Skip to content

TEXT KHUTBAH: Jangan Berpolitik Bertentangan dengan Firman Allooh

18 September 2022

JANGAN BERPOLITIK BERTENTANGAN DENGAN FIRMAN ALLOOH

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.

أَمَّا بَعْدُ؛

فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.

KHUTBAH PERTAMA:

Jama’ah shalat Jum’at yang dirahmati Allooh سبحانه وتعالى, bersyukurlah kita senantiasa kepada Allooh, karena Allooh senantiasa melimpahkan dan menganugerahkan berbagai nikmat-Nya kepada kita sekalian. Bahkan dengan bersyukur, kita berarti berusaha untuk melanggengkan nikmat Allooh itu untuk diri kita sendiri, karena sesungguhnya dengan kufur terhadap nikmat Allooh lah yang justru akan mengancam diri kita, karena Allooh akan mengadzab orang yang kufur nikmat. Na’uudzu billaahi min dzaalik.

Jama’ah yang dirahmati Allooh سبحانه وتعالى, setiap kita tidak boleh lupa bahwa kita hanya diberi tugas yang besar satu saja, yaitu: “mengabdi, beribadah, tunduk dan patuh hanya kepada Allooh سبحانه وتعالى”. Tidak diperintahkan yang lain, kecuali hanya untuk mengabdi dan beribadah kepada Allooh.

Sering lewat di telinga kita firman Allooh Ta’aalaa,

{ وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِیَعۡبُدُونِ }

Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” [QS. Adz-Dzariyat/51: 56]

 Dan Allooh سبحانه وتعالى juga berfirman,

{ وَمَاۤ أُمِرُوۤا۟ إِلَّا لِیَعۡبُدُوا۟ ٱللَّهَ مُخۡلِصِینَ لَهُ ٱلدِّینَ حُنَفَاۤءَ وَیُقِیمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَیُؤۡتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَۚ وَذَٰلِكَ دِینُ ٱلۡقَیِّمَةِ }

Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allooh dengan ikhlas mentaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar).” [QS. Al-Bayyinah/98: 5].

 Oleh karena itu, ternyata kepatuhan kita kepada Allooh itulah yang akan dimintai tanggung jawab dari setiap kita. Jika kita beribadah kepada Allooh, tunduk kepada Allooh, patuh kepada Allooh, maka bolehlah kita berharap untuk bahagia; tetapi manakala menentang Allooh dengan bermaksiat kepada Allooh, kufur kepada Allooh, enggan menjalankan tuntunan Allooh, maka Allooh tidak akan merugi sedikitpun; melainkan kitalah yang akan merugi. Na’uudzu billaahi min dzaalik.

Jama’ah yang dirahmati Allooh سبحانه وتعالى, melalui khutbah yang ringkas kali ini saya ingin menyampaikan tema: “Jangan Berpolitik Bertentangan dengan Firman Allooh”.

Jama’ah yang dirahmati Allooh سبحانه وتعالى, “politik” diantara maknanya adalah: “kebijakan, tindakan atau kewenangan pemerintah/penguasa/yang memegang urusan ummat”. Oleh karena itu, setiap yang namanya “politik” tentunya akan berdampak kepada kebijakan, tindakan dan wewenang yang ada pada orang yang berkuasa tersebut.

Namun apakah sepenuhnya benar pernyataan itu? Ternyata 1430 tahun yang lalu, Allooh سبحانه وتعالى berfirman berkenaan dengan hal tersebut, dengan memberi perintah kepada “orang-orang yang beriman”,yakni: “orang-orang yang tingkatannya lebih tinggi dari sekedar ber-Islam” (– kalau orang yang baru ber-Islam maka belum tentu dia ber-Iman, akan tetapi orang yang ber-Iman maka sudah pasti dia ber-Islam – pent.). Marilah kita dengarkan apa yang diperintahkan oleh Allooh سبحانه وتعالى, lalu marilah kita renungkan apakah tindakan kita/masyarakat di negeri kita sudah sesuai dengan karakter dan sifat orang yang beriman tersebut ataukah belum? Karena yang tergolong “orang-orang yang beriman” itu adalah: “orang-orang yang Iman sudah masuk, terhujam, tertanam kokoh ke dalam hati/sanubari-nya”, sehingga ciri orang-orang ber-Iman tersebut adalah baginya sulit untuk mengubah sikap dari keimanannya kecuali hanyalah: “sami’naa wa atho’naa (kami mendengar dan kami taat)”; dengan kata lain, sikapnya selalu: “kami dengar dan kami taat kepada Allooh سبحانه وتعالى, kami dengar dan kami taat kepada Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم, dan kami dengar dan kami taat pada syari’at-Nya.”

Allooh سبحانه وتعالى berfirman,

{ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوۤا۟ أَطِیعُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِیعُوا۟ ٱلرَّسُولَ وَأُو۟لِی ٱلۡأَمۡرِ مِنكُمۡۖ فَإِن تَنَـٰزَعۡتُمۡ فِی شَیۡءࣲ فَرُدُّوهُ إِلَى ٱللَّهِ وَٱلرَّسُولِ إِن كُنتُمۡ تُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلۡیَوۡمِ ٱلۡـَٔاخِرِۚ ذَٰلِكَ خَیۡرࣱ وَأَحۡسَنُ تَأۡوِیلًا }

Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allooh dan taatilah Rosuul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) diantara kamu (– diantara orang-orang beriman – pent.). Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allooh (Al-Qur`ān) dan kepada Rosuul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allooh dan Hari Kemudian. Yang demikian itu, lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” [QS. An-Nisa’/4: 59]

Kata Allooh سبحانه وتعالى dalam ayat diatas: “Wahai orang yang beriman, taatilah oleh kalian Allooh, Rosuulullooh, dan ‘Ulil Amri minkum (– ‘Ulil Amri yang ia berasal dari kalangan orang-orang yang ber-Iman –)”.

Ketika menjelaskan tentang hal ini, Al-Imam Ibnu Katsiir rohimahullooh menyatakan bahwa ayat ini bertalian dengan perintah Allooh سبحانه وتعالى untuk setiap orang yang beriman agar: 1) Taat kepada‘Ulama’; dan 2) Taat kepada ‘Umaro’; yang mereka itu berasal dari kalangan orang-orang yang ber-Iman, dan karena itulah Allooh سبحانه وتعالى berkata: “Ikuti oleh kalian Kitab Allooh (Al-Qur’an), ambillah oleh kalian sunnah-sunnah Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم, serta mengikuti ‘Ulil Amri dari orang-orang yang ber-Iman yaitu siapa saja dari kalangan ‘Ulama’ dan ‘Umaro’ yang memerintahkan kalian agar kalian taat kepada Allooh dan Rosuul-Nya dan syari’at-Nya serta tidak memerintahkan kalian untuk bermaksiat kepada Allooh, Rosuul-Nya dan syari’at-Nya, karena sesungguhnya tidak ada kewajiban taat kepada siapapun pada saat makhluk itu memerintahkan untuk bermaksiat kepada Allooh سبحانه وتعالى. Karena pada dasarnya, ketaatan kepada ‘Ulil Amri itu hanyalah berlaku dalam perkara yang ma’ruuf yang mereka perintahkan.[1]

Jama’ah yang dirahmati Allooh سبحانه وتعالى, ketika dikatakan oleh Al-Imam Ibnu Katsir rohimahullooh bahwa diantara makna ‘Ulil Amri itu adalah ‘Umaro’ yaitu: “orang-orang yang disebut dengan Amiir” (“orang yang banyak memerintah”, atau kita sebut dengan: “pemerintah/penguasa”); maka ayat ini jelas berbicara tentang perkara “politik”/“siyaasah syar’iyyah”. Oleh karena itu, pesan yang penting dari ayat ini adalah: “Janganlah berpolitik yang bertentangan dengan firman Allooh سبحانه وتعالى !!

Jama’ah yang dirahmati oleh Allooh سبحانه وتعالى, oleh karena itu setiap muslim hendaknya kembali kepada Al-Qur’an; karena Al-Qur’an adalah petunjuk Allooh سبحانه وتعالى yang memberikan kompas bagaimana dan ke arah mana dia harus mengarahkan wajahnya dan hatinya. Dengan mengharap kepada Allooh سبحانه وتعالى, maka manusia akan menjadi selamat dan bahagia secara hakiki; sedangkan kalau ia berpaling dari peringatan itu, maka justru dapat mengancam dirinya dengan kecelakaan dan kebinasaan di dunia maupun di Hari Akhirat kelak.

Jama’ah yang dirahmati Allooh سبحانه وتعالى, dengan demikian setiap diri kita hendaknya takut dan taat kepada Allooh سبحانه وتعالى, Rosuul-Nyaصلى الله عليه وسلم, ‘Ulama/’Umaro’ yang ber-Iman — yang mereka tidak mengajarkan, maupun tidak memerintahkan kepada maksiat; karena jika memerintahkan kepada maksiat, maka kita tidak lagi diperintahkan untuk mentaatinya.

Mudah-mudahan Allooh سبحانه وتعالى senantiasa memberikan taufiq dan hidayah-Nya kepada kita.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ.

KHUTBAH KEDUA:

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.

Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allooh سبحانه وتعالى, di dalam satu hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam al-Bukhoory rohimahullooh dari seorang shohabat bersama Abu Hurairoh رضي الله عنه bahwa beliau mendengar bahwa Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda,

 كَانَت بَنُو إسرَائِيلَ تَسُوسُهُمُ الأَنْبياءُ ، كُلَّما هَلَكَ نبي خَلَفَهُ نبي ، وَإنَّهُ لا نبي بَعدي ، وسَيَكُونُ بَعدي خُلَفَاءُ فَيَكثُرُونَ

Kaum Bani Isro’il itu selalu dipimpin oleh para Nabi, yaitu setiap ada seorang Nabi yang meninggal dunia, maka digantilah oleh Nabi lainnya. Sesungguhnya tiada Nabi lagi sepeninggalku nanti. Akan datanglah sesudahku beberapa Kholiifah -para pengganti-, maka banyaklah jumlah mereka itu.” (HR. Al-Bukhoory no: 3455 dan HR. Muslim no: 1842)

Jama’ah yang dirahmati Allooh سبحانه وتعالى, poin yang ingin saya sampaikan dari Hadits ini adalah bahwa Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم telah menyebutkan tentang perkara “siyaassah” (yang dalam bahasa kita disebut: “politik” / kepemimpinan), dengan demikian ummat itu haruslah ada pemimpinnya, imamnya; dan imamnya adalah para Nabi. Dan para Nabi itu adalah manusia pilihan Allooh سبحانه وتعالى, karena merekalah yang paling tahu tentang Allooh سبحانه وتعالى, merekalah yang paling tahu tentang syari’at Allooh سبحانه وتعالى, serta paling tahu tentang Jalan yang Lurus menuju berhamba pada Allooh سبحانه وتعالى, dan juga tentunya paling tahu tentang apa yang dapat menyebabkan manusia menjadi bahagia – selamat di dunia dan di Akhirat kelak.

Di dalam Al-Islam, seorang pemimpin itu jelas kriterianya; bahwa pemimpin ummat itu hendaknya adalah: orang yang ber-Iman, berilmu, bertaqwa kepada Allooh, berpanutan pada Rosuul-Nya, berpedoman pada syari’at-Nya, dan dia orang yang merasa bertanggung jawab untuk membawa rakyatnya agar selamat dan bahagia di dunia dan di Akhirat.

Mudah-mudahan Allooh سبحانه وتعالى melimpahkan kita hidayah dan taufiq sehingga kita senantiasa berada di atas jalanNya yang lurus.

اللهم صل على محمد وعلى آل محمد، كما صليت على إبراهيم، وعلى آل إبراهيم، إنك حميد مجيد، اللهم بارك على محمد، وعلى آل محمد كما باركت على إبراهيم، وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد .

اللهم اغفر لنا ولوالدينا ولجميع المسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الاحياء منهم والاموات برحمتك يا ارحم الراحمين

اللهم! إني أسألك ‌الهدى ‌والتقى، والعفاف والغنى .

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ ‌كُلِّهِ ‌عَاجِلِهِ ‌وَآجِلِهِ، مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الشَّرِّ ‌كُلِّهِ ‌عَاجِلِهِ ‌وَآجِلِهِ، مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ .

الله إنا تعوذ بك ‌مِنْ ‌جَهْدِ ‌الْبَلَاءِ وَدَرَكِ الشَّقَاءِ وَسُوءِ الْقَضَاءِ وَشَمَاتَةِ الْأَعْدَاءِ .

اللهم انصر الإسلام والمسلمين، وأذل الشرك والمشركين والمنافقين ودمر أعداءك أعداء الدين

اللهم أصلح أحوال المسلمين في كل مكان اللهم ألف بين قلوبهم واهدهم سبل السلام وأخرجهم من الظلمات إلى النور يا ذا الجلال والإكرام

اللهم من أراد الإسلام وأراد المسلمين بسوء فاجعل كيده في نحره واجعل تدبيره تدميره يا سميع الدعاء .

اللَّهُمَّ رَبَّنَا آتِنَا ‌فِي ‌الدُّنْيَا ‌حَسَنَةً ‌وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ .

أقول قولي هذا وأستغفر الله لي ولكم ولسائر المسلمين وأقم الصلاة .


[1] Al-Imaam Ibnu Katsiir رحمه الله ketika menafsirkan QS. An-Nisaa’/4: 59, maka beliau membawakan Hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imaam Ahmad (tercantum dalam Musnad-nya no: 622 dan Syaikh Syuaib Al-Arnaa’uth mengatakan bahwa Sanad Hadits ini Shohiih, sesuai dengan syarat Shohiih Al-Bukhoory dan Shohiih Muslim), dari Shohabat Aali bin Abi Tholib رضي الله عنه, bahwa beliau berkata:

بعث رسول الله صلى الله عليه و سلم سرية واستعمل عليهم رجلا من الأنصار قال فلما خرجوا قال وجد عليهم في شيء فقال قال لهم أليس قد أمركم رسول الله صلى الله عليه و سلم أن تطيعوني قال قالوا بلى قال فقال اجمعوا حطبا ثم دعا بنار فأضرمها فيه ثم قال عزمت عليكم لتدخلنها قال فهم القوم أن يدخلوها قال فقال لهم شاب منهم إنما فررتم إلى رسول الله صلى الله عليه و سلم من النار فلا تعجلوا حتى تلقوا النبي صلى الله عليه و سلم فإن أمركم أن تدخلوها فادخلوا قال فرجعوا إلى النبي صلى الله عليه و سلم فأخبروه فقال لهم لو دخلتموها ما خرجتم منها أبدا إنما الطاعة في المعروف

 “Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم mengutus sepasukan tentara dan menunjuk pemimpinnya seorang dari kalangan Anshor. Dan ketika mereka sudah keluar dan mendapati suatu masalah, pemimpin itu berkata kepada para tentaranya, “Bukankah Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم telah memerintahkan kalian untuk mentaatiku?” Maka para tentara menjawab, “Benar.” Kemudian pemimpin itu berkata, “Kumpulkanlah oleh kalian kayu, kemudian nyalakanlah dia dengan api.” Dan setelah api itu menyala, pemimpin itu kembali berkata, “Aku berazzam terhadap kalian agar kalian memasuki api itu.” Maka terbersitlah dalam hati para tentara untuk memasuki api tersebut. Tiba-tiba ada seorang pemuda dari kalangan tentara itu berkata, “Sesungguhnya kalian lari menuju Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم karena kalian menyelamat-kan diri dari api. Maka janganlah kalian tergesa-gesa sehingga kalian menemui Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم (terlebih dahulu). Jika Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم  memerintahkan kalian untuk memasukinya, maka masukilah api itu oleh kalian.” Maka kembalilah tentara-tentara tersebut pada Nabi صلى الله عليه وسلم dan memberitakan apa yang terjadi. Maka Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم pun bersabda kepada mereka, “Seandainya kalian memasuki api itu, niscaya kalian tidak akan keluar selama-lamanya. Sesungguhnya ketaatan itu hanya dalam perkara yang ma’ruf.”

***** 0O0 *****


Download:
TEXT KHUTBAH JUM’AT: Jangan Berpolitik Bertentangan dengan Firman Allooh

No comments yet

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: