Skip to content

Membina Keluarga ditengah Fitnah Multidimensi (Khutbah Nikah)

18 August 2013

MEMBINA KELUARGA DI TENGAH FITNAH MULTI DIMENSI
(disampaikan sebagai Khutbah Nikah)

oleh : Al Ustadz Achmad Rofi’i, Lc. M.M.Pd

Membina Keluarga ditengah Fitnah Multidimensi

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله بركاته

إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونستهديه ونتوب إليه ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيآت أعمالنا من يهدي الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له
أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدا عبده ورسوله الذي لا رسول ولا نبي بعده

وبعد

Setelah kemarin beberapa hari kita baru meninggalkan Romadhoon yang penuh kemuliaan dan kebaikan, yang sudah barang tentu semua itu adalah wujud nikmat Allooh سبحانه وتعالى; pada pagi hari ini kita semua secara bersama-sama akan menyaksikan akad nikah anak kita yang sudah barang tentu merupakan kebahagiaan yang lain, bahkan sejarah berharga yang tidak pernah akan terlupakan sepanjang hayat, baik bagi para orangtua, maupun bagi kedua mempelai.

Hendaknya kita tidak boleh lupa bahwa ini pun adalah nikmat Allooh سبحانه وتعالى, maka marilah kita syukuri nikmat-nikmat Allooh سبحانه وتعالى ini.

Wahai kedua pengantin, pagi hari ini juga in-syaa Allooh kalian akan menjadi suami dan istri, yang sebelum ini kalian bukan suami dan bukan istri.

Sudah barang tentu, ikatan suami istri didalam Islam adalah merupakan tanggung-jawab, disamping disisi lain adalah kesenangan dunia. Oleh karena itu, saya akan pesankan kepada kalian berdua khususnya, dan kepada Hadirin, Hadirot pada umumnya, apa yang harus dicermati, disadari, diwaspadai, dan disikapi sebagaimana mestinya agar keluarga kalian menjadi keluarga yang sakiinah, yang penuh dengan mawaddah, wa rohmah.

Ingatlah oleh kalian berdua bahwa bergabungnya kalian dari yang tadinya tidak saling tahu, tidak saling kenal, kemudian sekarang terjalin cinta dan kasih diantara kalian; semua itu harus didasari oleh karena Allooh سبحانه وتعالى dan mengikuti Sunnah Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم dalam rangka kalian bertolong-tolongan dalam kebajikan dan taqwa agar di dunia kalian meraih dan merasakan bahagia dan keberkahan, tetapi juga kalian senantiasa mendapat ridho Allooh سبحانه وتعالى di dunia maupun di hari akhir nanti.

Sadarilah oleh kalian berdua bahwa hidup di masa sekarang ini, dimana agar menjadi pribadi yang shoolih dan shoolihah, keluarga yang sakiinah, mawaddah, wa rohmah dibawah naungan Sunnah yang istiqoomah, tidaklah seringan mengucapkannya melalui lisan. Tetapi tantangan yang menghadang hendaknya kalian berdua harus sadari.

Selalulah kalian sadar bahwa hidup dan mati adalah Fitnah dan Ujian, sebagaimana Allooh سبحانه وتعالى berfirman:

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ

Artinya:
Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Al Mulk (67) ayat 2)  — [1]

Demikian pula baik dan buruk, adalah sebagaimana Allooh سبحانه وتعالى berfirman:

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ

Artinya:
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan.” (QS. Al Anbiyaa (21) ayat 35)  — [2]

Hari ini dimana kalian hidup, pastilah tidak akan bisa mengingkari adanya kekufuran, kesyirikan, kemunafikan, kema’shiyatan dan kebid’ahan, pola hidup dan ideologi yang sama sekali tidak ada tuntunannya dari Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم; bisa berupa paham, bisa berupa adat kebiasaan, bisa berupa perundangan yang tertulis maupun yang tidak tertulis, belum lagi sekulerisme, kapitalisme, materialisme, liberalisme, hedonisme, konsumerisme dan masih banyak lagi isme-isme lainnya.

Ada setidaknya 5 hal yang kalian berdua camkan baik-baik, dan janganlah dianggap remeh dalam membina keluarga kalian, khususnya; bahkan dalam menyikapi hidup dan kehidupan ini.

1. BANGUNLAH KELUARGA DENGAN TUNTUNAN ‘AQIIDAH YANG MUSTAQIIMAH DAN SYARII’AH YANG SHOHIIHAH

Ya, kita hidup untuk ber-Tauhiid, meng-Esa-kan Allooh سبحانه وتعالى, terutama dalam pengabdian kita diseluruh aspek hidup. Maka dari itu, perhatikanlah apa yang Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم ajarkan kepada ‘Abdullooh bin ‘Abbaas رضي الله عنه yang saat itu masih anak-anak, sebagaimana:

عن ابن عباس قال : كنت خلفت رسول الله صلى الله عليه و سلم يوما فقال يا غلام إني أعلمك كلمات احفظ الله يحفظك احفظ الله تجده تجاهك إذا سألت فاسأل الله وإذا استعنت فاستعن بالله واعلم أن الأمة لو اجتمعت على أن ينفعوك بشيء لم ينفعوك إلا بشيء قد كتبه الله لك ولو اجتمعواعلى أن يضروك بشيء لم يضروك إلا بشيء قد كتبه الله عليك رفعت الأقلام وجفت الصحف

Artinya:
“Dari ‘Abdullooh bin ‘Abbaas رضي الله عنه berkata, “Suatu hari aku berada dibelakang Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم, lalu beliau صلى الله عليه وسلم bersabda, “Wahai anak kecil, sungguh aku akan ajari beberapa kata, ‘Peliharalah Allooh سبحانه وتعالى, niscaya Allooh سبحانه وتعالى memeliharamu. Peliharalah Allooh سبحانه وتعالى, niscaya engkau akan temui dihadapanmu. JIKA ENGKAU MEMINTA, MINTALAH PADA ALLOOH سبحانه وتعالى, jika engkau minta tolong, mintalah pertolongan pada Allooh سبحانه وتعالى. Ketahuilah olehmu bahwa ummat ini, SEANDAINYA MEREKA BERSATU-PADU untuk MEMBERIMU MANFA’AT, niscaya hal itu TIDAK AKAN MAMPU MEREKA LAKUKAN, KECUALI MANFA’AT YANG ALLOOH سبحانه وتعالى telah CATATKAN UNTUKMU. Dan SEANDAINYA MEREKA BERSATU-PADU untuk MENIMPAKAN PADAMU SUATU BAHAYA, niscaya hal itu TIDAK AKAN MENGENAIMU, KECUALI sesuatu YANG TELAH ALLOOH سبحانه وتعالى  CATATKAN TERHADAPMU. Pena telah diangkat, lembaran telah kering’.”

(Hadits Riwayat Al Imaam At Turmudzy)  — [3]

Begitu pula jawaban Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم yang membuat Anas bin Maalik رضي الله عنه terpatri untuk semakin mencintai Allooh سبحانه وتعالى, Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم, dan para shohabatnya رضي الله عنهم, sebagaimana:

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَتَى السَّاعَةُ قَالَ « وَمَا أَعْدَدْتَ لِلسَّاعَةِ ». قَالَ حُبَّ اللَّهِ وَرَسُولِهِ قَالَ « فَإِنَّكَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ ». قَالَ أَنَسٌ فَمَا فَرِحْنَا بَعْدَ الإِسْلاَمِ فَرَحًا أَشَدَّ مِنْ قَوْلِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- « فَإِنَّكَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ ». قَالَ أَنَسٌ فَأَنَا أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ فَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِأَعْمَالِهِمْ

Artinya:
Dari Anas bin Maalik رضي الله عنه, beliau berkata, “Telah datang seseorang kepada Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم lalu bertanya, “Wahai Rosuulullooh, kapan terjadi hari kiamat ?
Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم menjawab, “Apa yang sudah kamu persiapkan untuk menghadapinya ?
Orang itu menjawab, “Cinta pada Allooh dan Rosuul-Nya.”
Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda, “Sungguh engkau akan bersama yang engkau cintai.”
Anas رضي الله عنه berkata, “Tidak ada kebahagiaan yang aku rasakan setelah aku memeluk Islam, selain pernyataan Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم, “Sungguh engkau akan bersama yang engkau cintai.”
Kemudian Anas رضي الله عنه berkata lagi, “Maka aku mencintai Allooh صلى الله عليه وسلم, mencintai Rosuul-Nya صلى الله عليه وسلم, mencintai Abu Bakar dan ‘Umar رضي الله عنهما, dan aku berharap dapat bersama mereka, betapa pun aku tidak beramal seperti amalan mereka.”

(Hadits Riwayat Al Imaam Muslim)  — [4]

Nabi Ibrohiim عليه السلام, sedemikian gelisah sehingga berdo’a kepada Allooh سبحانه وتعالى agar dirinya dan keturunannya dihindarkan dari perkara yang bertolak belakang dengan Tauhiid. Sebagaimana dikisahkan oleh Allooh سبحانه وتعالى dalam firman-Nya berikut ini:

وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعْبُدَ الأَصْنَامَ

Artinya:
“Dan (ingatlah), ketika Ibrohiim berkata, “Ya Robb-ku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku dari menyembah berhala-berhala.” (QS. Ibrohiim (14) ayat 35)  — [5]

Hidup adalah untuk hanya berpasrah diri kepada Allooh سبحانه وتعالى secara lahir maupun batin dan itulah kualitas hidup yang sebenarnya, sebagaimana Allooh سبحانه وتعالى berfirman:

وَمَنْ أَحْسَنُ دِينًا مِّمَّنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لله وَهُوَ مُحْسِنٌ واتَّبَعَ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَاتَّخَذَ اللَّهُ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلاً

Artinya:
Dan siapakah yang lebih baik diin (agama)-nya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allooh, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrohiim yang lurus? Dan Allooh mengambil Ibrohiim menjadi kesayangan-Nya.” (QS. An Nisaa’ (4) ayat 125)  — [6]

Dari nash-nash diatas, jelas dan pasti bahwa Hidup adalah untuk meng-Esakan Allooh سبحانه وتعالى dan patuh pada-Nya sesuai dengan Syari’at-Nya.

Oleh karena itu, bangunlah keluarga kalian berdua sebagaimana Nabi Ibrohiim عليه السلام juga Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم membangunnya.

2. JALINLAH INTENSITAS KOMUNIKASI ANTAR SUAMI ISTRI YANG BERKUALITAS

Allooh سبحانه وتعالى berfirman:

وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ فَإِنْ كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا

Artinya:
Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allooh menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (QS. An Nisaa’ (4) ayat 19)  — [7]

Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda,

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى الله عَليْهِ وسَلَّمَ، قَالَ : خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِي

Artinya:
Dari ‘Abdullooh bin ‘Abbaas رضي الله عنه dari Nabi صلى الله عليه وسلم, bahwa beliau صلى الله عليه وسلم bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik pada keluarganya. Dan aku adalah yang terbaik dari kalian terhadap keluargaku.”

(Hadits Riwayat Al Imaam Ibnu Maajah)   — [8]

Bagaimana keluarga kalian akan terbangun dengan harmonis jika kalian berjauhan, atau jika kalian tidak menjalin komunikasi dengan baik. Hubungan kalian berdua bukanlah sekedar fisik, tetapi yang lebih penting dari itu adalah bahwa jiwa kalian harus menyatu.

Hubungan kalian berdua tidak cukup dengan bilangan, akan tetapi yang lebih penting dari itu adalah KUALITAS.

Maka, jalinlah komunikasi dan komunikasi, agar keluarga kalian terbina dengan baik.

3. KENDALIKANLAH MEDIA YANG DAPAT MEMBENTUK KEPRIBADIAN YANG MENYIMPANG

Sudah saya kemukakan diatas bahwa berkeluarganya kalian adalah dalam rangka bertolong-tolongan dalam kebajikan dan taqwa, sebagaimana firman Allooh سبحانه وتعالى berikut ini:

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

Artinya:
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allooh, sesungguhnya Allooh amat berat siksanya.” (QS. Al Maa’idah (5) ayat 2)  — [9]

Zaman, era, media seperti kita sekarang ini….
Keyakinan, pemikiran, persepsi, paradigma, hingga sikap dan kepribadian sangatlah dipengaruhi secara strategis dan potensial oleh kehadiran media.
Handphone kah,
Televisi kah,
termasuk internet dan dunia maya

Maka dari itu, waspadailah dan kendalikanlah, berpandailah memisah dan memilah serta mengendalikan media tersebut, dan bukan justru menjadi objek dan korban dari media.

4. BERSIHKAN NAFKAH DAN SENANTIASALAH BERDO’A

Perkara pokok yang sangat pokok yang tidak boleh diabaikan adalah nafkah yang dicari dan didapat untuk membina keluarga kalian berdua harus bisa dipastikan kehalalannya. Betapa Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم telah memperingatkan dengan keras, sebagaimana :

عن كعب بن عجرة قال : قال لي رسول الله صلى الله عليه و سلم يا كعب بن عجرة ! إنه لا يربو لحم نبت من سحت إلا كانت النارأولى به

Artinya:
Dari Ka’ab bin ‘Ujroh رضي الله عنه berkata, “Telah bersabda Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم padaku, “Wahai Ka’ab bin ‘Ujroh, sungguh tidaklah tumbuh daging seseorang berasal dari Harom kecuali neraka lebih berhak untuk membakarnya.” (Hadits Riwayat Al Imaam At Turmudzy)  — [10]

Oleh karena itu, sikap sabar, qona’ah, husnudzon kepada Allooh سبحانه وتعالى pada saat mencari dan menggunakan rizqy dan karunia Allooh سبحانه وتعالى mutlak harus selalu ingat bahwa Halal adalah kunci keberkahan dan pintu menuju ridho Allooh سبحانه وتعالى.

Demikian pula do’a yang bermakna permintaan dan permohonan atas seluruh kemauan kalian berdua untuk mewujudkan impian dalam keluarga kalian yang sakinah, mawaddah, wa rohmah.

Berdo’a saat ini sangat kalian perlukan, langsung setelah akad ini. Hendaknya kalian berdua sholat setelah akad nikah nanti.
Mintalah pada Allooh سبحانه وتعالى agar awal keluarga kalian berdua dibawah naungan ridho Allooh سبحانه وتعالى.
Berdo’alah ketika kalian berhubungan suami istri.
Berdo’alah ketika kalian merintis lahirnya generasi yang akan datang yang mestinya sama baiknya, atau bahkan lebih baik dari yang sudah ada.

Ingatlah, Halal dan Do’a jangan dilupa !!!

5. LAKUKANLAH PEMBINAAN GENERASI YANG IMUNITATIF

Kaum Muslimin saat ini sedang menghadapi tantangan dalam mengelola dan mengembangkan generasi muda Muslim yang menjadi dambaan Islam dan kaum Muslimin di masa yang akan datang yang sudah barang tentu sesuai dengan Syari’at Allooh سبحانه وتعالى.

Lagi-lagi ‘AQIIDAH dan TAUHIID adalah norma yang PRIORITAS, ketika kalian menanamkan tumbuhnya generasi dan anak cucu kalian berdua, sebagaimana Allooh سبحانه وتعالى berfirman:

وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

Artinya:
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allooh, sesungguhnya mempersekutukan (Allooh) adalah benar-benar kedzoliman yang besar.” (QS. Luqmaan (31) ayat 13)  — [11]

Hendaknya kalian berdua pandai melakukan imunisasi sejauh mungkin terhadap generasi dan keturunan kalian berdua, agar tidak seperti yang digambarkan Allooh سبحانه وتعالى dalam firman-Nya sebagai berikut:

فَخَلَفَ مِن بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا

Artinya:
Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan sholat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan.” (QS. Maryam (19) ayat 59)   — [12]

Ya’qub عليه السلام adalah pelajaran bagi kalian berdua. Pada saat nyawa dan roh-nya menjelang berpisah dari tubuhnya, yang teringat bukanlah berapa luas tanahnya, berapa Rupiah uangnya, berapa emas yang akan diwariskan kepada si Fulan anak nomor satu, si Fulan nomor dua, dan seterusnya; akan tetapi justru yang menjadi kegundahan dan kegelisahan yang sangat adalah apakah generasi dan anak keturunan kalian berdua berpijak diatas TAUHIID dan pengabdian terhadap Allooh سبحانه وتعالى ataukah tidak.

Perhatikan firman Allooh سبحانه وتعالى berikut ini:

أَمْ كُنتُمْ شُهَدَاء إِذْ حَضَرَ يَعْقُوبَ الْمَوْتُ إِذْ قَالَ لِبَنِيهِ مَا تَعْبُدُونَ مِن بَعْدِي قَالُواْ نَعْبُدُ إِلَهَكَ وَإِلَهَ آبَائِكَ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَقَ إِلَهًا وَاحِدًا وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ

Artinya:
Adakah kamu hadir ketika Ya’qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: “Apa yang kamu sembah (ibadahi) sepeninggalku ?
Mereka menjawab: “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrohiim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan (Allooh) Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya.” (QS. Al Baqoroh (2) ayat 133)   — [13]

Bukan saja anak itu adalah beban akibat merintisnya, mendidiknya, mencari nafkah untuknya; tetapi ingat jika kalian sudah ditimbun tanah, ternyata anak adalah investasi yang tak ternilai harganya. Perhatikan sabda Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم berikut ini:

عن أبي هريرة عن النبي صلى الله عليه وسلم : وقال رسول الله صلى الله عليه و سلم  إن الرجل لترفع درجته في الجنة فيقول أنى هذا ؟ فيقال باستغفار ولدك لك

Artinya:
Dari Abu Hurairoh رضي الله عنه, dari Nabi صلى الله عليه وسلم bahwa beliau صلى الله عليه وسلم bersabda, “Sungguh derajat seseorang diangkat didalam surga, lalu dia berkata, ‘Darimana aku mendapatkan seperti ini ?
Lalu dijawab, “Karena istighfar (permohonan ampun) dari anakmu terhadapmu.”
(Hadits Riwayat Al Imaam Ibnu Maajah)  — [14]

Namun yang tidak boleh hilang dari ingatan kalian berdua, adalah bahwa bagaimana anak keturunan kalian menjadi ber-Tauhiid, menjadi shoolih, menjadi berkualitas, tentu tidak seringan membalik telapak tangan.

Semua itu perlu perjuangan…
perlu pengorbanan…
dan kegigihan…
serta kesabaran…
yang tidak pernah lepas dalam mengarunginya.

Jika, 5 hal diatas kalian ingat dan camkan baik-baik, saya optimis keluarga kalian akan Allooh سبحانه وتعالى berkahi, akan Allooh سبحانه وتعالى beri pada kalian kebahagiaan, sakiinah, mawaddah, wa rohmah, bahkan selamat di dunia dan di akherat. In-syaa Allooh.

Itulah yang saya dapat pesankan untuk kalian berdua khususnya, dan Hadirin, Hadirot umumnya. Dan jangan lupa pesan ini akan berguna pada saat bukan lagi teori yang dicatat oleh tinta emas, tetapi melalui kiprah kalian berdua, melalui perjuangan yang gigih dalam menjalaninya.

Semoga keluarga kalian berdua diberikan oleh Allooh سبحانه وتعالى sakiinah, mawaddah, wa rohmah,
Semoga keluarga kalian dikaruniai keturunan yang shoolih dan shoolihah, mushlih dan mushlihah,
Semoga Allooh سبحانه وتعالى memberi petunjuk selalu pada seluruh sela kehidupan kita semua, dan menyelamatkan dan meridhoi kita semua di dunia dan di akherat nanti.

وبالله التوفيق والهداية والسلام عليكم ورحمة الله بركاته

[1] Al Qur’an dan Terjemahannya, 1277.

[2] Asy Syifa, Al Qur’an dan Terjemahannya, Semarang: Depag, tahun 2000, 1, 706.

[3] At Turmudzy, Sunnan At Turmudzy, Riyaadh: Maktabah Al Ma’aarif, 1, 1417 H, 566-567, no: 2516, Dan beliau berkata, “Hadits ini Hasan Shohiih”, dan dishohiihkan pula oleh Syaikh Nashiruddin Al Albaany.

[4] Muslim An Naisabuury, Shohiih Al Imaam Muslim, Beirut: Daar Ihya Al Kutub Al A’robiyyah, 1, 1412 H / 1991 M, 2032, no: 2639.

[5] Al Qur’an dan Terjemahannya, 552.

[6] Al Qur’an dan Terjemahannya, 208.

[7] Al Qur’an dan Terjemahannya, 172.

[8] Ibnu Maajah, Sunnah Ibnu Maajah, Beirut: Daar Ihya Al Kutub Al A’robiyyah, 636, no: 1977, dishohiihkan oleh Syaikh Nashiruddin Al Albaany dalam Shohiih Sunnan Ibnu Maajah no: 1608.

[9] Al Qur’an dan Terjemahannya, 226.

[10] At Turmudzy, Sunnan At Turmudzy, Riyaadh: Maktabah Al Ma’aarif, 1, 1417, 155, no: 614, dan dishohiihkan oleh Syaikh Nashiruddin Al Albaany

[11] Al Qur’an dan Terjemahannya, 911.

[12] Al Qur’an dan Terjemahannya, 665.

[13] Al Qur’an dan Terjemahannya, 44.

[14] Ibnu Maajah, Sunnah Ibnu Maajah, Beirut: Daar Ihya Al Kutub Al A’robiyyah, 1207, no: 3660, dihasankan oleh Syaikh Nashiruddin Al Albaany dalam Shohiih Sunnan Ibnu Maajah no: 3650.

—– oOo —–

Silakan download PDFMembina Keluarga ditengah Fitnah Multidimensi FNL

10 Comments leave one →
  1. suripto permalink
    27 October 2013 10:29 am

    Assalamu alaikum ustadz. izin download materi ini.
    Mudah-mudahan ustadz diberi kelapangan rezki, kesehatan dan perlindingan dari Allah swt. Aaamiin

    • 27 October 2013 11:59 am

      Wa ‘alaikumussalaam Warohmatulloohi Wabarokaatuh,
      Silakan saja ya akhi… semoga menjadi ilmu yang bermanfaat.. Barokalloohu fiika.

  2. Masrudi permalink
    22 November 2013 11:51 pm

    Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh,
    Pa Ustadz, mohon izin mengambil manfaat khutbah nikah yang antum posting ini.
    Mudah-mudahan jadi jariyah yang pahalanya terus mengalir untuk kita semua.

    Jazakallah khair.

    • 23 November 2013 6:58 am

      Wa ‘alaikumussalaam Warohmatulloohi Wabarokaatuh,
      Silakan saja ya akhi… Mudah-mudahan menjadi ilmu yang bermanfaat…. Barokalloohu fiika.

  3. ibnu salim permalink
    20 December 2013 1:27 pm

    Assalamu’alaikum wa rohmatullaahi wa barokaatuh,
    afwaan ustadz, perkenankan untuk mengambil dan mensharing khutbah nikah ini. Semoga menjadi keberkahan yang makin meluas dan melimpah, aamiin
    jazaakallah khoir

    • 21 December 2013 6:10 pm

      Wa ‘alaikumussalaam Warohmatulloohi Wabarokaatuh,
      Silakan saja ya akhi… semoga menjadi ilmu yang bermanfaat… Barokalloohu fiika

      • supriuadi permalink
        1 February 2014 10:26 am

        Assalamualaikum wr. wb…
        Saya ingin mengambil khutbah nikah ini, semoga bermanfaat dan selala mendapat ridha Allah SWT…

      • 4 February 2014 7:24 am

        Wa ‘alaikumussalaam Warohmatulloohi Wabarokaatuh,
        Silakan saja ya akhi… Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat… Barokalloohu fiika

  4. 18 June 2014 11:50 am

    Assalamu’alaikum. ustadz, saya ijin untuk membacakannya di acara pernikakan

    • 20 June 2014 7:31 am

      Wa ‘alaikumussalaam Warohmatulloohi Wabarokaatuh,
      Silakan saja ya akhi… Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat… Barokalloohu fiika

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: