Skip to content

Qunuut Naazilah

15 June 2010

QUNUUT NAAZILAH

Dahulu pada zaman Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم ketika tidak kurang dari 70 orang shohabat penghafal al Qur’an dibunuh oleh orang-orang kafir, Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم melaksanakan Qunuut Naazilah di setiap ba’da ruku’ dalam rokaat terakhir sholat lima waktu, selama sebulan lamanya berturut-turut.

Kini kita dengar dimana-mana di berbagai belahan dunia, saudara-saudara kita menjadi korban pembunuhan akibat kebiadaban orang-orang kafir, yang jumlahnya bisa dipastikan lebih dari 70 orang bahkan kelipatannya.

Rosuulullooh sholalloohu ‘alaihi wassalam bersabda, “Tidaklah beriman seorang dari kalian sehingga dia mencintai saudaranya seperti dia mencintai dirinya sendiri“.

Apa wujud bahwa kita mencintai saudara kita kaum muslimin yang menjadi sasaran tembak orang kafir dimana-mana? Tentu banyak hal yang dapat kita lakukan kalau kita mau, minimal diantaranya adalah sesuatu yang bahkan relatif tidak beresiko, tidak bermodal, bahkan tidak menyita; yakni adalah doa. Karena itu seandainya kita belum dapat mencintai saudara kita dalam bentuk yang lebih berat, maka doa adalah tahapan paling rendah sebagai bagian dari solidaritas terhadap saudara-saudara kita.

Sesungguhnya kalau lah Rosuulullooh  صلى الله عليه وسلم  ada, maka akan Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم instruksikan seluruh kaum muslimin untuk Qunuut Naazilah. Namun, tidak ada yang bisa kita harapkan kecuali dari Allooh سبحانه وتعالى, karenanya berdoalah untuk saudara-saudara kita.

Kalau lah Rosuul صلى الله عليه وسلم  melakukan Qunuut Naazilah dalam sholat 5 waktu berturut-turut selama 1 bulan, yang itu artinya adalah 5 X 30 = 150 kali, padahal yang terbunuh adalah 70 orang; maka berapa kali 150 kalau di zaman ini kaum muslimin yang terbunuh adalah jutaan.

Berikut ini adalah contoh yang patut kita tiru dan kita praktekkan, dia adalah doanya ‘Umar bin Khoththoob رضي الله عنه dalam ber-Qunuut Naazilah, sebagaimana diriwayatkan oleh al Imam Baihaqy dalam kitab “As Sunan Al Kubro” dan al Imam Ibnu Abi Syaibah dalam kitab “Al Mushonnaf” dan menurut syaikh Nasiruddin Al Albaany dalam kitab “Irwaa Ul Gholiil“: sanadnya shoohih.

Oleh karena itu, mulailah menghidupkan doa ini dalam Qunuut Naazilah.

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ يَا اللَّهُ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ الأَحَدُ الصَّمَدُ الَّذِى لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا ، وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ ، وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ ، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ ، وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ ، اللَّهُمَّ الْعَنْ كَفَرَةَ أَهْلِ الْكِتَابِ الَّذِينَ يَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِكَ ، وَيُكُذِّبُونَ رُسُلَكَ ، وَيُقَاتِلُونَ أَوْلِيَاءَكَ اللَّهُمَّ خَالِفْ بَيْنَ كَلِمَتِهِمَ ، وَزَلْزِلْ أَقْدَامَهُمْ ، وَأَنْزِلْ بِهِمْ بَأْسَكَ الَّذِى لاَ تَرُدُّهُ عَنِ الْقَوْمِ الْمُجْرِمِينَ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْتَعِينُكَ وَنَسْتَغْفِرُكَ وَنُثْنِى عَلَيْكَ وَلاَ نَكْفُرُكَ ، وَنَخْلَعُ وَنَتْرُكُ مَنْ يَفْجُرُكَ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ اللَّهُمَّ إِيَّاكَ نَعْبُدُ ، وَلَكَ نُصَلِّى وَنَسْجُدُ ، وَلَكَ نَسْعَى وَنَحْفِدُ ، نَخْشَى عَذَابَكَ الْجَدَّ ، وَنَرْجُو رَحْمَتَكَ ، إِنَّ عَذَابَكَ بِالْكَافِرِينَ مُلْحَقٌ.

( رواه البيهقي في الكبرى : 3269 وقال الألبناي في الإرواء : وهذا إسناد صحيح

(Alloohuma inna nas alluka ya Allooh laa ilaaha Illa antal ahadush shomadul ladzii lam yalid walam yuulad walam yakullahuu kufuwan ahad.

Alloohummaghfir lana walil mu’miniina wal mu’minaati wal muslimiina wal musllimaati wa allif baina quluubihim wa ashlih dzaata bainihim wan shurhum ‘alaa ‘aduwwika wa ‘aduwwihim.

Alloohummal ‘an kafarota ahlil kitaab alladziina yashudduuna ‘an sabiilika wa yukadzdzibuuna rusulaka wayuqootiluuna auliyaa’aka.

Alloohummas khoolif baika kalimatihim wa zalzil aqdaamahum wa anzil bihim ba’sakalladzii laa tarudduhu ‘anil qoumil mijrimiin.

Bismillahirrohmaanirrohiim.

Alloohumma innaa nasta’iinuka wanastaghfiruka wanutsnii ‘alaika walaa nakfuruk wanakhla’u wanatruku man yafjuruk.

Bismillahirrohmaanirrohiim iyyaaka na’bud. Walaka nushollii wa nasjud. Walaka nas’aa wa nahfid. Nakhsyaa ‘adzaabakal jadd wanarjuu rohmataka inna ‘adzaabaha bil kaafiriina mulhaq.)

Artinya:

Ya Allooh sesungguhnya kami memohon kepada-Mu.

Ya Allooh, tidak ada yang berhaq diibadahi dengan sebenarnya kecuali Engkau. Engkau-lah yang Maha Esa, tempat bergantung, yang tidak beranak dan tidak diperanakkan.

Ya Allooh, ampunilah kami dan mu’miniin baik laki-laki maupun perempuan, muslimiin baik laki-laki maupun perempuan. Jinakkan hati-hati diantara mereka, perbaikilah hubungan diantara mereka, tolonglah mereka terhadap musuh-Mu dan musuh mereka.

Ya Allooh, kutuklah orang-orang kafir dari ahlil kitaab, yang mereka telah menghalangi dari jalan-Mu, telah mendustakan para Rosuul-Mu dan memerangi para wali-Mu.

Ya Allooh, cerai beraikan kesepakatan mereka, guncangkan kaki-kaki mereka, turunkan hukuman-Mu terhadap mereka yang hukuman itu tidak akan terhalang bagi orang-orang yang berdosa.

Dengan nama Allooh yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, sesungguhnya kami memohon pertolongan-Mu, memohon ampunan-Mu, memuji-Mu, dan tidak kafir terhadap-Mu.

Kami lepas dan kami tinggalkan orang yang melanggar-Mu.

Dengan nama Allooh yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami hanya mengabdi kepada-Mu, kami hanya kepada-Mu sholat dan sujud, kami hanya kepada-Mu berupaya dan tunduk. Kami takut terhadap adzab-Mu yang dahsyat. Kami berharap kasih sayang-Mu. Sesungguhnya adzab-Mu pasti Engkau timpakan terhadap orang-orang kafir.

No comments yet

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: