Skip to content

Bacaan Sholat (Bagian ke-5)

9 July 2010

BACAAN SHOLAT (Bagian-5)

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Segala puji bagi Allooh سبحانه وتعالى, yang telah menciptakan manusia untuk berhamba kepada-Nya. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada penutup segenap Nabi dan Rosuul, Muhammad bin ‘Abdillaah Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم beserta keluarganya, shohabatnya dan pengikut setianya hingga akhir zaman.

Wahai saudara-saudaraku kaum muslimiin, pembahasan kali ini kembali kita lanjutkan dengan tuntunan Bacaan Sholat (Bagian-5) berdasarkan hadits-hadits yang shohiih, yang membahas tentang masalah Bacaan Tasyaahud Akhir sampai dengan Salam.

Semoga dapat bermanfaat dan menjadi amal shoolih bagi yang menulis, membaca dan menerapkannya.

1. BACAAN TASYAHHUUD AKHIR:

Bacalah dalam rokaat ketiga dan keempat dalam sholat sebagaimana kita membaca dalam rokaat-rokaat sebelumnya, dan jika kita mengakhiri rokaat tiga atau empat maka kita akan melakukan tasyahhud akhir dimana bacaan-bacaannya adalah sebagai berikut :

a) Membaca tahiyyat:

Tahiyyat yang kita baca kali ini adalah sama dengan tahiyyat sebelumnya.

b) Membaca sholawat:

Begitupun sholawat kita kali ini, bacaannya juga sama dengan sholawat yang kita baca sebelumnya.

c)         Membaca ta’awwudz:

اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ

“Alloohumma innaa na’uudzu bika min ‘adzaabi jahannama, wa a’uudzu bika min ‘adzzabil qobri, wa a’uudzu bika min fitnatil masiihid dajjaali, wa a’uudzu bika min fitnatil mahyaa wal mamaat”.

Artinya:

“Ya Allooh, sungguh kami berlindung kepada-Mu dari siksa jahannam, aku  berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah ad dajjaal dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kehidupan dan kematian.”

(Hadits Riwayat Imam Muslim, dari ‘Abdullah bin Abbas رضي الله عنه)

d)      Membaca do’a :

Setelah membaca ta’awwudz seperti diatas, kita disunnahkan untuk berdoa. Berdo’a dengan panjang jika dalam keadaan sholat sendirian atau memiliki waktu yang lapang, atau berdo’a dengan pendek jika sedang menjadi imam sholat bagi yang lain dengan mempertimbangkan keadaan ma’muum.

Sedangkan menentukan do’a yang mana, maka terserah pada kita dengan menyesuaikan diri pada tingkat kemampuan kita dalam berdo’a. Jika kita mampu menghafal yang panjang, maka gunakan do’a yang panjang. Tetapi jika kita kesulitan dalam menghafal, maka gunakan yang pendek atau dengan menggunakan pilihan do’a dari do’a-do’a dibawah ini. Boleh dibaca salah satu diantaranya atau boleh semuanya. Bahkan jika mau, boleh ditambah pula dengan do’a-do’a lain yang kita hafal, sepanjang dilakukan bukan dalam redaksi bahasa Indonesia/ daerah (atau dengan kata lain, hanyalah boleh dalam bahasa Al Qur’an dan Hadits aslinya).

DO’A – 1:

اللَّهُمَّ إنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْماً كَثِيرَاً . وَلا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إلاَّ أَنْتَ . فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ . وَارْحَمْنِي , إنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

“Alloohumma innii dzolamtu nafsii dzulman katsiiron, wa laa yaghfirudz dzunuuba illlaa anta, faghfirlii maghfirotan min ‘indika, war hamnii innaka antal ghofuururrohiim”

Artinya:

Ya Allooh, sungguh aku telah menganiaya diriku sendiri dengan kedzoliman yang banyak dan tidak ada yang bisa mengampuni seluruh dosa kecuali Engkau, maka ampunilah aku dengan ampunan dari sisi-Mu dan kasihanilah daku. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

(Hadits Riwayat Imam Al Bukhoory dari Abu Bakar Ash Shiddiiq رضي الله عنه)

DO’A – 2:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ وَمَا أَسْرَفْتُ وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّى أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ

“Alloohummagh firlii maa qoddamtu wa maa akhkhortu wa maa asrortu wa maa a’lantu wa maa asroftu wa maa anta a’lamu bihi minnii antal muqoddimu wa antal muakhkkhiru laa ilaaha illa anta.”

Artinya:

Ya Allooh, ampunilah aku atas apa yang telah kulakukan di masa yang lampau maupun di masa yang akan datang; apa yang kusembunyikan dan apa yang kunyatakan; apa yang telah kulakukan dengan berlebih-lebihan, dan Engkau lebih Tahu tentang itu daripadaku. Engkau lah Maha Pendahulu dan Engkau lah yang Maha Mengakhirkan. Tidak ada yang berhak diibadahi dengan sebenarnya, kecuali Engkau.”

(Hadits Riwayat Imam Muslim dari Ali bin Abi Tholib رضي الله عنه)

DO’A – 3:

اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ

“Alloohumma innii as aluka jannata wa a’uudzu bika minan naari.”

Artinya:

“Ya Allooh, sungguh aku memohon kepada-Mu syurga dan aku berlindung kepada-Mu dari adzab api neraka.”

(Hadits Shohiih Riwayat Imam Abu Dawud dari Abu Shoolih رضي الله عنه, dari sebagaian sahabat Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم)

DO’A – 4:

اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ يَا اللَّهُ الأَحَدُ الصَّمَدُ الَّذِى لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ أَنْ تَغْفِرَ لِى ذُنُوبِى إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

“Alloohumma innii as aluka ya Allooh al ahadush shomadu alladzii lam yalid wa lam yuulad wa lam yakul lahu kufuwan ahad an taghfiro lii dzunuubii innaka antal ghofuurur rohiim.”

Artinya:

“Ya Allooh, sungguh aku bermohon kepada-Mu. Ya Allooh, Engkau lah yang Maha Esa, tempat bergantung, yang tidak beranak dan yang tidak diperanakkan; tidak ada yang menyamai-Nya sesuatu apa pun maka ampunilah dosa-dosaku. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

(Hadits Shohiih Riwayat Abu Dawud, dari ‘Abdullah bin Buraidah bin Handzollah bin ‘Ali رضي الله عنه)

e)      Mengucapkan salam :

Pilihan – 1:

Menengok kekanan dan membaca :

السلام عليكم ورحمة الله

“Assalaamu ‘alaikum warohmatullooh”

Artinya:

“Semoga keselamatan dan kasih sayang Allooh dilimpahkan untuk kalian”.

Menengok kekiri dan membaca :

السلام عليكم ورحمة الله

“Assalaamu ‘alaikum warohmatullooh.”

Artinya:

“Semoga keselamatan dan kasih sayang Allooh dilimpahkan untuk kalian”.

(Hadits Riwayat Imam An Nasaa’i dan Imam At Tirmidzi, dari ‘Abdullooh bin Mas’uud رضي الله عنه, keduanya dishohiihkan oleh Syaikh Al Albaany)

Pilihan – 2:

Menengok kekanan dan membaca :

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ

“Assalaamu ‘alaikum warohmatulloohi wa barokaatuh”.

Artinya:

“Semoga keselamatan, kasih sayang dan keberkahan Allooh dilimpahkan untuk kalian.”

Menengok kekiri dan membaca :

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ

“Assalaamu ‘alaikum warohmatullooh.”

Artinya:

“Semoga keselamatan dan kasih sayang Allooh dilimpahkan untuk kalian.”

(Hadits Riwayat Abu Dawud, dari Wa’il bin Hujr رضي الله عنه, dishohiihkan oleh Syaikh Al Albaany)

Pilihan – 3:

Menengok kekanan dan membaca :

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ

“Assalaamu ‘alaikum warohmatullooh.”

Artinya :

”Semoga keselamatan dan kasih sayang Allooh dilimpahkan untuk kalian.”

Menengok kekiri dan membaca :

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ

“Assalaamu ‘alaikum.”

Artinya:

“Semoga keselamatan dari Allooh dilimpahkan untuk kalian.”

(Hadits Riwayat At Tirmidzi, dari ‘Abdullah bin Mas’uud رضي الله عنه, dishohiihkan oleh Syaikh Al Albaany)

—–

(Bersambung ke “Dzikir setelah Sholat Fardhu”)

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Jakarta, 27 Rojab 1431 H – 9 Juli 2010 M.

—–oOo—–

Silakan download PDF : BACAAN SHOLAT (Bag.5)

16 Comments leave one →
  1. Arso xp permalink
    16 July 2010 12:45 am

    Assalamualaikum..
    Ustadz..Acara mengusap muka setelah salam seperti kebanyakan saudara saudara kita lakukan apakah ada dalilnya?
    Syukron..Semoga ustadz sehat selalu..

    • 27 July 2010 5:03 pm

      Wa ‘alaikumussalaam, itu tidak ada dalilnya, jadi jangan ditiru dan dibiasakan. Demikian pula bagi antum, semoga Allooh senantiasa melimpahkan rahmat-Nya bagi antum dan keluarga antum

  2. riki permalink
    13 August 2010 1:51 pm

    Assalamualaikum..
    ustadz….bagai mana mendapatkan artikel “Bacaan Sholat (Bagian ke-1 s/d 4) saya ingin menggabungkannya menjadi satu. Syukron..Semoga ustadz sehat selalu..

    • 13 August 2010 6:45 pm

      Wa ‘alaikumussalaam… Insya Allooh antum dapat membuka/ mengakses “Bacaan Sholat (bagian-1 s/d 4) di DAFTAR ISI… Di pojok kanan atas Blog ini, antum klik “Daftar Isi“, lalu antum buka “Bacaan Sholat”, dan “Bacaan Sholat-2 s/d 4″… Silakan meng-copy / menge-print file-file tersebut, selama menjaga keotentikan naskahnya… Semoga dapat bermanfaat bagi antum. Barrokalloohu fiik…

  3. Heru Adi permalink
    27 July 2011 3:09 pm

    Assalamu’alaikum ustadz, saya Heru Adi.
    Ustadz beberapa waktu lalu saya menemukan sebuah video sifat solat nabi di internet , apakah itu bisa saya gunakan sebagai acuan dalam melakukan solat ? Ini ustadz link downloadnya http://www.ziddu.com/download/15836533/videosolat.rar.html , sudah saya upload, mohon ustadz mengoreksinya, siapa tau ada yang kurang atau salah…
    Kemudian Ustadz, saya mau bertanya mengenai niat, ketika Ustadz memaparkan tentang tatacara solat rosulullah di radio Dakta, bahwa Rosulullah tidak penah mengucapkan niat, semenjak itu saya mulai tidak mengucapkan niat ketika akan solat cuma berniat dalam hati saya saja, kemudian ada seorang Ustadz mengatakan bahwa niat itu harus diucapkan sebagai tanda bersyukur kita atas nikmat bicara yang Allah berikan kepada kita (begitu kata ustadz tersebut). Sebenernya yang benar itu yang mana ya Ustadz, saya jadi bingung harus memilih mengucapkan atau tidak ? Apakah ada dalil yang berkenaan dengan niat Ustadz ? Mohon penjelasannya.
    Terimakasih. Wassalamu’alaikum wr.wb.

    • 10 September 2011 12:38 pm

      Wa ‘alaikumussalaam Warohmatulloohi Wabarokaatuh,

      Sebelumnya mohon maaf, karena kesibukan yang menumpuk, maka pertanyaan antum baru bisa terjawab sekarang… Meskipun demikian, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat.

      Mengenai link Video Sifat Sholat Nabi yang antum utarakan ( http://www.ziddu.com/download/15836533/videosolat.rar.html ), maka insyaa Allooh itu sudah sesuai Sunnah Rosuulullooh Sholalloohu ‘Alaihi Wassallam.

      Adapun dalam perkara Niat ataupun dalam perkara lainnya dalam Islam, maka antum jangan bingung… karena yang hendaknya antum ikuti adalah Muhammad Rosuulullooh Sholalloohu ‘Alaihi Wassallam.. Bukan Ustadz, bukan Kyai, bukan pula Wali. Kalau “Katanya Rosuulullooh Sholalloohu ‘Alaihi Wassallam” maka antum ikuti, tetapi kalau “Katanya Ustadz/ Kyai/ Ajeungan atau siapa pun juga” maka tidak ada kewajiban untuk mengikuti apabila mereka tidak berlandaskan daliil yang shohiih.

      Tentang Niat, Rosuulullooh TIDAK PERNAH MENCONTOHKAN & MENGAJARKAN UNTUK MELAFADZKAN NIAT SHOLAT dengan mengucapkan misalnya “Usholli fardhodz dzuhri…. ” dstnya”
      Dijamin TIDAK ADA DARI ROSUULULLOOH Sholalloohu ‘Alaihi Wassallam. Antum boleh check sendiri ! Carilah apakah ada keterangan bahwa Rosuulullooh Sholalloohu ‘Alaihi Wassallam memerintahkan untuk melafadzkan Niat diseluruh Kitab-Kitab Hadits yang semua terjemahannya kedalam bahasa Indonesia sekarang sudah lengkap dan bisa antum beli di toko buku-toko buku Ahlus Sunnah. Maka dijamin, tidak akan antum temukan perintah Rosuulullooh Sholalloohu ‘Alaihi Wassallam untuk melafadzkan Niat tersebut .

      Bahkan PARA ULAMA AHLUS SUNNAH SEPAKAT BAHWA NIAT ADALAH PEKERJAAN HATI dan bukan pekerjaan mulut. Artinya niat itu dalam hati dan tidak perlu diucapkan dengan mulut.

      Kalau sampai ada seorang Ustadz / siapapun mengajarkan sesuatu dengan mengatasnamakan Islam maka DIA LAH YANG WAJIBUNTUK MENDATANGKAN DALILNYA DARI AL QUR’AN DAN AS SUNNAH. Jadi, orang yang menyatakan bahwa Niat itu harus dilafadzkan dengan mulut, maka dia lah yang semestinya antum minta untuk mendatangkan dalilnya. Dan dijamin, dia tidak dapat mendatangkan dalil yang shohiih tentang hal ini, karena memang tidak ada didalam Kitab-Kitab Hadits yang dapat antum check sendiri.

      Ingat, Rosuuulullooh Sholalloohu ‘Alaihi Wassallam lah yang menjamin bahwa jika kita berpegang teguh pada Al Qur’an dan As Sunnah maka kita tidak akan sesat selama-lamanya. Dan sebaliknya Rosuulullooh Sholalloohu ‘Alaihi Wassallam mengancam bahwa perkataan dan perbuatan BARU yang tidak diajarkan dan tidak pula dicontohkan oleh Rosuulullooh Sholalloohu ‘Alaihi Wassallam, sebanyak dan sebaik apa pun, maka amalan tsb akan tertolak dan akan mengancam jatuhnya hukum Bid’ah dan sesat. Oleh karena itu waspadalah !

      Barokalloohu fiika…

  4. yopi permalink
    28 October 2011 10:47 pm

    Assalammualaikum Warohmatulohi Wabarokatuh.
    Saya mohon izin Copy paste bacaan sholat bagian 1-5 Ustadz. Terimakasih

    • 30 October 2011 6:45 am

      Wa ‘alaikumussalaam Warohmatulloohi Wabarokaatuh,
      Silakan saja… antum boleh mengcopy paste sebagian ataupun seluruh artikel ataupun mendownload seluruh suara audio ceramah yang ada pada Blog ini… selama menjaga keotentikan naskahnya…. Barokalloohu fiika

  5. Heru Adi permalink
    17 November 2011 9:05 am

    Assalamu’alaikum wr wb
    Ustadz saya mau tanya, saya sering membaca hadist yang periwayatnya “HR Jama’ah” dan “HR Mutafaq Alaihi”, itu maksudnya gimana ya ustadz? Bukannya contoh periwyat hadist itu misalnya “HR Muslim” dll?
    Sebelumnya terimakasih ustadz atas jawabannya !!

    • 29 November 2011 3:18 pm

      Wa ‘alaikumussalaam Warohmatulloohi Wabarokaatuh,

      1. “Jamaa’ah” itu dalam ilmu Hadits adalah Hadits yang diriwayatkan oleh Imaam yang enam, yaitu: Al Imaam Al Bukhoory, Al Imaam Muslim, Al Imaam Abu Daawud, Al Imaam At Turmudzy, Al Imaam An Nasaa’i, dan Al Imaam Ibnu Maajah. Bahkan jika itu adalah terminologi Al Imaam Asy Syaukaany dalam “Nailul Authoor” maka maknanya adalah 6 (enam) Imaam tadi ditambah dengan Imaam Ahmad bin Hanbal. Jadi kalau ada Hadits dikatakan diriwayatkan oleh Al Jamaa’ah, artinya adalah Hadits itu dikeluarkan atau terdapat dalam Kitab yang ditulis oleh Imaam-Imaam tersebut.

      2. Adapun istilah “Muttafaqun ‘Alaihi” artinya adalah Hadits yang disepakati oleh Al Imaam Al Bukhoory dan Al Imaam Muslim.
      Digunakan juga istilah lain seperti “Akhrojaa-hu” atau “Rowaahu Asy Syaikhoon“.

      Barokalloohu fiika.

  6. Heru Adi permalink
    17 November 2011 8:53 pm

    Oiya ustadz satu lagi, tadz pembahasan tentang mandi junub mohon diposting juga kalo ustadz tidak keberatan. Kebetulan saya masih remaja dan kurang mengerti tentang hukum-hukum mandi junub, mohon bantuannya ustadz. Kebetulan ketika pembahasan tentang mandi junub waktu di Radio Dakta, saya tidak sempat menyimaknya.
    Terimakasih ustadz. Syukron
    Wassalamu’alaikum

    • 18 November 2011 5:59 am

      Wa ‘alaikumussalaam Warohmatulloohi Wabarokaatuh,
      Pembahasan tentang Mandi Junub, silakan antum membuka artikel “PANDUAN PRAKTIS BERSUCI (BAGI MUSLIMAH)” yang ada didalam Blog / Website ini…. Tentang perkara Mandi Junub telah diulas secara jelas didalam dauroh bagi para Muslimah di Bekasi beberapa waktu lalu…. Namun artikel tersebut insya Allooh tetap dapat bermanfaat bagi para ikhwan pula, karena tatacara Mandi Junub kurang lebihnya adalah sama… Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat… Barokalloohu fiika

  7. Hamzah Fansyury permalink
    19 January 2012 5:05 pm

    Assallamuallaikum Ustadz,

    1. Hukum qhomat, apakah qhomat itu boleh berkali-kali atau cuma 1X saja? (misalnya setelah Imam salam, ada yang mau berjama’ah lagi)
    2. Apabila tasyahud akhir ada jari yang digerakkan, ada yang diluruskan setelah membaca “Asyhadualla..” ataukah dari awal tasyahud? Bagaimana yang baiknya menurut Sunnah Rosuulullooh SAW
    3. Posisi tangan saat mendekap, apakah di perut, dada, atau ada yang lainnya?

    Segitu aja dulu Ustadz, kalo ada nanti yang saya belum mengerti akan saya tambahkan lagi.
    Syukron, Wassallamuallaikum..

    • 14 February 2012 9:12 am

      Wa ‘alaikumussalaam Warohmatulloohi Wabarokaatuh,

      1. Adzan maupun Qomat itu hukumnya Fardhu Kifayyah. Namun demikian, tidak dapat diingkari bahwa Qomat disyari’atkan sebelum SHOLAT FARDHU (baik dengan SHOLAT BERJAMAA’AH maupun SHOLAT SENDIRIAN), akan tetapi jika anda sholat tanpa Qomat maka sholat adalah benar dan tidak perlu mengulang. Yang demikian itu telah difatwakan oleh Komisi Bahasan ‘Ilmiah & Fatwa (Lajnah Daa’imah) Saudi Arabia dengan no: 11638, yang ditandatangani oleh Syaikh ‘Abdul ‘Aziiz ‘Abdillah bin Baaz (Ketua), Syaikh ‘Abdul Rozaq ‘Afiifii (Wakil Ketua), Syaikh ‘Abdullooh bin Hudayyan (Anggota).

      2. Yang sesuai dengan Sunnah adalah ketika seseorang memulai Tasyahhud (“Attahyaatullilaahi….” dstnya) maka pada saat itu pula orang tersebut mengangkat jari telunjuknya, sembari menggerak-gerakkan jari tersebut dengan gerakan ringan yang tidak mengganggu kekhusyu’an sholat kita sendiri maupun sholat orang lain disebelah kita. Atau agar lebih jelasnya, antum dapat melihat video youtube berikut ini (silakan antum copy judul video ini ke youtube):

      طريقة تحريك الأصبع في التشهد اتناء الصلاة (( ابو اسحاق الحوي)) (English Subtitles)

      Dan ini adalah nomor kode http URL video youtube tersebut (silakan antum copy):

      http://www.muslimvideo.com/tv/watch/5b2f86a4d4f1be47cb69/%D8%B7%D8%B1%D9%8A%D9%82%D8%A9-%D8%AA%D8%AD%D8%B1%D9%8A%D9%83-%D8%A7%D9%84%D8%A3%D8%B5%D8%A8%D8%B9-%D9%81%D9%8A-%D8%A7%D9%84%D8%AA%D8%B4%D9%87%D8%AF-%D8%A7%D8%AA%D9%86%D8%A7%D8%A1-%D8%A7%D9%84%D8%B5%D9%84%D8%A7%D8%A9-%28%28-%D8%A7%D8%A8%D9%88-%D8%A7%D8%B3%D8%AD%D8%A7%D9%82-%D8%A7%D9%84%D8%AD%D9%88%D9%8A%29%29-%28English-Subtitles%29

      3. Yang dicontohkan oleh Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم adalah ketika seseorang sholat, maka tangan kanan berada diatas tangan kiri diatas DADA-nya (atau payudara-nya apabila wanita). Adapun caranya adalah dapat telapak tangan sebelah kanan menggenggam:
      a) punggung telapak tangan kiri, jika sholat sendirian atau kondisi jamaa’ah di masjid lenggang
      b) atau pergelangan tangan kiri, jika kondisi jamaa’ah di masjid agak penuh
      c) atau punggung tangan kiri sebelum siku, jika kondisi jamaa’ah di masjid padat/ sesak.

      Hal ini sebagaimana dalam Hadits Riwayat Imaam Ibnu Hudzaimah no: 479, dari Shohabat Waa’il bin Hujr رضي الله عنه, berikut ini:

      صليت مع رسول الله صلى الله عليه وسلم ووضع يده اليمنى على يده اليسرى على صدره

      Artinya:
      Aku sholat bersama Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم dan beliau meletakkan tangan kanannya diatas tangan kirinya DIATAS DADANYA.”

      Juga sebagaimana dalam Hadits Riwayat Imaam Abu Daawud dan Imaam Ahmad, dari Shohabat Waa’il bin Hujr رضي الله عنه berikut ini:

      ثم وضع يده اليمنى على كفه اليسرى والرسغ والساعد

      Artinya:
      “… Kemudian beliau (Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم) meletakkan tangan kanannya diatas punggung telapak tangan kirinya dan atau pada pergelangan tangan kirinya dan atau pada punggung tangan kirinya…”

      Bahkan terdapat dalam riwayat Al Imaam Al Bukhoory no: 740 dari Sahl bin Sa’adرضي الله عنه bahwa beliau رضي الله عنه berkata,

      كَانَ النَّاسُ يُؤْمَرُونَ أَنْ يَضَعَ الرَّجُلُ الْيَدَ الْيُمْنَى عَلَى ذِرَاعِهِ الْيُسْرَى فِي الصَّلاَةِ

      Artinya:
      Adalah orang-orang diperintahkan agar meletakkan tangan kanannya diatas siku tangan kirinya dalam sholat…”

      Adapun meletakkan kedua tangan dibawah dada (di pusar / di pinggang sebelah kiri), maka semua itu adalah Haditsnya LEMAH.

      Demikianlah semoga jelas adanya…. Barokalloohu fiika

  8. Heru Adi permalink
    24 July 2012 11:45 am

    Aslmlkum wr wb.
    Ustadz saya mau tanya, dalam video Sifat Sholat Nabi yang saya utarakan tersebut, bacaan (doa) pada saat duduk diantara dua sujud adalah “Robbigh firli, warhamni, wajburni, warfa’ni wahdinii, wa’aafini, warjuqnii” (HR Abu Daud dll), sedangkan dalam BACAAN SHOLAT (bagian-4) yang Ustadz kaji adalah “Robbigh firlii, warhamnii, wajburnii, warzuqnii, warfa’ni” (HR Ibnu majah dari Abdullah bin ‘Abbas). Itu yang ustadz anjurkan yang mana ya tadz mengingat jawaban ustadz diatas bahwa video itu insyaa Allooh sudah sesuai Sunnah Rosuulullooh Sholalloohu ‘Alaihi Wassallam, saya agak bingung tadz mau pilih yang mana !!

    Yang kedua sama juga tadz tentang sedikit perbedaan bacaan, dalam BACAAN SHOLAT (bagian-5) pada bagian tasyahud akhir, doa mohon perlindungan dari 4 perkara adalah “Alloohumma innaa na’uudzu bika min ‘adzaabi jahannama, wa a’uudzu bika min ‘adzzabil qobri, wa a’uudzu bika min fitnatil masiihid dajjaali, wa a’uudzu bika min fitnal mahyaa wal mamaat” (Hadits Riwayat Imam Muslim, dari ‘Abdullah bin Abbas) sementara dalam video Sifat Sholat Nabi tersebut adalah “Alloohumma innii a’uudzu bika min ‘adzaabi jahannama, wa min ‘adzzabil qobri, wa min fitnatil mahyaa wal mamaat, wamin Syarri Fitnatil masiihid dajjaal” (HR Muslim), jadi susunan sama lafadznya agak berbeda tadz, yang lebih kuat dalilnya yang mana tadz ? Syukron, mohon jawabannya.

  9. 18 August 2012 10:50 am

    Wa ‘alaikumussalaam Warohmatulloohi Wabarokaatuh,

    I. Dzikir antara dua sujud ada beberapa pilihan, antara lain:
    1) Apa yang diriwayatkan oleh Imaam Abu Daawud no: 850 dari Shohabat ‘Abdullooh bin ‘Abbas رضي الله عنه bahwa kata beliau bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم diantara dua sujud membaca, “Alloohummagh firlii warhamnii, wa ‘aafinii, wahdinii, war zuqnii“.
    2) Melalui apa yang diriwayatkan oleh Imaam At Turmudzy no: 284, masih dari ‘Abdullooh bin ‘Abbas رضي الله عنه, dengan lafadz, “Alloohummagh firlii warhamnii, wajburnii, wahdinii, warzuqnii.”
    3) Melalui apa yang diriwayatkan oleh Imaam Ibnu Maajah no: 897, dari Hudzaifah رضي الله عنه, dengan membaca, “Robbighfirlii (2X).”
    4) Melalui apa yang diriwayatkan oleh Imaam Ibnu Maajah lagi no: 906, dari ‘Abdullooh bin ‘Abbas رضي الله عنه, bahwa beliau membaca diantara dua sujud pada sholat malam dengan, “Robbigh firlii warhamnii, wajburnii, warzuqnii, warfa’nii.”

    5) Ada juga Hadits Riwayat Imaam Muslim no: 2697 dari Shohabat Abu Maalik Al Asyja-i ي الله عنهرض dari ayahnya, bahwa seseorang jika masuk Islam maka Nabi صلى الله عليه وسلم mengajarinya sholat, kemudian memerintahkannya untuk berdoa dengan, “Alloohummagh firlii, warhamnii, wahdinii, wa’aafinii, warzuqnii.”

    Jadi jawaban Ustadz bahwa Video Shifat Sholat Nabi sudah sesuai sunnah, itu komentar Ustadz secara umum. Adapun secara detail, maka Ustadz tidak mengamati sampai sedetail apa yang antum temukan, karena Ustadz tidak berposisi sebagai editor. Oleh karena itu sebaiknya ikuti yang langsung lafadznya berasal dari Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم karena pada itulah ibadah kita bertumpu. Dan 5 Hadits diatas adalah yang sudah Ustadz check secara langsung Hadits-Haditsnya, yang kalau mau maka silakan anda pilih salah satunya, atau bisa juga sesaat berdoa dengan salah satu diantaranya lalu dikala lain memakai do’a yang lainnya dari Hadits-Hadits diatas.

    II. Tentang do’a berlindung dari 4 perkara pada Tasyahhud Akhir yang Ustadz sampaikan di BACAAN SHOLAT (bagian-5) pada Blog: “Alloohumma innaa na’uudzu bika min ‘adzaabi jahannama, wa a’uudzu bika min ‘adzzabil qobri, wa a’uudzu bika min fitnatil masiihid dajjaali, wa a’uudzu bika min fitnatil mahyaa wal mamaat” adalah lafadz yang berasal dari Riwayat Imaam Muslim no: 1361, dari shohabat ‘Abdullooh bin ‘Abbas رضي الله عنه; sedangkan lafadz yang ada video Shifat Sholat Nabi sebagaimana yang anda tanyakan adalah juga shohiih diriwayatkan oleh Imaam Muslim dengan no: 1352, dari shohabat Abu Hurairoh رضي الله عنه. Silakan anda pilih salah satunya, atau dapat anda pakai keduanya secara bergantian di waktu yang satu dengan waktu yang lainnya.

    Barokalloohu fiika.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: