AUDIO Khutbah ‘Iedul Fithri 1431 H: Solusi Semestinya
ٍSOLUSI SEMESTINYA
(Khutbah ‘Iedul Fithr 1431H)
Hampir di setiap khutbah, baik ‘Iedul Fithri maupun ‘Iedul Adha setiap tahun, tidak sedikit dari para Khotib yang mengumandangkan bahwa ‘Iedul Fithri makna yang terpenting daripadanya adalah “Kembali kepada Kesucian dan Kemenangan”; dan hal ini adalah sama sekali tidak benar.
Karena:
1) Tidak ada yang dapat memastikan jaminan bahwa orang yang keluar dari Romadhoon, lalu dia kembali suci dan menang; baik itu dari Al Qur’an, Hadits, ataupun dari perkataan shohabat. Karena menurut Al Qur’an dan Hadits, makna ‘Iedul Fithri adalah:
عن عائشة : قالت قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : الفطر يوم يفطر الناس والأضحى يوم يضحي الناس
Dari ‘Aa’isyah رضي الله عنها berkata, telah bersabda Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم, “Al Fithru adalah hari dimana manusia berbuka (tidak lagi shoum)”. Dan Al Adha adalah hari dimana orang-orang menyembelih kurban. (HR.Turmudzi : 802, dishohiihkan oleh Syaikh Nashiruddin Al Albaany).
Inilah makna Al Fithr yang shohiih menurut Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم, bukan “Kembali kepada kesucian atau kemenangan” sebagaimana yang dipahami orang kebanyakan.
2) Slogan tersebut justru tidak relevan, karena mendidik ummat menjadi stagnan, karena dia beranggapan dengan ucapan yang menina-bobokkan itu, bahwa dia boleh merasa untuk telah kembali kepada suci dan dia merasa menang. Padahal jika direnungkan, perkataan itu adalah omong kosong bahkan menjadikan ummat tertidur dan tidak terbangkit untuk meneruskan makna taqwa, apalagi meningkatkannya dalam kehidupan sehari-hari sesudahnya, apalagi berupaya untuk membuat orang lain bertaqwa. Karena setiap individu sudah merasa sampai pada tujuan, dan itu adalah kekeliruan yang lain.
Justru, Ustadz berpandangan bahwa:
1) Setiap muslim sejak 1 Syawwal ini, dia dituntut konsekwen untuk bertaqwa yang sesungguhnya, bahkan meningkatkannya setelah sebulan lamanya dia ditempa dengan ibadah dan ketaatan pada bulan Romadhoon ini. Karena firman Allooh سبحانه وتعالى:
لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
yang artinya:
“… agar kalian bertaqwa” (QS. Al Baqoroh ayat 183) itu adalah kalimat aktif yang maknanya, “kalian bertaqwa pada hari ini, esok, lusa dan seterusnya…”.
Jadi bukan hanya pada bulan Romadhoon saja kalian itu bertaqwa, sehingga berkesan menjadi orang yang bertaqwa itu hanyalah dilakukan di bulan Romadhoon saja.
2) Ada perkara-perkara penting yang harus ditumbuhkembangkan ditengah-tengah kaum muslimin saat itu, baik secara pribadi, keluarga, masyarakat bahkan bangsa dan negara ini, yaitu adalah pencerahan dan seruan tentang berbagai solusi yang bersumber dari wahyu, baik Al Qur’an maupun As Sunnah, atas berbagai bencana dan musibah yang semakin hari bukannya semakin surut, tetapi setiap hari kita dengar di berbagai sudut negeri ini, justru terjadi musibah, baik berbentuk kelaparan, kriminalitas, dekadensi moral, bencana alam, kebodohan, kecekcokan, rapuhnya keamanan, problematika keluarga, problematika remaja / ABG, pelecehan seksual, kekerasan dll. Semua itu harus segera diatasi dengan solusi wahyu, bukan dengan solusi hawa nafsu, karena dunia ini hanya akan tuntas, jika kembali kepada fithrohnya, yang dia adalah Al Qur’an dan As Sunnah.
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allooh; (tetaplah atas) fitroh Allooh yang telah menciptakan manusia menurut fitroh itu. Tidak ada perubahan pada fitroh Allooh. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Ar Ruum ayat 30)
Karena itu, maka simaklah suara khutbah berikut ini, mudah-mudahan kita semua diberi petunjuk oleh Allooh سبحانه وتعالى, kepada jalan yang lurus agar kita mudah meniti dan menepati ajaran-Nya dan selamat di dunia, juga di hari akhir.
Download:
Al Ustadz Achmad Rofi'i Asy Syirbuni 