Skip to content

Dahsyatnya Hari Kiamat

4 November 2011

(Transkrip Ceramah AQI 230608)

AHWALUL QIYAMAH (DAHSYATNYA HARI KIAMAT)

Oleh:  Ustadz Achmad  Rofi’i, Lc.

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Muslimin dan muslimat yang dirahmati Allõh سبحانه وتعالى,

Beberapa pertemuan yang lalu, telah kita bahas tentang tanda-tanda akan terjadinya Hari Kiamat, dan kali ini kita masih dalam bahasan yang merupakan runtutan dari “Beriman Kepada Hari Kiamat”, adalah kita sampai kepada Bab Ahwalul Qiyamah” (Dahsyatnya Hari Kiamat).

Berbagai peristiwa yang sangat mengerikan akan dialami oleh orang-orang jahat ketika terjadi Hari Kiamat. Seperti dijelaskan sebelum ini bahwa yang akan mengalami Hari Kiamat itu hanyalah orang-orang jahat saja.

Dalam Hadits Riwayat Al Imãm Muslim no: 5066, dari Shohabat ‘Abdullõh bin ‘Amr bin Al Ash رضي الله عنه, bahwa beliau berkata,

عن عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ َقَالَ : لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ إِلاَّ عَلَى شِرَارِ الْخَلْقِ هُمْ

Artinya:

Kiamat tidak akan terjadi, kecuali pada orang-orang yang paling jahat.

Karena orang-orang yang beriman akan ditiup angin yang berbau misk (minyak wangi kesturi) dan semua orang yang ada iman di dadanya akan mati seketika. Seolah-olah mereka satu nyawa. Hal ini telah kita bahas dalam kajian yang lalu, yakni dalam Hadits Riwayat Al Imãm Muslim no: 327, dari Shohabat Abu Hurairoh رضي الله عنه, beliau berkata bahwa Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم bersabda,

إِنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ رِيحًا مِنَ الْيَمَنِ أَلْيَنَ مِنَ الْحَرِيرِ فَلاَ تَدَعُ أَحَدًا فِى قَلْبِهِ – قَالَ أَبُو عَلْقَمَةَ مِثْقَالُ حَبَّةٍ وَقَالَ عَبْدُ الْعَزِيزِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ – مِنْ إِيمَانٍ إِلاَّ قَبَضَتْهُ

Artinya:
Sesungguhnya Allõh akan mengutus angin dari arah Yaman yang lebih halus dari pada sutra, sehingga tidak ada seorang pun yang didalam hatinya terdapat iman seberat zarroh (atom) kecuali akan direnggut nyawanya.”

Demikianlah kekuasaan Allõh سبحانه وتعالى yang Maha Hebat, mudah-mudahan kita tidak mengalami berbagai fenomena tersebut.

Ahwal” artinya “Dahsyat”, yaitu perkara-perkara yang sangat mengerikan ketika Hari Kiamat terjadi. Bahasan ini merupakan bahasan transisi antara Alam Dunia dan Alam Akhirat.   

Bahasan Alam Dunia sudah kita akhiri dengan kajian tentang Bab Tanda-Tanda Hari Kiamat. Dan Bahasan Alam Akhirat akan kita mulai dengan Bab “Yaumul Ba’tsi” (Hari Kebangkitan). Yaumul Ba’tsi itu akan tiba setelah terjadinya Kiamat dimana seluruh alam semesta beserta isi-isinya hancur berantakan, rusak dan tidak lagi bernyawa. Allõh سبحانه وتعالى bangkitkan manusia dan itu lah merupakan awal dari Hari Akhirat.

Sedangkan “Ahwalul Qiyamah” sebenarnya ada di ujung Alam Dunia dan di awal Hari Akhirat.

Agar lebih jelas, kita renungkan terlebih dahulu apa yang disabdakan oleh Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم dalam dua Hadits berikut ini :

Pertama, Hadits yang diriwayatkan oleh Al Imãm Muslim no: 2947 dari salah seorang Shohabat bernama Abu Hurairoh رضي الله عنه, bahwa Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم bersabda:

بَادِرُوا بِالأَعْمَالِ سِتًّا طُلُوعَ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا أَوِ الدُّخَانَ أَوِ الدَّجَّالَ أَوِ الدَّابَّةَ أَوْ خَاصَّةَ أَحَدِكُمْ أَوْ أَمْرَ الْعَامَّةِ

Artinya:
Bersegeralah beramal amalan yang shõlih, sebelum datang yang enam, yaitu terbitnya matahari dari sebelah barat, munculnya asap, muncul Dajjal, muncul Ad Dãbbah atau perkara khusus dari salah seorang dari kalian atau perkara umum.

Perkara-perkara yang dimakudkan dalam Hadits tersebut akan menjadi penghalang bagi seseorang untuk diterima amalannya. Karena seperti dibahas sebelum ini bahwa Matahari Terbit dari sebelah Barat itu merupakan pertanda bahwa tidak ada lagi amalan yang bermanfaat bagi manusia. Sudah tertutup taubat bagi manusia atau sudah tertutup bagi mereka itu untuk kembali ke jalan yang benar.

Sudah tertutup ! Allõh سبحانه وتعالى dan Rosũl-Nya صلى الله عليه وسلم sudah memberikan aba-aba bahwa manusia punya masa-taubat, masa-perbaikan, dan itu adalah selama manusia hidup di dunia dan apabila nyawa mereka belum sampai ke kerongkongan dan apabila Matahari belum Terbit di sebelah Barat.

Jika dua tanda itu sudah dialami, maka tidak ada gunanya perbaikan (taubat) yang dilakukan oleh manusia. Kalau masa-masa perbaikan sudah ditutup oleh Allõh سبحانه وتعالى, berarti tidak lagi manusia punya peluang untuk beruntung setelah itu. Na’ũdzu billãhi min dzãlik.

Alhamdulillah, saat ini kita masih dalam keadaan sehat wal ‘afiyat. Sebelum Hari Kiamat tiba, marilah setiap kita berlomba untuk menjalankan kebajikan sesuai dengan apa yang disyari’atkan oleh Allõh سبحانه وتعالى dan apa yang dijelaskan oleh Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم.

Kedua,

Hadits yang diriwayatkan oleh Al Imãm At Turmudzy no: 2306, menurut Syaikh Nashiruddin Al Albãny Hadits ini dho’ĩf, dimana Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم bersabda:

بادروا بالأعمال سبعا هل تنظرون إلا فقرا منسيا أو غنى مطغيا أو مرضا مفسدا أو هرما مفندا أو موتا مجهزا أو الدجال فشر غائب ينتظر أو الساعة فالساعة أدهى وأمر

Artinya:
Apakah kalian menunggu-nunggu sampai kalian menjadi orang miskin dan miskin itu menjadikan kalian lupa, ataukah kalian tunda-tunda beramal sampai kalian menjadi kaya dan kaya itu akan menutup hati kalian sehingga kalian menjadi melampaui batas, ataukah sakit yang merusak, ataukah pikun atau mati atau Dajjal sejahat-jahat yang ditunggu, atau Hari Kiamat dimana Hari Kiamat itu adalah sangat dahsyat dan mengerikan.”

Hadits diatas adalah dho’ĩf menurut Syaikh Nashiruddin Al Albãny رحمه الله, namun demikian diriwayatkan pula oleh Abu Ya’la Al Mũshiliy رحمه الله dalam Musnad-nya no: 6542 dimana pen-tahqiq-nya Syaikh Husain Salim Asãd mengatakan bahwa Sanad Hadits ini terdiri dari para perowi yang tsĩqoh. Juga Al Imãm Hakim dalam Al Mustadrok no: 7906 dimana beliau رحمه الله mengatakan bahwa Hadits ini Shohĩh, memenuhi Syarat Al Imãm Al Bukhõry dan Al Imãm Muslim رحمهما الله, hanya saja mereka tidak mengeluarkannya. Dan Al Imãm Adz Dzahaby mengomentarinya dengan mengatakan, “Jika Ma’mar mendengar dari Al Maqbury maka Hadits ini Shohĩh, memenuhi syarat Al Bukhõry dan Muslim.”

Oleh karena itu Hadits diatas tersebut bisa dijadikan sebagai suatu bahan renungan buat diri kita, yakni bahwa Allõh سبحانه وتعالى bisa menguji seseorang dengan kemiskinan, sehingga ia pun lalu menjadi tidak sabar. Ia pun menjadi “ngoyo” (bekerja terus menerus untuk kepentingan duniawinya), lalu setiap hari ia menjadi lupa, karena kemiskinan itu membawanya terseret kepada berbagai perkara.

Atau Allõh سبحانه وتعالى menguji seseorang dengan menjadi orang yang kaya, lalu kekayaannya menjadikan ia melampaui batas. Karena banyak uang (harta) lalu ia belanjakan hartanya itu dengan ma’shiyat.

Atau Allõh سبحانه وتعالى menguji seseorang dengan sakit yang merusak. Penyakit di zaman sekarang adalah mengerikan, misalnya kanker, dan sebagainya, yang semuanya itu adalah bagian dari yang diisyaratkan oleh Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم, yaitu penyakit yang merusak. Sebelum semuanya itu datang, mengapa kita tangguh-tangguhkan untuk beramal shõlih?

Berikutnya adalah Allõh سبحانه وتعالى menguji seseorang dengan kepikunan. Orang menjadi pikun. Orang tersebut tidak lagi tahu kapan waktu sholat, sudah tidak mengenal lagi orang-orang disekitarnya misalnya cucunya, dan sebagainya. Apakah kita akan menunggu sampai pikun terlebih dahulu barulah kita ini hendak beramal ? Padahal bila sudah pikun maka seseorang tidak bisa lagi meningkatkan prestasi ibadahnya kepada Allõh سبحانه وتعالى.

Disamping itu, ada pula kematian yang mengintai kita setiap saat. Mau atau tidak mau, sadar atau tidak sadar, suka atau tidak suka maka kematian itu adalah selalu mengintai setiap diri-diri kita. Kita tidak tahu, umur kita ini sampai berapa, dan di bumi manakah kita akan mati. Bukankah Allõh سبحانه وتعالى dan Rosũl-Nya صلى الله عليه وسلم memberikan aba-aba tentang hal tersebut kepada kita? Apakah kita masih juga lalai? Ataukah seseorang itu terus-menerus lalai dan menunda untuk beramal shõlih hingga menunggu munculnya Dajjal, atau Ad Dãbbah, ataukah menunggu hingga terjadinya Hari Kiamat terlebih dahulu? Padahal Kiamat itu sangat pedih dan sangat dahsyat?

Contoh tentang kedahsyatan Hari Kiamat misalnya dalam Al Qur’an Surat At Takwĩr (81) ayat 1 – 11:

إِذَا الشَّمْسُ كُوِّرَتْ ﴿١﴾ وَإِذَا النُّجُومُ انكَدَرَتْ ﴿٢﴾ وَإِذَا الْجِبَالُ سُيِّرَتْ ﴿٣﴾ وَإِذَا الْعِشَارُ عُطِّلَتْ ﴿٤﴾ وَإِذَا الْوُحُوشُ حُشِرَتْ ﴿٥﴾ وَإِذَا الْبِحَارُ سُجِّرَتْ ﴿٦﴾ وَإِذَا النُّفُوسُ زُوِّجَتْ ﴿٧﴾ وَإِذَا الْمَوْؤُودَةُ سُئِلَتْ ﴿٨﴾ بِأَيِّ ذَنبٍ قُتِلَتْ ﴿٩﴾ وَإِذَا الصُّحُفُ نُشِرَتْ ﴿١٠﴾ وَإِذَا السَّمَاء كُشِطَتْ ﴿١١﴾

Artinya:

(1) Apabila matahari digulung,

(2) dan apabila bintang-bintang berjatuhan,

(3) dan apabila gunung-gunung dihancurkan,

(4) dan apabila unta-unta yang bunting ditinggalkan (tidak diperdulikan),

(5) dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan,

(6) dan apabila lautan dipanaskan,

(7) dan apabila ruh-ruh dipertemukan (dengan tubuh),

(8) apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya,

(9) karena dosa apakah dia dibunuh,

(10) dan apabila catatan-catatan (amal perbuatan manusia) dibuka,

(11) dan apabila langit dilenyapkan.

Dari Ayat 1 QS. At Takwĩr : “Apabila matahari sudah digulung
Maksudnya: Matahari sudah tidak lagi beredar. Semua peredaran matahari dan planet-planet sudah dihentikan oleh Allõh سبحانه وتعالى. Jika sekarang peredaran matahari serta bintang-bintang dalam alam semesta ini masih teratur dan berada pada garis edarnya masing-masing, namun kalau saja peredarannya tersebut oleh Allõh سبحانه وتعالى dihentikan dan benda-benda angkasa itu berbenturan, maka akan hancurlah semuanya.

Sedangkan dari Ayat 2 QS. At Takwĩr: “Dan apabila bintang-bintang berjatuhan
Maksudnya: Apabila bintang-bintang di alam semesta yang jumlahnya milyaran itu, yang menurut para ahli, besarnya masing-masing bintang itu adalah sama dengan besarnya matahari, lalu mereka akan berjatuhan. Semua runtuh serta tidak berada pada garis edarnya lagi, maka berarti habislah riwayat alam semesta ini. Dan Kiamat itu tidak terjadi pada bumi saja, melainkan juga pada semua tata-surya, dimana benda-benda angkasa-luar akan hancur, dan semuanya menjadi berjatuhan.

Lalu dari Ayat 3 QS. At Takwĩr: “Dan apabila gunung-gunung dihancurkan
Maksudnya: Hendaknya kita membayangkan bahwa apabila satu gunung saja yang bila meletus akibatnya demikian dahsyat, maka bagaimana pula dengan apabila seluruh gunung-gunung itu oleh Allõh سبحانه وتعالى dibuat beterbangan dan hancur. Tentu luar biasa dahsyatnya.

Lalu dari Ayat 4 QS. At Takwĩr: “Dan apabila unta-unta yang bunting ditinggalkan (tidak dipedulikan).”
Maksudnya: Binatang ternak yang biasanya sehari-harinya itu dijaga dan dipelihara, tetapi ketika Hari Kiamat itu tiba maka tidak ada satupun orang yang akan peduli pada binatang ternak peliharaannya, karena masing-masing orang akan sangat sibuk di kala itu untuk menyelamatkan diri.

Lalu pada Ayat 7 QS. At Takwĩr: “Dan apabila ruh-ruh dipertemukan (dengan tubuh)
Maksudnya: Apabila seseorang itu pelacur, maka ia pun akan dikumpulkan bersama sesama pelacur. Apabila seseorang itu senang makan riba maka ia pun akan dikumpulkan dengan para ahli riba. Dan apabila seseorang itu suka berbuat dzolim dan membunuh orang lain, maka ia pun akan dikumpulkan beserta orang-orang dzolim dan para pembunuh.

Mudah-mudahan kita dikumpulkan dengan para orang-orang shõlih. Karena kita ingin menjadi orang yang shõlih, maka hendaknya kita perbanyak berdo’a dan memohon kepada Allõh سبحانه وتعالى agar kelak di Hari Kiamat kita dapat dikelompokkkan beserta dengan orang-orang yang shõlih.

Bila kita renungkan, maka ayat-ayat terebut menjelaskan betapa dahsyatnya Hari Kiamat nanti.

Dalam Surat-Surat yang lain di dalam Al Qur’an, misalnya Surat Al Zalzalah (99) ayat 1 – 6, juga digambarkan betapa dahsyatnya Hari Kiamat tersebut. Perhatikanlah firman Allõh سبحانه وتعالى dalam QS. Al Zalzalah (99) ayat 1 – 6 tersebut:

إِذَا زُلْزِلَتِ الْأَرْضُ زِلْزَالَهَا ﴿١﴾ وَأَخْرَجَتِ الْأَرْضُ أَثْقَالَهَا ﴿٢﴾ وَقَالَ الْإِنسَانُ مَا لَهَا ﴿٣﴾ يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا ﴿٤﴾ بِأَنَّ رَبَّكَ أَوْحَى لَهَا ﴿٥﴾ يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ النَّاسُ أَشْتَاتاً لِّيُرَوْا أَعْمَالَهُمْ ﴿٦﴾

Artinya:

(1) Apabila bumi digoncangkan dengan goncangannya (yang dahsyat),

(2) dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)-nya,

(3) dan manusia bertanya: “Mengapa bumi (jadi begini)?”,

(4) pada hari itu bumi menceritakan beritanya,

(5) karena sesungguhnya Robb-mu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya.

(6) Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan yang bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka.

Semua itu adalah Kekuasaan Allõh سبحانه وتعالى sebagai peringatan bagi kita semua, maka :
Wahai orang-orang yang punya hati, wahai orang-orang yang punya akal, sadarlah.
Hendaknya kita semua kembali sadar bahwa Allõh سبحانه وتعالى lah Yang Maha Perkasa.”
Dan ayat-ayat tersebut juga merupakan peringatan bagi manusia apakah manusia akan tetap dalam keadaan sombong, angkuh dan congkak melawan Allõh سبحانه وتعالى ataukah tidak.

Hari Kiamat dikenal dengan “An Naqũr” (النَّاقُورِ) sebagaimana dalam QS Al Mudatstsir (74) ayat 8 – 10 berikut ini:

فَإِذَا نُقِرَ فِي النَّاقُورِ ﴿٨﴾ فَذَلِكَ يَوْمَئِذٍ يَوْمٌ عَسِيرٌ ﴿٩﴾ عَلَى الْكَافِرِينَ غَيْرُ يَسِيرٍ ﴿١٠﴾

Artinya:

(8) Apabila ditiup sangkakala,

(9) maka waktu itu adalah waktu (datangnya) hari yang sulit,

(10) bagi orang-orang kafir, lagi tidak mudah.

Hari Kiamat juga dikenal dengan sebutan “Al Hasroh” (الْحَسْرَةِ) sebagaimana dalam QS Maryam (19) ayat 39 berikut ini:

 وَأَنذِرْهُمْ يَوْمَ الْحَسْرَةِ إِذْ قُضِيَ الْأَمْرُ وَهُمْ فِي غَفْلَةٍ وَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ

Artinya:

Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika segala perkara telah diputus. Dan mereka dalam kelalaian dan mereka tidak (pula) beriman.”

Hari Kiamat juga disebut dengan “As Sã’ah” (السَّاعَةَ) sebagaimana dalam QS Al Hijr (15) ayat 85 :

 وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا إِلاَّ بِالْحَقِّ وَإِنَّ السَّاعَةَ لآتِيَةٌ فَاصْفَحِ الصَّفْحَ الْجَمِيلَ

Artinya:

Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, melainkan dengan benar. Dan sesungguhnya saat (kiamat) itu pasti akan datang, maka maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik.”

Hari Kiamat juga dikenal dengan nama “At Taghõbun” (التَّغَابُنِ) sebagaimana dalam QS At Taghõbun (64) ayat 9 :

يَوْمَ يَجْمَعُكُمْ لِيَوْمِ الْجَمْعِ ذَلِكَ يَوْمُ التَّغَابُنِ وَمَن يُؤْمِن بِاللَّهِ وَيَعْمَلْ صَالِحاً يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَداً ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

Artinya:

(Ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allõh mengumpulkan kamu pada hari pengumpulan (untuk dihisab), itulah hari (waktu itu) ditampakkan kesalahan-kesalahan. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allõh dan mengerjakan amal shõlih, niscaya Allõh akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah keberuntungan yang besar.”

Hari Kiamat juga disebut “Al Yaumul Akhir” (الْيَوْمِ الآخِرِ) sebagaimana dalam QS At Taubah (9) ayat 18 :

إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللّهِ مَنْ آمَنَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلاَةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلاَّ اللّهَ فَعَسَى أُوْلَـئِكَ أَن يَكُونُواْ مِنَ الْمُهْتَدِينَ

Artinya:

Hanyalah yang memakmurkan mesjid-mesjid Allõh ialah orang-orang yang beriman kepada Allõh dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allõh, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.”

Hari Kiamat juga disebut dengan “Yaum At Tanad (يَوْمَ التَّنَادِ) sebagaimana dalam QS Ghofir / Al Mu’min (40) ayat 32:

وَيَا قَوْمِ إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ يَوْمَ التَّنَادِ

Artinya:

Hai kaumku, sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan siksaan hari panggil-memanggil.”

Hari Kiamat juga disebut “Al Hãqqoh” (الْحَاقَّةُ) sebagaimana dalam QS Al Hãqqoh (69) ayat 1 – 2 :

الْحَاقَّةُ ﴿١﴾ مَا الْحَاقَّةُ ﴿٢﴾

Artinya:

(1) Hari kiamat,

(2) apakah hari kiamat itu?

Yang paling sering Hari Kiamat juga disebut dengan “Al Qiyamah” (الْقِيَامَةِ) sebagaimana dalam QS An Nisã’ (4) ayat 87:

اللّهُ لا إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ لَيَجْمَعَنَّكُمْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ لاَ رَيْبَ فِيهِ وَمَنْ أَصْدَقُ مِنَ اللّهِ حَدِيثاً

Artinya:

Allõh, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Sesungguhnya Dia akan mengumpulkan kamu di hari kiamat, yang tidak ada keraguan terjadinya. Dan siapakah orang yang lebih benar perkataan-(nya) daripada Allõh.”

Dan masih banyak lagi nama-nama lain untuk penyebutan Hari Kiamat di dalam Al Qur’an maupun Hadits, hingga mencapai tidak kurang dari 20 nama.

Hari Kiamat yang mempunyai nama-nama sebanyak tersebut diatas, semuanya bermakna: dahsyat, mengerikan. Bermakna: tidak ada hari setelah hari itu, karena hari-dunia sudah digulung dan ditukar dengan hari-hari yang lain. Dan in syã Allõh hal ini akan kita bahas dalam bahasan tentang Hari Kebangkitan.

Dalam Surat Al Hajj (22) ayat 1 – 2, Allõh سبحانه وتعالى menjelaskan kepada kita bahwa dunia akan menjadi rusak dan penghuninya akan menjadi mati, sebagaimana firman-Nya berikut ini:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ إِنَّ زَلْزَلَةَ السَّاعَةِ شَيْءٌ عَظِيمٌ ﴿١﴾ يَوْمَ تَرَوْنَهَا تَذْهَلُ كُلُّ مُرْضِعَةٍ عَمَّا أَرْضَعَتْ وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَى وَمَا هُم بِسُكَارَى وَلَكِنَّ عَذَابَ اللَّهِ شَدِيدٌ ﴿٢﴾

Artinya:

(1) Hai manusia, bertakwalah kepada Robb-mu; sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat).

(2) (Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allõh itu sangat keras.

Dalam sebuah atsar, riwayat dari Shohabat ‘Ubay bin Ka’ab رضي الله عنه, beliau mengatakan bahwa:

ست آيات قبل يوم القيامة : بينما الناس في أسواقهم إذ ذهب ضوء الشمس ، فبينما هم كذلك ، إذ وقعت الجبال على وجه الأرض ، فتحركت ، واضطربت ، واختلطت ، ففزعت الجن إلى الإنس ، والإنس إلى الجن ، فاختلطت الدواب ، والطير ، والوحوش ، فماجوا بعضهم في بعض » ، وإذا الوحوش حشرت (التكوير:5 ) ، قال : « انطلقت » ، وإذا العشار عطلت (التكوير:4) قال : « أهملها أهلها » ، وإذا البحار سجرت (التكوير:6) « قالت الجن للإنس : نحن نأتيكم بالخبر ، انطلقوا إلى البحر فإذا هو نار تأجج » ، قال : « فبينما هم كذلك إذ تصدعت الأرض صدعة واحدة إلى الأرض السابعة السفلى ، وإلى السماء السابعة العليا ، فبينما هم كذلك إذ جاءتهم ريح فأماتتهم  

Artinya:

Enam petaka menjelang terjadinya Kiamat: Ketika orang-orang asyik berjual-beli di pasar-pasar mereka, tiba-tiba lenyaplah sinar matahari. Ketika mereka demikian, gunung pun tertumpah bergoncang dan bercampur sehingga kalang kabutlah jin pada manusia dan manusia pada jin. Hewan pun bercampur baur. Burung, binatang buas satu sama lain memasuki yang lain.

Dan apabila binatang buas dikumpulkan (QS. At Takwiir (81) ayat 5)”.

Beliau (‘Ubay bin Ka’ab رضي الله عنه) berkata, “Bertolak dari tempat masing-masing.

dan apabila unta-unta yang bunting ditinggalkan (tidak diperdulikan), (QS. At Takwĩr (81) ayat 4).”

Beliau (‘Ubay bin Ka’ab رضي الله عنه) berkata, “Diabaikan oleh pemiliknya,

Dan apabila lautan dipanaskan (QS At Takwĩr (81) ayat 6).”

Jin berkata, “Kami akan beritakan kepada kalian.” sehingga mereka (manusia) pergi ke laut, tetapi ternyata api telah menyambut.”

Beliau (‘Ubay bin Ka’ab رضي الله عنه) berkata, “Ketika mereka dalam keadaan demikian, bumi pun menghentakkan kedalam lapisan bumi yang ketujuh dibawah dan melontarkan isinya ke langit yang ketujuh diatas. Dan pada saat demikian, Allõh سبحانه وتعالى kirimkan kepada mereka angin yang mematikan mereka.”

(Lihat Kitab “Al AHwaal” karya Imaam Ibnu Abi Ad Dun-ya رحمه الله, halaman 23)

Dengan demikian maka dapatlah diambil kesimpulan sebagai berikut:

Akan ada enam tanda menjelang terjadinya Kiamat, yaitu :

1.   Ketika orang-orang asyik berjual-beli di pasar-pasar mereka.

(– Perhatikanlah bukankah di zaman sekarang semakin banyak bertebaran pasar dan mall-mall, yang semuanya merupakan tanda-tanda dekatnya Hari Kiamat; sementara itu dalam satu lingkungan banyak didirikan masjid, bangunannya banyak dan megah tetapi isinya tidak ada –)

2.   Matahari padam tidak lagi ada sinarnya, dunia menjadi gelap.

3.   Gunung menumpahkan isinya ke atas permukaan bumi.

4.   Jin akan merasa takut dan datang kepada manusia, dan manusia akan datang kepada jin untuk minta tolong atas dahsyatnya Kiamat.

5.   Binatang, burung dan binatang buas berlarian satu sama lain saling bertabrakan.

(– Manusia pada saat itu sudah tidak memikirkan binatang ternaknya ataupun pertaniannya, karena masing-masing telah sibuk memikirkan dirinya sendiri –)

6.   Lautan tumpah ke darat dan jin mengatakan agar manusia pergi ke lautan, tetapi ternyata di lautan sudah menjadi api.

(–Ketika itu sudah terjadi satu demi satu,kemudian akan melayanglah bumi dan akhirnya amblas ke bawah lapisan ke tujuh dan ada yang naik ke langit ke tujuh. Dan ketika itu, datang lah angin yang menjadikan mereka semua mati –)

Itulah yang dijelaskan oleh salah seorang Shohabat, yang mana ia menerima berita tersebut dari Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم, karena tidak mungkin ada ta’wĩl (interpretasi) dalam perkara-perkara ghoib seperti hari Kiamat. Maka dari atsar tersebut, dapatlah kita bayangkan alangkah dahsyatnya hari Kiamat nanti itu.

Dalam Hadits riwayat Al Imãm Ibnu Abi Ad Dunya, dari Shohabat ‘Uqbah bin Amir رضي الله عنه, dari Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم dimana beliau صلى الله عليه وسلم bersabda:

تطلع قبل الساعة عليكم سحابة سوداء مثل الترس من قبل المغرب ، فما تزال ترتفع حتى تملأ السماء ، قال : فينادي مناد : يا أيها الناس ، إن أمر الله قد أتى ، فوالذي نفسي بيده ، إن الرجلين لينشران الثوب فما يطويانه ، وإن الرجل ليلوط حوضه فما يشرب ، والرجل ليحلب لقحته فما يشرب منها شيئا »

Artinya:

Sebelum terjadi hari Kiamat akan muncul kepada kalian awan hitam muncul dari sebelah Barat, naik membumbung ke atas sampai awan itu menutupi langit, lalu ada yang menyeru: “Wahai manusia, janji Allõh tentang Hari Kiamat sudah datang. Maka demi Yang jiwaku ditangan-Nya, sesungguhnya ada dua orang laki-laki yang melemparkan bajunya sampai mereka tidak sempat lagi untuk melipatnya. Seseorang memelihara danau yang airnya untuk ia minum, tetapi ia tidak sempat meminumnya. Seseorang memerah susu sapinya, tetapi ia tidak bisa meminumnya.

(Lihat Kitab “Al AHwãl” karya Al Imãm Ibnu Abi Ad Dun-ya رحمه الله, halaman 25)

Dalam Hadits Riwayat Al Imãm At Turmudzy no: 2430, di-shohĩhkan oleh Syaikh Nashiruddin Al Albãny, dari Shohabat ‘Abdullõh bin ‘Amr bin Al ‘Ash رضي الله عنه, beliau berkata:

جاء أعرابي إلى النبي صلى الله عليه و سلم فقال ما الصور ؟ قال قرن ينفخ فيه

Artinya:

Wahai Rosũlullõh, apakah yang dimaksud sangkakala itu?
Beliau صلى الله عليه وسلم menjawab : “Sangkakala itu terompet yang berbentuk seperti tanduk yang ditiup.”

Juga dalam salah satu atsar, dari Abu Hurairoh رضي الله عنه, beliau berkata:

عن أبي هريرة قال : بينا طائفة من أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم عنده ، إذ قال رسول الله : « إن الله لما فرغ من خلق السماوات والأرض خلق الصور  فأعطاه إسرافيل ، فهو واضعه على فيه ، شاخص ببصره ينتظر متى يؤمر » ، قال أبو هريرة : قلت : يا رسول الله ، وما الصور ؟ قال : « هو قرن » ، قلت : وكيف هو ؟ قال : « عظيم » ، قال : « والذي نفسي بيده ، إن عظم دارة فيه لعرض السماء والأرض ، ينفخ فيه ثلاث نفخات ، فالنفخة الأولى للفزع ، والنفخة الثانية نفخة الصعق ، والنفخة الثالثة نفخة القيام لرب العالمين ، يأمر الله إسرافيل بالنفخة الأولى ، فيقول : انفخ نفخة الفزع ، فينفخ نفخة الفزع ، فيفزع أهل السماوات والأرض إلا من شاء الله فيأمره فيمدها ويطيلها ، ولا يفتر ، وهي التي يقول الله عز وجل : وما ينظر هؤلاء إلا صيحة واحدة ما لها من فواق  وتسير الجبال فتكون كالسحاب ، ثم تكون سرابا ، فترجف الأرض بأهلها ، وهي التي يقول الله : يوم ترجف الراجفة تتبعها الرادفة  فتكون الأرض كالسفينة الموبقة تضربها الأمواج في البحر ، تكفأ بأهلها كالقنديل المعلق بالعرش ، فترجف الأرض فتهيم الناس على وجهها ، وتذهل المراضع ، وتضع الحوامل ، ويشيب الولدان ، وتطير الشياطين هاربة فتلقاها الملائكة ، تضرب وجوهها فترجع ، ويولى الناس مدبرين ، فينادي المنادي ، وهي التي يقول الله : يوم التناد يوم تولون مدبرين ما لكم من الله من عاصم ، فبينما هم على ذلك من الحال إذ نظروا إلى الأرض قد تصدعت من قطر إلى قطر ، فرأوا أمرا عظيما ، فأخذهم لذلك من الكرب ما الله به عليم ، فينظرون إلى السماء ، فإذا هي كالمهل ، خسف شمسها وقمرها ، وانتثرت نجومها ، ثم كشطت عنهم » ، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : « الأموات لا يعلمون بشيء من ذلك » قال أبو هريرة : فقلت : يا رسول الله ، من استثنى الله حين يقول : ففزع من في السموات ومن في الأرض إلا من شاء الله  ؟ قال : « أولئك الشهداء ، هم أحياء عند ربهم يرزقون ، وقاهم  الله شر ذلك اليوم ، وأمنهم من عقابه ، وإنما يصل الفزع إلى الأحياء ، وهو عذاب الله يبعثه على شرار خلقه ، ثم يقول لإسرافيل : انفخ نفخة الصعق ، فينفخ نفخة الصعق ، فيصعق  أهل السماء والأرض إلا من شاء الله » قال أبو هريرة : قلت : يا رسول الله ، فمن استثنى الله حين نفخ في الصور ، فصعق من في السموات ومن في الأرض إلا من شاء الله ؟ قال : « جبريل وميكائيل وحملة العرش ، وملك الموت ، حتى إذا خمدوا جاء ملك الموت إلى الجبار فقال : يا رب : قد مات أهل الأرض وأهل السماء ، فيقول الله وهو أعلم : من بقي ؟ فيقول : بقيت أنت يا رب ، الحي الذي لا يموت ، وبقي جبريل وميكائيل وحملة العرش ، وبقيت أنا ، فيقول الله عز وجل : فليمت حملة العرش ، فيموتون ، ويأمر الله العرش فيقبض الصور ، ثم يجيء ملك الموت إلى الجبار فيقول : يا رب ، قد مات حملة العرش ، فيقول الله وهو أعلم : من بقي ؟ ، فيقول : بقيت أنت يا رب ، الحي الذي لا تموت ، وبقي جبريل وميكائيل ، وبقيت أنا ، فيقول الله : فليمت جبريل وميكائيل ، فيموتان ، وينطق الله العرش فيقول : يا رب ، تميت جبريل وميكائيل ؟ فيقول الله له : اسكت ، فإني كتبت الموت على من تحت عرشي ، ثم يجيء ملك الموت إلى الجبار فيقول : يا رب ، مات جبريل وميكائيل ، فيقول الله وهو أعلم : فمن بقي ؟ فيقول : بقيت أنت الحي الذي لا تموت ، وبقيت أنا ، فيقول الله : أنت خلق من خلقي ، خلقتك لما قد ترى ، مت ثم لا تحيا ، قال : فإذا لم يبق إلا الله جل ثناؤه  الواحد الأحد الصمد ، كان آخرا كما كان أولا ، طوى السماوات والأرض كطي السجل للكتاب ، ثم دحاها ، ثم تلقفهما ، ثم قال : أنا الجبار ، ثم ينادي : لمن الملك اليوم ؟ ثم يرد على نفسه : لله الواحد القهار ، يقول ذلك ثم ينادي : ألا من كان لي شريكا فليأت ، فلا يأتيه أحد ، قال ذلك ثلاثا  

Artinya:

“Ketika beberapa Shohabat berada dekat Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم, beliau صلى الله عليه وسلم bersabda:

Sesungguhnya Allõh seusai menciptakan langit dan bumi, Allõh ciptakan sangkakala dan diberikan kepada malaikat bernama Isrofil, lalu malaikat Isrofil memegang sangkakala itu dan meletakkan pada mulutnya. Matanya membelalak melihat ke depan menunggu perintah kapan saatnya sangkakala itu ditiup.

Abu Hurairoh رضي الله عنه berkata, “Aku berkata, “Ya Rosũlullõh, apa yang dimaksud dengan Ats Tsũr?
Beliau صلى الله عليه وسلم menjawab, “Dia adalah tanduk.”
Aku (Abu Hurairoh رضي الله عنه) bertanya lagi, “Seperti apakah itu?
Beliau صلى الله عليه وسلم menjawab, “Besar. Demi Yang jiwaku ditangan-Nya, sesungguhnya besarnya sangkakala adalah seluas langit dan bumi. Akan ditiup 3 kali. Tiupan pertama terjadi kepanikan. Tiupan kedua terjadi kemusnahan. Tiupan ketiga berdiri menghadap Robb Penguasa semesta alam (Allõh سبحانه وتعالى).”
“Allõh سبحانه وتعالى menyuruh Isrofil pada tiupan pertama dan berfirman, “Tiuplah dengan tiupan yang menyebabkan kepanikan dan kekalang-kabutan.”
Lalu (– sangkakala – pent.) ditiuplah, maka panik dan kalang kabutlah penghuni langit dan bumi, kecuali yang Allõh سبحانه وتعالى kehendaki untuk diperintahkan agar memanjang usianya. Dan inilah sebagaimana apa yang difirmankan Allõh سبحانه وتعالى (QS. Shõd (38) ayat 15), “Tidaklah yang mereka tunggu melainkan hanya satu teriakan saja yang tidak ada baginya saat berselang.”
Dan gunung-gunung berterbangan bagaikan awan, kemudian menjadi hancur berantakan dan bumi pun memporak-porandakan penghuninya.” Dan itu adalah sebagaimana firman Allõh سبحانه وتعالى (QS. An Nãziyat (79) ayat 6-7), “(6) (Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan) pada hari ketika tiupan pertama menggoncangkan alam, (7) tiupan pertama itu diiringi oleh tiupan kedua.
Pada hari terjadinya Hari Kiamat yang diikuti oleh goncangan berikutnya, sehingga bumi bagaikan perahu yang tertumpah dihempas badai di laut, memecahkan penghuninya bagaikan lampu yang tergantung di arsy. Bumi bergoncang sehingga manusia tersungkur diatas wajahnya, bayi-bayi ketakutan, orang-orang hamil keguguran, anak-anak beruban, syaithoon lari berterbangan dihardik malaikat, dipukul wajahnya lalu kembali. Manusia lari tunggang langgang. Penyeru pun menyeru.” Sebagaimana firman Allõh سبحانه وتعالى (QS. Ghofĩr (40) ayat 33), “(yaitu) hari (ketika) kamu (lari) berpaling ke belakang, tidak ada bagimu seorangpun yang menyelamatkan kamu dari (azab) Allõh, dan siapa yang disesatkan Allõh, niscaya tidak ada baginya seorangpun yang akan memberi petunjuk.
Ketika mereka dalam keadaan demikian, mereka melihat ke bumi, ternyata telah berantakan lalu mereka melihat perkara yang sangat besar, mereka menjadi ketakutan dan akhirnya musnah. Lalu mereka melihat ke langit, ternyata bagaikan logam yang meleleh. Langit runtuh, matahari, bulan dan lain-lainnya hancur berantakan.”
Rosũlullõh صلى الله عليه وسلمbersabda, “Orang yang sudah mati, tidak mengetahui hal itu sama sekali.
Abu Hurairoh رضي الله عنه berkata, “Ya Rosũlullõh, siapakah orang-orang yang dikecualikan oleh Allõh سبحانه وتعالى ketika berfirman, “Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allõh. Dan semua mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri. (QS An Naml (27) ayat 87).”
Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم bersabda, “Mereka adalah syuhada. Mereka adalah hidup disisi Allõh, diberi rizqy. Allõh lindungi mereka dari kejahatan hari ini, dan Allõh beri mereka rasa aman dari siksa-Nya. Kepanikan itu hanya Allõh sampaikan pada orang yang masih hidup, yaitu adzab Allõh yang Allõh akan bangkitkan pada orang-orang yang merupakan sejahat-jahat makhluk.
Kemudian Allõh سبحانه وتعالى berfirman pada Isrofil, “Tiuplah dengan tiupan yang mematikan.” Sehingga matilah penghuni langit dan bumi, kecuali yang Allõh سبحانه وتعالى kehendaki.
Abu Hurairoh رضي الله عنه berkata, “Aku bertanya, “Ya Rosũlullõh siapa yang dikecualikan oleh Allõh سبحانه وتعالى ketika sangkakala ditiup, sehingga menjadi musnahlah yang di langit dan yang di bumi kecuali yang Allõh سبحانه وتعالى kehendaki?
Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم bersabda, “Jibril, Mikail, Malaikat Pembawa ‘Arsy dan Malakul Maut (Pencabut Nyawa).”
Sehingga apabila mereka semua sudah mati, Malakul Maut datang pada Allõh سبحانه وتعالى dan berkata, “Ya Allõh, penghuni bumi sudah mati, juga penghuni langit.
Maka Allõh سبحانه وتعالى berfirman dan Allõh سبحانه وتعالى Maha Mengetahui, “Siapa yang tersisa?
Maka Malakul Maut berkata, “Engkau ya Allõh Yang Maha Hidup, Yang tidak pernah akan mati. Juga masih hidup Jibril, Mikail dan Malaikat Pembawa ‘Arsy dan aku.”
Maka Allõh سبحانه وتعالى berfirman, “Matilah Pembawa ‘Arsy.”
Maka matilah mereka.
Allõh سبحانه وتعالى memerintahkan ‘Arsy untuk memegang sangkakala, kemudian Malakul Maut datang kepada Allõh سبحانه وتعالى dan berkata, “Ya Allõh, telah mati Pembawa ‘Arsy.
Maka berfirmanlah Allõh سبحانه وتعالى Yang Maha Mengetahui, “Siapakah yang tersisa?
Malakul Maut berkata, “Aku, ya Allõh Yang Maha Hidup dan tidak akan mati. Juga Jibril dan Mikail, juga aku.
Maka Allõh سبحانه وتعالى berfirman, “Matilah Jibril dan Mikail.
Maka matilah keduanya.
Lalu ‘Arsy berkata, “Ya Allõh, telah Engkau matikan Jibril dan Mikail.”
Kemudian Allõh سبحانه وتعالى berfirman, “Diamlah, sesungguhnya Aku telah memerintahkan untuk mati siapa saja yang berada dibawah ‘Arsy.”
Kemudian datanglah Malakul Maut kepada Allõh سبحانه وتعالى dan berkata, “Ya Allõh, Jibril dan Mikail sudah mati.
Dan Allõh سبحانه وتعالى berfirman dan Allõh سبحانه وتعالى lebih Maha Mengetahui, “Maka siapakah yang tersisa?”
Malakul Maut berkata, “Engkau yang tersisa, wahai Yang Maha Hidup dan aku.”
Maka Allõh سبحانه وتعالى berfirman, “Kamu adalah makhluk dari makhluk yang Ku-ciptakan. Ku-ciptakan kamu untuk mati seperti yang kamu lihat, kemudian tidak lagi hidup.
Berkata Abu Hurairoh رضي الله عنه, “Maka apabila tidak ada yang tersisa kecuali Allõh سبحانه وتعالى Yang Esa (Tunggal), tempat bergantung, maka Akhir adalah sebagaimana Awal, dilipatlah langit dan bumi seperti dilipatnya halaman Kitab, kemudian membiarkannya, kemudian menggulungnya dan berfirman, “Aku Yang Maha Perkasa, punya siapa Kerajaan pada hari ini ?
Kemudian membalas terhadap Diri-Nya sendiri, “Kepunyaan Allõh سبحانه وتعالى Yang Esa (Tunggal), Yang tak terkalahkan.
Allõh سبحانه وتعالى menyatakan itu dan menyeru, “Siapa yang menyekutukan Aku, maka datangkanlah.”
Dan tidak ada satu pun yang mampu. Dikatakannya yang demikian itu tiga kali.

Seluruh kisah ini diriwayatkan oleh Al Imãm Ibnu Abid Dun-ya رحمه الله dalam Kitab “Al AHwãLl” (Dahsyatnya Hari Kiamat), halaman 54. Itulah gambaran tentang dahsyatnya Hari Kiamat.

Sebagai tambahan adalah apa yang dikatakan oleh para ‘Ulama Ahlus Sunnah :

Misalnya Muhmmad bin Ka’ab Al Qurdzi رحمه الله mengatakan :

بلغني أن آخر من يموت ملك الموت ، يقال له : يا ملك الموت مت موتا لا تحيا بعده أبدا ، قال : فيصرخ عند ذلك صرخة لو سمعها أهل السماوات وأهل الأرض لماتوا فزعا ، ثم يموت ، ثم يقول الله عز وجل : لمن الملك اليوم لله الواحد القهار

Artinya:

Sampai padaku bahwa yang terakhir mati adalah Malaikat Pencabut Nyawa. Dikatakan kepada malaikat itu: “Matilah kamu, yang tidak ada kehidupan setelahnya.” Kemudian ia (Malaikat) itu pun menjerit yang kalaulah (suaranya) terdengar oleh penghuni langit dan bumi maka mereka akan menjadi mati; kemudian dia (Malaikat) itu pun akan mati.

Kemudian Allõh سبحانه وتعالى berfirman: “Milik siapakah kerajaan pada hari ini? Milik Allõh سبحانه وتعالى Yang Esa lagi Maha Perkasa (QS. Ghofĩr (40) ayat 16)

Lihat Kitab “Al AHwãl” karya Al Imãm Ibnu Abi Ad Dun-ya رحمه الله, halaman 60)

Anas bin Mãlik رضي الله عنه berkata, bahwa Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم bersabda:

إذا وقف العباد جاء قوم واضعي سيوفهم على رقابهم تقطر دماؤهم ، فازدحموا على باب الجنة ، فقيل : من هؤلاء ؟ قيل : الشهداء كانوا أحياء مرزوقين  

Artinya:
Jika suatu kaum berdiri dihadapan Allõh, maka akan ada suatu kaum yang meletakkan pedang diatas pundak mereka bercucuran darah, mereka berdesak-desakan memasuki pintu surga.”
Siapakah mereka yang hendak memasuki surga itu?
Maka dikatakan: “Para Syuhada. Mereka hidup dan diberi rizqy oleh Allõh سبحانه وتعالى.”
(Lihat Kitab “Al AHwãl” karya Al Imãm Ibnu Abi Ad Dun-ya رحمه الله, halaman 61)

Muslimin dan muslimat yang dirahmati Allõh سبحانه وتعالى,

Bumi yang kita injak sekarang ini, apakah kelak akan menjadi hamparan ketika kita dibangkitkan?

Diriwayatkan oleh Shohabat Abu Hurairoh رضي الله عنه, bahwa Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم bersabda:


تبدل الأرض غير الأرض ، فيبسطها ، ويسطحها ، ويمدها مد الأديم العكاظي (الأديم : الجلد المدبوغ) ، لا ترى فيها عوجا ، ولا أمتا ، ثم يزجر (زجر : أثار) الله الخلق زجرة واحدة ، فإذا هم في هذه الأرض المتبدلة في مثل مواضع الأخرى ، من كان في بطنها كان في بطنها ، ومن كان على ظهرها كان على ظهرها

Artinya:
Allõh akan tukar dengan bumi yang lain (– selain dari bumi yang sekarang ada ini –). Dihamparkan, diratakan dan dipanjangkan seolah kulit yang disamak, tidak terlihat lekak-lekuknya dimana manusia bisa bersembunyi. Kemudian Allõh goncangkan sekali lagi, barangsiapa yang semula dibawah, digoncang ke atas lalu kembali ke bawah lagi; dan barangsiapa yang semula diatas digoncang ke bawah lalu kembali ke atas lagi”.
(Lihat Kitab “Al AHwãl” karya Al Imãm Ibnu Abi Ad Dun-ya رحمه الله, halaman 63)

Shohabat Ali bin Abi Tholib  رضي الله عنه berkata:

تبدل الأرض من فضة والسماء من ذهب

Artinya:
Bumi yang kita injak sekarang ini akan diubah oleh Allõh سبحانه وتعالى. Pada hari Kiamat adalah buminya berasal dari perak dan langitnya adalah emas
(Lihat Tafsir Al Baghowy tentang Tafsir QS. Ibrohĩm (14) ayat 14, juga Kitab “Al AHwãl” karya Al Imãm Ibnu Abi Ad Dun-ya رحمه الله, halaman 65)

Demikian terjemahan sekilas dari Kitab “Al Ahwãl”, tentang dahsyatnya hari Kiamat. Bahwa tidak ada lagi ampun bagi orang yang berma’shiyat, tidak ada lagi perlawanan ataupun kesombongan, karena pada saat itu sia-sia saja. Semuanya takluk dan tunduk pada Kekuasaan Allõh سبحانه وتعالى. Jangankan manusia yang lemah ini, semua alam semesta akan hancur-lebur.

Ibroh (pelajaran)-nya dari kedahsyatan Kiamat ini adalah : “Bersegeralah kita untuk beramal dengan amalan yang shõlih, yang benar, dan yang banyak. Jangan dihitung-hitung amalannya, karena sebanyak apapun amal kita, tidak akan bisa “membeli” surga Allõh سبحانه وتعالى. Amalan-amalan itu hanya sekedar merupakan sebab saja.”
Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم pun juga menjelaskan demikian, bahwa: Hanya Allõh سبحانه وتعالى yang menjamin, dan memberikan kelebihan kepada Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم dengan kasih sayang-Nya dan keutamaan Allõh سبحانه وتعالى kepada beliau صلى الله عليه وسلم.

Hal ini adalah sebagaimana dalam Hadits Riwayat Al Imãm Muslim no: 2816, dari Shohabat Abu Hurairoh رضي الله عنه, bahwa Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم bersabda:

قَارِبُوا وَسَدِّدُوا وَاعْلَمُوا أَنَّهُ لَنْ يَنْجُوَ أَحَدٌ مِنْكُمْ بِعَمَلِهِ.قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلاَ أَنْتَ قَالَ  وَلاَ أَنَا إِلاَّ أَنْ يَتَغَمَّدَنِىَ اللَّهُ بِرَحْمَةٍ مِنْهُ وَفَضْلٍ

 

Artinya:
Bergegaslah (untuk beramal) dan istiqomahlah. Ketahuilah oleh kalian bahwa tidak seorangpun dari kalian akan selamat disebabkan (semata-mata) karena amalannya
Para Shohabat bertanya, “Ya Rosũlullõh, demikan pula engkau?
Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم menjawab, “Demikian pula aku, kecuali Allõh سبحانه وتعالى memberi padaku jaminan kasih sayang dan keutamaan.”

Sedangkan kita ini adalah manusia biasa, yang tidak punya jaminan.
Maka bagi kita adalah sangat rugi, apabila kita sudah diberi kesempatan dan peluang untuk beramal shõlih tetapi tidak mau mengambil ibroh, maka jangan-jangan hati kita tertutup. Na’ũdzu billãhi min dzãlik.

Demikianlah informasi tentang dahsyatnya hari Kiamat. Semoga bermanfaat bagi kita semua.

TANYA JAWAB

Pertanyaan:

Apakah Hari Kiamat merupakan bentuk murka Allõh سبحانه وتعالى kepada manusia, ataukah itu merupakan bentuk kasih sayang-Nya kepada manusia ?

Jawaban:

Allõh سبحانه وتعالى berfirman dalam Al Qur’an, bahwa Allõh سبحانه وتعالى itu tidak boleh dipertanyakan mengapa Allõh سبحانه وتعالى berbuat begini dan begitu. Mengapa Allõh سبحانه وتعالى menciptakan manusia, mengapa Allõh سبحانه وتعالى menciptakan dunia dan sebagainya. Adalah tidak beradab apabila makhluk bertanya demikian kepada Allõh سبحانه وتعالى.

Justru kita ini yang akan ditanya oleh Allõh سبحانه وتعالى: Umurmu dikemanakan, kepemudaanmu yang perkasa itu untuk apa, hartamu yang Allõh سبحانه وتعالى beri itu untuk apa saja. Darimanakah harta tersebut dan dikeluarkan untuk apa, dan apakakah amalan dari ilmu yang telah kita dapatkan (kita ketahui), dan sebagainya.

Maka justru yang perlu dipersiapkan adalah bahwa kita harus lulus dari pertanyaan Allõhسبحانه وتعالى atas semua amanah yang Allõh سبحانه وتعالى berikan dan bekalkan kepada kita.

Adapun jawaban pertanyaan mengapa Allõh سبحانه وتعالى menjadikan hari Kiamat dan seterusnya, apakah itu merupakan rahmat ataukah adzab, maka di dalam Al Qur’an Allõh سبحانه وتعالى berfirman dalam Surat Al Mulk (67) ayat 2 :

 

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ

Artinya:

Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.

Bahwa semua itu diciptakan sebagai ujian bagi kita manusia, apakah kita tergolong orang yang bersyukurkah, atau tergolong orang yang kufur kepada Allõh سبحانه وتعالى. Apakah kita termasuk orang yang meng-hamba kepada Allõh سبحانه وتعالى, ataukah kita termasuk orang yang membangkang terhadap Syari’at Allõh سبحانه وتعالى.

Semua itu adalah karena hendaknya kita sadar atas tujuan penciptaan diri kita sebagai manusia adalah sebagaimana firman Allõh سبحانه وتعالى dalam QS. Adz Dzãriyaat (51) ayat 56 :

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Artinya:

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah (men-tauhidkan)-Ku.”

Karena Tauhid-lah, maka semua yang ada ini Allõh سبحانه وتعالى ciptakan, termasuk Hari Kiamat nanti.

Pertanyaan:

Kami menangkap dari keterangan diatas bahwa Kiamat itu hanya untuk manusia. Sedangkan makhluk Allõh سبحانه وتعالى selain manusia juga ada jin, syaithõn dan malaikat yang jumlahnya bermilyar-milyar. Apakah makhluk selain manusia akan mengalami Kiamat juga ?

Jawaban :

Diatas sudah dijelaskan yakni dari Hadits Shohabat ‘Ubay bin Ka’ab رضي الله عنه, diterangkan bahwa semua makhluk Allõh سبحانه وتعالى ketika Hari Kiamat seperti jin akan meminta pertolongan kepada manusia dan manusia pun meminta kepada jin pertolongan. Berarti baik manusia maupun jin, semua akan terkena Kiamat.

Juga dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairoh رضي الله عنه, seperti disampaikan diatas, bahwa yang tersisa setelah hari Kiamat, tinggal empat malaikat, yaitu Jibril, Mikail, Malaikat pemikul Arsy dan Malaikat Pencabut Nyawa. Tetapi akhirnya mereka pun juga akan dimatikan oleh Allõh سبحانه وتعالى dan kemudian alam semesta ini akan digulung.
Lalu pada ahkirnya, Allõh سبحانه وتعالى bertanya kepada semua makhluk: “Siapakah sebenarnya yang punya Kerajaan ini?”. Tidak ada yang menjawab.

Bahkan dalam akhir riwayat disebutkan, bahwa Allõh سبحانه وتعالى berfirman: “Siapa yang punya sekutu, datangkanlah sekutumu itu kepada-Ku”.
Maka Kiamat itu terjadi bagi semua makhluk, termasuk jin, syaithõn dan para malaikat akan hancur, dan tunduk kepada Kekuasaan Allõh سبحانه وتعالى.
Allõhu Akbar !

Pertanyaan:

Pada hari Kiamat semua makhluk akan dihancurkan oleh Allõh سبحانه وتعالى. Lalu surga dan neraka itu termasuk makhluk atau bukan?

Jawaban:

Ahlus Sunnah wal Jamã’ah mengatakan bahwa Surga dan Neraka adalah makhluk. Dan itu sudah Allõh سبحانه وتعالى ciptakan. Selanjutnya terserah kepada Allõh سبحانه وتعالى untuk menjadi tempat bagi siapa yang beriman dan siapa yang kãfir.

Pertanyaan :

Dalil tentang Hari Kiamat akan terjadi pada hari Jum’at, mohon penjelasannya.

Jawaban:

Benar. Bahwa Alam semesta ini diciptakan pada Hari Jum’at dan akan Allõh سبحانه وتعالى gulung (Kiamat) kelak pada hari Jum’at, sebagaimana diriwayatkan dalam Hadits Al Imãm Abu Dãwud no: 1047, dari Shohabat Abu Hurairoh رضي الله عنه, bahwa Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم bersabda:

خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ فِيهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ ، فِيهِ خُلِقَ آدَمُ ، وَفِيهِ أُهْبِطَ ، وَفِيهِ تِيبَ عَلَيْهِ ، وَفِيهِ مَاتَ ، وَفِيهِ تَقُومُ السَّاعَةُ ، وَمَا مِنْ دَابَّةٍ إِلاَّ وَهِيَ مُسِيخَةٌ يَوْمَ الْجُمُعَةِ ، مِنْ حِينَ تُصْبِحُ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ شَفَقًا مِنَ السَّاعَةِ ، إِلاَّ الْجِنَّ وَالإِنْسَ ، وَفِيهِ سَاعَةٌ لاَ يُصَادِفُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ وَهُوَ يُصَلِّي يَسْأَلُ اللَّهَ حَاجَةً ، إِلاَّ أَعْطَاهُ إِيَّاهَا ، قَالَ كَعْبٌ : ذَلِكَ فِي كُلِّ سَنَةٍ يَوْمٌ ، فَقُلْتُ : بَلْ فِي كُلِّ جُمُعَةٍ ، قَالَ : فَقَرَأَ كَعْبٌ التَّوْرَاةَ ، فَقَالَ : صَدَقَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم . قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ : ثُمَّ لَقِيتُ عَبْدَ اللهِ بْنَ سَلاَمٍ ، فَحَدَّثْتُهُ بِمَجْلِسِي مَع كَعْبٍ ، فَقَالَ عَبْدُ اللهِ بْنُ سَلاَمٍ : قَدْ عَلِمْتُ أَيَّةَ سَاعَةٍ هِيَ ، قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ : فَقُلْتُ لَهُ : فَأَخْبِرْنِي بِهَا ، فَقَالَ عَبْدُ اللهِ بْنُ سَلاَمٍ : هِيَ آخِرُ سَاعَةٍ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ ، فَقُلْتُ : كَيْفَ هِيَ آخِرُ سَاعَةٍ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ ، وَقَدْ قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : لاَ يُصَادِفُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ وَهُوَ يُصَلِّي ، وَتِلْكَ السَّاعَةُ لاَ يُصَلِّي فِيهَا ، فَقَالَ عَبْدُ اللهِ بْنُ سَلاَمٍ : أَلَمْ يَقُلْ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : مَنْ جَلَسَ مَجْلِسًا يَنْتَظِرُ الصَّلاَةَ فَهُوَ فِي صَلاَةٍ حَتَّى يُصَلِّيَ ، قَالَ : فَقُلْتُ : بَلَى ، قَالَ : هُوَ ذَاكَ

Artinya:

Sebaik-baik hari dimana matahari terbit adalah Hari Jum’at. Pada hari itu, Adam عليه السلام diciptakan. Pada hari itu dia (Adam عليه السلام) diturunkan ke bumi. Pada hari itu dia (Adam عليه السلام) diampuni dari dosa-dosanya. Pada hari itu dia (Adam عليه السلام) meninggal dunia. Dan pada hari itu, Hari Kiamat akan terjadi. Tidak ada satu pun makhluk melata diatas muka bumi, kecuali Allõh سبحانه وتعالى akan musnahkan, sejak fajar terbit hingga matahari terbit kecuali jin dan manusia. Pada hari itu, terdapat satu saat, jika seorang hamba Muslim tepat sholat, memohon pada Allõh سبحانه وتعالى kebutuhannya, kecuali Allõh سبحانه وتعالى akan mengabulkannya.
Ka’ab رضي الله عنه berkata, “Apakah hal itu terjadi setiap tahun satu hari?
Aku (Abu Hurairoh رضي الله عنه) menjawab, “Bahkan di setiap Jum’at.”
Beliau (Abu Hurairoh رضي الله عنه) berkata, “Maka Ka’ab رضي الله عنه membaca Taurat dan berkata,Benarlah Nabi صلى الله عليه وسلم.”
Abu Hurairoh رضي الله عنه berkata, “Kemudian aku berjumpa dengan ‘Abdullõh bin Salam رضي الله عنه, maka aku ceritakan apa yang terjadi di majelisku dengan Ka’ab رضي الله عنه.”
Maka berkata ‘Abdullõh bin Salam رضي الله عنه, “Sungguh aku telah tahu, kapan saat itu.
Abu Hurairoh رضي الله عنه berkata, “Beritakanlah padaku.”
Maka menjawablah ‘Abdullõh bin Salam رضي الله عنه, “Dia adalah di saat-saat akhir dari hari Jum’at.
Abu Hurairoh رضي الله عنه berkata, “Bagaimana dia itu di akhir saat dari Hari Jum’at, sedangkan Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم bersabda, “Tidaklah seorang hamba menepatinya dengan sholat pada saat itu.”
Maka berkatalah ‘Abdullõh bin Salam رضي الله عنه, “Tidakkah Rosũlullõh صلى الله عليه وسلم bersabda, “Barangsiapa duduk di suatu majelis, menunggu sholat maka dia berada dalam sholat sehingga dia pun sholat?
Abu Hurairoh رضي الله عنه berkata, “Benar.
Maka ‘Abdullõh bin Salam رضي الله عنه berkata, “Itulah !

Oleh karena itu Hari Jum’at sering disebut Sayyidul Ayyam (Tuan dari segala hari).

Jum’at berasal dari kata: Jamã’ah (جماعة) –Yajma’u (يجمع) – Jam’an (جمعا), yang artinya adalah “Kumpulan”.
Disebut “Jum’at”, karena “Pada hari itu, kaum muslimin berkumpul di masjid untuk melaksanakan sholat Jum’at”.

Dari sisi derajatnya, hari Jum’at adalah hari yang paling utama (afdhol), dan itu mencakup semua perkara-perkara yang diamalkan oleh manusia, dari mulai Maghrib hari Kamis sampai hari Jum’at Maghribnya lagi (24 jam). Amal-amalan termasuk afdhol bila dilakukan oleh manusia pada hari Jum’at. Maka disebut sebagai Sayyidul Ayyam (Penghulu segala hari).

Pada hari Jum’at itu juga Allõh سبحانه وتعالى ciptakan Nabi Adam, dan pada hari Jum’at pula Allõh سبحانه وتعالى gulung alam semesta ini. Dan benar bahwa hari Kiamat akan terjadi pada hari Jum’at.

Hari Jum’at juga merupakan waktu yang mustajab untuk berdo’a. Terutama Jum’at ba’da sholat ‘Ashar, berdo’a pada saat tersebut akan sangat maqbul, sampai tibanya waktu Maghrib. Tetapi sayang keutamaan waktu-waktu yang seperti itu, jarang dipergunakan oleh manusia untuk berdo’a dan bermunajat kepada Allõh سبحانه وتعالى.

Sebagai catatan:
Karakter dari ‘Aqĩdah adalah Tauqifiyah, terpaku pada Wahyu. Sehingga bila kita terbiasa berpikir dengan logika atau akal, maka akan kurang berkembang iman kita. Tetapi disitulah letak ujiannya. Apakah kita beriman kepada Allõh سبحانه وتعالى ataukah tidak, baik terhadap perkara-perkara yang bisa diterima oleh akal manusia maupun terhadap sesuatu yang ghoib atau tidak masuk akal manusia. Allõh سبحانه وتعالى akan menguji kita terhadap hal tersebut.

Karena Allõh سبحانه وتعالى berfirman dalam QS. Al Ahdzãb (33) ayat 36 :

وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْراً أَن يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَن يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالاً مُّبِيناً

Artinya:

Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu’min, apabila Allõh dan Rosũl-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allõh dan Rosũl-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.”

Artinya, bila Allõh سبحانه وتعالى sudah menetapkan sesuatu, maka bagi kita orang yang beriman tidak ada pilihan lain, kecuali kita beriman kepada Allõh سبحانه وتعالى dan semua yang berasal dari Allõh سبحانه وتعالى.

Alhamdulillah, kiranya cukup sekian dulu bahasan kita kali ini, mudah-mudahan bermanfaat. Kita akhiri dengan Do’a Kafaratul Majlis :

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Senin malam, 20 Jumadil Akhir 1429 H – 23 Juni 2008 M.

—– 0O0 —–

Silakan download PDFDahsyatnya Hari Kiamat AQI 230608 FNL

18 Comments leave one →
  1. Adri permalink
    5 November 2011 4:37 pm

    Assalaamu’alaikum ustadz, izin copy

    • 7 November 2011 9:29 am

      Wa ‘alaikumussalaam Warohmatulloohi Wabarokaatuh,
      Silakan saja… antum boleh mengcopy paste sebagian ataupun seluruh artikel ataupun mendownload seluruh suara audio ceramah yang ada pada Blog ini… selama menjaga keotentikan naskahnya…. Barokalloohu fiika

  2. 5 March 2012 10:54 pm

    Assalamu’alaikum Ustadz, saya izin copy…

    • 7 March 2012 7:09 am

      Wa ‘alaikumussalaam Warohmatulloohi Wabarokaatuh,
      Silakan saja… semoga menjadi ilmu yang bermanfaat… Barokalloohu fiika

  3. 8 May 2012 11:41 pm

    Ustadz mau tanya orang-orang yang disisakan dalam menjelang yaumul kiyamah orang yang seperti apa? (orang-orang yang merasakan kiamat)
    Saya pernah mendapat ajaran dari ustad saya, yang menjelaskan tentang: “seburuk-buruknya iman terhadap Islam tidak mersakan kiamat, mereka dimatikan dalam menjelang yaumul kiyamah”
    Apakah benar itu Ustadz?

  4. Ana permalink
    24 December 2012 6:30 am

    Assalamu’alaikum ustadz, izin copy

    • 24 December 2012 8:25 am

      Wa ‘alaikumussalaam Warohmatulloohi Wabarokaatuh,
      Silakan saja… semoga menjadi ilmu yang bermanfaat… Barokalloohu fiik

  5. benny ibrohim permalink
    16 September 2013 11:21 am

    Assalamu’alaykum ustadz, ana ijin share artikelnya… Jazakallohu khoiro

    • 16 September 2013 3:33 pm

      Wa ‘alaikumussalaam Warohmatulloohi Wabarokaatuh,
      Silakan saja… semoga menjadi ilmu yang bermanfaat… Barokalloohu fiika

  6. ahmad zakky permalink
    24 October 2013 11:08 am

    Assalamu ‘alaikum… Ijin downlod ustadz.

    • 24 October 2013 1:04 pm

      Wa ‘alaikumussalaam Warohmatulloohi Wabarokaatuh,
      Silakan saja… semoga menjadi ilmu yang bermanfaat… Barokalloohu fiika

  7. 22 April 2014 8:32 pm

    Assalaamualaikum, ustadz maaf ana izin copy

    • 23 April 2014 6:19 am

      Wa ‘alaikumussalaam Warohmatulloohi Wabarokaatuh,
      Silakan saja ya akhi…. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat…. Barokalloohu fiika

  8. setyo permalink
    1 June 2014 6:36 am

    izin copy…….barakallahu fiikum….

    • 1 June 2014 7:52 pm

      Wa ‘alaikumussalaam Warohmatulloohi Wabarokaatuh, Silakan saja… semoga menjadi ilmu yang bermanfaat… Barokalloohu fiika

  9. indah ummuafifah dan sakiinah permalink
    7 January 2016 6:26 am

    Assalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh pak ustadz saya ijin download pdfnya y in syaa Allooh akan di gunakan untuk khutbah Jumaat suami saya di sekolah nya

    • 9 January 2016 10:13 pm

      Wa ‘alaikumussalaam Warohmatulloohi Wabarokaatuh,
      Silahkan saja… semoga menjadi ilmu yang bermanfaat… Barokalloohu fiiki

Leave a reply to benny ibrohim Cancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.