Skip to content

Do’a Ketika Melihat Hilaal

9 August 2010

DO’A KETIKA MELIHAT HILAAL

Oleh: Ustadz Achmad Rofi’i, Lc.


بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Muslimin dan muslimat yang dirahmati Allooh سبحانه وتعالى,

Sebagai pengikut setia Muhammad Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم dalam memulai dan mengakhiri bulan Romadhoon maka hendaknya kita puas dengan apa yang diputuskan oleh Allooh سبحانه وتعالى berkenaan dengan Ru’yah Hilaal (Melihat Bulan) dan hendaknya tidak menjadikan hasil upaya manusia yang belum pasti dan belum tentu, sebagai dasar untuk menentukan kapan shoum dan kapan Iedul Fithri.

Beberapa dalil berikut ini adalah merupakan bukti nyata bahwa perintah shoum terkait erat dan tidak dapat dipisahkan dari Hilaal yang ditampakkan Allooh سبحانه وتعالى di awal maupun di akhir bulan Romadhoon. Allooh berfirman dalam QS Al Baqoroh ayat 185:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ (185

2.185. (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Romadhoon, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allooh menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.

Imaam An Nawawi رحمه الله dalam Syarah Shohiih Muslim yang beliau tulis, mengatakan:

قال الإمام النووي في شرحه لصحيح مسلم : باب وجوب صوم رمضان لرؤية الهلال والفطر لرؤية الهلال وأنه إذا غم في أوله أو آخره أكملت عدة الشهر ثلاثين يوما .

قوله – صلى الله عليه وسلم -: « لا تصوموا حتى تروا الهلال ولا تفطروا حتى تروه فإن أغمي عليكم فاقدروا له » وفي رواية: « فاقدروا له ثلاثين » وفي رواية: « إذا رأيتم الهلال فصوموا وإذا رأيتموه فأفطروا فإن غم عليكم فاقدروا له »وفي رواية: « فإن غم عليكم فصوموا ثلاثين يوما » وفي رواية: « فإن غمي عليكم فأكملوا العدد » وفي رواية: « فإن غمي عليكم الشهر فعدوا ثلاثين » وفي رواية: « فإن أغمي عليكم فعدوا ثلاثين ». هذه الروايات كلها في الكتاب على هذا الترتيب . وفي رواية للبخاري : « فإن غبي عليكم فأكملوا عدة شعبان ثلاثين »

Berkata Imaam Nawawy dalam syarah shohiih Muslim :

“ Perkataan Imam Muslim, ‘Bab Wajibnya Shoum Romadhoon karena Melihat Bulan dan ber-Iedul Fithri karena Melihat Bulan dan bahwa jika tertutup oleh awan pada awal atau akhirnya maka hitungan bulan disempurnakan menjadi 30 hari’.

 

Sabda Rosuul yang artinya:

1) ‘Jangan kalian shoum sehingga kalian melihat Hilaal dan jangan kalian berbuka sehingga kalian melihat Hilaal, dan jika pandangan kalian terhalang oleh awan maka tentukanlah oleh kalian.”

2) Maka tentukanlah menjadi 30 hari

3) dalam riwayat lain: ‘Jika kalian melihat Bulan, maka shoumlah. Dan jika kalian melihat Bulan maka ber-Iedul Fithri lah. Jika pandangan kalian terhalang, maka tentukanlah.’

4) dalam riwayat lain: ‘Jika pandangan kalian terhalang awan, maka shoumlah 30 hari.’

5) dalam riwayat lain: ‘Jika pandangan kalian terhalang oleh awan, maka sempurnakanlah bilangan Bulan.’

6) dalam riwayat lain: ‘Jika pandangan kalian terhalang oleh awan, maka sempurnakanlah bilangan Bulan 30 hari.’

7) dalam riwayat lain: ‘Jika pandangan kalian terhalang oleh awan, maka hitunglah bulan 30 hari.’

Demikianlah riwayat-riwayat ini terdapat dalam kitab Shohiih Muslim dan

8] Dalam riwayat Imaam Bukhoory: ‘Jika pandangan kalian terhalang oleh awan, maka sempurnakanlah bilangan Sya’ban 30 hari’

Berdasarkan pada sekian banyak redaksi Hadits yang diriwayatkan oleh baik Al Imaam Muslim رحمه الله maupun Al Imaam Al Bukhoory رحمه الله diatas ditambah dengan beberapa hadits lain dari sumber-sumber lain , dapatlah difahami dengan mudah oleh kita sekalian bahwa perintah shoum dan larangan shoum dibulan Romadhoon sangat terkait dengan penglihatan terhadap Bulan (Hilaal). Dan inilah yang harus kita ikuti. Sementara, hisab falaki boleh saja kita pakai, asalkan selaras dan tidak bertentangan dengan keputusan Allooh سبحانه وتعالى melalui munculnya bulan diawal atau di akhir Romadhoon.

Pada mulanya pengertian dari Melihat Bulan itu adalah “Melihat Bulan dengan Mata Telanjang”, betapa pun bersamaan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, banyak kaum muslimin yang melihat bulan menggunakan alat teropong sebagai pengintai bulan dari jarak jauh. Hal ini memang dibolehkan sebagaimana difatwakan oleh banyak para ‘Ulama Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dan Mufti, dengan harapan dapat membantu ke-akuratan penglihatan mata.

Apabila telah sampai pada kita suatu pengetahuan tentang terlihatnya bulan baik di awal maupun di akhir Romadhoon, baik langsung kita sendiri yang melihatnya atau pun berita dari fihak lain, maka Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم mencontohkan kepada kita untuk berdo’a. Ada pun do’a yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Dari Tholhah bi ‘Ubaidillaah رضي الله عنه, bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم apabila melihat bulan di awal bulan, beliau صلى الله عليه وسلم berdo’a seraya berkata: “Alloohumma ahillaahu ‘alainaa bil yumni wal iimaani was salaamati wal islaami, Robbi wa Robbuka Allooh

عن طلحة بن عبيد الله : أن النبي صلى الله عليه و سلم كان إذا رأى الهلال قال اللهم أهله علينا باليمن والإيمان والسلامة والإسلام ربي وربك الله

Ya Allooh perjalankanlah bulan ini kepada kami dengan penuh kebajikan, imaan, selamat dan islam. Robb-ku dan Robb-mu (bulan) adalah Allooh.”  (Hadits Riwayat Imaam At Turmudzy no: 3451, dishohiihkan oleh Syaikh Nashiruddin al Albaany)

Semoga Allooh menganugrahkan kepada kita sekalian Romadhoon ini dengan utuh dan sempurna untuk mengabdi, berhamba dan taat kepada Allooh سبحانه وتعالى dan,

Semoga Allooh limpahkan kepada kita sekalian, kebajikan, pahala yang berlipat untuk kebaikan kita di akherat.

Semoga Allooh sempurnakan kekurangan kita,

Semoga Allooh hapus kesalahan kita,

Semoga Allooh ampuni dosa-dosa kita,

Semoga Allooh karuniakan kebaikan dan barokah di malam Lailatul Qodar, malam yang lebih baik dari 1000 bulan,

Semoga Allooh kembalikan kita di akhir Romadhoon nanti bagaikan bayi yang baru lahir dari rahim ibunya dengan tanpa dosa dan kesalahan.

Aamiiin

 

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Jakarta, Senin siang, 28 Sya’ban 1431 H – 9 Agustus 2010 M

—–0O0—–

Silakan download PDF : Doa Lihat Hilal FNL

4 Comments leave one →
  1. nurma permalink
    10 August 2010 8:47 pm

    subhanallah..sangat menyentuh hatiku…..semoga aku di beri umur panjang agar selalu bertemu bulan ramadhan. Ilmu ini sangat bermanfaat bagi ana yang masih awam. bolehkah ana mengkopy doa awal bulan…Izin copy doanya yaa…

    • 11 August 2010 9:10 am

      Alhamdulillah, semoga bermanfaat. Silakan saja mencopy dan menyebarkannya, selama menjaga keotentikan naskahnya

  2. taufik permalink
    29 July 2011 2:45 pm

    Assalamualaikum Ust, saya minta informasi tentang sholat tarawih yg dilakukan oleh Rosul dan para sahabat. berapa rakaat dan apakah diantara rakaat ada bacaan sholawat yg dilakukan oleh bilal dan apakah ada doa bersama yg dilakukan oleh imam setelah sholat tarawih n witir. terimakasih atas bantuannya Jazakallah

    • 5 August 2011 10:30 am

      Wa ‘alaikumussalaam Warohmatulloohi Wabarokaatuh,
      1) Yang dicontohkan oleh Rosuulullooh Sholalloohu ‘Alaihi Wassallam, sebagaimana diriwayatkan oleh istrinya sendiri yakni ‘Aa’isyah Rhodiyalloohu ‘anha, dan Hadits serta Riwayatnya shohiih adalah bahwa Rosuulullooh Sholalloohu ‘Alaihi Wassallam SHOLAT MALAM HANYA DENGAN 11 ROKA’AT, BAIK DI BULAN ROMADHON ATAUPUN DILUAR BULAN ROMADHON.
      2) Penambahan adanya do’a, dzikir atau sholawat yang ada diantara sholat ke sholat atau juga termasuk dzikir berjamaa’ah sesudah selesai sholat; maka semua itu dapat dijamin TIDAK ADA RIWAYAT YANG SHOHIIH bahwa Rosuulullooh Sholalloohu ‘Alaihi Wassallam mengamalkannya ataupun mencontohkannya. Oleh karena itu hendaknya kita tidak ikut-ikutan…. Barokalloohu fiika

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: