AUDIO: Mati Diatas Apa yang Rosuulullooh Mati Diatasnya
Manusia itu haruslah punya impian (dream). Sebab dari impian itulah terlahir suatu cita-cita. Siapa yang bercita-cita, maka dia harus berjuang mewujudkan cita-citanya. Siapa yang berjuang, maka dia harus siap berkorban.
Demikian pula seorang Muslim yang bertauhid, hendaknya tertancap dalam jiwanya bahwa dia harus menggapai ridho Allooh سبحانه وتعالى, karena jika Allooh سبحانه وتعالى ridho; maka yang akan dia nikmati adalah surga.
Semestinya orang yang demikian, dia punya cita-cita, dia punya garis perjuangan dalam hidupnya, dan dia harus siap berkorban untuk perjuangan.
Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم telah mencontohkan hal itu. Para Shohabat رضي الله عنهم telah mencontohnya dari Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم, karenanya gerak dan perjuangan para Shohabat رضي الله عنهم bukanlah untuk menumpuk harta benda, bukan untuk menikmati kemegahan, bukan untuk berfoya-foya menikmati manisnya dunia, bukan untuk bangga dengan tingginya jabatan dan status.
Justru yang murah, yang mahal, bahkan semua yang mereka miliki, seluruhnya mereka telah korbankan untuk memperjuangkan apa yang mereka cita-citakan dan mereka impikan yaitu di dunia Islam berjaya atau mati dalam keadaan Syahiid dalam meninggikan “Laa Ilaaha Illallooh Muhammadur Rosuulullooh”, lalu mereka merasakan dan menikmati janji Allooh سبحانه وتعالى.
Kini kita kaum Muslimin, apa yang kita impikan? Apa yang kita cita-citakan? Lalu apa yang kita perjuangkan? Dan apa pengorbanan kita menuju kejayaan Islam?
Mereka para pendahulu ummat ini telah berbuat. Buktinya didalam sejarah, yang tak bisa diabaikan, adalah Islam sampai kepada kita melalui mereka.
Apakah kita pernah berfikir bagaimana Islam sampai ke generasi-generasi yang akan datang? Apa yang bisa kita contohkan? Apa yang bisa kita wariskan?
“Matilah diatas apa yang Rosuululloh صلى الله عليه وسلم mati diatasnya”. Simaklah khutbah Jum’at berikut ini.
Download: