعَ رِجْلَهُ فَتَقُولُ قَطْ قَطْ فَهُنَالِكَ تَمْتَلِئُ وَيُزْوَى بَعْضُهَا إِلَى بَعْضٍ وَلَا يَظْلِمُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ خَلْقِهِ أَحَدًا وَأَمَّا الْجَنَّةُ فَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُنْشِئُ لَهَا خَلْقًا

Artinya:
Surga dan neraka saling menghujat.
Kata api neraka: “Aku diutamakan bagi penghuniku adalah orang-orang yang sombong, kejam, tirani.”
Lalu surga mengatakan: “Kenapa yang masuk kepadaku tidak ada lain kecuali orang-orang yang lemah, orang-orang yang tidak terpandang?
Lalu Allõh سبحانه وتعالى berfirman kepada Surga: “Wahai surga, kamu adalah kasih-sayang-Ku, dimana Aku menyayangi kalian siapa yang Aku kehendaki.”
Kemudian Allõh سبحانه وتعالى berfirman kepada Api Neraka (Jahannam): “Wahai Neraka, kamu adalah siksa-Ku, Aku siksa melalui kamu siapa saja yang Aku kehendaki.”
Dan setiap dari keduanya mempunyai penghuni yang memenuhinya. Adapun Neraka, tidak lah penuh sehingga سبحانه وتعالى letakkan kaki-Nya dan Neraka pun berkata, “Cukup, cukup.
Pada saat itu, maka penuhlah Neraka dan satu dengan yang lainnya sudah sangat padat. Dan Allõh سبحانه وتعالى tidak mendzolimi seorang pun dari makhluk-Nya. Adapun surga, maka Allõh سبحانه وتعالى memperluasnya.”

Demikian Hadits tersebut diatas, menunjukkan kepada kita bahwa Api Neraka diajak berbicara, bahkan bisa pula berbicara.

LUAS DAN SEMPITNYA API NERAKA

Allõh سبحانه وتعالى berfirman dalam QS. Al Furqon (25) ayat 13 :

وَإِذَا أُلْقُوا مِنْهَا مَكَاناً ضَيِّقاً مُقَرَّنِينَ دَعَوْا هُنَالِكَ ثُبُوراً

Artinya:
Dan apabila mereka dilemparkan ke tempat yang sempit di neraka itu dengan dibelenggu, mereka di sana mengharapkan kebinasaan.”

Artinya, neraka adalah tempat dimana manusia dihimpit dan dijepit, serta sempit ruang geraknya.

Dalam ayat lain dikatakan bahwa neraka adalah sempit, bahkan bukan saja sempit tetapi juga dikepung (ditutup) semua sisinya, bagaikan penjara, tidak bisa bergerak kemanapun.

Dalam QS. Al Balad (90) ayat 19 dan 20 :

Ayat 19 :

وَالَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِنَا هُمْ أَصْحَابُ الْمَشْأَمَةِ

Artinya:
Dan orang-orang yang kãfir kepada ayat-ayat Kami, mereka itu adalah golongan kiri.”

Ayat 20 :

عَلَيْهِمْ نَارٌ مُّؤْصَدَةٌ

Artinya:
Mereka berada dalam neraka yang ditutup rapat.”

Maksudnya, bahwa neraka itu tertutup, sempit dan tidak bisa keluar dari ruang sempit itu.

Dalam Hadits Riwayat Al Imãm Al Bukhõry no: 6551 dan Al Imãm Muslim no: 7365, dari Shohabat Abu Hurairoh رضي الله عنه, bahwa Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم menjelaskan, misalnya orang kãfir yang tersiksa itu semakin besar rasa pedih siksanya (dibesarkan oleh Allõh سبحانه وتعالى), antara lain beliau صلى الله عليه وسلم bersabda:

مَا بَيْنَ مَنْكِبَيْ الْكَافِرِ مَسِيرَةُ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ للرَّاكِبِ الْمُسْرِعِ

Artinya:
Orang kãfir yang ada dalam Neraka nanti, lebar bahunya adalah tiga hari perjalanan bagi orang yang berkendaraan cepat.”

Bayangkan jika manusia berjalan 5 Km per jam selama 8 jam per hari, maka untuk tiga hari perjalanan adalah sama dengan tidak kurang dari 1200 km.

Tentu itu Allõh سبحانه وتعالى ancamkan kepada orang-orang yang berbuat syirik terhadap Allõh سبحانه وتعالى. Misalnya dalam QS. Ash Shoffãt (37) ayat 22 dan 23 :

Ayat 22 :

احْشُرُوا الَّذِينَ ظَلَمُوا وَأَزْوَاجَهُمْ وَمَا كَانُوا يَعْبُدُونَ

Artinya:
(Kepada malaikat diperintahkan): “Kumpulkanlah orang-orang yang dzolim beserta teman sejawat mereka dan sembahan-sembahan yang selalu mereka sembah,

Ayat 23 :

مِن دُونِ اللَّهِ فَاهْدُوهُمْ إِلَى صِرَاطِ الْجَحِيمِ

Artinya:
selain Allõh; maka tunjukkanlah kepada mereka jalan ke neraka.”

Itu adalah siksa bagi mereka yang berbuat syirik (menyembah selain Allõh سبحانه وتعالى). Oleh karena itu orang yang menyembah berhala, atau matahari atau lainnya, mereka akan Allõh سبحانه وتعالى giring ke dalam neraka Jahannam. Kalau seandainya orang-orang dzolim termasuk pasangannya (suami-isteri), termasuk apa yang mereka sembah, semuanya dimasukkan ke dalam Jahannam. Maka jika satu orang kãfir saja lebar bahunya 180 km lebarnya, dikalikan sekian milyar orang yang dimasukkan ke dalam neraka, bisa dibayangkan berapa luasnya neraka itu. Tentu tidak akan bisa kita hitung.

Intinya: Bahwa Neraka itu cukup luas untuk menampung siapa saja manusia yang sombong kepada Allõh سبحانه وتعالى, Dia tidak akan kehabisan makar untuk menyiksa dan meng-adzab orang yang sombong dan menolak Al Islãm, menolak pedoman Allõh سبحانه وتعالى, tidak mau beriman, tidak mau beribadah kepada Allõh سبحانه وتعالى dan melanggar ketentuan aturan-aturan-Nya yang diberikan kepada mereka.

Semua itu adalah ancaman, yang tentunya kita hendaknya merasa takut kepada Allõh سبحانه وتعالى, tidak boleh menyepelekannya, karena semua itu adalah Firman Allõh سبحانه وتعالى dan sabda Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم.

Dalam hadits-Hadits yang lain juga digambarkan tentang gigi orang kãfir di akhirat kelak dibesarkan sampai taringnya akan sebesar gunung Uhud. Dan orang kãfir itu akan disiksa dalam api Neraka. Na’ũdzu billãhi min dzãlik !

Apa yang biasa dipahami oleh orang bahwa Neraka itu mempunyai beberapa tingkatan, yaitu tingkatan yang paling bawah, paling berat sampai tingkatan yang paling ringan, dan ternyata menurut Al Qur’an dan menurut yang ditafsirkan oleh para ‘Ulama itu bukanlah menunjukkan derajat.

Dr. Wahbah Az Zuhaili dalam Tafsirnya mengatakan bahwa ada beberapa (pendapat) tentang masalah tersebut, diartikan antara lain: “Tujuh lapis, tujuh derajat atau tujuh tingkat (lapisan ke atas)”.

Ada lagi pendapat yang mengatakan bahwa yang dimaksud “Tujuh” adalah “Tujuh Bagian”. Menurut Ibnul Juraij, misalnya apa yang dinamakan Jahannam, Ladzoo, Huthomah, Sa’ĩr, Saqor, Jahĩm, Al Hãwiyah.

Sedangkan Ali bin Abi Tholib رضي الله عنه, mengatakan bahwa, “Pintu Jahannam itu ada 7 (tujuh), dimana yang satu lebih tinggi dari yang lain. Penuh satu demi satu, sehingga semuanya penuh.”

Nau’ũdzu billãhi min ‘adzãbi Jahannam !

Dan Hãwiyah ini adalah Neraka yang paling dalam dan juga disebut: Ad Darkul Asfal. Di atas Hãwiyah ada Al Jahĩm, lalu Saqor, lalu Sa’ĩr, lalu Al Huthomah, lalu Ladzõ dan yang paling atas adalah Jahannam.

Menurut Imãm Adh Dhohãk رحمه الله, bahwa semua tingkatan tersebut Allõh سبحانه وتعالى khususkan untuk masing-masing kelompok orang. Misalnya:

Neraka Jahannam: penghuninya adalah orang-orang dari kalangan Mu’minin, Muslimin, tetapi mereka berbuat ma’shiyat kepada Allõh سبحانه وتعالى.
Neraka Ladzõ : adalah tempat yang (disediakan) untuk orang-orang kãfir dari kalangan Yahudi.
Neraka Al Huthomah: adalah tempat untuk orang-orang kãfir dari kalangan Nashroni.
Neraka Sa’ĩr : adalah tempat untuk orang-orang musyrikun penyembah berhala (animisme, dinamisme)
Neraka Saqor : adalah tempat untuk orang-orang Majusi.
Neraka Jahĩm : adalah tempat untuk orang-orang Musyrikin.
Neraka Al Hãwiyah : adalah tempat untuk orang-orang Munãfiq.

Tepatlah seperti yang Allõh سبحانه وتعالى firmankan bahwa orang-orang Munãfiq itu ada di dalam keraknya api neraka (Al Hãwiyah).

Dalam Hadit Riwayat Al Imãm Abu Ya’la dalam Musnadnya, dan Sanad Hadits ini Shohĩh menurut Syaikh Husein Salim Asad, dari Shohabat Abu Sã’id Al Khudry رضي الله عنه, bahwa Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم bersabda:

يمر الناس على جسر جهنم وعليه حسك وكلاليب وخطاطيف تخطف الناس يمينا وشمالا [ وعلى ] جنبتيه ملائكة يقولون : اللهم سلم سلم فمن الناس من يمر مثل البرق ومنهم من يمر مثل الريح ومنهم من يمر مثل الفرس ومنهم من يسعى سعيا ومنهم من يمشي مشيا ومنهم من يحبو حبوا ومنهم من يزحف زحفا فأما أهل النار الذين هم أهلها فلا يموتون ولا يحيون وأما أناس فيؤخذون بذنوب وخطايا قال : فيحترقون فيكونون فحما ثم يؤذن في الشفاعة فيؤخذون ضبارات ضبارات فيقذفون على نهر من أنهار الجنة فينبتون كما تنبت الحبة في حميل السيل قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : أما رأيتم الضبغاء شجرة تنب في الغثاء ؟ فيكون في آخر من أخرج من النار رجل على شفتها فيقول : يا رب اصرف وجهي عنها فيقول : عهدك وذمتك لا تسألني غيرها قال : وعلى الصراط ثلاث شجرات فيقول : يا رب حولني إلى هذه الشجرة آكل من ثمرها وأكون في ظلها فيقول : عهدك وذمتك لا تسألني غيرها قال : ثم يرى أخرى أحسن منها فيقول : يا رب حولني إلى هذه آكل من ثمرها وأكون في ظلها قال : فيقول : عهدك وذمتك لا تسألني غيرها قال : ثم يرى أخرى فيقول : يا رب حولني إلى هذه آكل من ثمرها وأشرب في ظلها ثم يرى سواد الناس ويسمع كلامهم قال : فيقول : يا رب أدخلني الجنة قال أبو نضرة : اختلف أبو سعيد ورجل من أصحاب النبي صلى الله عليه و سلم فقال أحدهما : فيدخله الجنة فيعطى الدنيا ومثلها وقال الآخر : يدخل الجنة فيعطى الدنيا وعشرة أمثالها

Artinya:
Manusia akan melewati jembatan Jahannam dimana diatasnya terdapat duri-duri besi yang sangat panas dan tajam, yang menggapai-gapai manusia dari sisi kanan maupun kirinya. Dan di kedua tepinya terdapat malaikat mengatakan, “Ya Allõh, selamatkanlah, selamatkanlah.”
Maka diantara manusia ada yang melewatinya secepat kilat, ada yang secepat angin, ada yang secepat kuda, ada yang berlari kecil, ada yang berjalan biasa, ada yang berjalan sempoyongan, dan ada yang merangkak. Adapun penghuni neraka yang menghuninya, maka mereka tidak mati dan tidak hidup.
Adapun manusia yang diadzab karena dosa dan kesalahannya, maka mereka akan terbakar menjadi bara, kemudian diberi izin mendapatkan syafa’at, sehingga diambil berupa kerak-kerak, kemudian dilemparkan ke sungai dari sungai-sungai surga; sehingga tumbuh sebagaimana tumbuhnya kecambah.
Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم bersabda, “Apakah kalian melihat tetumbuhan yang tumbuh diatas busa (tanah basah), maka akan dikeluarkan orang yang terakhir dari neraka, kemudian orang itu mengatakan, ‘Ya Allõh, palingkanlah wajahku dari Neraka.’
Dan Allõh سبحانه وتعالى berfirman, “Adakah merupakan janji dan jaminanmu, jangan meminta-Ku selain hal itu?
Kemudian orang tersebut berkata, — sedang diatas jembatan shiroth ada 3 buah pohon –, “Ya Allõh, pindahkanlah aku ke pohon ini, sehingga aku memakan buahnya dan dibawah bayangannya.”
Kemudian Allõh سبحانه وتعالى berfirman, “Adakah merupakan janji dan jaminanmu, jangan meminta-Ku selain hal itu?
Lalu orang tersebut melihat pohon yang lebih baik dari itu, kemudian ia berkata, “Ya Allõh, pindahkanlah aku ke pohon itu, agar aku memakan buahnya dan berlindung dibawah bayangannya.”
Lalu Allõh سبحانه وتعالى berfirman lagi, “Adakah merupakan janji dan jaminanmu, jangan meminta-Ku selain hal itu?
Lalu orang tersebut melihat pohon yang lebih baik lagi dari itu, kemudian ia berkata, “Ya Allõh, pindahkanlah aku ke pohon itu, agar aku memakan buahnya dan minum dibawah bayangannya.”
Kemudian orang tersebut melihat kerumunan manusia dari jauh, dan mendengar perkataan mereka, lalu orang tersebut berkata, “Ya Allõh masukkanlah aku ke surga.”

Abu Nadhroh berkata, “Abu Sã’id berselisih dengan salah seorang Shohabat Nabi صلى الله عليه وسلم. Satu dari mereka mengatakan, makaAllõh masukkan orang tersebut kedalam surga, dan diberikan baginya dunia serta semisalnya.”
Sedang Shohabat yang lain mengatakan, “Lalu orang itu masuk kedalam surga dan diberi dunia serta sepuluh kali lipat darinya.”

Tetapi kita berlindung kepada Allõh سبحانه وتعالى, mudah-mudahan kita tidak ditempatkan di dalam bagian manapun dari api neraka itu, karena sedemikian dahsyatnya siksaan Allõh سبحانه وتعالى seperti disebutkan diatas.

BAHAN BAKAR NERAKA

Bahan bakar Neraka seperti disebutkan dalam QS. Al Bãqoroh (2) ayat 24 :

فَإِن لَّمْ تَفْعَلُواْ وَلَن تَفْعَلُواْ فَاتَّقُواْ النَّارَ الَّتِي وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ

Artinya:
Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya), dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya), peliharalah dirimu dari Neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kaafir.”

Jadi, bahan bakar neraka adalah manusia dan batu.
Demikian pula dalam ayat yang lain Allõh سبحانه وتعالى berfirman bahwa: “Bahan bakar neraka adalah batu dan manusia.”

Tentu masih banyak lagi keterangan (perkataan) para ‘Ulama Ahlus Sunnah, namun kiranya cukup sekian, yang pada intinya bahwa Neraka itu adalah sedemikian dahsyatnya, mudah-mudahan kita tidak termasuk yang di dalamnya.

Yang penting dari keterangan tersebut diatas adalah bahwa: Allõh سبحانه وتعالى telah menjanjikan, mengancam kepada siapa saja dari manusia untuk masuk ke dalam neraka, yaitu ketika mereka tidak mau menerima Firman Allõh سبحانه وتعالى, petunjuk-Nya atau kãfir kepada Al Islam, kãfir kepada ajaran Muhammad Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم, atau bahkan mungkin termasuk di dalamnya adalah orang-orang yang mengolok-olok dĩnullõh. Karena nanti di lain kesempatan akan kita bahas perkara apa sajakah yang membuat seseorang terhukumi sebagai Kãfir.

TANYA JAWAB

Pertanyan:

1. Seperti keterangan diatas bahwa dalamnya neraka itu, ketika dilemparkan batu ke dalam neraka tersebut, maka selama 70 tahun belumlah batu itu sampai ke dasarnya neraka. Apakah yang dimaksud dasar neraka itu adalah yang juga disebut sebagai Al Hãwiyah?
2. Dijelaskan sebelum ini bahwa Surga dan Neraka adalah makhluk Allõh سبحانه وتعالى, bahwa surga dan neraka bisa berkata-kata, dan mereka tidak musnah ketika Kiamat. Lalu bagaimana dengan QS. Al Anbiyã’ (21) ayat 35 bahwa :

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ

Kullu nafsin dzã’iqotul maũt” (Setiap yang bernyawa pasti akan mati).
Apakah untuk surga dan neraka ada pengecualian?

Jawaban:

1. Kembali kepada keterangan diatas bahwa neraka mempunyai nama-nama, seperti disebutkan diatas. Bukan berarti Jahannam lain dengan Jahim, lain lagi dengan Saqor, lain pula dengan Huthomah, tidak demikian. Kalau disebutkan sedalam itu, maka maksudnya adalah semuanya terhitung Neraka. Memang ada pendapat ‘Ulama yang menjelaskan tentang Darokat adalah tingkatan Neraka. Sedangkan Darojat adalah tingkatan Surga. Darokat Jahannam seperti dipahami oleh Ibnu Juraij adalah bagian atasnya.

Tetapi yang dimaksudkan dalam Hadits, yang dimaksud dengan Neraka itu adalah dari awal (Jahannam) sampai dengan Hãwiyah.

2. Yang tepat adalah firman Allõh سبحانه وتعالى dalam QS. Al-Qõsos (28) ayat 88:

كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا

Kullu syai-in hãlikun illa waj-hah
(Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allõh)

Penjelasannya sudah kita bahas dalam kajian sebelumnya, mudah-mudahan masih ingat bahwa kata para ‘Ulama Ahlus Sunnah, tafsir yang sesungguhnya adalah: “Makhluk yang Allõh سبحانه وتعالى takdirkan musnah akan musnah, dan makhluk yang ditakdirkan oleh Allõh سبحانه وتعالى tidak musnah, maka tidak akan musnah”.

Itu semua berdasarkan dalil yang ada. Kalau dikatakan bahwa Surga dan Neraka oleh Allõh سبحانه وتعالى tidak dimusnahkan dulu, lalu Allõh سبحانه وتعالى ciptakan ulang, maka yang demikian itu kita tidak akan bisa menjawabnya karena itu adalah berdasarkan pada berita dari Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم, dan bagi kita adalah tidak boleh bertanya sesuatu yang melebihi kapasitas kemampuan manusia. Karena semuanya itu kembalinya adalah kepada wahyu dari Allõh سبحانه وتعالى. Semua terserah kepada Allõh سبحانه وتعالى, Yang Maha Pencipta, mana yang harus abadi dan mana yang tidak harus abadi.

Pertanyaan:

1. Dalam suatu Hadits dikatakan bahwa ada dialog antara penghuni neraka dan penduduk surga. Apakah jarak mereka itu dekat? Sedangkan panas api neraka itu luar biasa. Bagaimana memahami hal ini?
2. Di dalam neraka ada sebuah pohon yang dahsyat. Bagaimanakah dahsyatnya pohon itu?

Jawaban:

Inilah yang disebut oleh para ‘Ulama bahwa kita ini sebagai Ahlus Sunnah wal Jamã’ah meyakini Nash sebagaimana dhohirnya, tanpa men-takwilnya, tanpa menafsirkan sesuatu yang di luar dari apa yang diberitakan oleh Allõh سبحانه وتعالى dan Rosũl-Nya صلى الله عليه وسلم.

Ketika diberitahukan kepada kita bahwa antara Surga dan Neraka itu saling berkata dan berhujat, atau berdialog, maka jangan bertanya seperti apa kalau memang tidak ada berita penjelasannya dari dalil. Tetapi kita ini sebagai Ahlus Sunnah Wal Jamã’ah, hendaknya puas dengan apa yang diberitakan oleh Allõh سبحانه وتعالى dan Rosũl-Nya صلى الله عليه وسلم. Sedangkan apa-apa yang tidak diberitakan oleh Allõh سبحانه وتعالى dan Rosũl-Nya صلى الله عليه وسلم, maka kita tidak akan membahasnya.

Perkara penghuni Neraka dan Surga yang saling bisa berdialog, bahasan kita belum sampai kesana dan akan sampai kesana, dan akan dibahas pada waktu berikutnya.

Pertanyaan:

Dalam suatu literatur dikatakan bahwa manusia itu sudah ditentukan takdirnya. Bahkan sudah ditentukan takdirnya itu limapuluh ribu tahun sebelumnya, bahwa ia akan di surga atau di neraka. Apakah kita manusia masih bisa berusaha untuk mengubah takdir itu yang tadinya ditakdirkan di neraka lalu bisa ke surga?

Jawaban:

Benar bahwa manusia itu limapuluh ribu tahun sebelumnya sudah ditakdirkan oleh Allõh سبحانه وتعالى, apa yang akan terjadi pada dirinya sampai dengan Hari Kiamat.

Tetapi ada Hadits lain yang membuat kita optimis, yakni Hadits Riwayat Al Imãm At Turmudzy no: 2139, yang di-Hasan-kan oleh Syaikh Nashiruddin Al Albãny رحمه الله, dari Shohabat Salman رضي الله عنه, bahwa Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم bersabda:

لا يرد القضاء إلا الدعاء ولا يزيد العمر إلا البر

Artinya:
Tidak ada yang bisa menolak takdir, kecuali do’a”.

Oleh karena itu optimis-lah kita kepada Allõh سبحانه وتعالى, berdo’alah sebanyak-banyaknya, memohon kepada Allõh سبحانه وتعالى dibarengi dengan usaha yang gigih, untuk menjauhi dari apa yang mengundang murka Allõh سبحانه وتعالى yang menjerumuskan ke dalam api neraka. Allõh سبحانه وتعالى tidak akan mendzolimi seorangpun, karena firman Allõh سبحانه وتعالى dalam QS. Yunus (10) ayat 44:

إِنَّ اللّهَ لاَ يَظْلِمُ النَّاسَ شَيْئاً وَلَـكِنَّ النَّاسَ أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ

Artinya:
Sesungguhnya Allõh tidak berbuat dzolim kepada manusia sedikitpun, akan tetapi manusia itulah yang berbuat dzolim kepada diri mereka sendiri.”

Dalam Hadits diatas, Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم menjelaskan bahwa: Berdo’a itu akan mengubah takdir.

Dengan demikian bila orang berusaha untuk bertaqwa, istiqomah, di atas Al Qur’an dan Sunnah Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم, maka tidak mungkin Allõh سبحانه وتعالى menjerumuskannya ke dalam api neraka. Bahkan sebaliknya Allõh سبحانه وتعالى akan memberikan ganjaran yang berlipat-lipat berupa Ridho, Kasih-Sayang dan Surga-Nya.

Pertanyaan:

Disampaikan diatas, sesuai dengan ayat Al Qur’an bahwa neraka itu bahan bakarnya dari manusia dan batu. Kalau batu menjadi bahan bakar neraka, ma’shiyat apa yang dilakukan oleh batu itu sehingga ia dijadikan bahan bakar neraka?

Jawaban:

Allõh سبحانه وتعالى ciptakan bahwa batu itu adalah menjadi bahan bakar neraka, bukan karena batu itu berma’shiyat. Karena batu tidak mukallaf, batu adalah benda mati, tidak seperti manusia. Ketika Allõh سبحانه وتعالى mengancam tentang siapa yang akan menjadi penghuni neraka, dimana batu menjadi bahan bakarnya, bukan berarti batu itu akan disiksa, melainkan Allõh سبحانه وتعالى takdirkan bahwa batu itu sebagai alat pembakar di neraka.

Alhamdulillah, kiranya cukup sekian dulu bahasan kita kali ini, mudah-mudahan bermanfaat. Kita akhiri dengan Do’a Kafaratul Majlis :

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Jakarta, Senin Malam, 16 Jumãdil Awwal 1430 H – 11 Mei 2009 M

Footnote:

[1] Al Imãm Abu Dãwud no: 5081 dan Al Imãm Ahmad dalam Musnad-nya, dari Shohabat Muslim bin Al Hãrits At Tamĩmy رضي الله عنه, namun hadits ini di-dho’if-kan oleh syaikh Nashiruddin Al Albãny dalam “Dho’if Sunnan Abi Dãwudnomor: 1083, juga oleh syaikh Syu’aib al Arna’ũth dalam “Takhrĩj Musnad Imãm Ahmad” dengan nomor: 18083, karena dalam sanadnya terdapat seorang Perowi bernama Muslim Bin al Haarits dimana dia ini dilemahkan oleh al Dãruquthny.

[2] Al Imãm Abu Ya’la dalam Musnad-nya Jilid 11 halaman 54 no: 6192 dan syaikh Husein Salim Asad mengatakan sanadnya lemah, adapun Al Imãm Al Mundziri dalam “At Targhĩb wat Tarhĩbjilid 4 halaman 243 no: 5521, menurut beliau hadits ini diriwayatkan oleh Abu Ya’la yang sanadnya memenuhi syarat Al Imãm Bukhõry dan Al Imãm Muslim; karena itu syaikh Nashiruddin al Albãny men-shohĩh-kan hadits ini dalam “Silsilah Hadits Shohĩhahjilid 1 halaman 9 no: 2506.

——- 0O0 ——-

Silakan download PDF : sifat-sifat-api-nerakaaqi-110509-fnl

8 Comments leave one →
  1. ummu fahri permalink
    11 March 2011 4:57 pm

    Ijin share ustadz

  2. Suryanto permalink
    17 March 2011 12:48 pm

    Assalamu‘alaikum Warrohmatulloohi Wabarokaatuh,
    Ustadz A Rofi’i, mohon izin copy paste, untuk dipelajari
    Semoga Allooh selalu melindungi dan menerima amal baik Ustad A Rofi’i Aamiin.

    • 18 March 2011 6:33 am

      Wa ‘alaikumussalaam Warohmatulloohi Wabarokaatuh,
      Silakan saja, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat…. Dan Semoga Allooh Subhaanahu Wa Ta’aalaa senantiasa memberikan keteguhan dan kegigihan bagi antum dalam menuntut ‘ilmu dien… Barokalloohu fiika

  3. abu afbian permalink
    6 April 2011 7:22 pm

    Assalamu’alaikum. Mohon izin ustadz untuk ambil.. mudah-mudahan ilmu antum bermanfaat. Jazakumullah!!

    • 6 April 2011 8:56 pm

      Wa ‘alaikumussalaam Warohmatulloohi Wabarokaatuh,
      Silakan saja, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat bagi ana, keluarga, antum dan kaum muslimin pada umumnya… Barokalloohu fiika

  4. 7 September 2011 6:47 pm

    Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuhu,
    Ustadz, mohon do’anya agar kami, istri dan anak-anak kami serta orang tua kami selamat dari siksa kubur dan neraka. Jazakaallah

    • 9 September 2011 2:33 am

      Wa ‘alaikumussalaam Warohmatulloohi Wabarokaatuh,
      Semoga Allooh Subhaanahu Wa Ta’aalaa menjauhkan diri kita, orang tua, istri dan anak-anak kita dan kaum muslimin dari siksa kubur dan api neraka; serta memberi hisab yang mudah serta kebahagiaan dunia dan akherat bagi kita semua…. Aamiiin

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.