AUDIO: Hakekat Makna Bala’
Setiap kita hendaknya menyadari bahwa dunia ini adalah negeri dimana kita diuji. Siapa diantara kita yang merasa beriman, ber-Islam, apalagi berilmu dan bertaqwa maka harus disadari bahwa ujian pun semakin menghadang dan memberat.
Bala’ adalah merupakan takdir Allooh سبحانه وتعالى. Takdir yang baik adalah harus kita syukuri dan yang tidak anggap baik adalah harus kita waspadai dan jauhi serta hindari penyebabnya. Allooh سبحانه وتعالى Maha Berkuasa, jangan mencoba untuk menantangnya. Manusia, suka ataukah tidak, menerima ataukah tidak, statusnya adalah ciptaan dan hamba Allooh سبحانه وتعالى. Siapa yang menerima dengan status ini, dan membuktikan kesetiaannya kepada Allooh سبحانه وتعالى, maka di dunia ia akan barokah dan di akhirat adalah jannah.
Tetapi sebaliknya, siapa yang tidak mau menerima status tersebut, dan membangkang pekerjaan yang harus dikerjakan oleh seorang hamba kepada Allooh سبحانه وتعالى, maka di dunia berhak mendapatkan murka dan petaka, sedangkan di akherat adalah kekal didalam neraka.
Selamat menyimak audio ceramah yang satu ini.
Download:
Assalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh…..
1) Ustadz bagaimana tentang bala’ yang menimpa diri seorang muslim, dan bala’ itu disebabkan oleh akibat perbuatannya melanggar larangan Alloh Subhanahu wa Ta’ala, baik yang bersifat kecil ataupun besar, sehingga hatinya terasa sakit, hampa, galau, resah, tidak damai dan bermacam-macam rasa yang tak enak dan tak sedap sekali?
2) Dan bagaimana resep taubat sebenar-benar taubat, karena ada yang bisa bertaubat dan tidak kumat-kumat; dan ada pula yang nyesel tapi taubatnya itu taubat SAMBEL… sudah tau pedes, nambah lagi….. dan ada pula yang sudah taubat 1-2-3 hari gak kumat; tapi 1 minggu, 2-3 minggu gak kumat eh…. bulan ke-2 kumat lagi.. Bagaimana sikap yang baik, yang sesuai tuntunan Rosulluloh Sholallohu alaihi wassalam dan para Sahabat tentang hal ini?
3) Rasa sedih, sakit, hampa, dan macam-macamnya itu, apakah ini bala’?
4) Dan bagai mana obat untuk ini semua yang ditimbulkan oleh kesalahan si hamba itu sendiri, karena dalam sebuah riwayat, “Setiap dosa yang kita lakukan menimbulkan titik hitam di hati.”
Ustadz apakah jika titik hitam masih ada sampai mati, apakah akan beresiko dibakar di neraka, yang membuat hitam hatinya sendiri, lalu bagaimanakah solusinya….?
Mohon dijelaskan… syukron uztadz…….
Wa ‘alaikumussalaam Warohmatulloohi Wabarokaatuh,
1) Seorang manusia harus tahu bahwa syaithoon itu menjerumuskan. Dan jika manusia sudah terjerumus, bukan memberi solusi tapi dia akan lari dan menganggap usahanya berhasil dalam melaksanakan misinya untuk menyesatkan manusia dari jalan Allooh سبحانه وتعالى.
2) Ma’shiyat adalah pengundang petaka, dalam berbagai sisi kehidupannya, baik hari ini atau esok. Baik di dunia maupun di akherat. Baik menimpa diri sendiri, atau bahkan orang lain terkena dampaknya.
Dan semua itu diawali dari suatu keyakinan yang merekat bahwa Allooh سبحانه وتعالى Maha Berkuasa, dan tidak ada sesuatu apa pun yang akan dapat menghalangi kehendak-Nya.
3) Bertaubat itu selain harus benar prosedurnya, juga harus menghindari pantangannya.
Diantara prosedur yang sangat penting dalam bertaubat adalah:
a) Adanya kesadaran dan pengetahuan bahwa dia telah berbuat ma’shiyat dan dosa
b) Adanya penyesalan yang mendalam bahwa ma’shiyat yang dilakukannya telah menyebabkannya terpojok dan berada dalam keadaan sulit
c) Meninggalkan perkara ma’shiyat yang pernah dilakukannya
d) Mengganti perbuatan ma’shiyat itu dengan perbuatan taat kepada Allooh سبحانه وتعالى
Sedangkan pantangan adalah:
a) Jangan dekati tempat dan jenis atau bahkan orang yang memungkinkan dia kembali terseret dalam ma’shiyat
b) Sibukkan diri pada hal-hal yang pasti bermanfaat disaat teringat untuk kembali mengulangi ma’shiyat, atau sebelumnya.
Barokalloohu fiika